”DIVISI GYMNOMYCOTA”
1.2 Tujuan
1. mempelajari ciri-ciri cendawan gymnomycetes
2. mempelajari cara isolasi cendawan gymnomycetes
3. mempelajari cara identifikasi cendawan gymnomycetes
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jamur merupakan salah satu kelompok organisme terbesar didunia dan memainkan
peran kunci dalam banyak ekosistem (mueller and sehhmit,2007). Ini Merupakan organisme
eukariotik.dengan cara reproduksi seksual atau aseksual.hasil spora bisa memiliki peran
dalam penyebaran jamur, dan juga dapat berperan dalam kelangsungan hidup organisme
ketika kondisi lingkungan tidak menguntungkan (Madelin, 1994).
Gymnomicota merupakan salah satu jamur yang dikenal sebagai jamur lendir.jamur ini
bersifat fagotrofik atau mampu menelan partikel nutrien, jamur ini juga bersifat motil dan
pada fase vegetatifnya tidak memiliki dinding sel.hal ini dikarenakan pada pada fase vegetatif
sel- selnya hidup bebas amoeboid. Beberapa contoh spesies jamur ini adalah
Dictyosteliumdiscoideumm dan Polysphondelium (Maier, 1999).
Gymnomycota (jamur lendir) atau disebut juga dengan Myxota merupakan sekelompok
protista yang berpenampilan mirip jamur berperilaku menyerupai amoeba.Mycota berasal dari
kata Myxo yang artinya lendir dan mykes yang artinya cendawan (Sastrahidayat, 2011).
Ciri umum gymnomycota adalah memiliki fase soma berupa plasmodium.plasmodim
yang mengering membentuk sklerotim.fase reproduktifnya berupa sporangium yang berisi
miksospora.habitatnya cendawan ini adalah pada tempat yang lembab, kayu busuk, daun mati,
dan benda organik lainnya (mueller, 2007).
Gymnomicota adalah organisme yang memiliki fase vegetatif merayap nonseluler dan
multinukleat dan tahap penghasilan spora propagatif, terdiri dari myxomicetes dan
acrasiomycetes.dalam beberapa klasifikasi ditempatkan pada kerajaan protista.divisi atau
kerajaan fungi (mycatace) memiliki 3 divisi yaitu gymnomycota, mastigomycota dan
amastigomycota (yudianto, 1992).
BAB III
METODOLOGI
4.1 Hasil
No Gambar Klasifikasi
1 Cendawan yang diambil dari isolasi air
Pam. (Endophragmia mirabilis)
4.2 Pembahasan .
Jamur merupakan salah satu tumbuhan yang berinti, berspora dan tidak
beklorofil.berupa sel atau benang yang bercabang-cabang.dengan dinding dari luar selulosa
atau dari kitin atau dari keduanya dan umumnya berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Jamur ini tergolong tumbuhan thallus karena belum bisa dibedakan antara bagian
batang, daun maupun akarnya.( Dwidjoseputro, 1976).
Gymnomycota ini merupakan jamur yang dikenal sebagai jamur yang berlendir, yang
sifatnya fagotrofik atau mampu menelan partikel nutrien.gymnomycota pada saat fase
vegetatif tidak memiliki dinding sel dikarena pada fase tersebut sel-selnya hidup bebas
(amoeboid).jamur ini juga disebut dengan myxota merupakan sekelompok protista yang
berpenampilan jamur menyerupai amoeba.ciri umum gymnomycota yaitu memiliki fase soma
berupa plasmodium, yang mengering membentuk sklerotim.reproduksinya berupa
sporangium yang berisi miksospora. Biasanya gymnomycota ini suka hidup pada tempat yang
lembab seperti pada kayu lapuk, daun mati dan benda organik lainnya.
Pada praktikum ini, dilakukan percobaaan terhadap koloni cendawan yaitu
gymnomycota.dalam percobaan ini ada 4 umpan yang digunakan yaitu buah apel, timun, kulit
udang, dan biji kacang kedelai.tidak hanya itu percobaan ini juga dilakukan pada sampel
tanah agronomi sengon dan 4 jenis sampel air yang berbeda diantaranya air galon, air danau,
air PAM, dan air sungai.untuk tanah tersendiri dilakukan isolasi menggunakan medium PDA
Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa gymnimycota banyak
tumbuh pada air danau dimana ke 4 umpan yang ada di dalam cawan petri ditumbuhi oleh
jamur diatasnya dan di sekitarnya juga ada lendir.
untuk air sungai gymnomycota hanya mendekati buah apel dan kacang kedelai, dan
pada pada air galon dan air PAM gymnomycota hanya mendekati buah apel saja.untuk
cendawannya pada air PAM (Endophragmia mirabilis), ir danau dan air gallon (Aspergillus
spp), sedangkan air sungai (Hyaloflorae ramusa).
Hal tersebut disebabkan oleh struktur jamur yang tersusun atas sel-sel eukariotik yang
memiliki dinding sel yang mengandung zat kitin dan selulosa.zat kitin tersusun atas
polisakarida yang mengandung nitrogen, bersifat kuat, tetapi fleksibel. Zat kitin pada jamur
mirip dengan zat kitin yang ditemukan pada kerangka luar serangga atau arthropoda
lain.cendawan gymnomycota yang memiliki dinding sel selulosa akan cenderung mendekati
umpan yang memiliki selulosa untuk mendapatkan makanan seperti buah apel dan timun
begitu juga sebaliknya apabila gymnomycota yang dinding selnya mengandung kitin maka
akan mendekati umpan yang memiliki kitin seperti kulit udang dan kacang kedelai.fungi
tergolong heterotrof, Meskipun bersifat heterotrof fungi tidak bisa mencerna makan.
Gymnomycota mendekati umpan yang diberikan dalam cawan petri itu dikarena
cendawan atau jamur gymnomycota ini tertarik terhadap kitin ( pada kulit udang dan kacang
kedelai) dan seluloa (pada buah apel dan timun) yang ada pada umpan selain itu juga umpan
memiliki bahan organik dan juga memiliki kelembapan, sehingga dapat mendukung
tumbuhnya gymnomycota pada umpan tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Madelin, T.M, 1994 Fungal acrosols; a review.journal of aerosol science 25, 1405-1442.
Maier, m.r, Pepper, IL, Gerba, C.p , 1999, Environmental Microbiology. Sandiego Prentice-
Hall
Mueller, G.M, Schmit, J.P, 2007, Fungal biodiversity. What do we know ? What Can we
predict ? biodiversity and conservation 16, 1-5.
Sastrahidayat rochjatun ika, 2011, mikologi ilmu jamur, universitas Brawijaya press Malang
Yudianto, S.A. 1992, Pengantar Cryptogamae, Tarsito : Bandung.
LAMPIRAN