Hal yang paling mendasar bagi semua ilmu adalah filsafat. Falsafah dari sebuah ilmu
merupakan telaah mendasar mengenai hakikat ilmu itu sendiri, yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan pertanyaan mendasar tentang apa itu sebuah ilmu (Suriasumantri,
1998). Filsafat juga dapat ditelaah pada ilmu keperawatan. Falsafah dalam keperawatan
digunakan sebagai landasan keyakinan seorang perawat dalam menjalankan tugasnya.
Dengan falsafah tersebut, perawat diharapkan mampu menanamkan nilai nilai keperawatan di
dalam dirinya, sehingga segala tindakan yang ia lakukan dapan mencerminkan sikap seorang
perawat yang profesional. Menurut Asmadi (2008), terdapat beberapa keyakinan yang harus
dimilki perawat dalam asuhan keperawatan, antara lain:
1. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual yang unik.
Salah satu pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan adalah perawat harus dapat
memenuhi kebutuhan pasien secara holistik. Pasien mungkin tidak hanya memerlukan
perawatan dari aspek biologis saja, tetapi juga membutuhkan intervensi secara psiko,
sosio, maupun spiritual. Perawat harus mampu menganalisis kebutuhan pasien agar dapat
memberikan intervensi yang tepat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal
Ruang lingkup layanan keperawatan tidak hanya berpusat pada individu yang sakit saja,
tetapi juga mencakup aspek yang lebih komprehensif antara lain keluarga, kelompok,
dan masyarakat baik sehat maupun sakit, dan mencakup keseluruhan proses kehidupan
manusia. Hal tersebut dijelaskan dalam lokakarya keperawatan nasional tahun 1983.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa perawat memiliki andil yang cukup
besar dalam meningkatkan derajat kesehatan baik individu maupun masyarakat.
Kontribusi perawat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat didasarkan pada
beberapa konsep keperawatan, antara lain:
a. Asuhan keperawtan bersifat holistik
b. Sasaran asuhan keperawatan adalah klien, mulai dari individu hingga ke tingkatan
masyarakat
c. Lingkup layanan keperawatan tidak hanya klien sakit, tetapi juga klien yang sehat
dan juga berisiko
d. Eksistensi keperawtan berlangsung sepanjang kehidupan manusia.
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota tim
kesehatan dan pasien/keluarga
Keperawatan sebagai sebuah bentuk layanan profesional, tidak dilakukan berdasarkan
intuisi atau kebiasaan semata. Asuhan keperawatan dilakukan dengan dilandasi oleh
pengetahuan ilmiah dan tetap memperhatikan aspek manusiawi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Oleh karena itu, dalam menetapkan rencana
asuhan keperawatan, perawat juga melibatkan klien dan keluarga. Terdapat beberapa
manfaat keterlibatan keluarga klien dalam asuhan keperawatan, antara lain keluarga dan
pasien merasa memiliki tanggung jawab dalam pencapaian
4. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan klien
5. Perawat bertanggungjawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang dalam
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan.
6. Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus menerus untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan kesehatan
Falsafah ilmu keperawatan yang diterapkan dalam hal pendidikan juga dijelasakan oleh
Nursalam (2008). Aplikasi ilmu keperawatan yang menggunakan pendekatan dan metode
penyelesaian masalah secara ilmiah ditujukan untuk mempertahankan, menopang,
memelihara, dan meningkatkan integritas seluaruh kebutuhan dasar manusia. Hal tersebut lah
yang nantinya akan memengaruhi penyusunan kurikulum program pendidikan tinggi
keperawatan. Dengan adanya pemahaman yang jelas mengenai dasar nilai keperawatan,
institusi pendidikan dapat mengenalkan nilai dan konsep keperawatan dengan baik kepada
peserta didik.
Referensi:
Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan,
pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Ed.2. Jakarta:
Salemba Medika
Suriasumantri, J.S. (1998). Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta: Balai
Pustaka
Mba Dorlan:
Paradigma Sains Keperawatan
Kuhn (1996) dalam Peterson & Bredow (2004) komponen dari paradigma suatu
disiplin ilmu harus memiliki karakteristik antara lain:
a) Symbolic Generalizations; pedoman yang diakui menggunakan bahasa yang dapat
dipahami oleh komunitas ilmiah.
b) Shared commitments to belief in particular models; memberikan komitmen dan serta
nilai- nilai menggunakan teori yang dimiliki suatu disiplin ilmu; menemukan metode
dan termotivasi untuk menciptakan teori serta membuktikan kebenaran teori tersebut.
c) Value, memberikan sesuatu yang signifikan terhadap komunitas ilmiah yang
signifikan.
d) Exemplars; memiliki kajian khusus / permasalahan khusus yang harus diberikan solusi
dengan metode yang jelas dan rasional.
a) Keperawatan
Bertujuan mengembalikan, memelihara dan meningkatkan fungsi keseimbangan dan
stabilitas sistem perilaku manusia dengan optimal. Keperawatan merupakan
pendorong eksternal agar dapat memelihara perilaku manusia yang integratif dan
terorganisir secara optimal, membantu pasien ketika mengalami stress atau terjadi
ketidakseimbangan sistem perilaku.
b) Manusia
Mengartikan manusia sebagai sistem perilaku yang memiliki pola, berulang dan
memiliki tujuan dalam interaksinya dengan lingkungan.
c) Kesehatan
Guna mendefinisikan sehat sulit untuk dipahami, sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor
biopsiko dan sosial. Sehat menggambarkan keseimbangan organisasi, integrasi,
interaksi antara subsistem dari sistem perilaku manusia.
d) Lingkungan
Terdiri dari seluruh faktor kecuali sistem perilaku manusia yang mempengaruhi sistem
itu sendiri.
Mc Ewen, M.,& W ills, E.M.,(2011). Theorical Basis For Nursing (3 ed.) Philadhelpia :
Wolters Kluwes Health
DeLaune, Sue C., Ladner, K. Patrcia. (2002). Fundamental of Nursing: Standard and Practice
2nd Edition. Delmar: New York