Anda di halaman 1dari 10

Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 – 6885

INVENTARISASI DAN PEMETAAN POHON ULIN (Eusideroxylon zwageri


Teijsm. & Binn.) DI KEBUN RAYA UNMUL SAMARINDA (KRUS)
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Yena Qodaryana1 dan Heni Emawati2


1
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124, Indonesia.
E-Mail: yena@untag-smd.ac.id

ABSTRAK

Inventarisasi dan Pemetaan Pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm. Et Binn.) di Kebun Raya
UNMUL Samarinda (KRUS) Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
keanekaragaman flora terutama jenis pohon ulin (E. zwageri), mengetahui potensi pohon ulin di plot
penelitian dan memetakan kehadiran sebaran pohon ulin di plot penelitian tersebut sehingga menjadi dasar
bagi pengelola KRUS dalam melaksanakan kebijakan.
Objek penelitian di plot penelitian dengan metode jalur di KRUS. Transek dibuat masing-masing sepanjang
± 1.000 m, lebar 20 m, yang dimulai dengan mengambil titik awal. Data yang dikumpulkan adalah data
primer berupa inventarisasi ulin pada tingkat tiang dan pohon yaitu yang berdiameter batang ≥ 10 cm.
Data yang diambil meliputi jumlah individu, diameter batang pohon, tinggi bebas cabang dan tinggi total
pohon, sedangkan data skunder diperoleh langsung dari hasil penelitian sebelumnya, literatur-literatur,
laporan-laporan dan tulisan dari pihak instansi yang terkait yang mencakup letak daerah, kondisi tanah,
kondisi geogarafi, iklim, curah hujan dan vegetasi. Serta metode wawancara digunakan untuk memperoleh
data dan informasi dari petugas di lapangan, pejabat instansi terkait dan penduduk setempat yang ada
hubungannya dengan kegiatan penelitian dan dari berbagai literatur yang mendukung.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah 1) Diameter pohon Ulin yang paling besar adalah 86,1 cm dengan
volume total sebesar 8,31 m³ yang ditemukan pada transek A sedangkan diameter yang paling kecil adalah
11,3 cm dengan volume total sebesar 0,04 m³ yang ditemukan pada transek C. Adapun potensi pohon Ulin
dapat dilihat dari jumlah volume tinggi bebas cabang pohon Ulin yang ditemukan di lokasi pengamatan
seluas 6 Ha adalah sebesar 27,65 m³ sedangkan volume total adalah sebesar 55,86 m³; 2) Sebaran pohon Ulin
di KRUS paling banyak ditemukan pada zona konservasi seluas 3,48 Ha sebanyak 11 pohon, pada zona
koleksi/pengayaan sepanjang 2,24 Ha seluas 10 pohon dan pada zona rekreasi seluas 0,28 Ha sebanyak 8
pohon.
Kata kunci : Inventarisasi, pohon Ulin

ABSTRACT
Inventory and Ulin (Eusideroxylon zwageri Teijsm. Et Binn.) Mapping at Botanic Gardens of Unmul
Samarinda (KRUS) East Kalimantan Province.The purpose of this study was to determined the diversity
of flora especially Ulin trees species (E. zwageri), knowing the potential of Ulin trees species in the plots
study and mapping the distribution of the presence of Ulin trees species so that can be basic for KRUS
managers to implementing the policy.
The object of research in the plots study in KRUS with transects method. Transects were made along each ±
1.000 m, width 20 m, which begins by taking the initial point. The data collected were of primary data at the
level inventory of Ulin poles and tree trunks that were ≥ 10 cm in diameter. The data includes the number of
individuals captured, the diameter of the tree trunk, bole height and total tree height, while secondary data
was obtained directly from the results of previous studies, literature, and writing reports from the relevant
agencies that include the location of the area, soil conditions, geogarafi conditions, climate, rainfall and
vegetation. As well as interview methods used to obtain the data and information from officers in the field,

315
Inventarisasi dan Pemetaan … Yena Qodaryana et al.

officials concerned agencies and local residents that has to do with the activities of research and literature
support.
The results of the research are 1) The diameter of the largest Ulin was 86.1 cm with a total volume of 8.31 m³
found on transect A, while the smallest diameter was 11.3 cm with a total volume of 0.04 m³ which found on
transect C. The potential of Ulin can be seen from the number of bole height that found in the observation
area in 6 ha were 27.65 m³, while the total volume amounted to 55.86 m³; 2) Distribution of Ulin at KRUS
most common in conservation zone covering an area of 3.48 hectares with 11 trees, at collection zone
enrichment covering an area 2.24 ha with 10 trees and at recreation zone covering an area 0.28 ha with 8
trees.
Key words : Inventory, Eusideroxylon zwageri

1. PENDAHULUAN terkontrol dimasa lalu sampai sekarang


serta disebabkan pula adanya kebakaran
Hutan Indonesia memiliki
hutan, sehingga menyebabkan
keanekaragaman hayati yang tergolong
populasinya menurun drastis. Apalagi
kaya (Megabiodiversitas) setelah Brazil
Ulin berkembang sangat lambat, karena
dan Columbia (Mc. Neely, 1990 dalam
perkembangannya yang tergolong lambat
Ahmad Munawir, 1997). Sebagai
inilah jarang sekali ada masyarakat yang
konsekuensinya Indonesia memiliki
mengembangkannya dan kalaupun ada
tantangan untuk memelihara kekayaan
hanya sebagai tanaman sampingan dari
sumber daya hayati tersebut dan
lahan kosong mereka. Tumbuhan langka
mengembangkan peranannya bagi
ini seharusnya dilindungi dan dirawat
pembangunan yang pada saat ini
dengan baik agar populasinya semakin
Indonesia masih bertumpu kepada
hari semakin tidak menurun.
pemanfaatan kekayaan sumber daya alam
Inventarisasi pohon Ulin
yang dimilikinya. Keanekaragaman
(Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn.)
tumbuh-tumbuhan yang besar di hutan
di Kebun Raya Unmul Samarinda
hujan tropis di kawasan Malesiana
(KRUS) perlu dilakukan untuk
ditinjau dari sudut ekologi dan niaga, di
mengetahui seberapa banyak pohon Ulin
mana yang terpenting adalah kehadiran
masih bisa ditemukan di KRUS.
hutan Dipterocarpa (umumnya dataran
Pemberian informasi diharapkan dapat
rendah) ialah jenis-jenis dari suku
menjadi bahan pertimbangan dalam
Dipterocarpaceae seperti Dipterocarpus
pengelolaan kawasan KRUS. Penelitian
spp., Hopea spp., serta Dryobalanops
ini bertujuan untuk mengetahui
spp. (Withmore, 1975).
keanekaragaman flora terutama jenis
Ulin merupakan salah satu pohon
pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri)
hutan Kalimantan yang langka karena
adalah sebagai berikut: Untuk
memiliki banyak manfaat. Pada
mengetahui potensi pohon Ulin di plot
umumnya masyarakat hanya mengenal
penelitian di Kebun Raya Unmul
manfaat Ulin dari pemanfaatan kayunya
Samarinda (KRUS), Untuk memetakan
yang memiliki nilai ekonomi sangat
kehadiran sebaran pohon Ulin di plot
tinggi. Manfaat pohon Ulin antara lain
penelitian tersebut sehingga menjadi
manfaat ekonomi, ekologi dan sosial
dasar bagi pengelola KRUS dalam
budaya.
melaksanakan kebijakan.
Kepunahan pohon Ulin semakin
jelas dan nyata, hal ini dikarenakan
eksploitasi penebangan kayu yang kurang

316
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 – 6885

yang diperlukan untuk kegiatan,


2. METODA PENELITIAN berupa data dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, keterangan-
2.1. Tempat dan Waktu keterangan lisan maupun masukkan
Penelitian di Penelitian ini dari beberapa sumber dan dosen
dilaksanakan kawasan Kebun Raya pembimbing.
Unmul Samarinda (KRUS),
Kelurahan Tanah Merah Kecamatan 2.3.2. Orientasi Lapangan
Samarinda Utara Provinsi Orientasi lapangan ini digunakan
Kalimantan Timur. Pada Bulan untuk mengumpulkan data primer di
Maret-Mei 2014. lapangan, data yang dikumpulkan
meliputi keadaan fisik lapangan
2.2. Bahan dan Peralatan untuk mengetahui situasi dan kondisi
Bahan atau obyek penelitian adalah di lapangan serta pembuatan transek
tumbuhan (flora) khususnya pohon sehingga pelaksanaan penelitian
Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan (pengumpulan data) dapat lebih
dijumpai di plot ukur dan peta KRUS terjamin keberhasilannya.
dan peta lokasi penelitian.
Sedangkan alat yang digunakan 2.3.3. Inventarisasi Flora
dalam penelitian ini terdiri dari : Pada penelitian ini digunakan metode
phiband untuk mengukur diameter, transek dengan cara menetapkan
clinometer untuk mengukur tinggi garis transek dengan arah memotong
pohon, tali tambang yang sudah garis kontur dengan panjang transek
diberikan ukuran panjang untuk
1.000 m dan lebar 20 m yang dimulai
mengukur plot penelitian, pita tanda
jalur (flagging tape) dengan warna dengan mengambil titik awal.
kuning untuk memberi tanda jalur
dan warna merah untuk menandakan Pada setiap transek diberi tanda
posisi pohon, kompas merk Shunto dengan flagging tape agar
untuk menentukan arah mata angin, mempermudah pekerjaan
parang untuk merintis jalan, GPS pengamatan dan dihitung jumlah
untuk mengambil titik koordinat individu, dimulai dari jenis sampai
obyek penelitian, pita dan cat untuk tingkat pohon yang diukur keliling
menandai obyek penelitian yang atau diameter serta tinggi vegetasi
sudah diukur, kamera digital untuk tiang dan pohon. Koordinat transek
dokumentasi, tallysheet dan alat tulis, yang dibuat pada lokasi penelitian
komputer untuk penulisan data-data, dan titik koordinat pohon yang
perangkat lunak Arc Gis untuk diteliti, diambil dengan
membuat Peta Sebaran Ulin di plot menggunakan GPS (Global Position
penelitian. System).

2.3. Prosedur Penelitian 2.4. Analisis Data


2.4.1. Pengolahan Data
2.3.1. Studi Literatur Hasil pengukuran kemudian diolah
Studi literatur adalah kegiatan dalam bentuk tabel dan grafik,
mempelajari teori yang relevan sehingga dapat diketahui jumlah
dengan judul penelitian dan individu, diameter batang, tinggi
mengumpulkan data-data sekunder bebas cabang (TBC), tinggi total (T

317
Inventarisasi dan Pemetaan … Yena Qodaryana et al.

tot), volume bebas cabang (V BC) Keterangan :


dan volume total (V Tot). Adapun T Tot = Tinggi pohon
H top = Skala % clinometer pada
rumus-rumus yang digunakan untuk puncak pohon
mengetahui beberapa parameter yang H pole = Skala % clinometer pada
berhubungan dengan pengolahan ujung galah ukur
data adalah : H base = Skala % clinometer pada
dasar pohon
L = Panjang tongkat pembantu
a. Jumlah Individu (panjang 4 meter)
Jumlah individu adalah total dari
individu-individu yang terdapat di
lokasi penelitian. e. Volume
Volume bisa juga disebut
b. Diameter Batang kapasitas adalah penghitungan
Diameter batang pohon Ulin seberapa banyak ruang yang bisa
(Eusideroxylon zwageri) diukur ditempati dalam suatu objek
dengan menggunakan phiband. tersebut dalam hal ini adalah
Diameter batang pohon yang diukur pohon. Cara pengukuran volume
adalah diameter setinggi dada pohon sebagai berikut :
dewasa, kemudian dicatat ke dalam V = ¼ x π x D2 x T x f
tally sheet. Keterangan :
V = Volume D = Diameter f = faktor
(cm) bentuk
c. Tinggi Bebas Cabang π = phi T = Tinggi
Tinggi bebas cabang pohon adalah (22/7) (m)
tinggi dari pangkal pohon di
permukaan tanah sampai batang
bebas cabang pohon. Cara Adapun alat-alat yang digunakan
pengukuran tinggi pohon sebagai di lapangan adalah sebagai berikut : phi
berikut : band, clinometers, kompas, GPS, pita 30
H bc  H base
T BC = L meter, pita tanda jalur, tali tambang,
H pole  H base parang, kamera.
Keterangan :
T BC = Tinggi pohon 2.4.2. Analisa Data
H bc = Skala % clinometer pada
bebas cabang
H pole = Skala % clinometer pada Semua data-data ditabulasikan pada
ujung galah ukur tallysheet pengamatan yang sebelumnya
H base = Skala % clinometer pada telah dibuat kemudian di rekapitulasi.
dasar pohon Data-data yang sudah terkumpul melalui
L = Panjang tongkat pembantu interpretasi hasil foto, pengamatan
(panjang 4 meter)
langsung, dan informasi dari pihak
d. Tinggi Total Pohon pengelola KRUS kemudian
Tinggi total pohon adalah tinggi diklasifikasikan dan dianalisis secara
dari pangkal pohon di permukaan deskriptif. Penjelasan secara deskriptif
tanah sampai puncak pohon. Cara akan dijelaskan penulis terpisah
pengukuran tinggi pohon sebagai berdasarkan metode pengambilan data.
berikut : Data yang diperoleh dari hasil
H top  H base pengambilan titik koordinat pohon di
T Tot = L lapangan dengan menggunakan GPS
H pole  H base selanjutnya dilakukan pemindahan data

318
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 – 6885

menggunakan program Map Source, Own Data Files” kemudian buka


kemudian data tersebut diolah menjadi data “.gpx” tadi kemudian “Open”
Shapefile (Shp) menggunakan program  Kemudian akan muncul data
Global Mapper dan dioverlaykan dalam “.gpx” pada layar Global Mapper
bentuk peta dengan menggunakan  Langkah selanjutnya adalah
program ArcGis. merubah format “.gpx” menjadi
Pengolahan data pemetaan meliputi “.shp” yaitu klik “File” →
beberapa tahap yaitu : “Export Format Vektor” → pilih
a. Download data GPS format vektor yang kita inginkan
Data GPS yang telah diperoleh dari pada “Select Export Format” yaitu
lapangan kemudian di download format vektor “Shapefile” →
dengan menggunakan program “Ok” → kemudian muncul
Mapsource, yaitu melalui langkah- “Shapefile Export Options” →
langkah sebagai berikut : klik sesuai dengan bentuknya, jika
 Sambungkan GPS dengan bentuknya adalah point makan
komputer yang telah terinstal ceklis pada kolom “Export Point”
program Mapsource dengan kemudian simpan dan diberi nama
menggunakan kabel data Garmin → “Ok”
 Setelah terhubung dan program  Data GPS sudah tersimpan dalam
Mapsource siap digunakan bentuk “.shp”
kemudian “Receive From Device” c. Memetakan / mengoverlay data
kemudian deteksi GPS nya Data GPS yang telah tersimpan
kemudian beri tanda ceklis data dalam bentuk “.shp” kemudian
GPS “Waypoint” dan “Track” dioverlaykan dalam bentuk peta
(jika ada) kemudian “Ok” dengan menggunakan program
 Maka data-data GPS yang telah di ArcGis 10, yaitu melalui langkah-
download akan muncul di layar langkah sebagai berikut :
program Mapsource, kemudian  Panggil semua data yang akan
save dengan cara klik “File” → dioverlaykan ke dalam peta yaitu
“Save As” → beri nama filenya dengan menggunakan tools “Add
ditempat yang kita inginkan → Data”. Pastikan semuanya sudah
pada kolom save as type dipilih dalam bentuk “.shp”
“GPS eXchange Format (*.gpx)”  Point pohon Ulin diberi
→ klik “Save” keterangan diameter untuk
 Data GPS masih tersimpan dalam membedakan diameternya pada
bentuk “.gpx” peta. Adapun cara memberi
b. Merubah format vektor “.gpx” keterangan diameter adalah
menjadi “.shp” dengan terlebih dahulu membuat
Data GPS yang telah tersimpan “Add Field” pada “Attribute
dalam bentuk “.gpx” kemudian Table” point pohon tersebut →
diubah formatnya menjadi format “Editor” → “Start Editing” →
“.shp” dengan menggunakan kemudian pilih apa yang akan di
program Global Mapper, yaitu edit → kemudian diedit dengan
melalui langkah-langkah sebagai cara menambahkan keterangan
berikut : diameternya pada field yang baru
 Buka program Global Mapper dibuat tadi → “Stop Editing” →
kemudian klik tools “Open Your jika editing telah selesai.

319
Inventarisasi dan Pemetaan … Yena Qodaryana et al.

 Agar Titik Koordinat berbentuk → “World” → “WGS 1984” →


degrees minutes seconds maka “Add” → “Finish” → kemudian
pada layer diubah dengan cara pada kolom “Convert angular unit
klik kanan pada “Layer” → to” agar “DMS” nya aktif →
“Properties” → “General” → “Ok”
“Display” pada Units diubah  Kemudian buat layout peta.
menjadi “Degrees Minutes
Seconds” → “Ok”
 Kemudian untuk mencari 3. HASIL PENELITIAN DAN
koordinat geografis point pohon PEMBAHASAN
Ulin dengan cara klik tools
“Xtools Pro” → “Table Lokasi penelitian ini pada Zona
Operations” → “Add X Y Z Rekreasi, Zona Koleksi dan Zona
Coordinate” → beri ceklis pada Konservasi KRUS, dengan menggunakan
“Add X Coordinate” dan “Add X metode transek dimana lokasi ketiga zona
Coordinate” → pada kolom layer tersebut terbagi dalam tiga transek
pilih file yang ingin diberi titik dengan panjang transek masing-masing
koordinat → klik “Specify” 1.000 m dengan lebar masing-masing
kemudian “Select” → transek 20 meter. Untuk luas lokasi
“Geographic Coordinate System” penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Panjang Transek, Lebar Transek dan Luas Plot Penelitian

Lebar
Panjang Luas Plot
Transek Transek Keterangan (m)
Transek (m) Penelitian (m²)
(m)
Zona Rekreasi (37 m)
A 1.000 20 20.000 Zona Koleksi (638 m) dan Zona
Konservasi ( 325 m)
Zona Koleksi (235 m) dan Zona
B 1.000 20 20.000
Konservasi ( 765 m)
Zona Rekreasi (103 m)
C 1.000 20 20.000 Zona Koleksi (247 m) dan Zona
Konservasi ( 650 m)
Total 60.000

Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat, 3.1. Potensi Ulin


Luas lokasi masing-masing transek yaitu
seluas 20.000 m² sehingga nilai luasan Plot penelitian dengan
total lokasi penelitian adalah 60.000 m² menggunakan metode transek yang
(6 ha) hanya mewakili 2 % dari luas terbagi dalam 3 transek dengan panjang
KRUS keseluruhan. transek 1.000 m . Untuk lebar masing-
Berdasarkan hasil pengamatan masing transek 20 meter. Penelitian ini
pada 3 transek lokasi pengamatan menggunakan metode transek dimana
ditemukan pohon Ulin sebanyak 29 transek tersebut memotong kontur
pohon. sehingga dapat mewakili masing-masing
kontur KRUS, masing-masing transek
memotong kontur dengan arah kompas
90°. Arah kompas masih

320
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 – 6885

mempertimbangkan anakan-anakan yang Jika dilihat dari volume total (V


ada. Tot) yang paling besar ditemukan pada
Kondisi transek A sangat pohon 5 (diameter = 76 cm, V Tot = 9,97
bervariasi, ada banyak bukit dan banyak m³) dibandingkan dengan pohon 6
lembahnya, jika dibanding dengan (diameter = 86,1 cm, V Tot = 8,31 m³),
transek B dan C dimana transek B dan C hal ini kemungkinan dikarenakan pohon
relatif banyak terdapat daerah landai. 6 memiliki cacat pada batangnya
Namun untuk kondisi keadaan hutannya sehingga pohon 5 yang memiliki
kondisi transek A lebih baik dibanding diameter lebih kecil memiliki V Tot yang
dengan transek B dan transek C. Kondisi lebih besar. Diantara semua pohon yang
transek A dan B memiliki tutupan lahan ditemukan, kedua pohon Ulin tersebut
yang cukup baik namun ada perbedaan memiliki volume terbesar yang
diantara transek A dan B, transek A ditemukan di transek A yaitu pada zona
terdapat jenis yang cukup beragam baik pengayaan/koleksi, hal ini dimungkinkan
jenis kayu dan buah sedangkan transek B karena pada lokasi tersebut topografi
lebih banyak didominasi jenis buah dan cenderung datar dan bukanlah habitat
jenis pionir yaitu jenis mahang rawa.
(Macaranga). Sedangkan kondisi transek Pada umumnya ditemukan
C adalah kondisi yang lebih terbuka anakan-anakan disekitar pohon Ulin.
dibanding transek yang lain, kondisi pada Menurut pekerja KRUS hal ini
transek ini melewati jalur penanaman dan dikarenakan karena kurangnya pemangsa
kebun aren. Pada jalur C juga ada bagian biji Ulin seperti trenggiling, sehingga biji
yang tutupan lahannya cukup baik setelah Ulin di KRUS dapat tumbuh dengan baik.
melewati kebun aren namun jenisnya Ini merupakan pertanda yang baik untuk
tidak banyak hanya mahang. melakukan kegiatan pelestarian pohon
Pada transek A diameter paling Ulin karena dalam membudidayakannya,
besar adalah 86,1 cm dengan volume masalah anakan Ulin sedikit teratasi.
total sebesar 8,31 m³ sedangkan diameter Menurut Anonimc (2012) proses
paling kecil adalah 17,3 cm dengan pemuliaan alami di hutan bekas tebangan
volume total sebesar 0,27 m³. Pada umumnya kurang berjalan dengan baik.
transek B diameter paling besar adalah Perkecambahan biji Ulin membutuhkan
72,3 cm dengan volume total sebesar 7,93 waktu cukup lama yaitu sekitar 6 – 12
m³ sedangkan diameter paling kecil bulan dengan persentase keberhasilan
adalah 12,6 cm dengan volume total relatif rendah, produksi buah tiap pohon
sebesar 0,12 m³. Sedangkan pada transek umumnya juga sedikit. Penyebaran
C ditemukan diameter paling besar permudaan alam secara umum cenderung
adalah 55,2 cm dengan volume total mengelompok. Ulin tumbuh di dataran
sebesar 3,76 m³ sedangkan diameter rendah primer dan hutan sekunder
paling kecil adalah 11,3 cm dengan sampai dengan ketinggian 500 m dpl.
volume total sebesar 0,04 m³. Dari hasil Biji Ulin lebih suka ditiriskan baik pada
penelitian dapat dilihat diameter yang tanah, tanah liat berpasir ke tanah liat,
paling besar adalah 86,1 cm dengan kadang-kadang batu kapur. Hal ini
volume total sebesar 8,31 m³ yang umumnya ditemukan di sepanjang sungai
ditemukan pada transek A sedangkan dan bukit-bukit yang berdekatan.
diameter yang paling kecil adalah 11,3 Menurut Anonima (2010)
cm dengan volume total sebesar 0,04 m³ meskipun Ulin menyukai udara lembab
yang ditemukan pada transek C. namun Ulin bisa tumbuh di daerah
kering. Hingga umur 3 tahun, Ulin tidak

321
Inventarisasi dan Pemetaan … Yena Qodaryana et al.

butuh banyak cahaya. Setelah itu sedikit Berdasarkan data IUCN (2000) dalam
demi sedikit membutuhkan cahaya Anonimb (2010), jenis ini dikategorikan
penuh. dalam kelompok yang rentan (vulnerable)
Anakan-anakan yang ditemukan yaitu populasi mengalami penurunan
di plot penelitian yaitu berupa anakan lebih dari 20% selama 10 tahun.
seperti semai dan ada pula tunas yang Penyebab utama keterancaman
baru tumbuh pada biji-biji Ulin yang kepunahan adalah karena kerusakan
berjatuhan. habitat dan pemanfaatan yang tidak
Pohon Ulin merupakan salah satu terkendali (Nugroho, 2010 dalam
dari kelompok kayu indah dimana kayu Anonimb, 2010).
Ulin adalah kayu yang sangat berat dan Adapun potensi pohon Ulin dapat
paling awet di dunia. Kayu ini termasuk dilihat dari jumlah volume tinggi bebas
ke dalam kelompok kelas awet I, cabang (V TBC) pohon Ulin yang
sehingga pohon ini telah banyak ditemukan di lokasi pengamatan seluas 6
tereksploitasi secara berlebihan. Selain Ha adalah sebesar 27,65 m³ sedangkan
itu jenis Ulin juga terancam punah karena volume total (V Tot) adalah sebesar
proses pengembangbiakannya juga yang 55,86 m³. Besarnya diameter pohon
sangat sulit dan rendahnya generasi. dengan volume adalah cenderung
Sehingga potensi Ulin yang dimiliki berbanding lurus, untuk mengetahui
negara kita pun secara otomatis hubungan antara diameter (cm) dengan
berkurang drastis pula. volume (m³) dapat dilihat pada Gambar 1
dan Gambar 2 berikut ini :

Gambar 1. Hubungan antara Diameter dan Volume Tinggi Bebas Cabang pada Plot Penelitian Seluas 6
Ha

Gambar 2. Hubungan antara Diameter dan Volume Total pada Plot Penelitian Seluas 6 Ha

322
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 – 6885

Dari grafik diatas dapat dilihat 40 tahun diameter Ulin mencapai 36 cm,
bahwa pohon Ulin dengan diameter 10- baru pada umur 100 tahun diameter ulin
40 cm lebih banyak dibandingkan dengan bisa 50 cm (Anonima, 2011).
kelompok diameter lainnya. Hal ini
disebabkan hutan di KRUS merupakan 3.2. Sebaran Pohon Ulin
hutan sekunder muda yang pernah
mengalami kebakaran yang disebabkan Pada setiap transek penelitian
oleh kandungan batu bara yang terbakar, berada pada dua atau tiga zonasi sehingga
pada ketiga jalur tersebut terdapat banyak sebaran pohon Ulin dapat digambarkan
pohon Ulin yang sudah mati dan berdasarkan transek dan juga berdasarkan
tumbang. Pohon Ulin yang sudah mati zonasi.
dan sudah tumbang tersebut juga Pada transek A dan B ditemukan
terkadang dimanfaatkan untuk perbaikan pohon Ulin masing-masing sebanyak 10
fasilitas yang ada di KRUS. Sehingga pohon Ulin sedangkan pada transek C
pohon-pohon ulin yang tumbuh di KRUS ditemukan 9 pohon Ulin, sehingga total
merupakan pohon-pohon muda, selain itu dari ketiga transek tersebut ditemukan 29
pertumbuhan pohon ulin tergolong pohon. Untuk kehadiran jumlah individu
lambat. Dalam satu tahun, diameter pohon Ulin pada masing-masing transek
pohon Ulin kurang dari 1 cm, pada usia dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah:

Gambar 3. Jumlah Pohon Ulin pada Plot Pengamatan setiap Transek

Secara keseluruhan transek plot pohon, pada zona koleksi/pengayaan


penelitian ini berada pada 3 zona yaitu sepanjang 2,24 Ha seluas 10 pohon dan
zona rekreasi, zona koleksi/pengayaan zona konservasi seluas 3,48 Ha sebanyak
dan zona konservasi. Satu transek bisa 11 pohon. Untuk kehadiran jumlah
berada pada 2 zonasi ataupun 3 zonasi. individu pohon Ulin pada masing-masing
Jumlah total pohon Ulin pada zona zona dapat dilihat pada Gambar 4 di
rekreasi yang seluas 0,28 Ha sebanyak 8 bawah:

Gambar 4. Jumlah Pohon Ulin pada Plot Pengamatan berdasarkan Zonasi

323
Inventarisasi dan Pemetaan … Yena Qodaryana et al.

Kehadiran sebaran pohon Ulin di DAFTAR PUSTAKA


plot penelitian tersebut perlu untuk
dipetakan sebarannya sehingga menjadi [1] Anonima. 2010.
dasar bagi pengelola KRUS dalam http://othervisions.wordpress.
melaksanakan kebijakan khususnya yang com/2010/07/20/kayu-Ulin-
berkaitan dengan keberadaan pohon Ulin. yang-dicari/html . Diakses
pada tanggal 2 Maret 2014.
4. KESIMPULAN Pukul 05.34.

Berdasarkan hasil penelitian inventarisasi [2] Anonimb. 2010.


dan pemetaan pohon Ulin (Eusideroxylon http://ridahati.blogspot.com/2
zwageri Teijsm. & Binn.) di Kebun Raya 010/12/v-
Unmul Samarinda (KRUS) dapat behaviorurldefaultvml-o.html
disimpulkan sebagai berikut: Diameter . Diakses pada tanggal 28
pohon Ulin yang paling besar adalah 86,1 April 2014. Pukul 12.21.
cm dengan volume total sebesar 8,31 m³
yang ditemukan pada transek A [3] Anonima. 2011.
sedangkan diameter yang paling kecil http://green.kompasiana.com/
adalah 11,3 cm dengan volume total penghijauan/2011/03/04/haru
sebesar 0,04 m³ yang ditemukan pada skah-pohon-ulin-tinggal-
transek C. Adapun potensi pohon Ulin nama-344185.html . Diakses
dapat dilihat dari jumlah volume tinggi pada tanggal 2 Maret 2014.
bebas cabang (V TBC) pohon Ulin yang Pukul 05.44.
ditemukan di lokasi pengamatan seluas 6
Ha adalah sebesar 27,65 m³ sedangkan [4] Anonimc. 2012.
volume total (V Tot) adalah sebesar http://muherda.blogspot.com/
55,86 m³. Sebaran pohon Ulin di KRUS 2012/02/anatomi-pohon-
ditemukan zona konservasi seluas 3,48 bulian-Ulin-kayu-besi.html .
Ha sebanyak 11 pohon, pada zona Diakses pada tanggal 28
koleksi/pengayaan sepanjang 2,24 Ha April 2014. Pukul 10.55.
seluas 10 pohon dan pada zona rekreasi
seluas 0,28 Ha sebanyak 8 pohon. [5] Withmore, T.C. 1975. Tropical
Rain Forest Of The Far East.
Claredon Prees Oxford
University Prees, London.

324

Anda mungkin juga menyukai