Metrologi
Metrologi
BAB IV
ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS
𝑊
𝑃= ...................................................................................................................... (4-1)
𝑡
Dimana :
P = Daya Listrik (Watt)
W = Energi Listrik (Joule)
t = waktu (sekon)
𝑉 = 𝐼𝑅 ..................................................................................................................... (4-2)
Dimana :
V = Tegangan Listrik (Volt)
I = Arus Listrik (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
𝑄
𝐼 = ........................................................................................................................ (4-3)
𝑡
Dimana :
Q = Muatan listrik
I = Arus Listrik (Ampere)
T = waktu (sekon)
𝑅
𝑅 = ....................................................................................................................... (4-4)
𝐼
atau
𝛿𝑉
𝑅= ...................................................................................................................... (4-5)
𝐼
Dimana:
V = tegangan (Volt)
I = arus listrik. (A)
4.1.4 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja Buzzer hampir sama dengan loud
speaker, jadi Buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan
kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi
akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena
kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan
diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan
suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu
kesalahan pada sebuah alat (alarm).
Bagian-Bagian Multimeter :
1. Sekrup Pengatur Jarum, sekrup ini dapat di putar dengan obeng atau plat kecil,
Sekrup ini berfungsi mengatur jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL),
terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada
pengukuran, posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.
2. Tombol pengatur nol ohm. Tombol ini hampir sama dengan sekrup pengatur jarum,
hanya saja bedanya yaitu tombol ini digunakan untuk membuat jarum menunjukkan
angka nol pada saat saklar pemilih di posisikan menunjuk skala ohm.
3. Saklar pemilih, saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin diukur,
misalnya bila ingin mengukur tegangan ac maka saklar diatur/putar hingga
menyentuh skala ac yang pada alat ukur tertulis acv, begitu pula saat mengukur
tegangan dc, maka saklar diatur hingga menyentuh dcv.
Skala sangat penting dalam pengukuran menggunakan AVO Meter. Skala tersebut
adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran, semua skala dapat
digunakan untuk membaca, hanya saja tidak semua skala dapat memberikan atau
memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai Baterai 9 Volt DC,
kemudian saklar pemilih diatur untuk memilih skala tegangan DC pada posisi 2,5 dan
menghubungkan terminal merah dengan positif (+) baterai dan hitam dengan negatif (-)
baterai. Jarum akan bergerak ke ujung kanan dan tidak menunjukkan angka 9 Volt, sebab
nilai maksimal yang dapat diukur bila saklar pemilih diposisikan pada skala 2.5 adalah hanya
2.5 Volt saja, sehingga untuk mengukur Nilai 9 Volt maka saklar harus di putar menuju skala
yang lebih besar dari tegangan yang di ukur, jadi putar pada posisi 10 dan alat ukur akan
menunjukkan nilai yang diinginkan.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog
(menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display
digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa
kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai
DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.
Aplikasi rangkaian star, rangkaian delta dan rangkaian star-delta adalah sebagai berikut:
A. Rangkaian Star : Kaca mobil otomatis
B. Rangkaian Delta : Mesin bubut
C. Rangkaian Star-Delta : Eskalator
2. Rangkaian Delta.
Pada rangkaian ini, model koneksi dengan persambungan yang terdiri dari 3 kabel
tanpa sambungan netral, dimana ketiganya dihubungkan satu sama lain membentuk
segitiga Koneksi delta tidak terdapat titik netral, tetapi arus yang mengalir ke beban
langsung diteruskan ke tanah (Ground).
b. Percobaan 2
a)
b)
Tabel 4.1
Data Hasil Percobaan 1
Rangkaian S1 S2 S3 Output
0 0 0 Mati
I 1
0
0
0
1
0
0
0
1
Lampu merah dan buzzer menyala
Lampu kuning dan buzzer menyala
Lampu hijau dan buzzer menyala
Tabel 4.2
Data Hasil Percobaan 2
Rangkaian Putaran (rpm) Tegangan (Volt)
Star 1464 217,2
Delta 1480 372
Tabel 4.3
Hasil Data Percobaan 1
Rangkaian S1 S2 S3 Output
0 0 0 Mati
I 1
0
0
0
1
0
0
0
1
Lampu merah dan buzzer menyala
Lampu kuning dan buzzer menyala
Lampu hijau dan buzzer menyala
2. Percobaan 2
Rangkaian star merupakan jenis persambungan yang terdiri dari 4 kabel. Dimana 3
diantaranya merupakan kabel untuk sambungan fasa dan 1 kabel lagi sebagai titik netral
yang diambil dari titik pusat 3 kabel fase tersebut. Sedangkan rangkaian delta
merupakan jenis persambungan dengan 3 kabel tanpa sambungan netral, dimana
ketiganya dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk segitiga.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa tegangan dari rangkaian delta
lebih besar dari rangkaian star. Hal ini disebabkan karena pada rangkaian delta
tegangannya tidak dibuang ke netral, lain halnya dengan rangkaian star yang sebagian
tegangannya dibuang ke netral. Inilah yang menyebabkan tegangan pada rangkaian star
lebih kecil daripada rangkaian delta.
Hal yang sama juga terjadi pada kecepatan putaran motor. Dimana kecepatan
putaran motor berbanding lurus dengan besarnya tegangan. Pernyataan ini sesuai
dengan rumus.
𝑃 = 𝑉. 𝐼
𝑇. .2𝜋
𝑃=
60
𝑇. 𝑛. 2𝜋
𝑉. 𝐼 =
60
𝑉. 𝐼. 60
𝑛=
2𝜋. 𝑇
Dimana:
P = daya (watt)
V = tegangan (volt)
I = arus listrik (ampere)
4.6.2 Saran
1. Untuk Laboratorium Fenomena Dasar Mesin, alat ukur jangka sorong agar
diperbanyak untuk mengukur gelombang.
2. Untuk Asisten Laboratorium Fenomena Dasar Mesin agar dapat memprioritaskan
mengasis dari asistensi.
3. Untuk Praktikan Laboratorium Fenomena Dasar Mesin sebaiknya menguasai materi
agar mengerti seluk beluk dari yang telah diajarkan