Anda di halaman 1dari 50

REKAYASA PERBAIKAN TANAH

I. Tanah dan Permasalahannya

EGA JULIA FAJARSARI, ST., MT.


PENGENALAN TANAH

 Tanah adalah bagian kulit bumi yang terdiri dari mineral


dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya
bagi semua kehidupan di bumi, karena tanah mampu
mendukung kehidupan tumbuhan di mana tumbuhan
menyediakan makanan dan oksigen kemudian menyerap
karbon dioksida dan nitrogen. Komposisi tanah berbeda-
beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain.
 Material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat
(agregat) yang tidak tersementasi satu sama lain, dan
atau dari bahan organik yang melapuk, dimana diantara
butiran terdapat ruang-ruang kosong yang terisi oleh zat
cair dan udara.
PROFIL TANAH

1. Horizon O : Merupakan lapisan permukaan,


terdapat banyak akar tanaman, jasad renik dan
kaya akan humus.
2. Horizon A : Merupakan zona eluviasi yang
mempunyai banyak humus.
3. Horizon B : Merupakan zona akumulasi yang
sedikit sekali lapisan humusnya.
4. Horizon C : Merupakan zona terjadinya
pelapukan bahan induk tanah.
PETA TANAH SECARA GLOBAL
PROSES TERJADINYA TANAH

 Tanah Terjadi sebagai produk pecahan dari batuan


yang mengalami pelapukan kimiawi dan mekanis
(kecuali tanah organik: gambut)
 Sifat yang dimiliki tanah bergantung pada batuan
induknya, dan faktor-faktor seperti iklim, tofografi,
organisme, dan waktu.
 Tanah telah lapuk mengalami perpindahan dari
batuan induknya. Perpindahan ini dapat diakibatkan
oleh gaya berat (proses kemiringan) atau oleh media
transportasi, seperti air, angin dan es.
PROSES TERJADINYA TANAH

 Batuan induk, proses pelapukan, dan media transportasi


mempunyai pengaruh terhadap sifat material yang pada akhirnya
di endapkan disuatu tempat. Setelah mengendap, pada material
tanah tersebut masih berlangsung berbagai perubahan. Oleh
karena itu terbentuklah berbagai jenis tanah, dengan distribusi
besar butiran, tahapan penyatuan, bentuk butiran, dan lain
sebagainya.
ASAL USUL TANAH

TANAH
menumpuk Pelapukan
Sediments dan erosi

Penimbunan terus
menerus dan Batuan beku
pengerasan (Igneous rocks)

Siklus batuan dan Sedimentary


membeku
proses terjadinya tanah rocks Peristiwa vulkanik
(gunung berapi)

Batuan yang cair,


biasanya bergerak
Metamorphic keatas (sebagai lava)
rocks
Magma (panas, pijar)
JENIS-JENIS TANAH

A. TANAH RESIDU (RESIDUAL SOIL):


Tanah yang terbentuk oleh penumpukan produk
pelapukan batuan ditempat asalnya.
JENIS-JENIS TANAH

B. TANAH SEDIMEN/TRANSPORTED SOIL


a. Tanah glacial
Terbentuk karena produk pelapukan
terangkut dan terdeposisi oleh es atau oleh
gletser (sungai es).
JENIS-JENIS TANAH

b. Tanah aeolian
Terbentuk karena produk pelapukan terangkut
dan terdeposisi oleh angin
JENIS-JENIS TANAH

c. Tanah alluvial
Terbentuk karena produk pelapukan
terangkut oleh air dan terdeposisi
sepanjang sungai
JENIS-JENIS TANAH

d. Tanah Colluvial
Terbentuk karena produk yang
berpindah tempat akibat gara
grafitasi (kemeringinan slope) –
biasanya bercampur dengan batuan.
KLASIFIKASI TANAH

 Menurut Hardjowigeno (1992)


terdapat 10 ordo tanah dalam
sistem Taksonomi Tanah USDA
(United Stated Department of
Agriculture = Departmen Pertanian
Amerika Serikat) 1975, yaitu: 1. Alfisol
2. Aridisol
3. Entisol
4. Histosol
5. Inceptisol
6. Mollisol
7. Oxisol
8. Spodosol
9. Ultisol
10. Vertisol
KLASIFIKASI TANAH

 Menurut Dudal, R., and M. Soepraptohardjo,


tanah di Indonesia dapat dikelompokkan:
* Tanah Aluvial
* Andosol
* Grumusol
* Latosol
* Litosol
* Tanah Mediteran
* Organosol
* Podsol
* Podsolik
* Regosol
TANAH ALUVIAL

 Jenis tanah ini masih muda, belum


mengalami perkembangan,
berasal dari endapan tanah
aluvium yang dibawa oleh air dan
diendapkan di daerah lain.
 Penyebarannya di Sumatera
bagian timur, Jawa bagian utara,
Kalimantan bagian selatan.
TANAH ANDOSOL

 Tanah ini berasal dari batuan induk abu


atau tuf vulkanik, serta berwarna hitam
kelam, dan mengandung bahan organik
tinggi.
 Tanah ini tersebar di daerah vulkanik.
TANAH GRUMUSOL

 Tanah mineral ini berasal dari batuan


kapur profil, agak tebal, tekstur lempung
berat sehingga kedap air, struktur kersai
(granular) di lapisan atas, sedangkan di
lapisan bawah seperti bunga kubis.
TANAH LATOSOL

• Jenis tanah ini telah berasal dari


batuan induk tuf, material vulkanik,
breksi batuan beku intrusi.
• Penyebarannya di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 –
1000 m
TANAH LITOSOL

• Tanah mineral ini batuan induknya batuan


beku atau batuan sedimen keras,
kedalaman tanah dangkal (< 30 cm)

• Tekstur tanah beranekaragam, umumnya


berpasir, tidak berstruktur, terdapat
kandungan batu, kerikil dan kesuburannya
bervariasi.

• Tanah litosol dapat dijumpai pada segala


iklim, umumnya di topografi berbukit,
pegunungan, lereng miring sampai curam.
TANAH MEDITERAN

 Tanah ini berasal dari batuan kapur keras


(limestone) dan tuf vulkanis bersifat basa,
berwarna coklat hingga merah, tekstur geluh
hingga lempung, struktur gumpal bersudut, daya
absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka
erosi,
 Penyebarannya di daerah bercurah hujan kurang
dari 2500 mm/tahun
TANAH ORGANOSOL

• Jenis tanah ini berasal dari bahan induk


organik seperti dari hutan rawa atau rumput
rawa, mengandung banyak bahan organik,
berwarna coklat hingga kehitaman, tekstur
debu lempung, tidak berstruktur, berkadar
air tinggi, umumnya bersifat sangat asam
(pH 4.0), kandungan unsur hara rendah
TANAH PODSOL

• Jenis tanah ini bertekstur lempung hingga pasir,


struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan
pasir kuarsanya tinggi, sangat masam, kesuburan
rendah, kapasitas pertukaran kation sangat
rendah, peka terhadap erosi, batuan induk batuan
pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi dan
batuan lempung.
• Penyebaran di daerah beriklim basah, curah hujan
lebih dari 2000 mm/tahun. Daerahnya Kalimantan
Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya (Papua).
TANAH PODSOLIK

• Tanah mineral ini bertekstur lempung hingga


berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat,
bersifat agak asam (pH kurang dari 5.5),
kesuburan rendah hingga sedang, warna merah
hingga kuning, peka erosi. Tanah ini berasal dari
batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam.
• Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan
kering,curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun.
TANAH REGOSOL

 Jenis tanah ini masih muda, tekstur


pasir,struktur berbukit tunggal, pH umumnya
netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan
induk material vulkanik piroklastis atau pasir
pantai.
 Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda
dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk
pasir pantai.
SUSUNAN UTAMA TANAH

 Tanah terdiri dari empat


komponen utama yaitu bahan
mineral, bahan organik, udara
dan air tanah. Pada gambar
dibawah diperlihatkan susunan
utama tanah berdasarkan volume
dari suatu jenis tanah dengan
tekstur lempung berdebu dengan
perbandingan bahan padat dan
ruang udara tanah yang
seimbang.
BAHAN MINERAL

Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batuan.


Karena itu susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai
dengan susunan mineral batu-batuan yang dilapuknya. Batuan
dapat dibedakan menjadi batuan beku (batuan vulkanik), bantuan
endapan (batuan sedimen) dan batuan metamorfosa. Bahan
mineral yang ada dalam tanah dikategorikan berdasarkan ukuran
fraksi/pecahannya, yaitu :
 Ukuran Fraksi 2 mm – 50 µ : pasir
 Ukuran Fraksi 50 µ – 2 µ : debu
 Ukuran Fraksi kurang dari 2µ : liat
BAHAN ORGANIK

Bahan Organik umumnya ditemukan di permukaan tanah, dengan jumlah yang tidak besar (sekitar 3 – 5
%), namun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah sangat besar. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat
tanah dan akibat terhadap pertumbuhan tanaman adalah :
 Sebagai granulator (memperbaiki struktur tanah)
 Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lainnya
 Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
 Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi)
 Sumber energi bagi mikroorganisme.
 Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Tanah
yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau top soil.
AIR

 Persediaan air dalam tanah tergantung dari beberapa hal, yaitu :


 Banyaknya curah hujan atau air irigasi
 Kemampuan tanah menahan air
 Besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah
dan melalui vegetasi)
 Tingginya muka air tanah.
 Kemampuan tanah untuk menahan air dipengaruhi antara lain
oleh tekstur tanah. Tanah bertekstur kasar mempunyai
kemampuan menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur
halus.
UDARA

Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah
kurang lebih 50 % dari volume tanah, sedangkan jumlah air dan udara di dalam
tanah berubah-ubah. Susunan udara di dalam tanah berbeda jika dibandingkan
dengan susunan udara di atmosfir, dengan perbedaan sebagai berikut :
 Kandungan uap air lebih tinggi; tanah-tanah yang lembab mempunyai udara
dengan kelembaban nisbi (relative humidity = RH) mendekati 100 %.
 Kandungan CO2 lebih besar daripada atmosfir ( 0,03 %)
 Kandungan O2 lebih kecil daripada di atmosfir (udara tanah terdiri dari 10 – 12
% O2, sedangkan atmosfir terdiri dari 20 % O2). Hal ini mungkin disebabkan
karena kegiatan dekomposisi bahan organik atau pernafasan organisme
hidup dalam tanah dan akar-akar tanaman yang mengambil O2 dan
melepaskan CO2.
PENGELOMPOKAN TANAH

1. Tanah berbutir kasar (pasir, kerikil)


2. Tanah berbutir halus (lanau, lempung)
3. Tanah campuran
KERIKIL DAN PASIR
LANAU DAN LEMPUNG
 Partikel utama pembentuk tanah adalah pasir, lanau (debu), dan
lempung (tanah liat). Berasarkan ukuran partikel batuan, perhatikan tabel
berikut :

NO NAMA BUTIRAN BATUN DIAMETER (DALAM MM)


1 Kerikil Antara 2-4 mm
2 Pasir Antara 0.053-2 mm
3 Lanau Antara 0.002-0.053 mm
4 Lempung Kurang dari 0.002 mm
Tanah juga dapat dibagi berdasarkan sifat fisiknya yaitu:

 Lempung : Berbuitran halus, Berkohesi, Masif liat, Tidak kasat mata


 Lanau : Berbutir sedang, Tidak berkohesi, Dapat lepas-lepas, Agak kasat mata
 Pasir : Berbutir kasar, Tidak berkohesi, Dapat lepas-lepas, Kasat mata
 Tekstur tanah berpengaruh terhadap daya serap dan daya tampung air.
 Tanah lempung teksturnya sangat halus, mudah menampung air tetapi
daya serapnya kecil.
 Sebaliknya tanah pasir mudah menyerap air, tetapi sukar
menampungnya.
36
TANAH BERMASALAH (DIFFICULT SOIL)

 Tanah Lempung Lunak (Soft Soil)


 Tanah Gambut (Peat Soil)
 Tanah Ekspansif (Swelling Soil)
 Tanah Runtuh (Collapsible soil)
 Tanah Rentan Likuifaksi
37
PROBLEM TANAH LEMPUNG LUNAK

Definisi:

Tanah lempung lunak (soft clay) didefinisikan sebagai tanah


lempung yang memiliki
kuat geser undrained, Cu < 0.25 kg/cm2 , atau
perkiraan nilai SPT, N < 5 blows/ft, atau
nilai perlawanan konus qc < 15 kg/cm2
38
PERMASALAHAN GEOTEKNIK DAN
PENANGANAN
PERMASALAHAN
 Muka air banjir relatif tinggi
 Daya dukung sangat rendah
 Kompresibilitas tinggi
 Konsolidasi terjadi dalam waktu lama

TEKNIK PERBAIKAN TANAH


 Prakonsolidasi
 Penggunaan Vertical drain (Sand drain atau PVD)
 Geosintetis
 Pondasi tiang
39
PROBLEM TANAH GAMBUT

Definisi:

• Tanah gambut (peat soil) merupakan tanah yang mengandung bahan


organik dalam jumlah yang desar sehingga mempengaruhi sifat rekayasa
tanah tersebut. Dengan demikian sistem klasifikasi tanah berbeda
dengan tanah lempung.
40
PERMASALAHAN GEOTEKNIK

 Muka air tanah tinggi


 Daya dukung sangat rendah
 Kompresibilitas tinggi
 Konsolidasi sekunder berlangsung sangat lama
 Proses dekomposisis berlangsung lama
 Kestabilan dalam arah lateral
 Overall sliding
41
LANGKAH PENANGANAN MASALAH

LANGKAH PENANGANAN
 Tentukan jenis tanah berdasarkan serat
 Tentukan metode prediksi pemampatan di lapangan
 Tentukan metode stabilisasi
METODE STABILISASI
 Penggunaan Material ringan
 Timbunan dengan perkuatan geotekstil
 Preloading
 Preloading + geotekstil
 Sand drain (Bukan PVD)
 Pemasangan cerucuk, dolken, minipile
42
Hal yang perlu dihindari berkaitan dengan
stabilisasi tanah gambut

 Hindari metode stabilisasi secara kimiawi (kapur, semen, dll)


 Gambut tidak mengandung “water insoluble gel” dari Ca CO3
yang berfungsi mengikat partikel
 Bahan organik masih mengalami proses dekomposisi
 Stabilisasi hanya dipermukaan tidak feasible untuk tanah gambut
 Hindari penggunaan PVD untuk vertical drain karena pemampatan
konsolidasi terjadi dalam waktu yang singkat dan organik content dapat
memblok aliran
 Hati-hati dengan pemakaian beton sebagai pondasi karena sifat gambut
yang korosif
43
PROBLEM TANAH EKSPANSIF

Definisi:

Tanah ekspansif adalah tanah yang memiliki sifat kembang susut yang
besar dan perilakunya sangat dipengaruhi oleh air
44
PERMASALAHAN GEOTEKNIK DAN PENANGANAN

PERMASALAHAN
 Retak pada lantai dan dinding basement bangunan
 Retak memanjang pada perkerasan jalan
 Stabilitas dalam arah lateral
 Kembang susut terjadi terus menerus

TEKNIK PERBAIKAN TANAH


 Penggantian tanah atau rigid pavement untuk jalan
 Lantai bangunan dipisahkan dari tanah pondasi (plat wafel)
 Hindarkan pengaruh air
 Pondasi tiang
 Stabilisasi Kimia (kapur, semen, fly ash, ASP, dll)
45
PROBLEM TANAH RENTAN LIKUIFAKSI

• Likuifaksi adalah peristiwa dimana tanah jenuh air berubah perilakunya


menjadi seperti benda cair (liquify) akibat beban dinamis (biasnya akibat
gempa) sehingga menimbulkan bahaya yang cukup besar terhadap
konstruksi diatasnya

• Potensi likuifaksi dari suatu lapisan tanah dapat ditentukan dari kombinasi sifat-
sifat tanah, faktor lingkungan dan karakteristik gempa.
POTENSI LIKUIFAKSI

 Bedasarkan sifat-sifat tanah: Modulus geser (G), damping (redaman, J),


porositas (n), karakteristik butiran, dan kepadatan relatif (Dr).

 Faktor Lingkungan: Riwayat pembentukan tanah, riwayat geologis, koef


tekanan tanah lateral (Ko), confining stress (so)

 Karakteristik gempa: Intensitas getaran, lama getaran, besar dan arah


getaran
47
PERBAIKAN TANAH RENTAN LIQUIFAKSI

 Meningkatan kerapatan (densifikasi)


 Perbaikan dengan cara kimiawi (Solidifikasi)
 Menurunkan derajat kejenuhan dengan dewatering
 Dissipasi tekanan air pori dengan drainase
 Kontrol deformasi (memasang dinding diafragma)
 Memperkuat pondasi
 Penggunaan flexible joint dalam struktur untuk mengurangi
bahaya likuifaksi
 Penggunaan geogrid untuk memperkuat pondasi
 Penggunaan sheet-pile untuk embankment (timbunan)
48
PROBLEM TANAH COLLAPSIBLE

• Tanah collapsible adalah jenis tanah yang akan mengembang pada saat
ditambahkan air, namun apabila kadar air meningkat melebihi kondisi optimum
sehingga kejenuhan melebihi 100%, tanah akan runtuh akibat hancurnya ikatan antar
butiran tanah (tanah berperilaku seperti lumpur). Umumnya terjadi pada tanah yang
mempunyai kohesi rendah seperti: Silt, tanah tak jenuh, tanah loess, tanah timbunan
yang dipadatkan pada kondisi dry of optimum
49
IDENTIFIKASI TANAH COLLAPSIBLE

• Specific gravity antara 2,6 – 2,8


• Sebagian besar partikel lolos saringan no 200
• Kerapatan kering di lapangan antara 1 – 1,65 t/m3
• Kerapatan kering pada kondisi optimum 1,55 – 1,75 t/m3
• Batas Atterberg LL 25 – 55%; PL 15 – 30%
• Kadar air optimum 12 – 20%
• Angka pori 0,67 – 1,50
50
PERMASALAHAN GEOTEKNIK DAN PENANGANAN

PERMASALAHAN
 Penurunan yang besar (excessive settlement)
 Penurunan yang berbeda (differentian settlement)
 Penurunan terjadi secara tiba-tiba

LANGKAH PENANGANAN
 Pengamatan yang teliti pada kondisi tanah
 Memampatkan atau menjenuhkan tanah sebelum kegiatan konstruksi
 Hindarkan pengaruh air
 Pondasi tiang
 Stabilisasi Kimia (kapur, semen, fly ash, ASP, dll)

Anda mungkin juga menyukai