A. Pengertian
1. Konsep diri
Menurut Rogers (2004) konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang
bukan aku. Konsep diri terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal
(Rogers, 2004). Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak,
adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai
pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh,
a. Gambaran diri.
Kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu, dan sekarang, serta perasaan tentang
dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman baru. Hal-hal yang terkait dengan
psikologis.
b. Ideal diri.
terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan serta nilai personal tertentu
dan sosial.
c. Harga diri.
seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi
adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sediri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa
d. Penampilan peran.
perannya sendiri. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih
e. Identitas diri.
kualitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan
“Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana evaluasi diri dan perasaan
terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif, yang secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan” (Townsend, 1995 hal 74). “Harga diri adalah penilaian diri
terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal
Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi tetapi jika individu
sering gagal maka cenderung harga diri rendah (Direktorat Kesehatan Jiwa, 1995).
Didalam diri seseorang besar kemungkinan terjadi gangguan harga diri apabila aspek
utama harga diri yaitu dicintai, disayangi, dikasihi orang lain, dan mendapat penghargaan
dari orang lain belum terpenuhi (Townsend, 1998). Hal ini dapat di gambarkan sebagai
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri, harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan, tidak berdaya, tidak ada harapan dan putus asa (Keliat,
1999).
Berikut ini adalah rentang konsep diri menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal
230).
Gambar 1: rentang konsep diri (Stuart & Sundeen, 1998 hal 230).
2. Konsep diri positif: dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang
3. Harga diri rendah: perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
perasaan hampa.
identitas.
C. Etiologi
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat
dapat terjadi harga diri rendah karena privasi yang kurang diperhatikan:
pemeriksaan fisik yang sembarangan, harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi
tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Klien mempunyai cara fakir yang negatif, kejadian sakit,
Sedangkan menurut Stuart dan Sundeen (1998) penyebab harga diri rendah
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
harapan orang yang penting dalam hidupnya, peran sosial yang diharapkan,
konsep diri diantaranya: anak sangat peka terhadap perlakuan dan respon
orang tua yang kasar, membenci, tidak menerima atas usaha anak, ketidak
pastian diri, dan anak yang tidak menerima kasih sayang maka anak tersebut
Peran yang sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu telah diterima masyarakat
bahwa wanita kurang mampu, kurang mandiri, kurang obyektif, dan kurang
Orang tua selalu curiga pada anak sehingga anak akan ragu apakah yang ia
pilih tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua maka akan timbul
rasa bersalah. Kontrol orang tua pada anak remaja akan menimbulkan
perasaan benci anak pada orang tua. Anak remaja ingin diterima, dibutuhkan,
2. Faktor presipitasi
Gangguan konsep diri dapat disebabkan dari luar dan dari dalam. Dimana situasi-
b.3. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat
D. Manifestasi klinis
pada klien dengan harga diri rendah berupa mengkritik diri sendiri atau orang lain,
penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, gangguan dalam
berhubungan, rasa diri penting yang berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah,
mudah tersinggung atau marah yang berlebihan, perasaan negatif terhadap tubuhnya
sendiri, ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis, keluhan fisik,
E. Mekanisme koping
pertahanan koping jangka pendek dan jangka panjang serta penggunaan mekanisme
pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan. Pertahanan jangka panjang, jangka pendek, dan ego menurut Stuart dan
serta dalam aktivitas sosial, agama, klub politik, kelompok atau geng.
c. Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misal: olah raga
popularitas.
penyalahgunaan obat.
b. Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak wajar, bertentangan dengan nilai,
F. Masalah keperawatan
Menurut Keliat (1999) ada beberapa masalah keperawatan yang sering muncul
pada klien dengan harga diri rendah yaitu (a) resiko perilaku kekerasan, (b) gangguan
harga diri rendah situasional atau kronik, (c) Koping individu tidak efektif.
G. Pohon masalah
Menurut Keliat (1999) pohon masalah pada kasus harga diri rendah adalah
sebagai berikut:
Akibat
Resiko perilaku kekerasan
Core problem
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan koping individu
tidak efektif.
I. Fokus intervensi
Fokus intervensi dari diagnosa keperawatan yang muncul diatas pada klien
1. Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah. (Keliat, 1999).
Tujuan Umum:
Tujuan khusus:
mata, mau berjabat tangan dan menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau
Intervensi:
terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
selanjutnya.
1.1.2 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Kriteria evaluasi: klien dapat menyebutkan kemampuan yang dimiliki klien di RS,
rumah, dan tempat kerja. Daftar positif keluarga klien dan daftar positif lingkungan
klien.
Intervensi:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat daftarnya.
klien.
reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien, dan pujian yang
mendapatkan pujian.
rumah sakit dan klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah.
Intervensi keperawatan:
c. Berikan pujian.
prasarat untuk berubah dan mengerti tentang kemampuan yang dimiliki dapat
Intervensi keperawatan:
a. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah
sakit.
e. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
sendiri, klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya, dan contoh
peran yang dilihat klien akan memotovasi klien untuk melaksanakan kegiatan.
1.1.5 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
mandiri.
Intervensi Keperawatan :
direncanakan.
biasa dilakukan
Intervensi keperawatan:
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
2. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif (Keliat, 1999).
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
b. Sediakan kertas dan alat tulis jika klien belum mau bicara.
c. Nyatakan kepada klien bahwa perawat dapat mengerti apabila klien belum siap
membicarakan permasalahannya.
2.2. Klien dapat mengidentifikasi koping dan perilaku yang berkaitan dengan
Intervensi:
masalah.
Intervensi:
atau substitusi.
g. Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya dan perubahan yang terjadi.
Intervensi:
bagus.
2.5. Klien dapat memotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistik.
Kriteria evaluasi: klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistik.
Intervensi:
a. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistik. Fokuskan kegiatan pada
dikontrolnya.