Anda di halaman 1dari 7

A.

Asas Pancasila

Dalam kehidupan suatu bangsa pada umumnya mempunyai pandangan hidup


yang mencerminkan cita-cita dan watak dari kehidupan bangsa yang
bersangkutan. Pandangan hidup dapat berupa kristalisasi dari nilai-nilai kehidupan
yang luhur dari bangsa itu. Pandangan hidup ini kemudian menjadi dasar falsafah
kehidupan bangsa yang bersangkutan. Misalnya bangsa Amerika mendirikan
negara Amerika Serikat berdasarkan falsafah negara yang tercantum dalam
Declaration of Independence (berdasar falsafah individualisme dan liberalisme)
yang berbeda dengan bangsa Indonesia yang mendirikan negara Republik
Indonesia berdasarkan pandangan hidupnya yaitu Pancasila.

Pada waktu Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia dalam sidang-


sidangnya mencari dasar negara untuk negara Indonesia yang akan merdeka, maka
kemudian diputuskan Pancasila sebagai dasar negara. Rumusan Pancasila itu
ditempatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 pada alinea keempat.
Pembukaan ini merupakan Declaration of Independence (pernyataan
kemerdekaan yang terinci). Dipandang dari segi hukum Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 merupakan pokok kaidah negara yang fundamental. Ia
menjadi sumber hukum bagi adanya Undang-Undang Dasar dan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya berupa pokok-pokok pikiran harus terwujud dalam pasal-
pasal Undang Undang Dasar. Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan itu tidak
lain adalah merupakan perwujudan dari jiwa Pancasila. Dengan demikian isi pasal
Undang Undang Dasar dijiwai oleh Pancasila sebagai dasar negara. 1

Dalam bidang hukum, pancasila merupakan umber hukum material. Oleh


karena itu setiap peraturan perundangan secara material isinya tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila bahkan harus dalam rangka melaksanakan nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Pengertian semacam ini seperti terlihat dalam
ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 yang hingga kini dinyatakan masih tetap
berlaku dengan Ketetapan MPR RI No. V/MPR/1973 jo. No. IX/MPR/1978.

1
Rozikin Daman, Hukum Tata Negara (Suatu Pengantar), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1993), hlm. 39.
Menurut Ketetapan Mprs tersebut dinyatakan bahwa Pncasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum.

Untuk mengetahui makna istilah “sumber dari segala sumber hukum” adalah
pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kejiwaan serta watak rakyat negara yang bersangkutan.

Sumber dari tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup,


kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana
kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, ialah cita-cita mengenai kemerdekaan
individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian
Nasional dan mondial, cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan
keagamaan sebagai pengejawantahan dari budi nurani manusia.

Pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur
yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia itu pada 18 Agustus
1945 telah diumumkan dan dipadatkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan atas
nama rakyat Indonesia, menjadi Dasar Negara Republik Indonesia, yaitu
Pancasila; Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusaian yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan keadilan soaial.2

Dari penjelasan tersebut di atas dihubungkan dengan pengertian sumber hukum


dalam ilmu pengetahuan hukum, maka Pancasila sebagai sumber hukum bukanlah
dalam pengertian sumber hukum kenborn van het recht (sumber hukum pengenal
di mana kita dapat melihat dan mengetahui norma-norma hukum positif, akan
tetapi dalam pengertian sebagai sumber asal, sumber nilai-nilai yang menjiwai
dan menyebabkan timbulnya aturan hukum (welborn van het recht)). Jadi
pancasila merupakan sumber nilai dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
timbullah norma-norma, antara lain norma hukum yang diciptakan oleh negara.
Pancasila harus menjiwai, menentukan isi dan tujuan hukum positif Indonesia,
serta dalam pelaksanaannya juga harus bersumber pada Pancasila. Dengan

2
Ibid., hlm.141.
demikian nilai-nilai Pancasila akan diformulasikan dalam hukum positif, dan
hidup dalam prakteknya mencerminkan suasana kejiwaan dan watak bangsanya,
serta sesuai dengan pandangan hidup bangsanta, maka hukum itu akan memiliki
validitas yang tinggi, akan kuat dan mendapat tempat di hati rakyat.

Dalam kedudukannya yang demikian, maka Pancasila sekaligus sebagai dasar


Falsafah Negara yang berarti Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur dan
menyelenggarakan pemerintahan negara. Mengatur dan menyelenggarakan
kehidupan negara dalam negara yang berdasar atas hukum diwujudkan dalam
bentuk aturan-aturan hukum dan Pancasila menjadi dasar bagi aturan-aturan
hukum yang ada akan terbentuk dalam negara Republik Indonesia. Pancasila
menjadi sumber idea dalam mengatur kehidupan bernegara, menjadi asas bagi
hukum Tata Negara Indonesia, yang menjiwai dan menjadi sumber hukum
Undang Undang Dasarnya. Hal ini dinyatakan dengan tegas di dalam Undang
Undang Dasar 1945 dalam kalimat “... maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.3

Pancasila dalam pengertian ini sering disebut dasar (staatidee). Dalam hal ini,
pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara. Atau dengan
kata lain Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraannya.

Pancasila sebagai dasar negara, hal ini berarti bahwa setiap tindakan rakyat dan
negara Indonesia harus sesuai dengan Pancasila yang sudah ditetapkan sebagai
dasar negara tersebut. Hal ini mengingat bahwa Pancasila mempunyai fungsi dan

3
Ibid., hlm. 142.
peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.4

Bangsa Indonesia telah menetapkan falsafah/asas dasar Negara adalah


Pancasila yang artinya setiap tindakan/perbuatan baik tindakan pemerintah
maupun perbuatan rakyat harus sesuai dengan ajaran Pancasila. Dalam bidang
hukum Pancasila merupakan sumber hukum materiil, sehingga setiap isi peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila yang terkandung
dalam Pancasila. Undang-Undang Dasar 1945 merupakan landasan Konstitusional
daripada Negara Republik Indonesia. Perubahan Undang-Undang Dasar 1945
mengandung empat pokok-pokok pikiran yang merupakan cita-cita hukum
Bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar Negara baik hukum yang tertulis
dan hukum tidak tertulis.

Pokok-pokok pikiran yang merupakan pandangan hidup bangsa adalah :

1. Pokok Pikiran Pertama “Negara”

“Negara menlindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan Keadilan Sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dari penjelasan di atas menegaskan bahwa
Negara Republik Indonesia adalah Negara Kesatuan yang melindungi Bangsa
Indonesia serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan dmikian Negara mengatasi dan menyelesaikan masalah-masalah yang
menimbulkan perpecahan dalam Negara, dan sebaliknya Negara, pemerintah serta
setiap warga Negara wajib mengutamakan kepentingan Negara di atas
kepentingan golongan ataupun perorangan.

2. Pokok pikiran kedua adalah :

“Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”. Istilah


Keadilan Sosial merupakan masalah yang selalu dibicarakan dan tidak pernah

4
Titik Triwulan Titik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca-Amandemen UUD 1945,
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 78.
selesai, namun dalam bernegara semua manusia Indonesia mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam segala bidang terutama yang menyangkut hukum
positif. Penciptaan keadilan sosial pada dasarnya bukan semata-mata tanggung
jawab Negara akan tetapi juga masyarakat, kelompok masyarakat bahkan
perseorangan.

3. Pokok pikiran ketiga adalah :

“Negara yang berkedaulatan rakyat” Pernyataan ini menunjukkan bahwa


dalam Negara Indonesia yang berdaulat adalah rakyat atau Kedaultan ada
ditangan rakyat. Dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat ini melallui musyawarah
oleh wakil-wakil rakyat.

4. Pokok pikiran keempat

“Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang adil dan beradab”.
Negara menjamin adanya kebebasan beragama dan tetap memelihara kemanusian
yang adail dan beradab.5

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Peraturan Perundang-Undangan.

Sesungguhnya, dalam alenia keempat pada Pembukaan UUD NKRI sudah


memuat ketentuan dari setiap sila Pancasila yang selanjutnya diturunkan didalam
pasal-pasal didalam batang tubuh. Dengan kata lain, pasal-pasal yang terkandung
didalam batang tubuh sudah barang tentu membawa semangat yang terkandung
didalam materi pembukaan UUD 1945 itu sendiri. Rumusan dasar filosofis negara
atau ideologi negara yang terkandung oleh pembukaan UUD 1945 adalah
Pancasila. Rumusan Pancasila tersebut dapat pula disebut sebagai rumusan dasar
dari cita hukum (rechtsidee) negara Republik Indonesia. Sebagai cita negara,
tentunya ia harus dirumuskan berdasarkan cita yang hidup di dalam masyarakat
(volksgeemenschapside) yang telah ada sebelum negara ini didirikan.
Sebagaimana diketahui cita hukum selain mempunyai fungsi konstitutif yang
menentukan dasar suatu tata hukum, yang tanpa itu suatu tata hukum kehilangan

5
Bewa Ragawino, Hukum Tata Negara, (Bandung: Unpad Press, 2007), hlm. 29.
arti dan maknanya sebagai hukum, juga mempunyai fungsi regulatif yang
menentukan apakah suatu hukum positif itu adil atau tidak adil. Dengan demikian
juga, dalam hal Pancasila merupakan cita hukum, maka nilai-nilai yang terdapat
di dalam Pancasila mempunyai fungsi konstitutif yang menentukan apakah tata
hukum Indonesia merupakan tata hukum yang benar, dan disamping itu
mempunyai fungsi regulatif yang menentukan apakah hukum positif yang berlaku
di Indonesia merupakan hukum yang adil atau tidak. Terkait dengan hal ini sangat
relevan dengan teori hierarchy of norms yang menyatakan bahwa setiap norma
hukum dianggap sah karena ia diciptakan/dibuat dengan cara yang ditentukan oleh
norma lain. Jadi, hubungan hirarkis norma-norma hukum tersebut
menggambarkan bahwa suatu norma hukum yang lebih tinggi menjadi dasar
keabsahan norma yang dibentuknya (norma yang lebih rendah). Hubungan antar
norma yang mengatur pembentukkan norma yang lain dapat dipersentasikan
sebagai suatu hubungan super dan subordinasi. Sebuah norma yang menentukan
pembentukkan norma yang lain adalah norma yang superior, sedangkan norma
yang diciptakan menurut hubungan ini adalah norma yang inferior.

Dalam konteks hukum, khususnya dalam pembentukkan peraturan


perundang-undangan, Pancasila semestinya diletakkan dalam wilayah sumber
hukum materiil dari pembentukkan peraturan perundangundangan. Hal ini
diperkuat dengan amanat dari Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukkan Peraturan Perundang Undangan yang menyebutkan
bahwa “Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum Negara”. Penempatan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dimana Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus
dasar filosofis bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.6

6
Oksep Adhayanto, 2015, “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan”. Jurnal Ilmu Hukum.Vol. 5 No. 2, Februari-Juli
2015, hlm. 6.

Anda mungkin juga menyukai