Anda di halaman 1dari 11

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PASIEN HIV/AIDS

2.1 Pengkajian
A. Identitas pasien.
1. Nama :Tn. ABC
2. Umur : 37 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Suku/bangsa : Banten/Indonesia.
5. Agama : Kristen Katholik
6. Status perkawinan : Belum kawin
7. Pendidikan/pekerjaan : SMA Makasar
8. Bahasa yang digunakan : Indonesia
9. Alamat : Jl. Garuda

B. Alasan masuk rumah sakit


1. Alasan dirawat : mencret sejak 1 bulan yang lalu, malam keringat
dingin dan kadang demam serta tubuh terasa lemah.
2. Keluhan utama : Diare tak terkontrol tanpa merasakan sakit perut
penyebab tidak diketahui, dengan faktor yang memperberat adalah
bila bergerak dan usaha yang dilakukan adalah diam.

C. Riwayat kesehatan
2.1 Riwayat kesehatan sebelum sakit ini :
pasien sebelumnya tidak pernah sakit serius kecuali batuk dan
pilek.
2.2 Riwayat kesehatan sekarang :
sejak 12 tahun, yang lalu pasien mengkonsumsi obat putaw dengan
cara suntik. Karena menggunakan obat terlarang akhirnya
dikucilkan oleh saudara-saudaranya. Klien memakai obat karena
merasa terpukul akibat ditinggal menginggal ibunya. Sejak 1 bulan
yang lalu klin mencret-mencret 3-5 kali sehari. Sejak 15 hari yang
lalu mencretnya makin keras dan tak terkontrol. Klien tgl 10-1-
2016, memeriksakan diri ke UGD RSUD nabire.
2.3 Riwayat kesehatan keluarga :
Kedua orang tua sudah meninggal, tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama atau PMS. Tidak ada penyakit
bawaan dalam keluarga klien.

1
2.2 Pengkajian Kasus Kelolaan
A. ktivitas hidup sehari – hari

Aktivitas sehari- Pre-masuk rumah Di rumah sakit


hari sakit
A. Makan dan
minum Pola makan tidak teratur, Pola makan 3 kali/hari
1. Nutrisi tetapi tidak ada napsu bubur, namun tidak ada
makan, terutama jika napsu makan, nyeri saat
sudah memakai obat. menelan, makan hanya
2. Minum Minum air putih dengan 1/2 porsi.
jumlah tidak tentu Minum air putih 2-3
kadang minuman keras. gelas dan teh hangat 2-3
gelas.
B. Eliminasi Mencret 5 X/hari,, Mencret dengan
seperti lendir, tidak frekuensi 5-7 X/hari,
bercampur darah dan encer, tidak ada isi tanpa
berbau. BAK 2 X hari diikuti sakit perut dan
dan tidak ada kelainan. BAK 2 X/hari serta tidak
ada kelainan.
C. Istirahat dan Pasien tidak bisa Pasien istirahat di tempat
tidur istirahat dan tidur tidur saja. Pasien tidak
karena terus keluar bisa istirahat dan tidur
memcret serta perasaan karena terus keluar
tidak menentu akibat mencret serta perasaan
tidak dapat putaw sejak tidak menentu akibat
20 hari. tidak dapat putaw sejak
20 hari.
D. Aktivitas Pasien sebagai guide Pasien mengatakan tidak
freelance sejak sebulan bisa melakukan
tidak bekerja. aktivitasnya karena
lemah, merasa tidak
berdaya dan cepat lelah.
Pasien partial care.
E. Kebersihan diri Jarang dilakukan. Mandi dibantu petugas,
dan menggosok gigi
dilakukan di tempat
tidur. Hambatan dalam
melakukan kebersihan

2
diri adalah lemah .
F. Rekreasi Tidak ada, hanya dengan Hanya ingin bercerita
memakai putaw. dengan petugas.

B. Psikososial.
a. Psikologis :
pasien belum tahu penyakit yang dialaminya, klien hanya merasa
ditelantarkan oleh teman dan keluarganya. Klien punya kaka di
Bandung, tetapi sejak lama tidak berkomunikasi.Klien tidak percaya
dengan kondisinya sekarang. Mekanisme koping pasrah. Klien ingin
diperlakukan manusiawi. Klien pada tanggal 14-1-2002 bermaksud
melakukan bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari lantai II akibat
merasa tidak berguna lagi.
b. Sosial :
sejak 12 tahun sudah berkomunikasi dengan keluarga sejak ayah dan
ibunya meninggal, teman-temanya sebagian pemakai putaw yang
sekarang entah dimana.
c. Spiritual :
Pada waktu sehat sangat jarang ke Gereja. Klien minta didampingi
Pastur Jelanti dari Menara Kathedral Surabaya.

2.3 Pemeriksaan Fisik


TTV
Keadaan umum : Pasien tampak lemah, kurus, dan pucat
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 37,8oC
BB : 40 kg

Head to toe :
 Kepala:
Bentuk bulat, dan ukuran normal, kulit kepala nampak kotor dan berbau,
Rambut ikal, nampak kurang bersih.
 Mata (penglihatan).
Ketajaman penglihatan dapat melihat, konjungtiva anemis, refleks cahaya
mata baik, tidak menggunakan alat bantu kacamata.
 Hidung (penciuman).
Bentuk dan posisi normal, tidak ada deviasi septum, epistaksis, rhinoroe,
peradangan mukosa dan polip. Fungsi penciuman normal.

3
 Telinga (pendengaran).
Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe, peradangan, pemakaian alat
bantu, semuanya tidak ditemukan pada pasien. Ketajaman pendengaran
dan fungsi pendengaran normal.
 Mulut dan gigi.
Ada bau mulut, perdarahan dan peradangan tidak ada, ada karang
gigi/karies. Lidah bercak-bercak putih dan tidak hiperemik serta tidak ada
peradangan pada faring.
 Leher.
Kelenjar getah bening tidak membesar, dapat diraba, tekanan vena
jugularis tidak meningkat, dan tidak ada kaku kuduk/tengkuk.
 Thoraks.
Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal. Auskultasi bunyi paru
normal. Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada murmur.
 Abdomen.
Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati dan limpa tidak membesar, ada nyeri
tekan, perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit.
 Repoduksi
Penis normal, lesi tidak ada.
 Ekstremitas
Klien masih mampu duduk berdiri dan berjalan sedikit, tetapi cepat lelah.
Ektremitas atas kanan terdapat tatoo dan pada tangan kiri tampak tanda
bekas suntikan.
 Integumen.
Kulit keriput, pucat, akral hangat.

2.4 Pemeriksaan Penunjang


A. Laboratorium :
Tanggal 10-1 2016
Hb : 8,7
Leukosit : 8,8
Trombosit : 208
PCV : 0,25
Terapi : tanggal 14-1-2016
- Diet TKTP
- RL 14 X/mnt
- Cotimoxazol : 2 X II tab
- Corosorb : 3 X 1 tab
- Valium : 3 X 1 tab

4
2.5 Klasifikasi Data
Data Subyektif Data Obyektif
 Pasien mengatakan lemah, cepat  Keadaan umum :
lelah, bila melaukan aktivitas, Pasien tampak lemah, kurus,
terbatas. dan pucat
 Pasien mengatakan kadang Kesadaran : Compos
demam. Mentis
 Pasien mengatakan tidak ada TD : 110/70
nafsu makan, saat menelan sakit, mmHg
mengatakan tidak bisa N : 120 x/ mnt
menghabiskan porsi yang R : 22 x/ mnt
disiapkan SB : 37,8oC
 Pasien mengatakan diare sejak 1  BB : 40 kg Turgor masih
bulan yang lalu, mengatakan baik, inkontinensia alvi,
menceret 5-7 kali/hari, kadang BAB encer, membran
demam dan keringat pada malam mukosa kering, bising usus
hari, minum 2-3 gelas/hari meningkat 20 X/menit
 Klien merasa diasingkan oleh  Lemah, 4 hari tidak makan,
keluarga dan teman-temannya, mulut kotor, lemah,
klien tidak punya uang lagi, klien holitosis, lidah ada bercak-
merasa frustasi karena tidak bercak keputihan, Hb
punya teman dan merasa 8,7g/dl, pucat, konjungtiva
terisolasi. Minta dipanggilkan anemis
Pastur Jelantik dari Gereja
Katedral.

5
2.6 Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Ds :
Pasien mengatakan
kadang demam
Do :
Keadaan umum : Pasien
tampak lemah, kurus,
dan pucat
Immunocompromised Resiko Infeksi
Kesadaran : Compos
Mentis
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 38,oC

Ds :
Pasien mengatakan
diare sejak 1 bulan yang
lalu, mengatakan
menceret 5-7 kali/hari,
kadang demam dan
keringat pada malam Resiko tinggi terhadap
hari, minum 2-3 Diare intake cairan kekurangan volume
gelas/hari. cairan
Do :
Turgor masih baik,
inkontinensia alvi, BAB
encer, membran mukosa
kering, bising usus
meningkat 20 X/menit
Ds :
Pasien mengatakan
tidak ada nafsu makan,
saat menelan sakit,
mengatakan tidak bisa
menghabiskan porsi
yang disiapkan. Intake yang tidak Perubahan nutrisi
Do : adekuat kurang dari kebutuhan
Lemah, 4 hari tidak tubuh
makan, mulut kotor,
lemah, holitosis, lidah
ada bercak-bercak
keputihan, Hb 8,7g/dl,
pucat, konjungtiva
anemis

6
Ds :
Klien merasa
diasingkan oleh
keluarga dan teman-
temannya, klien tidak
punya uang lagi, klien
merasa frustasi karena
tidak punya teman dan
merasa terisolasi. Minta Harga diri rendah Resiko bunuh diri
dipanggilkan Pastur.
Do :
Mencoba melakukan
percobaan bunuh diri
tanggal 14-1-2016,
dengan berusaha
menceburkan diri dari
lantai II.

2.7 Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas


I. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan yang
berlebihan, diare berat
II. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
adekuat
III. Resiko infeksi b/d immunocompromised
IV. Resiko bunuh diri b/d harga diri rendah

7
(DIAGNOSA, INTERVENSI,)

Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan Keseimbangan cairan dan  Monitor tanda-tanda  Volume cairan deplesi
b/d kehilangan yang berlebihan, diare berat, elektrolit dipertahankan dehidrasi. merupakan komplikasi dan
ditandai dengan : dengan kriteria intake dapat dikoreksi.
Ds : seimbang output, turgor
Pasien mengatakan diare sejak 1 bulan yang lalu, normal, membran mukosa
mengatakan menceret 5-7 kali/hari, kadang demam lembab, kadar urine normal,  Monitor intake dan ouput  Melihat kebutuhan cairan
dan keringat pada malam hari, minum 2-3 tidak diare setelh 3 hari yang masuk dan keluar.
gelas/hari. perawatan.
Do :  Anjurkan untuk minum  Sebagai kompensasi akibat
Turgor masih baik, inkontinensia alvi, BAB encer, peroral peningkatan output.
membran mukosa kering, bising usus meningkat 20
X/menit
 Atur pemberian infus dan  Memenuhi kebutuhan intake
eletrolit : RL 20 tetes/menit. yang peroral yang tidak
terpenuhi.
 Kolaborasi pemberian
antidiare antimikroba  Mencegah kehilangan cairan
tubuh lewat diare (BAB).

2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Setelah satu 4 hari perawatan  Monitor kemampuan  Mengetahui jenis makanan
intake yang tidak adekuat ditandai dengan : pasien mempunyai intake mengunyah dan menelan. yang lebih cocok
Ds : kalori dan protein yang
Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan, saat adekuat untuk memenuhi
menelan sakit, mengatakan tidak bisa kebutuhan metaboliknya  Monitor intake dan ouput.  Untuk membandingkan
menghabiskan porsi yang disiapkan. dengan kriteria pasien makan, kebutuhan dengan suplai
Do : serum albumin dan protein sehingga diharapkan tidak
8
Lemah, 4 hari tidak makan, mulut kotor, lemah, dalam batas normal, terjadi kurang nutrisi
holitosis, lidah ada bercak-bercak keputihan, Hb menghabiskan porsi yang
8,7g/dl, pucat, konjungtiva anemis disiapkan, tidak nyeri saat
menelan, mulut bersih.  Untuk mengurangi kotoran
dalam mulut yang dapat
 Rencanakan diet dengan menurunkan nafsu makan.
pasien dan orang penting
lainnya.Anjurkan oral
hygiene sebelum makan.
 Untuk mengatasi penurunan
keluhan makan
 Anjurkan untuk beri
makanan ringan sedikit tapi
sering.Timbang TB/BB

3 Resiko infeksi b/d immunocompromised ditandai Pasien akan bebas infeksi  Monitor tanda-tanda infeksi  Untuk pengobatan dini
dengan : oportunistik dan baru.
Ds : komplikasinya dengan
Pasien mengatakan kadang demam kriteria tak ada tanda-tanda
Do : infeksi baru, lab tidak ada  gunakan teknik aseptik pada  Mencegah pasien terpapar
Keadaan umum : Pasien tampak lemah, kurus, dan infeksi oportunis, tanda vital setiap tindakan invasif. Cuci oleh kuman patogen yang
pucat dalam batas normal, tidak ada tangan sebelum meberikan diperoleh di rumah sakit.
Kesadaran : Compos Mentis luka atau eksudat. tindakan.
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt  Anjurkan pasien metoda  Mencegah bertambahnya
R : 22 x/ mnt mencegah terpapar terhadap infeksi
SB : 37,8oC lingkungan yang patogen.

 Atur pemberian antiinfeksi  Mempertahankan kadar


sesuai order darah yang terapeutik.
4 Resiko bunuh diri b/d harga diri rendah ditandai Setelah 4 hari klien tidak  . Waspada pada setiap  Karena tanda tersebut
dengan : membahayakan dirinya
9
Ds : sendiri secara fisik. ancaman bunuh diri sebagai tanda permintaan
Klien merasa diasingkan oleh keluarga dan teman- tolong
temannya, klien tidak punya uang lagi, klien merasa
frustasi karena tidak punya teman dan merasa  Jauhkan semua benda  Untuk mencegah
terisolasi. Minta dipanggilkan Pastur. berbahaya dari lingkungan penggunaan benda
Do : klien tersebut untuk tindakan
Mencoba melakukan percobaan bunuh diri tanggal
bunuh diri
14-1-2016, dengan berusaha menceburkan diri dari
lantai II.
 Observasi secara ketat  Untuk mencegah jika
ditemukan gejala
perilaku bunuh diri

 Observasi jika klien minum  Obat mengandung


obat antidepresan dapat
mengurangi perilaku
bunuh diri klien.

 Komunikasikan kepedulian  Untuk meningkatkan


perawat kepada klien. harga diri klien

 Waspada jika tiba-tiba  Karena hal tersebut


menjadi tenang dan tampak merupakan suatu cara
tentram mengelabui petugas.

 Dukung perilaku positif  Meningkatkan harga diri


klien. klien

10
11

Anda mungkin juga menyukai