Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan tentang Dasar – Dasar
Penyuluhan dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat untuk
memberikan edukasi agar terhindar dari tindak pidana perkosaan yang dapat
merugikan korban dan diri sendiri. Namun dalam pembuatan makalah ini tentu masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan Laporan ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. kami yakin dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan,

Saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan untuk memperbaiki laporan ini
nantinya.

Gowa 14 oktober 2018


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai


dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin
berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal
menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan
kambing yang semula hanya diambil dagingnya mulai dimanfaatkan susu
dan wol-nya. Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk
diambil kulit dan susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak
tanah.Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-
lain.

Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja,


memelihara dan peternakan perbedaannya teretak pada tujuan yang
ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan
prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah
dikombinasikan secara optimal.

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan


membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari
kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak hanya pada pemeliharaaan
saja, memelihara hewan dengan jumlah sedikit dan peternakan yang jumlah
hewannya lebih banyak, perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan.
Dalam kehidupan sehari-hari pengertian hewan dan ternak seringkali disalah
artikan. Tidak semua hewan tergolong ternak dan dengan sendirinya tidak semua
hewan dapat diusahakan sebagai ternak. Hewan adalah semua binatang yang hidup
di darat baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar. Sedangkan ternak adalah
ernak adalah hewan jinak yang dipelihara yang seluruh kehidupannya mencakup
kandang, makanan, perkembangbiakan (reproduksi), kesehatan, pengelolaan dan
pemanfaatannya diatur oleh manusia.
BAB II
PEMBAHSAN
A. PIKIRAN
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan
seseorang
untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan
terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan.

Pikiran mengenai peternakan adalah pikiran yang betul memahami


mengenai peternakan dan mampu memebrikan segala apa yang dia ketahui
mengenai ilmu peternakan kepada orang yang ad sekitarnya.pikiran contohnya
itu penyuluhan peternakan .pikiran dengan berpikir seorang pengusaha
peternakan itu mampu mengimajinasikan usahanya dengan baik dan
benar.seorang peternak harus mampu berpikir atau memiliki pikiran positif
untuk usaha peternakannya agar usahanya bias berjalan lancar.

Kebanyakan para pengusaha itu biasa usahanya terhalang dengan


pikirannya selalu terganggu akibat pikirannya mengenai hal yang buruk,jika itu
terjadi pada seorang pengusaha terlebih pengusaha ternak pastilah usahanya
tidak akan berjalan lancar nah itu hanya bisa di atasi dengan menghilangkan
atau membuang pikiran yang tidak penting dan selalu berpikir positif dan
mengembangkan hal hal positif yang mampu membuat usahanya menjadi lebih
maju.
B. PANDANGAN
Di era globalisasi ini, khususnya di Indonesia sendiri pendidikan merupakan
hal yang terpenting di dalam hidup agar dapat mencapai pekerjaan atau cita-
cita yang diinginkan agar kehidupan di masa yang akan datang dapat tercapai
sesuai dengan keinginan. Tidak heran lagi setelah lulus sma, orang-orang
berbondong-bondong mencari perguruan tinggi yang terbaik dan sesuai
dengan kemampuannya. Anggapan yang masih melekat hingga saat ini yaitu
jurusan terfavorit akan membawa mereka menjadi orang-orang sukses yang
bekerja di perusahaan tervaforit.
Sebenarnya lulusan peternakan dalam hal pekerjaan tidak kalah dengan
jurusan di atas karena memiliki keunggulan tersendiri terutama dalam hal
kewirausahaan. YA jurusan peternakan di tuntut untuk menjadi pengusaha
yang dapat menerapakan ilmunya di masa yang akan datang. Menjadi
pengusaha merupakan keinginan semua orang karena dapat menghasilkan
benefit untuk memenuhi kehidupan yang layak. Namun bnayak orang ingin
menjadi pengusaha tidak bisa karena tidak tahu harus memulainya darimana.
Banayak dari lulusan petenakan yang bekerja untuk mengumpulkan modal
untuk usahanya kelak tetapi menurut pendapat saya, dengan cara seperti ini
akan menimbulkan jiwa pekerja pada kita hingga akhirnya kita tidak mampu
memiliki jiwa pengusaha melainkan jiwa pekerja.
Namun demikian setiap orang memiliki jiwa berbeda-beda hal yang
terpenting adalah bagaimana mereka menyikapi pekerjaannya hingga akhirnya
kebahagianlah yang paling utama. Jadi jurusan peternakan tidak kalah
menjanjikannya dengan jurusan yang lain.
C.KEINGINAN
Keinginan dalam beternak untuk para anak muda masih kurang karena itu
di karenakan adanya rasa gengsi yang dimiliki oleh anak jaman sekarang dan
juga adanya malu dengan pekerjaan berternak. Jika seorang siswa sudah
memahami dengan baik mengenai ilmu petrnakan maka dia pasti sudah bisa
membuat usaha peternakan dan mengembangkan ilmu peternakan dengan
baik serta menjadi peternak yang maju dan memajukan para peternak.
D.MASALAH
Peternakan merupakan salah satu penyokong ekonomi di Indonesia. Sayangnya,
minat anak muda untuk menekuni bidang ini masih kurang. Mereka beranggapan,
usaha ternak kambing, sapi, atau pun domba, identik dengan kemiskinan.
Dampaknya, mereka pun tidak mau tahu mengenai perkembangan ilmu dan
teknologi peternakan. Hal ini ternyata memunculkan masalah baru di dunia
peternakan rakyat.

Selain minimnya peran pemuda, perhatian pemerintah pun masih setengah hati.
Karena itulah, berbagai permasalahan di bidang peternakan, tak pernah selesai.
Berikut ini empat masalah yang kerap kali menggoyahkan para peternak rakyat.
1. Masalah Ketersediaan Pakan
Sebenarnya, Indonesia memiliki sumber pakan berlimpah bagi ternak domba,
kambing, maupun sapi. Namun, keterbatasan pengetahuan membuat peternak
tidak mengetahui cara mengolah pakan yang tepat. Akibatnya, saat musim
kemarau, pakan menjadi barang langka.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peternak rakyat harus sering mengikuti
pelatihan seputar cara mengolah pakan. Jika akses peternak kurang memadai,
penyuluhlah yang harus memberikan bimbingan secara rutin. Mereka mesti
datang langsung ke lokasi peternakan.
2. Sulitnya Memperoleh Bibit Unggul
Rata-rata peternak rakyat di pedesaan masih menggunakan bibit ternak lokal
untuk dipelihara. Akibatnya, kualitas daging maupun susu yang dihasilkan belum
memenuhi standar kebutuhan pasar. Solusi terbaik untuk menangani perkara
ini, yaitu dengan melakukan Inseminasi Buatan (IB). Melalui program ini,
peternak bisa menyilangkan kambing atau domba lokal dan impor, tanpa
perkawinan langsung.
3. Ketertinggalan Teknologi
Kebanyakan peternak rakyat belum menyentuh perkembangan teknologi.
Bahkan, banyak yang belum mengetahui, kini ada ternak online.
Munculnya, startup semacam angon.id pun tak sampai ke telinga mereka.
Masalah tersebut bisa diatasi dengan melakukan sosialiasi ke peternak rakyat.
Sosialisasi ini tentu membutuhkan peran para pemuda. Mereka lah yang
bertugas memberikan wawasan seputar teknologi digital.
4. Kekurangan Modal
Modal dan bisnis merupakan dua komponen tak terpisahkan. Tanpanya, sebuah
usaha akan mengalami banyak hambatan. Begitu pun dengan bidang
peternakan, kurangnya modal sering kali membuat para peternak tidak
meneruskan upayanya. Namun kini, masalah tersebut bisa ditangani dengan
cara menjadi anggota startup peternakan Melalui aplikasi digital ini, peternak
mudah mendapatkan investor sekaligus tawaran kerja sama perluasan kandang.
ROI yang diberikan berkisar antara 5-10%, cukup besar.
Demikian ulasan mengenai masalah yang tak henti menimpa peternak rakyat.
Agen terbaik untuk menuntaskannya adalah para pemuda. Pasalnya, mereka lah
penguasa ilmu pengetahuan dan teknologi kekinian.
E.BUDAYA

Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai


dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin
berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal
menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan
kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga
hasil susu dan hasil bulunya (wol). Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan
kerbau untuk diambil hasil kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan
tenaganya untuk membajak tanahManusia juga mengembangkan peternakan
kuda, babi, unta, dan lain-lain. Ilmu pengetahuan tentang peternakan, diajarkan
di banyak universitas dan perguruan tinggi di seluruh dunia. Para siswa belajar
disiplin ilmu seperti ilmu gizi, genetika dan budi-daya, atau ilmu
reproduksi. Lulusan dari perguruan tinggi ini kemudian aktif sebagai doktor
haiwan, farmasi ternak, pengadaan ternak dan industri makanan. Dengan segala
keterbatasan peternak, perlu dikembangkan sebuah sistem peternakan yang
berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan sehingga peternakan
industri dan peternakan rakyat dapat mewujudkan ketahanan pangan dan
mengantasi kemiskinan.
BAB III
KESIMPULAN
a. Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Di era globalisasi ini,
khususnya di Indonesia sendiri pendidikan merupakan hal yang
terpenting di dalam hidup agar dapat mencapai pekerjaan atau
cita-cita yang diinginkan agar kehidupan di masa yang akan datang
dapat tercapai sesuai dengan keinginan.
b. Keinginan dalam beternak untuk para anak muda masih kurang
karena itu di karenakan adanya rasa gengsi yang dimiliki oleh anak
jaman sekarang dan juga adanya malu dengan pekerjaan berternak.
c. Peternakan merupakan salah satu penyokong ekonomi di Indonesia.
Sayangnya, minat anak muda untuk menekuni bidang ini masih kurang.

Anda mungkin juga menyukai