TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan definisi ketahanan pangan dari FAO (1996) dan UU RI No. 7 tahun
1996, yang mengadopsi definisi dari FAO, ada 4 faktor yang mempengaruhi
cukup aman dan bergizi untuk semua orang baik yang berasal dari produksi
sendiri, impor, cadangn pangan maupun bantuan pangan. Ketersedian pangan ini
yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat (Hanani, 2012).
Pangan meliputi produk serealia, karena porsi utama dari kebutuhan kalori harian
berasal dari sumber pangan karbohidrat, yaitu sekitar separuh dari kebutuhan
energi per orang per hari. Maka yang digunakan dalam analisis kecukupan pangan
yaitu karbohidrat yang bersumber dari produksi pangan pokok serealia yaitu padi,
jagung dan umbi-umbian (ubi kayu dan ubi jalar) yang digunakan untuk
Pangan yang digunakan dalam analisa kecukupan pangan yaitu karbohidrat yang
1. Padi : Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk famili tumbuhan gramineane
padi memiliki sifat merumpun, yang dalam waktu singkat bibit padi yang
2. Jagung : Jagung termasuk tanaman berumah satu dengan bunga betina terletak
pada infloresen yang berbeda dengan bungan jantannya, tetapi masih berada
dalam satu tanaman. Bunga jantan tersusun dalam bulir rapat yang terletak
pada ujung batang dan dinamakan malai atau tessel. Bunga betinanya terletak
pada ketiak daun dan berbentuk tongkol. Biasanya bunga betina terletak pada
buku keenam atau kedelapan dari atas dan terus pada setiap buku dibawahnya.
Tanaman jagung bersifat protandri, yaitu bunga jantan umumnya tumbuh 1-2
hari sebelum munculnya rambut pada bunga betina. Bunga betinanya meliputi,
pertumbuhan ada pada pucuk batang, mengakibatkan tongkol yang paling atas
berkembang lebih besar dari pada yang di bawah dan terjadi kompetisi antar
umumnya berwarna hijau dan setelah tua menjadi keputih-putihan, kelabu, atau
hijau kelabu. Batang berlobang, berisi empulur bewarna putih, lunak, denga
struktur seperti gabus. Susunan daun singkong berurat, menjari dengan cangap
5-9 helai daun singkong, terutama yang masih muda mengandung racun
menetralisir rasa pahit sayuran lain, misalnya daun pepaya dan kenikir. Bunga
biasanya bulat memanjang, terdiri atas kulit luar tipis (ari) bewarna kecoklat-
coklatan (kering), kulit dalam agak tebal bewarna keputih-putihan (basah) dan
4. Ubi jalar : Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis
dengan kadar gizi (karbohidrat0 yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi
salah satu sumber makanan pokok yang penting di Asia. Selain dimanfaatkan
umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang
Kebijakan ketersedian pangan adalah suatu hal yang ditetapkan dan diberlakuakan
Karena ketersedian pangan merupakan hal yang vital pada menyangkut kehidupan
berusaha untuk mencukupi kebutuhan pangan baik secara langsung maupun tidak
rentan pangan dan gizi buruk mempunyai arti politis negatif bagi penguasa.
yang jauh dari memadai. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di Indonesia
menjadi tantangan lain yang perlu dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan pangan
(FSVA, 2009).
ini diasumsikan untuk mengukur tingkat konsumsi serealia penduduk dan tingkat
ketersediaan netto pangan serealia per kapita per hari adalah merupakan petunjuk
harus dikonsumsi oleh seseorang per hari untuk memperoleh kilo kalori energi
50% dari kebutuhan total kalori berasal dari serealia. Standar kebutuhan kalori per
hari per kapita adalah 2.000 Kkal, dan untuk mencapai 50% kebutuhan kalori dan
serealia dan umbi-umbian (menurut angka pola pangan harapan), maka seseorang
harus mengkonsumsi kurang lebih 300 gram serealia per hari. Oleh sebab itu
dalam analisisi ini, kita memakai 300 gram sebagai nilai konsumsi normatif
data rata-rata produksi tiga tahunan untuk komoditas padi, jagung, ubi kayu dan
ubi jalar karena sumber energi utamadari asupan energi makanan berasal dari
bahwa hampir 50% dari kebuthan total kalori berasal dari tanaman serealia. Data
rata-rata bersih dari komoditi padi, jagung, ubi kayu, dan ubi jalar dihitung dengan
Untuk produksi bersih rata-rata ubi kayu dan ubi jalar agar setara dengan beras,
maka harus dikalikan dengan 1/3 (1 kg beras atau jagung ekivalen dengan 3 kg
ubi kayu dan ubi jalar dalam hal nilai kalori). Kemudian dihitung total produksi
serealia yang layak dikonsumsi. Ketersediaan bersih serealia per kapita dihitung
Data bersih serealia dari perdagangan dan impor tidak diperhitungkan karena data
dihitung konsumsi normatif per kapita terhadap rasio produksi (World food
programe, 2009).
pangan anggotanya dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat dan mampu
“Harus diterima oleh budaya setempat (acceptable with given culture)”. Hal
lain dinyatakan Hasan (1995) bahwa ketahanan pangan sampai pada tingkat
rumah tangga antara lain tercermin oleh tersedianya pangan yang cukup dan
merata pada setiap waktu dan terjangkau oleh masyarakat baik fisik maupun
bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutu, aman, merata, dan terjangkau. Hal itu diperkuat
terjadi dan berlangsung secara terus menerus yang biasa disebabkan oleh
rendahnya daya beli dan rendahnya kualitas sumberdaya dan sering terjadi di
disebabkan oleh antara lain: bencana alam, kegagalan produksi dan kenaikan
kepada mereka yang memiliki risiko tidak mempunyai akses untuk memperoleh
pangan dari FAO (1996) dan UU RI No. 7 tahun 1996, yang mengadopsi definisi
penduduk dengan garis kemiskinan atau jumlah rupiah untuk konsumsi orang
indikator kemiskinan.
air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman
dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi
dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan
a) Kemiskinan absolut
kebutuhan yang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar
b) Kemiskinan relatif
Kemiskinan dilihat dari aspek ketimpangan sosial, karena ada orang yang sudah
maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan
manusianya, (4) perbedaan peranan sektor swasta dan negara, (5) perbedaan
dan politik negara lain dan (7) perbedaan pembagian kekuasaan, struktur
dan sekaligus akibat yang saling terkait pada kemiskinan. Pertama, prasarana
jumlah penduduk buta huruf dan tidak memiliki ketrampilan ataupun keahlian.
Ciri kedua, sarana kesehatan dan pola konsumsi buruk sehingga hanya
sebahagian kecil penduduk yang bisa menjadi tenaga kerja produktif dan yang
2.2.3 Pangan
dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan
Pangan sebagai bagian dari hak azasimanusia (HAM) mengandung arti bahwa
konsumsi riil penduduk (Sawit dan Ariani, 1997; Erwidodo dkk, 1999; Ariani
dkk, 2000). Terjadinya krisis ekonomi sejak pertengahan 1997 berdampak pada
perubahan pola konsumsi pangan penduduk. Hasil kajian Ariani dkk (2000)
menunjukkan bahwa secara nasional krisis ekonomi antara lain berdampak pada
rumah tangga defisit energi dan protein, perubahan tersebut terjadi pada semua
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia
pokok bagi setiap individu, sehingga wajib bagi setiap individu untuk
tingkat rumah tangga berarti mampu memperoleh pangan yang cukup jumlah,
tidak dapat menjamin bahwa semua orang (keluarga) memperoleh makanan yang
dibutuhkannya.
Pangan dan gizi terkait sangat erat dengan upaya peningkatan sumberdaya
dari masalah pangan dan gizi, karena selain ketersediaan, juga perlu diperhatikan
aspek pola konsumsi atau keseimbangan kontribusi di antara jenis pangan yang
panjang kekurangan konsumsi pangan dari sisi jumlah dan kualitas (terutama pada
anak balita) akan berpengaruh terhadap kualitas SDM. Dalam hal ini, kecukupan
energi dan protein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi
Lebih lanjut Irawan (2002) menuatakan bahwa derajat ketahanan pangan rumah
tangga secara sederhana dapat ditentukan dengan mengevaluasi asupan energi dan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air (Clarck, 2001). AKE
(Angka Kecukupan Energi) & AKP (Angka Kecukupan Protein) pada tingkat
konsumsi untuk penilain konsumsi energi & protein penduduk secara agregatif
(makro) adalah 2150 kkal & 57 g protein per kapita per hari (Boh Mks, 2013).
antara lain :
Daftar berupa tabel (Lampiran 1) yang memuat berbagai jenis makanan beserta
kandungan zat gizinya. Kandungan zat gizi yang terbaca dalam DKBM
URT berupa daftar takaran bahan makanan yang dapat dilihat dilampiran 2.
Keterangan :
BBD = Bagian bahan makanan yang dapat dikonsumsi pada tabel (%)
Keterangan :
BBD = Bagian bahan makanan yang dapat dikonsumsi pada tabel (%)
(Cerika, 2014).
AKG merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh
untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua orang dalam populasi (97,5%)
menurut kelompok umur, jenis kelamin, kondisi fisiologis tertentu seperti hamil,
yaitu:
serta penetapan komponen gizi dalam perumusan garis kemiskinan & upah
minimum dengan penyesuaian pada tingkat aktifitas. AKG tidak untuk digunakan
hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca
diantaranya :
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Banita, dkk (2013) dalam jurnalnya yang
berjudul Ketersediaan Pangan Pokok dan Pola Konsumsi pada Rumah Tangga
sedang dan rata-rata Tingkat Konsumsi Protein sebesar 82,41% yang tergolong
energi dan proteinnya meskipun belum sesuai dengan AKG yang dianjurkan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) VIII Tahun 2004. Ketiga,
pangan, yaitu tahan pangan energi sebesar 43,33 %, dan tahan pangan
protein sebesar 50 %.
Ketersediaan Pangan Pokok dan Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Petani di
ketersediaan pangan pokok (beras) pada rumah tangga petani padi sawah
termasuk dalam kategori rendah. Pangan pokok rumah tangga petani adalah
sumber protein nabati lebih sering dikonsumsi daripada pangan sumber protein
hewani. Pangan sumber vitamin dan mineral, yaitu sayuran lebih sering
dikonsumsi adalah minyak goreng. Makanan jadi jarang dikonsumsi oleh rumah
tangga petani. Rata-rata TKE dan TKP rumah tangga petani termasuk dalam
cukup aman dan bergizi untuk semua orang baik yang berasal dari produksi
sendiri, impor, cadangn pangan maupun bantuan pangan. Ketersedian pangan ini
Pangan adalah karbohidrat yang bersumber dari produksi pangan pokok serealia,
yaitu padi, jagung, dan umbi-umbian (ubi kayu dan ubi jalar) yang digunakan
data makanan sehari-hari baik berupa sumber serealia maupun sumber makanan
yang lainnya.
Untuk lebih jelasnya konsep kerangka pemikiran dan penelitian ini, secara
Rendah
KETERSEDIAAN PANGAN Sedang
Tinggi
TINGKAT KONSUMSI
Berdasarkan teori- teori yang ada maka diperoleh hipotesis sebagai berikut :
rendah.
kategori kurang.