Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN JALAN DENGAN PERKERASAN KAKU

MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN BINA MARGA


(STUDI KASUS : KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG)

Ida Hadijaha, Mohamad Harizalsyahb

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro


Jl.Ki Hajar Dewantara No.166 Kota Metro Lampung 34111, Indonesia
Email : acv.sadakonsultan@yahoo.co.id, bmharizalsyah@yahoo.co.id

Abstrak
Perkerasan jalan raya adalah merupakan suatu konstruksi yang disusun menjadi satu
kesatuan yang kuat yang membentuk perkerasan jalan sebagai sarana maupun prasarana yang
menjadi lintasan yang bermanfaat untuk melewatkan lalu lintas (traffic) dari suatu tempat ke
tempat lain. Perencanaan berada di Ruas Jalan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi
Lampung. Perencanaan ini meliputi Survei Lalu Lintas dan mengetahui California Bearing
Ratio (CBR) tanah dasar. Tujuan dari perencanaan ini adalah mempelajari dan memahami
dalam merencanakan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) dengan mengacu pada Metode
Analisa Komponen Bina Marga, Serta menyelesaikan masalah kerusakan jalan yang sering
terjadi pada lokasi tersebut. Dari hasil perencanaan didapat, Ketebalan Struktur Slab Beton
Perkerasan Kaku (Concrete Slab Rigid Pavement) digunakan 20 cm dengan beton K-350 dan
Ketebalan Struktur Lapis Pondasi Bawah Campuran Beton Kurus (Lean Mix Concrete)
digunakan 15 cm dengan beton K-350, dengan CBR desain terendah 2,60 %. Besi yang
digunakan masing – masing sebagai berikut : Ruji (Dowel bars), diameter 1” (∅ 25 mm),
panjang 450 mm, jarak 300 mm, jarak dudukan (Chaira Dowel Bars) ∅ 12 – 300 mm, Batang
Pengikat (tie bars), D.16 – 750 mm, Panjang 700 mm, jarak dudukan (Chaira Tie Bars) ∅ 12
– 750 mm, Kedalaman sambungan susut melintang dan memanjang adalah ¼ tebal slab beton
yaitu 5 cm

Kata kunci: Jalan Raya, Metode Analisa Komponen Bina Marga, Perencanaan Jalan,
Perkerasan Kaku.

PENDAHULUAN penghujan karena faktor topografi wilayah


Ruas jalan dari Jalan Perkebunan serta kondisi existing drainase yang kurang
Bekri menuju ke arah tulung jukung memadai di wilayah tersebut sehingga
(stasiun bekri) yang terletak di Kabupaten existing perkerasan lentur yang ada akan
Lampung Tengah Provinsi Lampung, cepat rusak dikarenakan genangan air serta
adalah ruas jalan yang banyak dilalui oleh tonase kendaraan berat yang melewati
kendaraan truk serta fuso dengan kapasitas wilayah tersebut. Sehingga kenyamanan
tonase berat yang mengangkut hasil panen dan kelancaran berkendara menjadi
tebu, pupuk, bibit dan lain lain yang akan di terganggu. Untuk itu, akan direncanakan
kirimkan ke pabrik PTPN 7, serta barang jalan dengan menggunakan perkerasan
dagangan baik berupa truk-truk besar dan kaku (rigid pavement) yang mampu
mobil pick up yang akan menuju ke stasiun mendukung beban tonase kendaraan berat
kereta untuk berdagang, di samping itu juga serta lebih tahan terhadap air
banyak mobil pribadi dan bis para dibandingkan dengan perkerasan lentur.
penumpang stasiun bekri yang sering Oleh karena itu dalam
keluar masuk lewat wilyah tersebut, serta merencanakan suatu konstruksi perkerasan
seringnya badan jalan wilayah tersebut kaku (rigid pavement) diperlukan
tergenang oleh air hujan pada saat musim penelitian yang kompleks dan spesifik

e-ISSN ; 2548-6209
p-ISSN ; 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 140
sehingga akan diperoleh perencanaan Konstruksi Jalan Raya
tebal perkerasan kaku (rigid pavement) Jalan raya ialah suatu lintasan yang
serta desain struktur perkerasan kaku bermanfaat untuk, melewatkan lalu lintas
(rigid pavement) yang sesuai dengan (traffic) dari suatu tempat ke tempat lain.
kebutuhan baik dari segi keamanan, dan Perkerasan direncanakan untuk memikul
kekuatan pada ruas jalan tersebut. beban lalu lintas secara aman dan nyaman
serta selama umur rencana tidak terjadi
TINJAUAN PUSTAKA kerusakan yang berarti. Perkerasan beton
Kendaraan Rencana semen adalah struktur yang terdiri atas pelat
1. Kendaraan Ringan/ kecil (LV) beton semen yang bersambung (tidak
Kendaraan ringan/kecil adalah menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau
kendaraan bermotor ber as dua menerus dengan tulangan, terletak di atas
dengan empat roda dan dengan jarak lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa
as 2,0 – 3,0 m. atau dengan lapis permukaan beraspal.
2. Kendaraan Sedang (MHV) Perkerasan rigid pavement, terdiri dari pelat
Kendaraan bermotor dengan dua beton semen portland dan lapis pondasi
gandar, dengan jarak 3,5 – 5,0 m. diatas tanah dasar. Maka faktor yang sangat
3. Kendaraan Berat/ besar (LB-LT) penting dalam perancangan perkerasan
a. Bus Besar (LB) jalan beton semen portland adalah kekuatan
Bus dengan dua atau tiga gandar beton itu sendiri, adanya beragam kekuatan
dengan jarak as 5,0-6,0 m dari tanah dasar dan atau pondasi hanya
b. Truk Besar (LT) berpengaruh kecil terhadap kapasitas
Truk tiga gandar dan truk kombinasi struktural perkerasannya (tebal plat
tiga, jarak gandar (gandar pertama ke betonnya) (Ari Suryawan, 2013).
dua) < 3,5 m Daya dukung tanah di bawah pondasi
4. Sepeda Motor (MC) dangkal dipengaruhi oleh banyak faktor
Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 antara lain kedalaman penanaman pondasi,
roda bentuk pondasi, letak muka air tanah dan
5. Kendaraan Tak Bermotor (UM) lain-lain. Daya dukung tanah dasar
Kendaraan dengan roda yang ditentukan dengan pengujian CBR. Letak
digerakkan oleh orang atau hewan. muka air sangat berpengaruh terhadap daya
dukung tanah, sedangkan letak muka air
Tabel 1. Golongan Dan Kelompok Jenis tanah mengalami fluktuasi dengan adanya
Kendaraan perubahan musim, yaitu musim kemarau
dan musim penghujan. Dalam pelaksanaan
penelitian ini dilakukan bertahap yaitu,
dimulai dari study pustaka penentuan lokasi
penelitian, pengumpulan data, perhitungan
daya dukung tanah, analisis data kemudian
disimpulkan.
Beban jalan adalah berupa beban
repitisi atau pengulangan. Struktur
perkerasan jalan dalam menjalankan
fungsinya berkurang sebanding dengan
bertambahnya umur perkerasan dan
bertambahnya beban lalu lintas yang
dipikul dari kondisi awal desain perkerasan
tersebut. Secara definisi beban berlebih
(overloading) adalah suatu kondisi beban
gandar kendaraan melebihi beban standar

e-ISSN ; 2548-6209
141 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 p-ISSN ; 2089-2098
yang digunakan pada asumsi desain
perkerasan jalan atau jumlah lintasan
operasional sebelum umur rencana
tercapai, atau sering disebut dengan
kerusakan dini. Sedangkan umur rencana
perkerasan jalan adalah jumlah repetisi
beban lalu lintas (dalam satuan Equivalent Gambar 1. Tebal Minimum Pondasi
Standard Axle Load, ESAL) yang dapat Bawah
dilayani jalan sebelum terjadi kerusakan Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-
struktural pada lapisan perkerasan. (2003)
Kerusakan jalan akan terjadi lebih cepat
karena jalan terbebani melebihi daya b.CBR Efektif Tanah Dasar
dukungnya. Kerusakan ini disebabkan oleh Daya dukung tanah dasar ditentukan
salah satu faktor yaitu terjadinya beban dengan pengujian CBR insitu sesuai
berlebih (overloading) pada kendaraan dengan SNI 03-1731-1989 atau CBR
yang mengangkut muatan melebihi batas laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-
beban yang ditetapkan yang secara 1989. Apabila tanah dasar memiliki nilai
signifikan akan meningkatkan daya rusak CBR kurang dari 2 % maka dianggap
(VDF, Vehicle Damage Factor) kendaraan mempunyai nilai CBR efektif 5%. Nilai
yang selanjutnya akan memperpendek CBR tanah dasar efektif dapat dilihat pada
umur pelayanan jalan. Gambar 2.
Perkerasan Kaku
Perkerasan kaku atau sering disebut
juga perkerasan beton semen adalah suatu
susunan konstruksi perkerasan yang terdiri
atas pelat beton semen yang bersambung
(tidak menerus) tanpa atau dengan
tulangan, atau menerus dengan tulangan,
terletak di atas lapis pondasi bawah atau
tanah dasar, tanpa atau dengan lapis
permukaan beraspal.
Gambar 2. CBR Tanah Dasar Efektif
Langkah Perhitungan Dengan Sumber: Bina Marga. (2003). Pd T-14-
Parameter Perencanaan Tebal (2003)
Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode
Bina Marga c. Koefisien Gesekan (µ)
Parameter-parameter yang digunakan Perencanaan didasarkan bahwa antara pelat
dalam merencanakan perkerasan kaku dan pondasi bawah tidak ada ikatan. Jenis
meliputi : pemecah ikatan dan koefisien geseknya
a.Jenis dan Tebal Pondasi Bawah dapat dilihat pada Tabel 2.7 di bawah ini.
Jenis dan tebal pondasi bawah
ditentukan berdasarkan nilai CBR tanah
dasar dan repetisi sumbu yang terjadi.
Apabila tanah dasar mempunyai CBR lebih
kecil dari 2%, maka harus dipasang pondasi
bawah yang terbuat dari beton kurus (lean-
mix concrete) setebal 15 cm. Jenis dan tebal
minimum lapis pondasi bawah yang
disarankan dapat dilihat pada Gambar 1.

e-ISSN ; 2548-6209
p-ISSN ; 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 142
Tabel 2. Nilai Koefisien Gesekan (µ) literatur. Data-data sekunder antara lain
adalah:
Faktor
Jenis Pondasi Gesekan a) Data Pertumbuhan Lalu Lintas Pertahun
(F) b) Data Lalu Lintas Harian
BURTU, LAPEN dan konstruksi sejenis 2,2
Dari data yang telah didapat maka
Aspal beton, LASTON 1,8 selanjutnya akan dilaksanakan proses
Stabilisasi Kapur 1,8 kajian penelitian, dalam proses kajian ini
Stabilisasi Aspal 1,8 mengacu pada kondisi jalan dan keadaan
Stabilisasi Semen 1,8 sekitarnya. Sehingga, dalam hal ini akan
Koral 1,5
menghitung dan menggambar rencana jalan
Batu Pecah 1,5
Sirtu 1,2
yang akan direncanakan.
Tanah 0,9

Sumber : Ditjen Bina Marga, 1985

d. Kuat Tarik Lentur Beton (Flexural


Strength)
e. Konfigurasi Sumbu
f. Lajur Rencana dan Koefisien
Distribusi (C)
g. Umur Rencana
h. Pertumbuhan Lalu Lintas
i. Lalu Lintas Rencana
j. Faktor Keamanan Beban
k. Tebal Taksiran Plat Beton
l. Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi Gambar 3.Peta Lokasi Penelitian
m. Analisa Fatik dan Erosi
n. Dowel (Ruji) PEMBAHASAN
o. Batang Pengikat (Tie Bar) Tabel 3.Data CBR
p. Sambungan susut melintang Titik Nilai CBR
STA
Sample (%)
q. Sambungan susut memanjang 1 0 + 000 S/D 0 + 200 4.50
2 0 + 200 S/D 0 + 400 3.90
METODE PENELITIAN
3 0 + 400 S/D 0 + 600 2.60
Pengumpulan Data Primer Nilai CBR Rata – Rata
3,66
Data primer adalah data utama, data STA 0 + 000 S/D 0 + 600
yang diperoleh dari obserbvasi lapangan di
daerah lokasi penelitian. Data yang Tabel 4. Pengujian Kadar Air
diperoleh antara lain sebagai berikut : Titik STA Nilai/Hasil
Sample
a) Panjang jalan
b) Lebar jalan 1 0 + 200 45,20 %
c) Survei lalu lintas 2 0 + 400 44,82 %

d) Pengambilan sampel tanah dasar 3 0 + 600 42,76 %


dilapangan dan perhitungan CBR Tabel 5. Pengujian Berat Jenis Tanah Asli
Titik STA Nilai/Hasil
Sample
Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang 1 0 + 200 2,16 %
2 0 + 400 1,77 %
yang mendukung proses pembahasan yang
3 0 + 600 2,20 %
diperoleh dari sumber buku refensi dan

e-ISSN ; 2548-6209
143 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 p-ISSN ; 2089-2098
Tabel 6. Data Volume Lalu Lintas Yang
Ditinjau
No Jenis Kendaraaan JumlahVolume
Kendaraan
1 Bus Sedang + Bus 15
Besar
2 Truck Sedang 252

3 Truck Besar 281

Total Jumlah Volume 548


Kendaraan

Output Hasil Perhitungan dan Analisis


Output hasil perhitungan dan analisis
meliputi beberapa gambar dibawah ini :
Gambar 7. Detail Potongan A – A Batang
Pengikat (Tie Bars)

Gambar 4. Potongan Melintang Jalan

Gambar 8. Detail Potongan B – B Ruji


(Dowel Bars)

Gambar 5. Potongan A - A

Gambar 6. Detail Pembesian Rigid Gambar 9. Tampak Perspektif Rigid


Pavement Per Segmen Pavement

e-ISSN ; 2548-6209
p-ISSN ; 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 144
KESIMPULAN DAN SARAN x 200 mm = 50 mm = 5 cm, yang diisi
Kesimpulan bahan penutup (joint sealer)
Berdasarkan hasil Perhitungan dan
analisis yang dilakukan maka dapat diambil SARAN
kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil dari perhitungan dan
1. Untuk perhitungan masing – masing titik pembahasan perencanaan perkerasan kaku,
1, 2, dan 3 dapat dilihat di lampiran. saran-saran yang dapat penulis berikan
2. Dalam perhitungan tugas akhir / skripsi untuk pengembangan lebih lanjut adalah
ini penulis menggunakan hasil sebagai berikut :
perhitungan di masing - masing titik 1,2, 1. Dalam perencanaan dan perbaikan pada
dan 3 sebagai acuan dalam menentukan ruas jalan bekri sebaiknya tidak hanya
perhitungan serta desain gambar dipusatkan pada perkerasannya saja,
perencanaan, untuk menentukan akan tetapi juga perlu ditingkatkan
perencanaan perkerasan kaku yang prasarana jalan yang secara menyeluruh
memenuhi syarat digunakan nilai CBR seperti bahu jalan yang lebih tinggi dari
rata – rata yang memiliki nilai CBR 3,66 permukaan jalan agar dapat di
%, Namun agar faktor kekuatan dan normalisasi untuk kelancaran air agar
keamanan desain dapat lebih terpenuhi tidak menggenangi permukaan jalan dan
maka digunakan CBR 2,60 % di titik 3, merusak perkerasan jalan yang ada, serta
yang merupakan CBR terendah dari ke 3 peninggian plat beton gorong – gorong
titik yang telah diuji di Laboratorium jalan melintang, agar air bisa lancar
Teknik Sipil Universitas mengalir dan tidak menggenangi jalan
Muhammadiyah Metro. karena gorong – gorong terlalu pendek
3. Perencanaan perkerasan kaku (Rigid 2. Dalam mengevaluasi tingkat kerusakan
Pavement) menggunakan jenis jalan, Sebaiknya dievaluasi secara
perkerasan beton bersambung tanpa intensif mengenai jenis, penyebab dan
tulangan jumlah kerusakannya. Agar pemecahan
4. Untuk Ketebalan struktur perkerasan yang diambil merupakan cara yang
kaku digunakan 20 cm, Lebar = 2 X 3 m paling tepat dalam melaksanakan
/ 6 m (Untuk 2 Lajur), Panjang= 4 M, perbaikan kerusakan tersebut dan biaya
dengan mutu beton K-350. yang dikeluarkan lebih efisien.
5. Untuk Ketebalan dan jenis struktur 3. Dalam merencanakan perkerasan kaku
lapisan pondasi bawah digunakan harus diperhatikan pula nilai CBR tanah
Campuran Beton Kurus (Lean Mix dasar, karena nilai CBR tanah dasar pada
Concrete) setebal 15 cm, dengan mutu masing – masing titik dan STA terdapat
beton K-350. banyak perbedaan nilai CBR, Oleh
6. Besi yang dipakai setiap sambungan karena itu dalam proses perencanaan
masing – masing sebagai berikut : sebaiknya harus dievaluasi kembali jika
a. Dowel (ruji), Besi ∅ 25 – 30 cm, menggunakan CBR rata – rata karena
panjang = 45 cm, Jarak setiap pada suatu titik tertentu aman dan pada
sambungan dowel adalah 4 m. titik tertentu belum tentu aman sehingga
b. Batang Pengikat (tie bar), Besi D 16 tidak tercapai faktor keamanannya,
– 75 cm, Panjang = 70 cm, jarak Namun agar faktor kekuatan dan
dudukan (chaira) ∅ 12–75 cm. Jarak keamanan desain dapat lebih terpenuhi
sambungan tie bar adalah 3 m dari maka bisa digunakan CBR terendah
tepi perkerasan jalan sehingga bisa tercapai faktor keamanan
c. Kedalaman Sambungan Susut dan kekuatannya
Memanjang dan Melintang adalah 4. Yang tidak kalah penting dari
1/4 dari tebal plat slab beton yaitu 1/4 perencanaan jalan adalah proses
pelaksanaannya yang benar – benar

e-ISSN ; 2548-6209
145 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 p-ISSN ; 2089-2098
harus di perhatikan kesesuaiannya
seperti mutu beton, baja tulangan serta Departemen Pekerjaan Umum, 1996.
tebal lapis pondasi bawah dan slab beton ”Manual Kapasitas Jalan Indonesia
dengan spesifikasi teknis dan gambar (MKJI)” Direktorat Jenderal Bina
rencana yang telah ditentukan. Sehingga Marga dan Departemen Pekerjaan
dalam pelaksanaan bisa tercapai Umum, Jakarta.
ketepatan dan kebenarannya sesuai
dengan perencanaan. Departemen Pekerjaan Umum, 1997. ”Tata
5. Untuk mendapatkan konstruksi yang Cara Perencanaan Geometrik Jalan
dapat bertahan dan mencapai umur Antar Kota (TPGJAK)” . Direktorat
rencana yang diharapkan, hendaknya Jenderal Bina Marga dan Departemen
dilakukan pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Umum, Jakarta.
perawatan secara berkala sehingga jalan
dapat berfungsi sesuai umur rencana Hendarsin L Shirley, 2000. “Perencanaan
bahkan lebih dan dapat meminimal Teknik Jalan Raya”. Bandung.
terjadinya kerusakan pada konstruksi.
Iqbal Agus Manu, 2003.”Rigid
Pavement”.Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Saodang Hamirhan, Msc, 2005.
AASHTO. 1986. “Guide For Design Of “Perancangan Perkerasan Jalan Raya
Pavement Structures”. Washington Jilid 2” Bandung, Nova Bandung.
D.C.
Suaryana Nyoman, MSc, 2001.
Anonim, SNI 1964:2008. “Badan “Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku
Standarisasi Nasional.( Cara uji berat (Rigid Pavement)”. Departemen
jenis tanah)”. Jakarta. Pemukiman dan Prasarana Wilayah,
Badan Penelitian dan Pengembangan
Anonim, SNI Pd T-14-2003. “Departemen Prasarana Transportasi Provinsi
Pekerjaan Umum. (Perencanaan Kalimantan Timur.
Perkerasan Jalan Beton Semen)”.
Jakarta. Suryawan Ari.2015. “Perkerasan Jalan
Beton Semen Portland (Rigid
Anonim, SNI 03-1744-2012. “Badan Pavement)” Beta Offset, Yogyakarta.
Standarisasi Nasional.(Metode
pengujian CBR laboratorium)”.
Jakarta.

B. Kant Kall & C. Jatin Khisty, 2003.


“Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi,
Jilid 1 dan 2”, Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, 1985.


”Petunjuk Perencanaan Tebal
Perkerasan Kaku Jalan Raya Dengan
Metode Analisa Komponen”.
Direktorat Jenderal Bina Marga dan
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

e-ISSN ; 2548-6209
p-ISSN ; 2089-2098 TAPAK Vol. 6 No. 2 MEI 2017 146

Anda mungkin juga menyukai