Anda di halaman 1dari 14

BIOTEKNOLOGI

KONVENSIONAL DAN MODERN

Portofolio
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi
Guru : Lia Muliawati, S.Pd.

disusun oleh :

Kelas XII IPA 8

Gina Almira Lestari Setiawan


NIS. 1718.10.202

TAHUN AJARAN 2019 - 2020


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 22 BANDUNG
JL. RAJAMANTRI KULON NO. 17A
Page |2

Alkohol
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Gula Saccharomyces cereviceae

antibiotik
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Larutan Nutrein Jamur Penicillium

Asam cuka
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Gula / Air Nira Bakteri Acetobacter


Page |3

Brem
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Singkong / Ketan Saccharomyces cereviceae

kecap
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Kedelai Aspergillus wentii

keju
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Susu Streptococcus lactis


Page |4

Nata de coco
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Air Kelapa Acetobacter xynlinum

mentega
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Minyak Tumbuhan Strepcoccus citrivorus

oncom
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Kedelai Neurospora sitophila


Page |5

roti
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Tepung terigu Yeast

Sake
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Beras Aspergillus oryzae

SauS ikan
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Ikan Aspergillus oryzae


Page |6

soygurt
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Susu Lactobacillus acidophillus

tape
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Singkong / Beras ketan Saccharomyces cereviceae

tauco
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Kedelai, Garam Aspergillus wentii


Page |7

tempe
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Kedelai Rhizopus oryzae

terasi
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Udang Lactobacillus sp.

yoghurt
Bahan Dasar Mikroorganisme Produk

Susu Lactobacillus bulgaricus


Page |8

Kultur jaringan tanaman (mikropropagasi) merupakan teknik perbanyakan (propagasi) tumbuhan


secara vegetatif dengan memanipulasi jaringan somatik dengan menumbuh kembangkan bagian tanaman,
baik berupa sel, jaringan atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro.
Teknik kultur jaringan dicirikan dengan kondisi yang aseptik atau steril dari segala macam bentuk
kontaminan, menggunakan media kultur yang memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan menggunakan
ZPT (zat pengatur tumbuh), serta kondisi ruang tempat pelaksanaan kultur jaringan diatur suhu dan
pencahayaannya.
Proses kultur jaringan dimulai dengan memotong bagian tanaman yang akan dibiakkan dalam media
kultur. Bagian tanaman yang akan dikulturkan ini disebut sebagai eksplan. Bagaimana cara memilih
jaringan yang baik? Bahan yang diperlukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik ini bukan
sembarang jaringan, melainkan jaringan yang diperkirakan dapat tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman baru. Bagian dari bahan tanaman yang diambil sekecil mungkin untuk langsung dibuat kultur
jaringan disebut eksplan, yang harus memenuhi syarat berikut.
Page |9

1. Jaringan tersebut sedang aktif pertumbuhannya bersifat meristematis, karena memiliki daya
regenerasi yang tinggi dan masih aktif membelah dan diharapkan pada jaringan tersebut masih
terdapat zat tumbuh yang masih aktif sehingga membantu perkembangan jaringan selanjutnya.

Eksplan dari daun

2. Eksplan yang diambil berasal dari bagian daun, akar, mata tunas, serbuk sari (anther) kuncup, ujung
batang dan umbi yang dijaga kesterilannya. Apabila perlu dapat diambil dari bagian yang masih
terlindung secara alamiah seperti tertutup rapat oleh sisik, daun pelindung, dan sebagainya.

Eksplan dari tunas lateral

3. Eksplan yang diambil dari jaringan yang masih muda (bila ditusuk pisau akan terasa lunak sekali),
kerena mempunyai kemampun untuk membelah sehingga bersifat meristematik.

Eksplan pada anther


P a g e | 10

Eksplan kemudian diletakkan dalam media kultur yang sesuai. Eksplan tadi akan terus membelah
membentuk masa sel yang belum terdifferensiasi, yaitu kalus. Kalus kemudian dipindah dalam media
differensiasi yang akan terus tumbuh dan berkembang menjadi tanaman kecil atau planlet. Medium kultur
membutuhkan gula, garam-garam anorganik, nitrogen organik dan unsur-unsur mikro serta hormon-
hormon pertumbuhan misalnya auksin dan sitokinin. Untuk lebih memahami mekanisme kultur jaringan,
perhatikan gambar di bawah ini.

Mekanisme kultur jaringan


P a g e | 11

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah :
Pembuatan media, Inisiasi, Sterilisasi, Multipikasi, Pengakaran, dan Aklimatisasi.
1. Pembuatan Media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Media yang di
gunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu di perlukan juga bahan
tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga
bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media tumbuh dapat dibedakan menjadi media padat dan media cair. Media padat umumnya berupa
padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan
di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan.

2. Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman
yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Eksplan dapat berasal dari : daun, tunas,
cabang, batang, akar, embrio, kotiledon, hipokotil, epikotil

Proses Inisiasi
P a g e | 12

3. Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril,
yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap
peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.
Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

4. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan
gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan
ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

5. Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan
setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi
oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukan gejala seperti berwarna putih
atau biru (disebabkan oleh jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
P a g e | 13

6. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup
digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur
jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi
dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Proses Aklimatisasi

Contoh Tanaman Kultur Jaringan


1. Anggrek
2. Pisang
3. Kelapa Sawit
4. Kecambahnya Tanaman Hias
5. Tebu Dan Krisan
P a g e | 14

Manfaat Teknik Kultur Jaringan


Ada beberapa manfaat teknik kultur jaringan, untuk lebih jelasnya simak uraian dibawah ini.
1. Untuk dapat menghasilkan tanaman yang baru dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu
singkat dengan memiliki sifat dan kualitas sama dengan induknya.
2. Mendapatkan tanaman yang bebas terhadap dari jenis virus dan segala penyakit yang menyerang.
3. Bisa menciptkan varietas yang baru, yakni dengan cara menggabungkan plasma dari sel-sel yang
berbeda dalam satu spesies kemudian menumbuhkannya melalui kultur jaringan.
4. Melestrikan jenis tanaman yang hampir punah.
5. Dengan mempertahankan keaslian sifat-sifat tanaman.

Keunggulan Kultur Jaringan


1. Pengadaan bibit tidak tergantung musim
2. Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata
tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
3. Bibit yang dihasilkan seragam
4. Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
5. Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
6. Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai