BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Anatomi Fisiologi
yang terletak tinggi pada dinding posterior abdomen, berjumlah sebanyak dua
buah dimana masing-masing terletak dikanan dan kiri columna vertebralis (Snell,
masing disisi kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra torakal 12
sampai vertebra lumbal tiga. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dari pada
ginjal kiri karena besarnya lobus hati kanan (Moore & Anne, 2012).
8
9
Pada struktur luar ginjal didapati kapsul fibrosa yang keras dan berfungsi
untuk melindungi struktur bagian dalam yang rapuh (Guyton & Hall, 2008). Pada
tepi medial masing-masing ginjal yang cekung terdapat celah vertikal yang
dikenal sebagai hilum renale yaitu tempat arteri renalis masuk dan vena renalis
Ginjal dibagi dua dari atas ke bawah, dua daerah utama yang dapat
digambarkan yaitu korteks dibagian luar dan medulla dibagian dalam (Guyton &
Hall, 2008). Masing-masing ginjal terdiri dari 1–4 juta nefron yang merupakan
satuan fungsional ginjal, nefron terdiri atas korpuskulum renal, tubulus kontortus
proksimal, ansa henle dan tubulus kontortus distal (Junqueira & Carneriro, 2007).
yang dikelilingi oleh kapsula epitel berdinding ganda yang disebut kapsula
bowman. Lapisan viseralis atau lapisan dalam kapsula ini meliputi glomerulus,
sedangkan lapisan luar yang membentuk batas korpuskulum renal disebut lapisan
parietal. Di antara kedua lapisan kapsula bowman terdapat ruang urinarius yang
menampung cairan yang disaring melalui dinding kapiler dan lapisan viseral
kontortus proksimal, tubulus ini terletak pada korteks yang kemudian turun ke
dalam medula dan menjadi ansa henle. Ansa henle terdiri atas beberapa segmen,
antara lain segmen desenden tebal tubulus kontortus proksimal, segmen asenden
dan desenden tipis, dan segmen tebal tubulus kontortus distal (Eroschenko, 2010).
9
10
intervertebralis vertebra lumbal satu dan vertebra lumbal dua (Moore & Anne,
2012). Arteri renalis memasuki ginjal melalui hilum dan kemudian bercabang
aferen yang menuju ke kapiler glomelurus (Guyton & Hall, 2008). Sistem vena
pada ginjal berjalan paralel dengan sistem arteriol dan membentuk vena
interlobularis, vena arkuata, vena interlobaris dan vena renalis (Guyton & Hall,
2008). Persarafan ginjal berasal dari pleksus renalis dari serabut simpatis dan
a.Pengertian
Anemia merupakan manesfestasi klinis penurunan sirkulasi masa sel
hemoglobin >13,5 g/dl pada pria dan pada wanita <12,0 g/dl. Pada pasien
10
11
yang disebut eritropoietin (EPO) yang akan menuju sumsum tulang merah
2010)
Eritropoeitin di produksi pada bagian sel endothelial kapiler peritubular
Hypoxia inducible factor (HIF) dihambat jika ada penurunan oksigen yang
penurunan kadar hemoglobin (Druce et al, 2006). Hal-hal lain yang ikut
oleh subtensi uremik, dan proses inflamasi akut maupun kronis (Suwitra,
11
12
Wilson, 2000).
2). Pemendekan masa hidup sel darah merah
Faktor-faktor penyebab lain pada pasien gagal ginjal kronis adalah
menurunnya rentang hidup sel darah merah dari normal 120 hari menjadi
kelangsungan hidup sel darah merah (Lerma, Nissenson dan Allen, 2012).
3). Defisiensi besi
Anemia defisiensi besi pada pasien gagal ginjal kronis terutama
12
13
Shanhinfar, 2008).
5). Perdarahan Gastrointestinal (GI) bagian bawah
Anemia yang terjadi karena perdarahan gastrointestinal (GI) bagian
13
14
(ml/mnt)
I Kerusakan Ginjal dengan LGF Normal >90
II Kerusakan Ginjal dengan Penurunan 60-89
LGF Ringan
III Penurunan LGF Sedang 30-59
disebabkan hanya karena gagal ginjal tanpa faktor lain yang memperberat
14
15
yang tidak adekuat pada pasien uremia. Terdapat toksin-toksin uremia yang
menekan proses ertropoesis yang dapat dilihat pada proses hematologi pada
biasanya meningkat dan produksi sel darah merah yang diukur dengan
serum.
Substansi yang menghambat eritropoesis ini antara lain poliamin,
serumnya meningkat pada gagal ginjal kronik yang tidak hanya memberi
15
16
sekunder, tetapi hal ini masih kontroversi jika dikatakan bahwa PTH
pada pasien uremia, peneliti lain mengatakan tidak ada hubungan antara
kadar PTH dengan derajat anemia pada pasien uremia. Walaupun efek
final, akibat yang lain dari peningkatan PTH seperti fibrosis sumsum
tulang dan penurunan masa hidup eritrosit ikut bertanggung jawab dalam
folat bisa bersamaan dengan uremia, dan bila pasien mendapatkan terapi
hemodialisis, maka vitamin yang larut dalam air akan hilang melalui
16
17
karena kehilangan darah dan absorbsi saluran cerna yang buruk (antasida
per tahun. Normalnya, kita kehilangan besi 1-2 mg per hari, sehingga
ginjal kronik. Masa hidup eritrosit pada pasien gagal ginjal hanya sekitar
kelainan lingkungan kimia plasma dan bukan karena cacat pada sel darah
itu sendiri. Hemolisis pada gagal ginjal terminal adalah derajat sedang.
memendek, ketika sel darah merah dari pasien dengan gagal ginjal
17
18
normal. Efek faktor yang terkandung pada uremic plasma pada Na-ATPase
membran dan enzim dari Pentosa phospat shunt pada eritrosit diperkirakan
menjadi semakin parah apabila oksidan dari luar masuk melalui dialisat
merah yang hidup pada uremia, sejak PTH yang utuh atau normal terminal
dari prosedur dialisis atau dari interinsik imunologi dan kelainan eritrosit.
18
19
merah yang hidup, bahkan terjadi hemolisis. Filter karbon bebas kloramin
yang tidak adekuat akibat saturasi filter dan ukuran filter yang tidak
reumatologi, penyakit hati kronis dapat mengurangi sel darah merah yang
hidup sebanyak 75% pada pasien dengan gagal ginjal terminal. Ada
hemolisis seperti kelebihan besi pada darah, Zn, dan formaldehid, atau
mikrositik yang kadar feritin serumnya meningkat atau normal pada pasien
19
20
dimengerti tetapi terdapat bukti yang kuat yang menyatakan bahwa efek
terganggunya sirkulasi besi antara prekursor sel darah merah pada sumsum
tulang.
Dengan melihat nilai protein fase akut saat mulai meningkat dan kadar
cadangan besi dalam tubuh pada saat terjadi kerusakan sel tubuh. Feritin
proses metabolisme zat besi saat pembentukan hemoglobin dari sel darah
merah senescent. Proses inflamasi dan infeksi akut akan memicu blokade
pelepasan zat besi sehingga akan menurunkan kadar zat besi serum.
20
21
dengan penyakit ginjal kronik dan lebih dari 40-70% pasien dengan
drastis. Hal ini disebabkan oleh pengrusakan eritrosit yang meningkat oleh
21
22
TNF-α dan IL-1 pada eritropoesis dapat diatasi dengan pemberian dosis
dkk melaporkan bahwa albumin serum yang rendah dan kadar CRP yang
(asites, hepatosplenomegali)
f. Manifestasi Klinis
Menurut Penderita gagal ginjal kronik akan menunjukkan beberapa tanda
dan gejala sesuai dengan tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari
22
23
dan usia penderita. Penyakit ini akan menimbulkan gangguan pada berbagai
pulmonal, perikarditis.
b). Manifestasi dermatologis Kulit pasien berubah menjadi putih seakan-akan
kering dan bersisik. Rambut menjadi rapuh dan berubah warna. Pada
23
24
secara IV pada pasien HD. Bila saturasi besi < 30% dan feritin < 500
secara SC di anjurkan karena massa paruh lebih Panjang dan dosis yang
maupun setelahnya
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar pertama atau langkah awal dari proses
berikut :
1) Riwayat keperawatan
a) Identitas Pasien
24
25
umur, berat badan, jenis kelamin, alamat rumah, suku bangsa, agama,
kabur
c) Riwayat penyakit sekarang meliputi lamanya keluhan, masing-
yang pernah diderita oleh orang tua. Apakah dalam keluarga pernah
sakit.
e) Psikososial dan Spiritual
Psikososial dan Spiritual yang ditanyakan meliputi tugas
Pola eliminasi gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (infeksi,
2) Pemeriksaan fisik
25
26
dan natrium.
2) Pola nafas tidak efektif b.d penurunan haluan urin, retensi cairan dan
natrium.
26
27
invasive.
7) Perfusi jaringan renal tidak efektif b.d gangguan afinitas Hb oksigen,
27