Anda di halaman 1dari 5

Pemilihan jenis dan pembuatan sambungan merupakan ciri khas perencanaan kontruksi

baja
System sambungan untuk struktur baja relative istimewa dibandingkan struktur beton yang
tidak mengenal istilah sambungan
Komponen strultur baja tidak bias dibuat sekaligus melainkan dengan elemen lepas yang
dirakit dan disambung di lapangan
Adapun jenis sambungan yang dipilih akan mempengaruhi kekuatan, biaya, cara atau
metode kerja dalam pelaksanaan
Jenis sambungan yang berbeda akan mempengaruhi distribusi gaya-gaya sehingga dalam
perencanaan dan pelaksanaan memerlukan perhatian khusus
Jika digunakan jenis sambungan antara perencanaan dan pelaksanaan yang berbeda,
Kondisi seperti ini akan menimbulkan kinerja struktur secara local atau keseluruhan akan
berkurang
Bahkan bias memicu kegagalan total

Kuat minimum sambungan


Fungsi dari sambungan adalah mengalihkan gaya momen internal dari satu komponen
struktur atau komponen lain sehingga pembebanan dapat diteruskan ke pondasi
Setiap komponen tidak terkecuali sambungan harus direncanakan minimal sama atau lebih
besar dari gaya internal yang terjadi atau sekuat profil yang disambung
Sambungan sebaiknya tidak ditempatkan pada bagian yang mengalami sendi plastis, hal ini
penting karena mekanisme distribusi tegangan sambungan itu sendiri biasanya telah
memanfaatkan perilaku inelastis daktail bahannya
Perlu diingat asumsi mengapa gaya dapat dianggap terbagi merata pada semua bautnya
tanpa adanya perilaku daktail bahan material yang disambung, tentu itu tidak dapat terjadi
Jadi ketika ada gaya gempa yang menyebabkan over stressed atau inelastic pada
sambungan diperlukan keruntuhan yang berbeda
Keruntuhan bisa bersifat non daktail yang tidak diharapkan, hal ini menjadi alas an pada
perencanaan tahan gempa dibanding perencanaan mekanisme keruntuhan sambungan
yang sifatnya kompleks lebih baik dipilih sambungan yang berperilaku elastis saat gempa
dengan kata lain kekuatan sambungan dianggap lebih besar dari batang yang disambung

Jenis-jenis sambungan
1. Las
2. Las busur listrik tipe smaw (shielded metal arc welding)
3. Paku keling
4. Baut mutu tinggi

Secara garis besar sambungan yang digunakan untuk pabrikasi adalah las yang relative
murah dan kekuatannya sangat baik bila dikerjakan dibawah control mutu yang tepat
Alternative alat sambung lainnya adalah baut mutu tinggi dan dari segi biaya, kepraktisan
dan kinerjanya sudah mengungguli alat sambung paku keling

Dalam segi pemilihan baut mutu tinggi sebagai penyambung struktur factor ekonomi
bukanlah menjadi factor yang terutama, jika menjadi factor utama baut mutu tinggi akan
kalah dengan system las, system baut dipilih karena relative mudah dari segi pengawasan
sehingga hasilnya menjadi terjamin
Dalam pasaran terdapat 2 jenis baut, baut biasa dan baut mutu tinggi
Pemilihan baut mutu tinggi atau a490 pada lingkungan korosif harus hati-hati, perlindungan
cara hot-deep galvanize tidak boleh digunakan beresiko hydrogen embrittlement
Alternative pelindung jenis lain, seperti dacromet produk pelapis inorganic zinc-alumunium
yang berbasis air.
Baut biasa disebut juga baut hitam atau baut mesin terbuat dari baja kadar karbon rendah
dengan kuat Tarik minimum 260 ksi/414mpa, dapat dipasang dengan kunci pas biasa tanpa
prategang untuk profil hotroll atau cold form dengan beban statis tanpa beban kejut atau
beban dinamik
Jika ada resiko vibrasi sebagai pencegahan lepasnya baut perlu dipasang mur ganda(double
-nut) tipe baut ini sebaiknya hanya digunakan untuk elemen non struktur dan jika terpaksa
hanya untuk struktur sekunder saja

Baut mutu tinggi


Terdapat 2 jenis baut mutu tinggi yaitu, a325/a490
Baut a325 punya Tarik minimum 830 mpa (astm a325m-04) jenisnya tipe 1 (medium karbon)
dan tipe 3 (weathering steel).
Baut a490 punya kuat Tarik antara 1040-1210mpa (astma490m-04) dan jenisnya juga tipe 1
dan tipe 3
Baut tersedia dalam unit imperal (inch) dari diameter ½ inch – diameter 1,5 ich atau metrik
(mm) dari m16 – m36

Alasan baut mutu tinggi menggantikan paku keling adalah karena kuat material lebih tinggi
hamper 2 kali lipat dari paku keling
Perbandingan kuat geser kedua jenis alat sambung dapat dilihat dari kurva tegangan, geser
dan deformasi hasil penelitian munze 1967 ( hal 619)

Notes : detail pemasangan baut mutu tinggi terhadap plat sambung gambar 8.37

Kemiringan bidang permukaan pada sambungan baut mutu tinggi dibatasi max 1 :20 (munze
1967) jika lebih kekuatannya akan berkurang, sehingga perlu diberi tambahan beveled
washers

1 persyaratan spasi baut


Penempatan baut mutu tinggi perlu dibuat teratur, berulang, dan sebisa mungkin simetris
Syarat spasi antar baut dan jarak bersih menurut AISC 2010 yaitu minimum antar lubang
baut untuk semua tipe yaitu s > 2,67 d, dimana s adalah spasi dan d adalah diameter baut
nominal (gambar 8.39),
untuk jembatan s > 3d. jarak spasi dibatasi oleh s < 12tmin, dimana tmin adalah tebal
terkecil plat sambungan atau s<305 mm, dari keduanya cari yang terkecil

Jarak baut ke tepi sambungan (st) menurut AISC 2010, jarak titik pusat lubang ke tepi
sambungan yaitu st >1,25 d tapi tidak boleh lebih 12 kali tebal plat terkecil sambungan atau
150 mm.
2. persyaratan lubang baut
Lubang baut baik dari segi ukuran maupun bentuknya dibagi menjadi 4 kel besar yaitu
Standar, kebesaran, lubang oval dengan ruang bebas panjang (slot panjang) dan dengan
ruang bebas pendek (slot pendek), pengelompokan ini ditujukan untuk menentukan kinerja
sambungan tipe geser.
Terdapat 2 mekanisme kerja terjadinya slip yang diakibatkan dari besarnya lubang yang
lebih besar dibandingkan diameter baut yaitu slip kritis dan tumpu.
Lubang oversized tidak boleh digunakan pada sambungan tipe tumpu.
Tipe slot boleh digunakan selama gayanya tegak lurus arah.
Lubang tipe slot panjang penempatan hanya boleh pada satu sisi saja.
Untuk lubang standar pemasangan baut harus dilengkapi dengan ring atau washer.

3. tipe sambungan dan kekuatan baut


Dari banyaknya konfigurasi sambungan serta orientasi pembebanan gaya internal yang
dialami oleh baut dapat berupa gaya tarik, gaya geser atau kombinasi keduanya sehingga
sambungan dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu, sambungan tipe geser dan tipe tarik,
serta kombinasinya.
Untuk tipe geser pemasangan relative mudah dengan keberadaan lubang baut yang relative
lebih besar dibandingkan diameter baut yang berfungsi sebagai toleransi pelaksanaan.
Sementara tipe tarik harus dikerjakan secara presisi

4.kuat baut terhadap tarik atau geser


Distribusi gaya-gaya yang bekerja terhadap baut dalam perencanaan dianggap terbagi rata.
Asumsi ini dapat digunakan jika baut kuat, kaku, dan berperilaku daktail.

5. pemasangan baut
Pemasangan baut mutu tinggi relative sederhana.
Pertama, setiap lubang baut harus dimasukan kepala baut, ring (washer), dan mur (nut)
Lalu dikencangkan secukupnya agar baut pada lubang dapat dipasang lengkap.
Tahap selanjutnya dilakukan pengencangan hingga kondisi snug-tight.
Perancangan baut harus dimulai dari bagian rigid menuju bagian flexibledan tidak boleh
sebaliknya (rcsc 2009)
Dua pengelompokan kondisi pengencangan baut menurut AISC, snug-tight dan prategang
Snug-tight
Pengencangan baut yang menyebabkan elemen sambungan-sambungan saling merapat dan
mengalami kontak langsung satu dengan yang lainnya.
Kondisi prategang
Disebut juga dengan sambungan slip kritis yang menghasilkan gaya prategang minimum
Kondisi snug-tight menjadi level termudah dalam pengencangan baut yang hanya dipilih jika
kondisi sambungan tipe geser mekanisme tumpu dan sambungannya tipe tarik atau
kombinasi tarik geser hanya untuk baut tipe a325, beban static relative konstan tanpa resiko
fatig atau vibrasi.
Selain kondisi diatas semua tipe baut harus dikencangkan hingga kondisi prategang

4 tahapan kerja control pemasangan baut mutu tinggi (do herty 1989)
1. Pemasangan baut hingga kondisi snug-tight dan ditandai
2. Ada inspeksi awal
3. Pengenvangan bat hingga kondisi prategang sesuai AISC
4. Inspeksi tahap akhir dan verifikasi

Sambungan baut tipe geser


Perilaku keruntuhan sambungan
Keterkaitan antara konfigurasi sambungan tipe geser dan cara pemasangan baut
mempengaruhi kekuatan dan kekakuan sambungan dan menghasilkan gaya berbeda dengan
mekanisme slip kritis dan tumpu dimana hal ini tergantung dari posisi baut bergeser karena
adanya gap akibat lubang yang lebih besar dari baut saat dibebani agar mekanisme bekerja
kontinu harus dipastikan beban yang bekerja lebih kecil dari tahanan friksi plat atau beban
kritis yang menyebabkan slip yang selanjutnya disebut slip kritis (sambungan yang
direncanakan tidak mengalami slip)

Mekanisme slip kritis baut


Kuat sambungan slip kritis dihasilkan dari tahanan friksi bidang kontak akibat adanya gaya
prategang di baut mutu tinggi yang dikencangkan khusus
Hal 648 (gambar)
Besarnya tahanan slip untuk kondisi batas slip atau Rn untuk baut mutu tinggi
Rumus hal 650

Mekanisme tumpu baut


Sambungan baut tipe geser bermekanisme tumpu didasarkan pada kondisi pemanfaatan
material secara maksimal yaitu sampai kondisi inelastis atau dengan kata lain jumlah baut
yang diperlukan relative sedikit dibandingkan slip kritis akibat proses mekanisme kerja ini
memiliki kapasitas lebih besar

Kuat tumpu baut


Rumus hal 653

Kuat geser baut


Rumus 654

Kuat geser blok


Rumus 655

Contohnya hal 657-661

Sambungan baut tipe tarik


Hal 682

Penggunaan ulang baut bekas pakai


baut mutu tinggi setara (grade 8,8 dan a325)
Sambungan baut tipe geser
Sambungan balok jembatan
Sambungan baut tipe Tarik
Sambungan momen end plate
Sambungan baja beton base plate
Baut angkur ke beton
Gusset plate atau plat buhul

Anda mungkin juga menyukai