Makp Fix
Makp Fix
PENDAHULUAN
1
Bagaimana manajemen keperawatan di ruang Isolasi Palem 1 RSUD Dr.Soetomo
Surabaya?
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
1.3.2 Bagi Perawat Ruang Isolasi Palem 1 Rumah Sakit Dr Soetomo
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
3
MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan
akan menentukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat
tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan
yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam
memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud.
4
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya.
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan
keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Tabel 1. Jenis Model Asuhan Keperawatan Menurut Grant dan Massey (1997)
dan Marquis dan Huston (1998)
5
yang melayani seluruh kebutuhannya pada
saat mereka dinas. Pasien akan dirawat
oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus
biasanya diterapkan satu pasien satu
perawat, umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk khusus seperti
isolasi, perawatan insentif.
Tim Berdasarkan pada kelompok filosofi Ketua tim
keperawatan.
Enam sampai tujuh perawat profesional
dan perawat pelaksana bekerja sebagai
satu tim, disupervisi oleh ketua tim.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri
atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri
atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang
saling membantu.
Primer Berdasarkan pada tindakan yang Perawat primer
komperehensif dari filosofi keperawatan. (PP)
Perawat bertanggung jawab terhadap
semua aspek asuhan keperawatan.
Metode penugasan di mana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktik
6
kemandirian perawat, ada kejelasan antara
pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.
Kelebihan:
7
c. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum
berpengalaman.
Kelemahan:
Kelebihannya:
8
Gambar 2. Sistem Asuhan Keperawatan “Case Method Nursing” (Marquis dan
Huston, 1998: 136)
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri atas tenaga
profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu.
9
c. Memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan:
a. Membuat perencanaan;
b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien;
d. Mengembangkan kemampuan anggota;
e. Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab kepala ruang:
a. Perencanaan:
1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing;
2) Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi, dan
persiapan pulang, bersama ketua tim;
10
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan;
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan;
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien;
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing
penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan,
mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta memberikan
informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk;
8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri;
9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan;
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
b. Pengorganisasian:
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan;
2) Merumuskan tujuan metode penugasan;
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim,
dan ketua tim membawahi 2–3 perawat;
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain;
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan,
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
8) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada
ketua tim;
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien;
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya;
11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
11
c. Pengarahan:
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;
2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik;
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada pasien;
5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan;
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya;
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan:
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien;
2) Melalui supervisi:
a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan
memperbaiki/ mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu
juga;
b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas;
c) Evaluasi;
d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim;
e) Audit keperawatan.
12
Gambar 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan “Team Nursing” (Marquis
dan Huston, 1998: 138)
13
2.1.7 Metode Primer Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP)
Kelebihan:
14
Konsep dasar metode primer:
15
Model MAKP Tim dan Primer digunakan secara kombinasi dari kedua
sistem. Menurut Sitorus (2002) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan
pada beberapa alasan berikut.
16
(Jadwal diatur Pagi, Sore, Malam, dan Libur/Cuti)
17
c. Praktik keperawatan berkelompok.
Beberapa perawat profesional membuka praktik keperawatan selama 24
jam kepada masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan dengan
pola yang diuraikan dalam pendekatan dan pelaksanaan praktik
keperawatan rumah sakit dan rumah. Bentuk praktik keperawatan ini
dapat mengatasi berbagai bentuk masalah keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat dan dipandang perlu di masa depan. Lama rawat pasien di
rumah sakit perlu dipersingkat karena biaya perawatan di rumah sakit
diperkirakan akan terus meningkat.
2.2 Negosiasi
2.2.1 Definisi
Pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi, negosiasi juga
diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan Huston,
1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi menyelesaikan
konflik dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi berlangsung,
berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan untuk
mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara keduanya.
2.2.2 Tipe Dasar Negosiasi
18
dengan meningkatkan hubungan yang lebih baik. Jika kedua pihak
menghendaki adanya perbaikan hubungan, maka akan muncul tipe kooperatif.
Namun, jika hanya salah satu pihak yang menghendaki perbaikan hubungan,
maka yang muncul adalah tipe kompetitif. Meskipun dalam negosiasi ada
pihak yang menang dan kalah, sebagai negosiator penting untuk
memaksimalkan kemenangankedua pihak untuk mencapai tujuan bersama,
meminimalkan kekalahan dengan membuat pihak yang kalah tetap dapat
tujuan bersama, dan membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil
negosiasi.
19
f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
g. Jujur.
h. Usahakan bersikap bahwa Anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.
i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan
mintalah waktu untuk menjawabnya.
j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi
berlangsung, istirahatlah sebentar.
k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda
pahami.
l. Bersabarlah (Smeltzer, 1991).
2.2.6 Negosiasi Dalam Penyelesaian Konflik
Suatu strategi penyelesaian konflik di mana semua yang terlibat saling
menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini
sering diartikan sebagai lose-lose situation. Kedua pihak yang terlibat saling
menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Di dalam manajemen
keperawatan, strategi ini sering digunakan oleh middle dan top manajer
keperawatan.
BAB 3
PEMBAHASAN
20
Bhakti , serta 2 orang yang bertugas sebagai cleaning service. Adapun
struktur organisasi nya adalah :
KEPALA RUANGAN
PEREKAM MEDIS
PRAMU BAKTI
Tabel 3.1 Daftar Nama Pegawai Ruang Palem 1 RSUD Dr.Soetomo Surabaya
NO NAMA JABATAN
1. Dolaji Amd.Kep Kepala Ruangan
2. Dwi Maryuni S.Kep.,Ns Wakaru 1
3. Nadhifatul K S.Kep.,Ns Perawat Pelaksana
4. Anton Sujayanto Amd.Kep Perawat Pelaksana
5. Masiran Amd.Kep Perawat Pelaksana
6. Agus Rianto Amd.Kep Perawat Pelaksana
21
7. Peni Dwi P S.Kep.,Ns Perawat Pelaksana
8. Masayu Karina S.Kep.,Ns Perawat Pelaksana
9. Farid Prasetyawan Amd.Kep Perawat Pelaksana
10. Dwi Krisfita N Amd.Kep Perawat Pelaksana
11. Hamid Rosidy Amd.Kep Perawat Pelaksana
12. Annisa Prasetyo S.Kep.,Ns Perawat Pelaksana
13. Arif Prasetyo Amd.Kep Perawat Pelaksana
14. Angelin Kusuma S.Kep.,Ns Perawat Pelaksana
15. Bayu Agung Amd.Kep Perawat Pelaksana
16. Semiati S.Kep.,Ns Perekam Medik
17. Chirul Anam Pramu Bhakti
18. Abdul Aziz Pramu Bhakti
19. Suyono Pramu Bhakti
20 Sumardi Pramu Bhakti
21. Moch. Adrun Pramu Bhakti
22. Hanintya Pramu Bhakti
23. Arief Sasi Kirono Pramu Bhakti
Keperawatan
22
Non Keperawatan
Tabel 3.3 Komposisi Ketenagaan Non Keperawatan di Ruang Isolasi Palem 1 RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
c. Kebutuhan Tenaga
Tabel 3.4 Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Pasien di Ruang Isolasi Palem 1 RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Pagi :8
Sore :5
Malam : 3
16
23
86x16 = 4,93 (Di bulatkan 5 orang )
279
Ket : angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun, sedangkan
279 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di Ruang Isolasi
Palem 1 adalah 16 orang + 5 orang lepas dinas + 2 orang tenaga kerja . kepala
ruangan dan wakil = 23 orang
Penghitungan BOR
6 November 2019
No Jumlah
1. Pasien Lama 22
2. Pasien Baru 3
3. Pasien Pulang 1
4. Pasien Meninggal 1
Jumlah 23
BOR 67,64%
7 November 2019
No Jumlah
1. Pasien Lama 23
2. Pasien Baru 2
3. Pasien Pulang 2
4. Pasien pulang APS 1
5. Pasien Meninggal 2
Jumlah 20
BOR 58,2%
8 November 2019
24
No Jumlah
1. Pasien Lama 20
2. Pasien Pindah 1
3. Pasien Pulang 5
5. Pasien Meninggal 1
Jumlah 13
BOR 38,2%
9 November 2019
No Jumlah
1. Pasien Lama 13
Jumlah 13
BOR 38,2%
Data yang di dapat pada bulan November 2019 jenis diagnosa medis terbayak di
Ruang Isolasi Palem 1 adalah Tuberculosis Paru (100%)
2. Work Sampling
3. Daily Log
25
melaksanakan
26
16 Observasi Tanda tanda vital 16.00-17.00 Perawat, Dokter
Catatan :
Observasi tanda-tanda vital dilakanakan setiap 4 jam sekali karena
EWS pasien diruang isolasi palem 1 bernilai 1-4
Observasi tanda tanda vital pasien HCU isolasi palem 1 dilaksanakan
setiap jam
Untuk tindakan seperti suction mnyesuaikan situasi daan kondisi klien
27
28
Tempat
Kursi Roda
dan Oksigen
Mandi
Kamar
Umu
Far 3.1.4
m
ma Tempat Trolly 3.1.5
si 3.1.6
Suspect TB BTA (-) TB BTA (+) TB
Laki- Laki Laki-Laki 3.1.7
Laki-Laki Laki-Laki
TB MDR
3.1.8
Gudang
3.1.9
R. Kepala
3.1.10 Ruangan
Perempuan DOCTOR STATIONHCU I
Perempuan NURSING STATION
HCU II HCU III Perempuan Perempuan
3.1.11
Anteroom
3.1.12 Dapur
R.Ganti Musholla
Perawat
K.Mandi
29
2. Fasilitas
1. Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan musholla dan ruang pertemuan
30
12. Pinset anatomi 15 buah Baik
13. Pinset cirugi 15 buah Baik
14. Gunting nekrotomi 10 buah Baik
15. Gunting perban 5 buah Baik
16. Korentang dan tempat 7 buah Baik
17. Suction 1 buah Baik
18. Telepon 3 buah Baik
19. Computer 2 buah Baik
20. Alat pemadam kebakaran 1 buah Baik
21. Lemari obat 1 buah Baik
22. Troli 5 buah Baik
23. Standar baskom 2 buah Baik
24. Standar infus 25 buah Baik
25. Ambu bag 3 buah Baik
26. Kursi lipat 15 buah Baik
27. Manometer O2 5 buah Baik
28. Standar O2 15 buah Baik
29. Termometer 5 buah Baik
30. Bengkok 15 buah Baik
5. Administrasi penungjang RM
a. Buku injeksi
b. Buku observasi
c. Lembar dokumentasi
d. Buku observasi suhu dan nadi
e. Buku timbang terima
f. SOP
g. SAK
h. Buku visite
i. Leafleat
31
2. Efektivitas dan efisiensi model asuhan keperawatan
Dari hasil wawancara, angket, observasi serta dari data sekunder tentang
efektifitas dan efisiensi model asuhan keperawatan, didapatkan bahwa dengan
menggunakan model yang sekarang ini rata-rata lama pasien rawat inap Ruang
Palem 1 adalah 5-14 hari. Perawat mengatakan bahwa tidak terjadi penurunan
kepercayaan pasien. Ini dilihat dari banyaknya jumlah pasien rujukan dari
puskesmas, klinik dan rumah sakit lain. Semua perawat menyatakan bahwa
model yang digunakan saat ini tidak terlalu membebani kerja. Masalah
pembiayaan terpusat langsung, jadi bisa dikatakan, tergantung dari alokasi
anggaran yang disediakan rumah sakit untuk tiap-tiap ruangan. Kritikan yang
diterima oleh ruangan biasanya terkait dengan kurangnya sumber daya tenaga
sehingga pelayanan menjadi kurang optimal.
3. Pelaksanaan model asuhan keperawatan
Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme pelaksanaan model
askep, didapatkan bahwa komunikasi antar profesi terlaksana cukup baik,
sedangkan rencana askep antar shift berkelanjutan. Hal ini didukung dengan
adanya data dokumentasi. Semua perawat mengatakan bahwa merasa telah
melakukan tugasnya sesuai standar yang telah ditetapkan.
4. Tanggungjawab dan pembagian tugas
Adapun data yang diperoleh dari pengkajian tentang tanggung jawab dan
pembagian tugas, didapatkan beberapa perawat mengatakan bahwa
mendapatkan pekerjaan yang kadang-kadang tidak berbeda dengan lulusan
akademik yang berbeda tingkatannya dan kurang sesuai dengan metode tim
yang telah digunakan. Semua perawat mengetahui kebutuhna perawatan pasien
secara keseluruhan yang sedang dialami.
32
pergantian shift siang ke malam dipimpin oleh ketua tim perawat yang telah
dinas.
4. Hal-hal yang perlu dipersiapkan selama timbang terima, semua perawat dapat
meneybutkan dengan benar dan menyiapkan hal-hal yang akan dibutuhkan
dalam timbang terima meliputi catatan perkembangan kondisi pasien dan buku
timbang terima.
5. Hal-hal yang perlu disampaikan saat timbang terima adalah pasien yang
memiliki permasalahan yang belum teratasi, pasien baru masuk, dan sarana
prasarana terkait pelayanan kesehatan yang ada di ruang palem 1.
6. Terdapat buku khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima
7. Perawat tidak mengalami kesulitan saat mendokumentasikan laporan timbang
terima.
8. Selalu ada interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung, minimal
menanyakan apa yang dirasakan pasien saat ini, semalam bisa tidur atau tidak.
9. Tehnik pelaporan timbang terima ketika berada didepan pasien yaitu:
menggunakan volume suara yang cukup sehingga tidak mengganggu pasien
disebelahnya, sesuatu yang dianggap rahasia disampaikan dengan bahasa medis.
10. Lama timbang terima bervariasi tergantung kondisi pasien, semakin banyak
yang akan dilaporkan maka semakin lama waktunya, biasanya tidak lebih dari
lima menit untuk setiap pasien.
11. Pelaporan timbang terima dicatat dalam buku khusus yang akan
ditandatangani oleh perawat yang melaporkan, perawat yang menerima laporan,
dan kepala ruangan.
12. Setelah pelaksanaan timbang terima kepala ruangan mengadakan diskusi
singkat untuk mengetahui sekaligus mengevaluasi kesiapan shift selanjutnya.
33
Angket M3-4 Sentralisasi Obat
Di ruang Palem 1 sudah terdapat sentralisasi obat, bisa dilihat dengan adanya
ruangan khusus obat. Pelaksanaan sentralisasi obat optimal. Terdapat format
pengadaan tiap-tiap macam obat. Adapun data tentang alur penerimaan obat
yang didapat, obat yang diperoleh dari keluarga langsung dibawa ke ruang
sentralisasi obat. Data tentang cara penyimpanan obar meliputi adanya ruangan
khusus obat dan lengkapnya sarana dan prasarana pendukung sentralisasi obat.
34
menggunakan sistem head to toe, serta diagnosis keperawatan sampai dengan
evaluasi menggunakan SOAP. Format pengkajian sudah tersedia sehingga dapat
memudahkan perawat dalam menkaji.
System pendokumentasian masih dilakukan secara manual. Catatn keperawatan
berisikan jawaban terhadap order dokter dan tindakan mandiri perawat.
1. Sumber Dana
Sebagian besar pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang
diperoleh dari APBD provinsi Jawa Timur. Sehingga Ruang Isolasi Palem 1
tidak mengelola keuangan secara mandiri. Namun Ruang Isolasi Palem 1
mengadakan iuran intern tiap bulan (potongan gaji) untuk keperluan intern
ruangan
2. Jenis Pembiayaan Klien
Biaya perawatan pasien sebagian besar dari BPJS PBI dan BPJS Non PBI,
pembiaayaan umum, JAMKESDA, KJS, dan asuransi lainnya. Biaya
perawatan yang berlaku saat ini sesuai kelas perawatan. Berhubung di
ruang Isolasi Palem 1 hanya terdiri dari ruang perawatan kelas III. Maka
untuk pembiayaan, disamaratakan dengan ruang perawatan kelas III. Pasien
di Ruang Isolasi Palem 1 90% menggunakan asuransi BPJS
35
3. Pegawai
Gaji pegawai dengan status kepegawaian PNS mendapatkan gaji dari
pemerintah provinsi, sedangkan Pegawai Non PNS mendapatkan Gaji dari RSUD
Dr. Soetomo sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Soetomo Surabaya Nomor 188.4/737/301/SK/2011 tanggal 20 Januari 2011
tentang pedoman pemberian gaji pegawai harian kontrak di lingkungan rumah
sakit umum Dr. Soetomo Surabaya. Gaji pegawai RSUD Dr. Soetomo terdiri dari
gaji pokok, remunerasi, gaji fungsional.
3.1.5. Marketing (M5)
1. Patient safety (medication error, flebitis, dekubitus, jatuh, restrains, injuri, ILO,
INOS).
2. Kepuasan pasien.
3. Kenyamanan.
4. Kecemasan.
5. Perawatan diri.
36
Di lain pihak perawat tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing
secara langsung untuk mencari pelanggan dalam mencari pelayanan jasa
kesehatan. Perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan
memberikan perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan diruangan layak
untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk mencari pelanggan. Perawat
ruang Isolasi Palem 1 telah melakukan perbaikan di berbagai aspek yaitu dari
perbaikan bangunan dan fasilitas, dan peningkatan mutu sumber daya manusia dari
pengetahuan dan soft skill.
Ruang Isolasi Palem 1 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya
telah menerapakan upaya penjaminan mutu perawatan pasien, di mana terdapat
beberapa aspek penilaian penting, di antaranya sebagai berikut.
37
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan prosedur
1. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
2. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang
jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrict access).
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi
lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan atau pemberian
tanda.
38
2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk melakukan
verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat atau benar, dan
fungsional.
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan
melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
39
4. Kebijakan atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari risiko
cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit.
Dari data hasil didapatkan bahwa 100% pasien tidak mengalami jatuh
selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan. Meskipun sebagian pasien
mempunyai risiko jatuh, akan tetapi dari hasil tabulasi menunjukkan tidak ada
pasien yang mengalami jatuh.
Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak
tepat cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu
pemberian dan tidak waspada terhadap efek pemberian obat tidak terjadi selama
periode bulan Januari – Oktober 2019, pemberian obat dilakukan secara benar
sesuai indikasi yang diberikan oleh dokter.
0 x 100%
20
= 0%
40
Jumlah pasien pada hari tersebut
0 x 100%
20
= 0%
Kejadian flebitis, pada bulan Januari – Oktober 2019 tercatat 450 pasien
yang terpasang intravena line (IVL). Dari 450 pasien yang terpasang IVL, tidak
ada yang terjadi kejadian flebitis (0%).
5 Lain-lain
41
b. ISK : total pasien yang menggunakan kateter sebanyak 67 pasien dan lama
pemakaian kateternya selama 428 hari. Dari 67 pasien, tidak terdapat infeksi
saluran kemih (0%).
Kepuasan
Berikut adalah hasil tingkat kepuasan perawat terhadap hasil kinerja selama
menjadi perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Dari total 10 perawat yang
yang menjadi responden, 2 diantaranya (20%) menyatakan sikap puas, 6
responden (60%) menyatakan cukup puas dan 2 responden (20 %) menyatakan
kurang puas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan perawat terhadap
hasil kinerja di ruang isolasi palem 1 adalah cukup puas.
3. Perawatan diri.
42
Kategori Deskripsi Jumlah Pasien
A Mandiri dalam hal makan, BAK dan BAB, 16
mengenakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah, dan mandi.
B Mandiri semuanya, kecuali salah satu dari -
fungsi di atas.
C Mandiri, kecuali mandi dan salah satu dari -
fungsi di atas
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan -
salah satu dari fungsi di atas
E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke -
toilet dan salah satu dari fungsi di atas
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke 2
toilet, berpindah dan salah satu dari fungsi
di atas
G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas 2
Total 20
2 x 100%
20
= 10%
4. Kenyamanan
43
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi x 100%
8 x 100%
20
= 40%
5. Kecemasan
6. Pengetahuan
5 x 100%
20
= 25%
44
Lama rawat inap pasien di ruang Isolasi Palem 1 mulai bulan Januari sampai
Oktober rata – rata 7 – 14 hari dengan presentase 40% dari total pasien 825
orang.
1. Ketenagaan (M1)
Penyelesaian : mengupayakan untuk salah 1 dari perawat ada yang di dalam ruang
rawat inap supaya memudahkan pasien apabila ada yang minta tolong dan
memudahkan bila ada sesuatu yang terjadi pada pasien, apabila ada mahasiswa
bisa du bantu salah satu dari mahasiswa ada yang jaga di dalam ruang rawat inap
untuk memantau kondisi pasien
3. Method (Metode)
45
a. Kritikan terkait dengan kurangnya sumber daya tenaga sehingga pelayanan
menjadi kurang optimal.
Penyelesaian masalah : Adanya mahasiswa keperawatan yang sedang praktik di
ruang Palem 1 dan kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa yang
sedang praktik dapat mengoptimalkan pelayanan.
b. Discharge planning dilakukan secara lisan dan tertulis, namun untuk pemberian
leaflet belum optimal
c. Penerimaaan pasien baru sudah berjalan dengan baik dan sudah terdokumentasi
dengan baik
4. Money (M4)
Masalah : 90% pasien di Ruang Isolasi Palem 1 menggunakan jasa BPJS
Penyebab : Ketidakmampuan keuangan keluarga dalam menggunakan jasa
Umum
Penyelesaian : Penulis tidak dapat menyelesaikan karena itu merupakan hak
pribadi klien dan akan diputuskan oleh pihak administrasi
5. Mutu (M5)
a. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang penyakit yang
diderita
Penyelesaian : dengan memberikan edukasi pada pasien dan keluarga secara rutin
setiap seminggu sekali dan menyediakan leaflet di nurse station agar bisa dibaca
oleh keluarga pasien atau pengunjung yang sedang datang
46
BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
47
Adapun implementasi dari program kegiatan yang dilaksanakan selama di Ruang
isolasi palem 1 adalah :
4.2 Saran
1. Bagi Pelaksana Pelayanan Keperawatan Ruang isolasi palem 1 RSUD dr.
Soetomo Kota Surabaya
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
50