Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Enzim

Enzim merupakan senyawa protein yang tersusun atas komponen protein dan juga katalitik yang
berguna mempercepat suatu proses metabolisme di dalam tubuh. Komponen ini begitu penting dalam
proses metabolisme, karena mampu mempercepat dengan menurunkan energi aktivasi yang
dibutuhkan saat reaksi metabolisme akan dimulai.

Kata enzim berasal dari Bahasa Yunani yang berarti ragi. Percobaan fermentasi alkohol yang
dilakukan oleh Louis Pasteur menjadi tonggak terkait dengan penemuan enzim. Enzim adalah
senyawa yang tersusun atas protein (apoenzim) dan senyawa non protein (cofactor).

Sifat katalitik adalah ciri khas enzim yang membedakan antara enzim dengan protein lainnya. sifat
katalitik ini diperoleh dari gugus cofactor yang dapat berupa senyawa organik (koenzim dan gugus
prostetic), maupun senyawa anorganik (ion logam).

B. Cara Kerja Enzim

Pentingnya enzim untuk suatu reaksi kimia di dalam tubuh, mengundang pertanyaan tentang
bagaimana enzim bekerja? Dan juga mengapa enzim sangat diperlukan?

Cara kerja enzim dalam suatu reaksi metabolisme di dalam tubuh ialah dengan menurunkan energi
aktivasi yaitu energi yang dibutuhkan untuk memulai suatu reaksi. Dengan meminimalkan “cost”
maka proses yang berlangsung akan lebih cepat. Energi aktivasi dalam suatu reaksi kimia dapat
diperumpakan sebagai “biaya jalan” pada proses produksi. Semakin rendah “biaya jalannya”, maka
makin cepat prosesnya.

Selain itu, keuntungan menggunakan enzim ialah selain lebih “murah” juga proses reaksi tetap
berlangsung seperti seharusnya, karena enzim yang membantu proses metabolisme tidak ikut
bereaksi.

Adapun cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi kimia ialah dengan berikatan bersama substrat,
kemudian substrat tersebut akan diubah menjadi produk. Setelah terbentuk produk, enzim akan
melepaskan “diri’ dari substrat. Hal ini dikarenakan enzim tidak bereaksi dengan substratnya. Ada dua
teori yang menggambarkan cara kerja enzim, yaitu:

1. Teori Gembok & Kunci

Teori ini dikemukakan oleh Emil Fischer pada 1894. Menurut teori ini, enzim akan berikatan dengan
substrat yang memiliki bentuk sama (spesifik) dengan sisi aktif enzim. Dengan kata lain, hanya
substrat yang memiliki bentuk yang cocok atau spesifik yang hanya akan berikatan dengan enzim.

Hal inilah yang dikatakan sebagai teori gembok dan kunci, dimana enzim diibaratkan sebagai sebuah
kunci yang dapat membuka sebuah gembok yang disini diibaratkan sebagai substratnya. Gembok dan
kunci akan memiliki sisi yang sama untuk dapat terbuka atau menutup.

Teori ini memiliki kekurangan yakni tidak mampu menjelaskan tentang kestabilan enzim saat
peralihan titik reaksi enzim.

2. Teori Induksi
Menurut teori yang diungkapkan oleh Daniel Koshland pada 1958, enzim memiliki sisi aktif yang
fleksibel. Meski demikian, sisi aktif enzim ini memiliki titik – titik pengikatan yang spesifik.
Sehingga hanya substrat yang memiliki titik – titik pengikatan yang samalah yang akan menginduksi
sisi aktif enzim sehingga pas (membentuk seperti substrat).

Teori induksi ini menjawab kekurangan dari teori sebelumnya. Dengan demikian, teori induksi adalah
teori yang paling banyak diakui oleh para peneliti untuk menjelaskan cara kerja enzim.

C. Fungsi Enzim

Enzim memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu reaksi kimia. Fungsi enzim ialah
mempercepat suatu reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa enzim, maka proses metabolisme baik
anabolisme ataupun katabolisme akan terganggu. Selain itu, sifat enzim yang tidak ikut bereaksi
dengan substrat inilah yang sangat menguntungkan untuk percepatan reaksi kimia di dalam tubuh.

D. Sifat – Sifat Enzim

Enzim memiliki peranan yang sangat penting pada kelangsungan hidup suatu organisme. Oleh
karenanya, kita harus mengerahui bagaimana sifat dari enzim. Berikut adalah sifat – sifat enzim yang
harus kita ketahui:

1. Biokatalisator

Enzim bersifat sebagai biokatalisator artinya ialah enzim merupakan senyawa katalis yaitu senyawa
yang mempercepat suatu reaksi kimia tanpa ikut bereaksi. Karena enzim berasal dari organisme, maka
enzim disebut sebagai senyawa biokatalisator.

2. Termolabil

Sebagian struktur enzim merupakan senyawa protein. Oleh karena itu, enzim juga memiliki sifat
termolabil artinya sangat dipengaruhi leh suhu. Enzim memiliki suhu optimum untuk dapat
menjalankan fungsinya. Pada umumnya, enzim bekerja optimum pada suhu 37ºC. Pada suhu ekstrim
dapat merusak kerja enzim. Enzim akan inaktif pada suhu dibawah 10 ºC, sementara akan mengalami
denaturasi pada suhu di atas 60 ºC. oleh karenanya, proses pendinginan adalah salah satu proses
pengawetan makanan karena enzim – enzim dari bakteri pembusuk tidak mampu mencerna makanan.

Sementara, proses pemanasan atau pembakaran dengan suhu tinggi dapat merusak struktur enzim
(enzim mengalami denatursi). Ada beberapa pengecualian, seperti pada kelompok bakteri purba yang
menempati daerah – daerah ekstrim, seperti golongan methanogen yang lingkungan hidupnya
memiliki suhu yang tinggi memiliki enzim yang bekerja optimum pada suhu 80 ºC.

3. Spesifik

Seperti yang telah diuraiakan dalam cara kerja enzim, enzim bersifat spesifik yang artinya disini,
enzim akan mengikat substrat yang mampu berikatan dengan sisi aktif enzim. Substrat memiliki titik
pengikatan yang sama yang menyebabkan dapat diikat oleh enzim. Sifat spesifik enzim ini juga
dijadikan sebagai dasar penamaan. Nama enzim biasanya diambil dari jenis substrat yang diikat atau
jenis reaksi yang berlangsung. Contohnya amylase yaitu enzim yang berperan memecah amilum yang
merupakan polisakarida (gula kompleks) menjadi gula yang lebih sederhana.
4. Dipengaruhi pH

Sama halnya seperti suhu, pH atau derajat keasaman juga turut memengaruhi kerja enzim. Pada
umumnya, enzim bekerja pada suasana netral (6,5 – 7). Namun beberapa enzim optimum pada pH
asam seperti Pepsinogen, ataupun di pH yang basa seperti Tripsin.

5. Bekerja bolak balik

Enzim yang memecah senyawa A menjadi B, juga enzim membantu reaksi pembentukan senyawa B
dari senyawa A. Hal ini mengapa disebut kalau enzim bekerja secara bolak balik.

6. Tidak menentukan arah reaksi

Perubahan senyawa A menjadi B ata sebaliknya bukanlah enzim yang menentukan kemana arah
reaksi akan berjalan. Senyawa yang lebih dibutuhkan merupakan poin dari arah suatu reaksi kimia.
Misalnya, tubuh kekurangan glukosa maka akan memecah gula cadangan (glikogen) dan juga
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai