PENDAHULUAN
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan alam atau kejadian
kejadian yang ada dimuka bumi ini dalam mempelajari ilmu fisika tentu didasarkan atas
percobaan. Salah satu percobaan atau kegiatan yang dilakukan adalah pengukuran. Dalam
fisika pengukuran berarti membandingkan dua hal yang salah satunya menjadi
perbandingan atau alat ukur yang besarnya harus di standarkan, bertujuan untuk
mengetahui kualitas atau kualitas suatu besaran. Besaran merupakan segala sesuatu yang
dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan.
Pengukuran dan besaran merupakan suatu hal yang sifatnya sangat mendasar.
selain itu, pengamatan juga berperan penting dalam pengukuran. Pengukuran dan
pengamatan secara benar teliti dan seksama merupakan factor terpenting dan harus
diperhatikan dalam melakukan suatu percobaan. Hal ini agar dilakukan hasil percobaan
yang diperoleh benar benar akurat dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan teori
yang dilakukan. Bagaimana pun praktikan melakukan pengukuran itu, pengukuran itu
selalu disertai dengan ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian adalah adanya
nilai skala terkecil. Kesalahan pastian pengukuran adalah dikarenakan kesalahan titik nol,
kesalahan kalibrasi, alat lingkungan yang saling mempengaruhi dan keterampilan
pengamat sehingga sangat sulit mendapatkan nilai sebenarnya.
Alat ukur yang kita gunakan tak selamanya bagus dan utuh. Alat ukur juga bisa
mengalami kerusakan. Maka dari itu, diperlukannya perawatan yang benar. Selain itu
praktikan bisa melakukan pemakaian harus bertanggungjawab dalam menggunakannya.
Dengan diadakannya praktikum ini diharapkan praktikan bisa menggunakan alat-alat ukur
dengan benar dan bermanfaat bagi kehidupan praktikan. Serta praktikum ini bisa
mengajarkan praktikan arti tanggung jawab dalam melakukan sesuatu atau memakai
barang yang praktikan gunakan.
Pada percobaan yang dilakukan ada beberapa alat-alat ukur yang dipelajari yaitu
jangka sorong, micrometer sekrup, neraca teknik, penggaris, busur derajat, termometer,
stopwatch, termometer, stopwatch, neraca pegas dan neraca o’haus.. Masing-masing alat
ukur memiliki cara untuk mengoperasikannya dan juga cara untuk membaca hasil yang
diukur.
1.2 Tujuan
Ilmu fisika dilandasi oleh besaran fisika. Atas dasar pengukuran itu, praktikan
dapat mengetahui jejari atom, massa bumi, dan juga jarak dari bumi ke matahari. Alat
ukur yang telah digunakan telah berkembang seiring berkembangnya teknologi. Tujuan
dari setiap pengukuran adalah untuk mendapatkan hasil berupa nilai ukur yang benar dan
tepat. Besaran yang biasa diukur, misalnya massa, suhu, arus listrik, waktu, dan panjang.
Besaran massa diukur menggunakan neraca, suhu dengan termometer, arus listrik dengan
amperemeter, dan waktu dengan stopwatch atau arloji. Alat ukur panjang bisa berupa
mistar, jangka sorong atau mikrometer sekrup. Alat ukur besaran yang sama memiliki
kawasan dan ketelitian ukur masing-masing. Ketelitian pembacaan skala pada alat ukur
tertentu berhubungan dengan jumlah angka penting pada sederetan angka hasil ukur yang
menggunakan alat ukur itu. Hal ini berarti penyajian angka hasil ukur tidak sama dengan
penyajian angka dari perhitungan menggunakan kalkulator. Micrometer sekrup memiliki
ketelitian lebih baik daripada jangka sorong yaitu 0,001 cm. Jangka sorong dengan
ketelitian 0,01 cm memiliki ketelitian yang lebih baik daripada mistar yang hanya
memiliki ketelitian 0,05 cm. Penyajian nilai ukur bermakna bahwa secara ilmu fisika,
praktikan tidak dapat menyatakan nilai ukur itu dengan tepat pada sebuah angka tertentu,
melainkan hanya berada di kawasan antara nilai minimal dan nilai maksimal. Ketelitian
alat ukur tidak sama dengan setengah skala.
Mikrometer sekrup terdiri dari rahang tetap dan rahang geser disertai pemutar untuk
mengubah posisi rahang geser. Dalam pengukuran tidak jarang terjadi kesalahan ,
ketidak pastian ditunjukan dengan nilaiyang berubah ubah selamaproses pengukuran.
Ketidakpastian ini dapat terjadi karena adanya kesalahan, seperti kesalahan umum
,kesalahan acak, kesalahan kalibrasi.kesalahan karena alat , dan kesalahan karena arah
pandang. Pengukuran dapat dilakukan secara tunggal artinya pengukaran hanya dilakukan
satu kali saja atau secara berulang, artinya pengukuran dilakukan lagi. Pengukuran
tunggal tidak bisa dilakukan terlalu seringitu dikarenakan dapat menimbulkan banyak
kesalahan. Oleh karena itu , pengukuran perlu dilakuakan lagi . Jika benda yang diukur
tidak mudah berubah bentuk , maka pengukuran berulang akanmemberikan data yang
lebih akurat. Dalam laporan hasil pengukuran tidak hanya mencamtumkan hasil
pengukuran saja tetapi juga mencamtumkan juga tingkat ketelitian alat ukur . Oleh karena
itu , kita dituntut untuk teliti dalam menggunakan setiap alat ukur.
Prinsip kerja alat ukur harus direncanakan sedemikian rupa sehingga skala
ukuran dapat menunjukan pengukuran dengan benar. Untuk memastikanhanyayang
ditunjuk alat ukur tidak menyimpang dari satuan panjang ,maka harus dilakukan kalibrasi
alat ukur biasanya . Untuk melakukan kalibrasi alat ukur biasanya digunanakan sebuah
balok ukuryaitu balok segi empat. Dengan menyusun bermacam macam balok ukur dari
berbagai ukuran maka praktis dapat dibuat ukuran panjangsebagaimana yang
dikehendaki.hasil pengukuran yang paling baik dapat di capai dengan memilih alat ukur
dan cara pengukuran sesuai kondisi benda ukur dan ketentuan hasil yang diinginkan. Cara
pengukuran dapat dilakukan dengan pengukuran langsung , tidak langsung, pengukuran
dengan caliber terbatas , dan pengukuran dengan cara membandingkan dengan bentuk
standar. Alat ukur dapat diklasifikasi menurut prinsip kerjanya, antara lain alat ukur
mekanis, alat ukur optis, alat ukur elektris, alatukur hidrolis, dan alat ukur pnuematis atau
aerodinamis. Secara garis besar alat ukur didefisinisikan sebagai alat yang digunakan
untuk mengukur secara persisi, yang diperlakukan dalam melakukan
perkerjaan.sebenarnya alat ukur dipergunakan untuk mengukur jarak atau panjang yang
hanya karena keperluannya dituntut kekhususan tersendiri.
Standar pengukuran telah diukur oleh organisasi standar pengukuran internasional yang
berlaku di kota sevres,perancis,atau lebih dikenal dengan Internasional Bureall Of
Weights and Mecsures (BIPM). Badar organisasiinimengatur standar pengukuran dan
menghasilkan tujuan unit utama pengukuran,yaiitu
Kilogram,Meter,Ampere,Kelvin,Sekon,Candela, Mol.
Pengukuran massa benda biasanya di ukur dengan neraca,jenis nerca sangat lah
banyak,mulai dari yang sederhana seperti yang digunakan pedang sayur di pasar,hingga
yang kompleks seperti yang digunakan dilaboratorium yaitu neraca O’haus dan neraca
pegas.
Alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau harga
tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi.
Pengukuran merupakan hasil penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Pengukuran-
pengukuran tersebut antara lain, pengukuran tinggi dari suatu titik ke titik lain,
pengukuran waktu dari suatu kejadian ke kejadian lainnya, pengukuran temperatur/suhu
suatu daerah, pengukuran kecepatan dari suatu benda, mengukur panjang dari suatu titik
ke titik lainnya dapat digunakan mistar atau meteran.
Standar waktu yang masih digunakan sampai saat ini adalah sekon (detik). Seperti hal nya
standar panjang, standar waktu secara internasional ini juga mengalami perubahan. Pada
awalnya satundetik di definisikan sebagai (1/68) (1/60) (1/24) hari matahari rata– rata.
Jadi 1 detik adalah 1/86400 hari matahari rata–rata berubahan dari tahun ke tahun
.sehingga tidak cocok lagi dijadikan sebuah standar. Pada tahun 1967,dengan
menggunakan jam atom tertentu,telah didefinisikan standar waktu yang baru. Dengan
menggunakan jam atom, satu sekon adalah waktu 9.192.631.770 kali periode gelombang
elokmagnektik yang dipancarkan karena transisi antara 2 arah hiperhalus pada keadan
dasar atom cesium–132. Dalam kehidupan sehari–hari ,selain detik digunakan pula satuan
yang lain seperti menit,jam dan hari.
Suhu atau temperatur adalah ukuran numerik yang menyatakan dingin atau
panasnya suatu benda . suhu sebenarnya tidak lain alah energi kinetik, berdasarkan
kesepakatan Internasional Conference Generate Des Pords Et Measures (CGPM) , pada
tahun 1954, sebelum derajat kelvin ini, sebagai standar suhu,orang menggunakan derajat
celcius yang menetapkan titik beku air 0˚c dan titik didih air 100˚c pada tekanan
1atmosfer. Satuan derajat celcius ini ditetapkan pada CGPM tahun 1948. Satuan kelvin
titik beku air pada tekanan atmosfer di tetapkan 273,16 K dan titik didih air 321,16 K.
Kelvin ,satuan untuk temperatur termodinamika,adalah pecahan 1/273,16 suhu
termodinamika titik tripel air.
Alat ukur massa diukur menggunakan neraca O’haus dan neraca pegas. Neraca
O’haus terdiri dari tiga lengan sehingga sering di sebut neraca tiga lengan. Dengan lengan
pertama yang berskala satuan gram ,lengan kedua berskala satuan puluhan gram,dan
lengan ketiga berskala ratusan gram. Neraca ini mnemiliki nilai skala terkecil 0,1 gram
1
,sedangkan ketelitiannya adalah ∆ x= x 0,1 gram=0,5 gram . Pengukuran dengan
2
menggunakan neraca O’haus yaitu dengan menjumlahkanskala pada lengan depan
,lengan tengah dan lengan belakang. Hasil pengukuran diperoleh dengan mementukan
satuanskala pada setiap lengan.
Alat ukur wajtu diukur dengsn menggunakan stopwatch atau jam henti.
Stopwatch dibagi menjadi 2 yaitu stopwatch analog dan digital. Skala terkecil stopwatch
1
adalah 1 sekon, sedangkan tingkat ketelitiannya adalah ∆ x= x 1sekon = 0,5 sekon.
2
Pada stopwatch terdapat 1 tombol yang digunakan untuk memulai,menghentikan dan
merestar ulang stopwatch. Tombol tersebut terdapat diatas stopwatch. Jika stopwatch
suda pada posisi 0, maka tombol tekan 1 kali tandanya mulai ,jika tekan lagi berarti
berhenti dan jika di tekan lagi tandanya merestar ulang stopwatch.
1
adalah 1˚c sedangkan tingkatanya ketelitiannya adalah ∆ x= x 1ͦc = 0,5 ˚c. Adapun cra
2
menggunakan termometer adalah :
1. Letakan bagian ujung termometer yang berwarna merah pada benda yang akan
diukur suhunya.
2. Bacalah skala pada termometeryang di gunanakan.
Suhu adalah ukuran energi ymag rata rata dari gerak molekular di dalam zat.
Suhu tidak bergantung pada ukuran atau jenis bendea. Panas atau diingin suatu benda
dapat dirasakan dengan indra peraba bukanlah alatukur suhu karena tidak dapat
menentukan nilai suatu benda dengan satuan tertentu. Tetapi dengan perkembangan
teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu tubuh yang vail.
Alat ukur zaman sekarang sudah banyak yang menggunakan sistem digital.
Sehingga kita dapat kemudahan untuk membaca nilai hasil pengukuran dan itupun
terbukti lebih akurat dari pada alat ukur yang manual,karena ditampilkan berupa angka.
3. Kesalahan kalibrasi. Kesalahan ini terletak pada kesalahan mengatur awal letak
jarum penunjuk. Jika harusnya jarum penunjuk diangka nol karena kesalahan
kalibrasi jarum petunjuk melenceng dari angka sehingga menyebabkan kesalahan
saat mengukur
5. Kesalahan arah pandang. Kesalahan ini timbul karena peneliti saat membaca
tidak tegak lurus dengan alat ukur tetapi kepalanya miring atau melihat dari
samping alat
Setiap alat ukur sebelum digunakan atau sesudah digunakan pada periode
tertentu ( 6 bulan atau 12 bulan ) harus dilakukan kalibrasi sesuai standar nasional
ataupun internasional. Alat ukur merupakan ujung tombak dalam kualitas produk
yang dihasilkan, karena langsung berhubungan dengan proses sehingga perlu
dipelihara untuk mendapatkan umur yang panjang. Untuk mengetahui nilai dari suatu
besaran fisika harus dilakukan pengukuran. Mengukur adalah membandingkan antara
dua hal, dengan salah satunya menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya
harus di standarkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran :
1. Nilai skala terkecil alat ukur, pada setiap alat ukur terdapat suatu
nilai skala yang tidak dapat diukur, pada setiap alat ukur terdapat
suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi inilah yang disebut
nilai skala terkecil.
BAB III
PROSEDUR KERJA
1. Mistar
2. Jangka sorong
3. Mikrometer sekrup
Berfungsi mengukur panjang dengan tingkat ketelitian cuku tinggi yaitu 0,01
mm atau 0,001 cm.
4. Neraca
5. Termometer
6. Stopwatch
7. Neraca Pegas
3.3.2 Bahan
1. Balok
2. Silinder
3. Bola baja
Digunakan untuk mengukur keliling bola.
4. Balok Bermassa
Balok bermassa digunakan untukmengukur massa menggunakan neraca.
5. Air
Air digunakan untuk bahan percobaan dalam mengukur suhu.
6. Wadah Air
Wadah air digunakan untuk tempat meletakkan air.
7. Pemanas Air
Pemanas air digunakan sebagai bahan percobaan.
4. Diukur panjang balok menggunakan jangka sorong lalu catat hasil pengukuran pada
tabel data lalu ulangi pengukuran sebanyak 5 kali.
5. Diukur lebar balok menggunakan jangka sorong lalu cata hasil pengukuran pada tabel
data lalu ulangi sebanyak 5 kali.
6. Diukur tinggi balok menggunakan jangka sorong lalu catat hasil pengukuran pada tabel
data lalu ulang pengukuran sebanyak 5 kali.
4. Diukur tebal kertas karton menggunakan mikrometer lalu dicatat hasil pengukuran
pada tabel data, lalu ulangi pengukuran sebanyak 5 kali.
5. Diukur tebal kertas sampul buku menggunakan mikrometer lalu catat hasil pengukuran
pada tabel data, lalu ulangi pengukuran sebanyak 5 kali.
6. Diukur diameter bola kecil menggunakan mikrometer lalu catat hasil pengukuran pada
tabel data, lalu ulang sebanyak 5 kali.
3.2.4 Termometer
1. Disiapkan alat (termometer) dan bahan yang diperlukan.
2. Disiapkan gelas dan isikan dengan air.
3. Diukur suhu air tersebut menggunakan termometer.
4. Diamati perubahan suhu pada termometer.
5. Dicacat hasil pengamatan tersebut.
3.2.5 Stopwatch
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Dipegang nadi lalu hitung waktu yang dibutuhkan 10 kali denyut nadi.
3. Dicatat hasil pengamatan tersebut.
1 2 3
4
5
6
8 7
Keterangan :
3. Tombol kunci
4. Skala utama
6. Skala nonius
Keterangan :
1. Skala utama
1 2 5
6 7 8
4
3
Keterangan :
1. Rahang tetap
2. Rahang geser
3. Rahang penyangga
4. Pengunci
5. Skala utama
6. Skala nonius
7. Penyangga
8. Roda gigi
2 4
3
1
5
Keterangan :
1. Tombol kalibrasi
2. Pemberat
3. Lengan neraca
4. Garis kesetimbangan
5. Tempat beban
3.3.2 Neraca Pegas
3
2
Keterangan :
1. Gantungan
2. Skala
3. Penunjuk skala
4. Pengait
5. Beban
3.3.3 Termometer
3
5
4
Keterangan :
1. Tandon
2. Zat cair
3. Skala
4. Pipa kapiler
5. Tabung gelas
3.3.4 Stopwatch
1
8 3
Keterangan :
1. Cincin
2. Tombol start
3. Tombol stop
4. Minute hand
5. Second hand
7. Case
8. Tombol reset
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Benda = Penghapus
4.2 Perhitungan
1. Percobaan 1
a. Panjang
= 37,4 :1.000
= 0,0374 m
b. Lebar
= 0,3
Jumlah = 11 + 0,3
= 11,3 : 1000
= 0,0113 m
2. Percobaan 2
a. Panjang
= 0,4 mm
Jumlah = 37 + 0,4
= 37,4 mm : 1000
= 0,0374 m
b. Lebar
= 11,75 mm
= 0,3 mm
= 12,05 mm :1000
= 0,01205
3. Percobaan 3
a. Panjang
= 35 mm
= 0,2 mm
Jumlah = 35 + 0,2
= 35,2 mm : 1000
= 0,0352 m
b. Lebar
Skala utama = 1,1 x 10 = 11 mm
11,4mm
Jumlah = 11 + 0,4 = = 0,0114 mm
1000
4. Percobaan 4
a. Panjang
Jumlah = 37 + 0,45
= 37,45 : 1000
= 0,03745 m
b. Lebar
Jumlah = 11 + 0,3
= 11,3 mm : 1000
= 0,0113 m
5. Percobaan 5
a. Panjang
= 37,91 mm : 1000
= 0,03791 m
b. Lebar
Jumlah = 11 + 0,5
Rata – rata :
0,0374+0,0374 +0,0352+0,03745+0,03791
Panjang =
5
= 0,037072 m
= 0,01151 m
1. Percobaan 1
Jumlah = 14 + 0,39
= 14,39 mm : 1000
= 0,01439 m
2. Percobaan 2
= 14,46 mm : 1000
= 0,01446 m
3. Percobaan 3
= 14,45 mm : 1000
= 0,01445 m
4. Percobaan 4
Skala utama = 14 mm
Jumlah = 14 + 0,41
= 14,41 mm : 1000
= 0,01441 m
5. Percobaan 5
= 14,46 mm : 1000
= 0,01446 m
0,01439+0,01446+0,01445+ 0,01441+ 0,01446
Rata – rata =
5
= 0,014434 m
b.Jam tangan
X1= 60 + 2,9 = 62,9 gr = 0,0629 Kg
X2= 60 + 2,9 = 62,9 gr = 0,0629 Kg
X3= 60 + 2,9 = 62,9 gr = 0,0629 Kg
Rata – rata :
∑ xn
n
0,0629+0,0629+0,0629
3
o , 1887
3
= 0,0629 Kg
c. Kalkulator
X1= 100 + 10 + 5 = 115 gr = 0,115 Kg
X2= 100 + 10 + 5 = 115 gr = 0,115 Kg
X3= 100 + 10 + 5 = 115 gr = 0,115 Kg
Rata – rata :
∑ xn
n
0,115+0,115 +0,115
3
= 0,115 Kg
b. Kotak pensil
w1 = 4 + 0,01 = 0,04 N
w2 = 4 + 0,01 = 0,04 N
w3 = 4 + 0,01 = 0,04 N
m1 = w/g = 0,04 N/ 9.8 ms-2 = 4,08 x 10-3Kg
m2 = w/g = 0,04 N/ 9.8 ms-2 = 4,08 x 10-3 Kg
m3 = w/g = 0,04 N/ 9.8 ms-2 = 4,08 x 10-3 Kg
x 11,6
=
3
= 3,867 s
4.3 Ralat
4.3.1.1 Panjang
Percobaan x x - x́ ( x− x́ )2
1 3,74 x 10−2 0,0328 x 10−2 0,001076 x 10−4
2 3,74 x 10−2 0,0328 x 10−2 0,001076 x 10−4
3 3,52 x 10−2 0,1872 x 10−2 0,03504 x 10−4
4 3,745 x 10−2 0,0378 x 10−2 0,001428 x 10−4
5 3,791 x 10−2 0,0838 x 10−2 0,007022 x 10−4
x́ = 3,7072 x 10−2 ∑( x− x́ )2 = 0,0456 x
−4
10
∑( x−x́)2 RM
RM =
√ n−1
RN =
x́
x 100%
0,0450 X 10−4
=
√ 4
= 0,029 %
= √ 0,0114 x 10−4
= 0,1068 X 10−2
4.3.1.2 Lebar
Percobaan x x - x́ ( x− x́ )2
1 1,13 x 10−2 -0,021 x 10−2 0,000441 x 10−4
2 1,205 x 10−2 0,054 x 10−2 0,002916 x 10−4
3 1,14 x 10−2 -0,011 x 10−2 0,000121 x 10−4
4 1,13 x10−2 -0,021 x 10−2 0,000441 x 10−4
5 1,15 x 10−2 -0,001 x 10−2 0,000001 x 10−4
x́ = 1,51 x 10−2 ∑( x− x́ )2 =0,00392 x
10−4
∑( x−x́)2 RM
RM =
√ n−1
RN =
x́
x 100%
−2
0,0039 x 10
−4
0,0313 x 10
=
√ 5−1
=
1,151 x 10−2
x 100%
0,00392 X 10−4
=
√ 4
= 0,0272 %
= √ 0,00098 x 10−4
= 0,0313 X 10−2
4.3.2.1 Tebal
Percobaan x x – x́ ( x− x́ )2
1 1,439 x 10−2 -0,0044 x 10−2 0,00001936 x 10−4
2 1,446 x 10−2 0,0026 x 10−2 0,00000676 x 10−4
3 1,445 x 10−2 0,0016 x 10−2 0,00000256 x 10−4
4 1,441 x 10−2 0,0024 x 10−2 0,00000576 x 10−4
5 1,446 x 10−2 0,0026 x 10−2 0,00000676 x 10−4
x́ = 1,4454 x 10−2 ∑( x− x́ )2 =0,00004120
x 10−4
∑( x−x́)2 RM
RM =
√ n−1
RN =
x́
x 100%
0,00004120 x 10−4 0,03209 x 10−2
=
√ 5−1
=
1,4434 x 10−2
x 100%
0,0000103 X 10−4
=
√ 4
= 0,00222 %
= √ 0,0000103 x 10−4
= 0,003209 X 10−2
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
RN =
❑
−10
=
= 54 x 10
√
3−1 5,196 x 10−5
x 100 %
0.14463
−10
= 54 x 10
√ 2 =
O,0629 O O
O,0629 O O
O,0629 O O
X ∑
=O,0629
2 X− X ) 2 = 0
( RM
RN ∑ =
RM =
√ n−1
=
x 100%
❑
0
=
√ 3−1
0
0.0629
x 100 %
0
=
√ 2
=0 %
=√ 0
=0
c. Kalkulator
X (Kg) ( X− X ) ( X− X ) 2
O,115 O O
O,115 O O
O,115 O O
X = O,115 ∑ ( X− X ) 2
=0
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
RN =
❑
0 0
=
√ 3−1
=
=0 %
0.115
x 100 %
0
=
√2
=√ 0
=0
4.3.2 Pengukuran neraca
a. Tas dokumen
Berat tas dokumen
X (m) ( X− X ) ( X− X ) 2
O,073 O O
O,073 O O
O,073 O O
X = O,073 ∑ ( X− X ) 2
=0
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
RN =
❑
0
0
=
√ 3−1
=
0.073
=0 %
x 100 %
0
=
√ 2
=√ 0
=0
Massa tas dokumen
X (Kg) ( X− X ) ( X− X ) 2
-3
7,45 x 10 O O
7,45 x 10-3 O O
7,45 x 10-3 O O
X = 7,45 x 10-3 ∑ ( X− X ) 2
=0
∑2 RM x 100%
RM =
√
n−1
0
RN =
=
❑
0
x 100 %
=
√
3−1
0
7,45 x 10−3
=0 %
=
√
2
=√ 0
=0
b. Kotak pensil
Berat kotak pensil
X (m) ( X− X ) ( X− X ) 2
O,04 O O
O,04 O O
O,04 O O
X = O,04 ∑ ( X− X ) 2
=0
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
RN =
❑
0
0
=
√ 3−1
=
0.04
=0 %
x 100 %
0
=
√ 2
=√ 0
=0
Massa kotak pensil
X (Kg) ( X− X ) ( X− X ) 2
-3
4,08 x 10 O O
4,08 x 10-3 O O
4,08 x 10-3 O O
X = 4,08 x 10-3 ∑ ( X− X ) 2
=0
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
RN =
❑
0
0
=
√ 3−1
=
4,08 x 10−3
=0 %
x 100 %
0
=
√ 2
=√ 0
=0
c. Botol air minum
Berat botol air minum
X (m) ( X− X ) ( X− X ) 2
O,028 O O
O,028 O O
O,028 O O
X = O,028 ∑ ( X− X ) 2
=0
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
0
RN =
❑
0
=
√3−1
0
=
0.028
=0 %
x 100 %
=
√2
=√ 0
=0
X (Kg) ( X− X ) ( X− X ) 2
2,86 x 10-3 O O
2,86 x 10-3 O O
2,86 x 10-3 O O
X = 2,86 x 10-3 ∑ ( X− X ) 2
=0
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
RN =
❑
0
0
=
√ 3−1
=
2,86 x 10−3
=0 %
x 100 %
0
=
√ 2
=√ 0
=0
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
RN =
❑
0,026667
√
=
3−1 =
0,1155
7,067
x 100 %
0,026667
=
√ 2
= 0,0163 x 100%
=√ 0 , 0133335 = 1,634%
= 0,1155
a. Telah berlari
Keadaan normal
X (s) ( X− X ) ( X− X ) 2
4 O,133 O,017689
3,8 -0,067 O,004489
3,8 -0,067 O,004489
X = 3,867 ∑ ( X− X ) 2
=
0,026667
∑2
RM =
√ n−1 RN =
RM x 100%
❑
0,026667
=
√ 3−1 =
0,1155
3,867
x 100 %
0,026667
=
√ 2 = 0,0299 x 100%
=√ 0 , 0133335 = 2,99%
= 0,1155
4.3.4 Pengukuran thermometer
a. Suhu ruangan
X (k) ( X− X ) ( X− X ) 2
307 3 9
303 -1 1
302 -2 4
X = 304 ∑ ( X− X ) 2
= 14
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
RN =
❑
14 2,646
=
√ 3−1
=
304
x 100 %
14
=
√
b. Keadaan
2 suhu air
= 0,008704 x 100%
=√ 7 X (k) ( X− X ) =0,8704% ( X− X ) 2
∑2 RM x 100%
RM =
√ n−1
RN =
❑
4,6667
=
√ 3−1 =
1,528
296,67
x 100 %
4,6667
=
√ 2
= 5,1505 x 10 -3 x 100%
=√ 2,33335 = 0,51505 %
=1,528
4.4 Pembahasan
1. Kesalahan kalibrasi, cara member skala nilai skala pada waktu pembuatan alat tidak
tepat sehingga terjadi kesalahan.
2. Kesalahan titik nol, titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk
atau jarum tidak kembali kenol.
4. Gesekan-gesekan, selalu timbul antara bagian yang satu dengan yang lain.
Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang ditetapan terlebih dahulu. Adapun besaran
turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari besaran pokok. Peranan pengukuran
dalam pengukuran sangat penting. Karena dengan pengukuran praktikan bias mengetahui
tentang benda-benda yang akan diukur. Dalam pengukuran kita harus menggunakan
beberapa alat ukur untuk mengukur. Penggaris atau mistar mempunyai batas ukur sampai
1 meter. Memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1m. Hal ini untuk menghindari kesalahan hasil
pembaca hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan yang disebut dengan kesalahan
paralaks.
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai
10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Kegunaan jangka sorong adalah untuk
mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.
Alat ukur yang pertama adalah jangka sorong. Jangka sorong adalah alat yang
digunakan untuk mengukur diameter dan kedalaman celah atau lubang pada suatu benda.
Jangka sorong terdiri dari dua bagian yaitu bagian diam dan bagian bergerak. Jangka
sorong memiliki tingkat ketelitian 0,05 mm. Pada penggunaan jangka sorong praktikan
harus mengetahui beberapa teknik dasar dalam menggunakannya agar tidak terjadi
kesalahan dalam melakukan praktikum atau pun dalam pengambilan data. Tingkat
ketelitian pada jangka sorong berbeda–beda sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh
pembuatnya. Tetapi secara umum jangka sorong yang memiliki panjang dibawah 30 cm,
tingkat untuk ketelitiannya adalah 0,05 mm, dan untuk yang diatas 30 cm tingkat
ketelitiannya adalah 0,01 mm.
Sebelum melakukan pengambilan data, praktikan juga harus melihat keadaan
jangka sorong, apakah masih dalam keadaan baik agar pengambilan data dapat dilakukan
dengan optimal. Jika praktikan menggunakan jangka sorong dengan kondisi yang tidak
baik, maka pengambilan data pada praktikum akan gagal, karena data yang dihasilkan
pada alat tidak benar atau meleset. Hal ini akan mempengaruhi data hasil pengamatan
seperti pada bagian ralat dalam laporan pengamatan. Ralat akan salah dan maka semua
data pengamatan akan salah. Karena hal inilah seseorang praktikan harus memperhatikan
kondisi jangka sorong .
Benda yang diukur atau diamati juga perlu diperhatikan. Benda yang diukur
harus memiliki strukrur yang pada atau keras, karena benda yang lunak ketika diukur
akan menghasilkan data pengukuran yang berbeda-beda. Dan data yang dihasilkan tidak
valid. Selain benda, kondisi lingkungan praktikan juga dapat mempengaruhi proses
pengambilan data. Ketika lingkungan tidak mendukung pada proses pengambilan data
seperti lingkungan yang berisik sehingga mengganggu konsentrasi maka data atau saat
melakukan pengambilan data dapat mengalami kesalahan. Selain kedua sebab yang
diatas, pemahaman mengenai cara penulisan angka penting juga dapat mempengaruhi
saat melakukan penghitungan. Maka dari itulah sebelum diadakan praktikum, praktikan
harus diberi pemahaman tentang cara penulisan atau pun penulisan angka penting agar
tidak terjadi kesalahan data.
Selain jangka sorong pada praktikum ini, praktikan juga diajari cara penggunaan
micrometer sekrup. Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki ketelitian
yang sangat tinggi. Selain untuk mengukur panjang alat pengukur ini juga bias digunakan
untuk mengukur ketebalan suatu benda, seperti mengukur ketebalan atau jari-jari luar
bola pejal, dan lain-lain. Mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian yang tinggi yaitu
0,01 mm dengan tingkat ketelitian ini micrometer sekrup dapat digunakan untuk
mengukur tebal suatu benda.
Selain kondisialat, kondisi benda dan jenis benda yang diamati juga berpengaruh.
Benda yang diamati harus memiliki struktur dan benda yang jelas. Benda yang diukur
oleh micrometer sekrup adalah benda yang berbentuk bulat. Selain benda yang berbentuk
bulat, micrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur panjang dan lebar suatu
benda. Selain mengukur tebal benda, micrometer sekrup dapat digunakan untuk
mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil maupun tipis seperti kertas, pisau
maupun kawat. Kondisi lingungan pada saat pengukuran juga dapat mempengaruhi
pengambilan dan pengamatan yang akan diambil oleh praktikan.
Pada saat akan melakukan pengukuran ada beberapa teknik yang perlu dipahami
oleh praktikan. Seperti pada saat akan meletakkan benda pada micrometer sekrup harus
dengan hati-hati karena tekanan pada micrometer sekrup dapat merusak struktur pada
benda pengamatan. Karena hal inilah, penggunaan micrometer sekrup harus dengan hati-
hati karena dapat merusak benda pengamatan.
Neraca ohaus tiga lengan yang digunakan pada percobaan ini memiliki ketelitian 0,1
gram. Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang
digunakan. Pada pengukuran massa benda pertama yaitu, massa kotak pensil dengan
dilakukan tiga kali pengukuran, diperoleh data yaitu 0,14469 kg, 0,1446 kg, 0,1446 kg
dengan diperoleh rata-rata sebesar 0,14463 kg. Data tersebut menunjukkan ketidaktepatan
pengukuran dengan memiliki nilai ralat sebesar 0,03593%. Hal tersebut berarti
menunjukkan ketidaktepatan pengukuran relatif kecil. Begitu pula dengan pengukuran
masaa dari benda kedua, yaitu pengukuran massa dari jam tangan. Diperoleh data dari
hasil tiga kali pengukuran, yaitu sebesar 0,0629 kg, 0,0629 kg dan 0,0629 kg. Dari ketiga
hasil pengukuran tersebut data yang diperoleh sama semua, tidak ada yang berbeda. Hal
tersebut berarti pengukuran yang dihasilkan berarti sempurna dan tidak terdapat
ketidakpastian atau kesalahan. Besar ralat yang diperoleh pun sebesar 0%. Begitu pula
pengukuran benda yang ketiga, diperoleh data dari tiga kali pengukuran, yaitu sebesar
0,115 kg. Dengan begitu ralat yang dihasilkan pun sebesar 0 % dikarrnakan data hasil
pengukuran dari kalkulator sebagai benda ketiga adalah sama. Sehingga tidak terdapat
kesalahan atau ketidakpastian dalam pengukuran. Dari data-data tersebut, menunjukkan
bahwa pengukuran massa menggunakan neraca ohaus sudah cukup baik, walaupun ada
beberapa ketidaksamaan data, tapi nilai ralat yang ditunjukkan sangat kecil. Kesalahan
pengukuran, biasanya disebabkan beberapa faktor, diantaranya kesalahan saat melakukan
kalibrasi, karena adanya tekanan udara, serta ketidakjelasan mata melihat skala yang
ditunjukkan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan agar tidak terjadi
kesalahan pada pengukuran.