Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PENGGANTI UTS

Yusran Ramadhan Pontoh


21100119140113

Review 1
Judul:
Hegemoni Ideologi dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman el Shirazy (Kajian
Hegemoni Gramsci) oleh Fajrul Falah (2018)
A. Isi
Review ini diambil dari penelitian terhadap novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman
el Shirazy dengan pendekatan hegemoni ideology oleh Fajrul Falah. Hegemoni merupakan
kemenangan atau kekuasaaan yang didapat bukan melalui dominasi satu kelas social terhadap
kelas lainnya, tetapi dengan cara konsesus. Ayat-Ayat Cinta merupakan salah satu karya
Habiburrahman el Shirazy yang cukup populer dan dianggap fenomenal dibandingkan
karya-karyanya yang lain. Beberapa penelitian terkait AAC sebagian besar dikaji dari aspek
religiusitas, pesan dakwah, dan keagamaan.
B. Fokus Kajian
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hegemoni ideology yang terdapat dalam AAC.
Penelitian studi kepustakaan ini, menggunakan pendekatan hegemoni Gramsci. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan tokoh utama Fahri
dikontruksikan oleh pengarang dengan banyak atribut positif yang melekatnya; tampan, cerdas,
sederhana, taat, dan baik hati. Atribut dan citra positif tersebut membuat sebagian besar
tokoh-tokoh perempuan (Aisha, Maria, Nurul, Noura, Alicea) tertarik dan mengagumi Fahri,
sehingga Fahri pun diuntungkan dan menjadi kelas dominan (hegemonik). Proses hegemoni
tokoh-tokoh tersebut berjalan baik, karena salah satunya ditunjang ideologi keagamaan.
C. Hasil Penelitian
Novel-novel AAC karya Habiburrahman el Shirazy sarat dengan muatan hegemoni
ideologi keagamaan (Islam). Ideologi itu kemudian direpresentasikan melalui tokoh-tokoh
dalam novel seperti Fahri, Aisha, Maria, Alicia, Noura, dan Nurul. Tokoh sentral Fahri
dikontruksikan oleh pengarang sebagai sosok yang banyak memiliki atribut positif. Fahri
merupakan sosok yang dikagumi banyak perempuan,iasaleh, taat, sederhana, dan penuh
tanggungjawab. Melalui citra positif, Fahri menjadi kelas dominan dan berhasil menghegemoni
tokoh-tokoh lainnya dengan ideology keagamaan. Melalui tokoh utama Fahri pula, pengarang
ingin menyampaikan pesan positif dan hikmah bagaimana menjadi seorang (pelajar) muslim
dan muslimah yang baik. Habiburrahman mampu mengemas cerita romantisme percintaan yang
berujung pernikahan bahkan sampai poligami. Poligami yang diciptakan dalam novel tersebut
berbeda dengan realitas kehidupan masyarakat pada umumnya. Jika dalam realitas poligami
dianggap kontroversi dan umumnya bersumber dari pihak suami, di novel yang juga
diangkat menjadi film ini justru sebaliknya, perempuanlah (Aisha) yang meminta suaminya
(Fahri) untuk berpoligami dengan tujuan menolong dan mengharapkan pahala. Pada konteks
ini pengarang menyampaikan pesan melalui fiksi, apakah teks atau tulisan itu sebagai, pertama
ayat-ayat Tuhan, ataukah kedua sebagai ayat-ayat “setan”? Habiburrahman menempatkan diri
pada posisi pertama.

Review 2
Judul:
Kepercayaan dan Pertentangan Ideologi dalam Cerpen “Cerita Lama Negara Suka dan Negara
Neka” Karya Jelsyah Dauleng (Kajian Hegemoni Gramsci) oleh Fajrul Falah (2019)
A. Isi
Review ini diambil dari penelitian yang menggunakan pendekatan sosiologi sastra, untuk
mengungkapkan persoalan dan aspek sosial yang terdapatat dalam cerpen, yang secara
spesifik masuk ranah hegemoni Gramsci. Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif
kualitatif. Data penelitian didapatkan dari teks cerpen tersebut (kata, frasa, kalimat) yang
relevan dengan ideologi, kepercayaan, aspek sosial dan hegemoni Gramsci. Data penelitian
kemudian diinterpretasikan berdasarkan pendekatan yang dipakai, lalu disajikan secara
deskriptif. Hasil penelitian terhadap cerpen tersebut menunjukkan terjadi konflik antaranggota
kelompok yang kemudian tiap-tiap kelompok itu berpisah dan membuat negara masing-
masing. Konflik dan terpisahnya dua negara tersebut berhasil diredam sesaat karena anggota
kelompok Negara Neka mempercayai keyakinan Negara Suka, yakni hidup penuh kedamaian,
kebaikan, dan alam lain. Kepercayaan Negara Neka terhadap Negara Suka akhirnya memudar
setelah terjadi bencana, Kelompok Negara Neka kembali kepada ideologi yang dipercayainya.
B. Fokus Kajian
Penelitian ini memiliki tujuan mengungkapkan kepercayaan dan pertentangan ideologi
dalam cerpen “Cerita Lama Negara Suka dan Negara Neka” Karya Jelsyah Dauleng. Penelitian
ini didasari oleh pemikiran dan gagasan bahwa fiksi (cerpen) merupakan refleksi pemikiran
pengarang terhadap dunia realitas masyarakat yang diacu. Bahasa dan simbol dalam cerpen
tersebut, penuh makna yang perlu diungkapkan. Objek material penelitian ini cerpen “Cerita Lama
Negara Suka dan Negara Neka” yang diterbitkan oleh Harian Haluan, 10 Februari 2019.
C. Hasil Penelitian
Perbedaan kepercayaan dan ideologi antara Negara Neka dengan Negara Suka
menimbulkan konflik. Konflik disebabkan oleh tiap-tiap negara saling mempengaruhi satu sama
lain. Tiap-tiap Negara mempercayai kebenaran sesuai dengan ideologinya masing-masing. Negara
Neka menjalani hidup penuh kebebasan tanpa mempertimbangkan akibat, sedangkan Negara
Suka menjalani hidup penuh dengan kehati-hatian (ada balasan). Negara Suka mempercayai
ada kehidupan lain setelah kehidupan yang saat ini dijalaninya. Tiap-tiap negara memiliki anggota
yang patuh sesuai dengan idelogi yang dianutnya. Hal itu menunjukkan pada awalnya ideologi
mampu menyemen atau mengikat sekelompok individu untuk tetap patuh dan tidak melakukan
perlawanan bahkan pemberontakan. Ideologi suatu kelompok yang sudah menguat bisa
memudar atau melemah mankala tidak diproduksi (diciptakan), didistrubusi (disebarkan), dan
dikonsumsi (dilaksanakan). Hal itu terjadi ketika anggota Negara Neka berpindah haluan
mengikuti Negara Suka yang dilihatnya mampu menjalani hidup penuh kedamaian dan
kesejahnteraan. Akan tetapi hal demikian hanya berlangsung sesaat, karena apa yang
diharapkan Negara Neka (damai dan sejahtera) tidak bisa dibuktikan secara langsung di
Negara Suka. Cerpen ini sarat muatan kepercayaan dan ideologi yang
direpresentasikan oleh tokoh-tokoh fiksi masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai