Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

POLUSI SUARA

Dosen Pengampu:

Drs. H. Muchyar M.P

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Ahmad Daha Saputra (1910312210020) Muhammad Zaini (1910312110002)


Azhar (1910312210086) Mung Yoganata (1910312210028)
Muhammad Amin (1910312110038) Rifqi Rihaldi Yahya (1910312210024)
Muhammad Donny C (1910312210018) Rosalina Oktapiani (1910312120004)
Muhammad Risky (1910312210074) Zainul Rahma (1910312220072)
Muhammad Rizqy (1910312210050)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena atas berkat serta karunia-Nya, kami
selaku mahasiswa manajemen kelas Genap kelompok 9, dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “POLUSI SUARA” ini dengan sebaik-baiknya.

Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw beserta para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu kami, Bapak Drs. H.
Muchyar M.P, yang telah membantu dan mendukung kami dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan
hanya milik Allah swt semata dan kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu, kami memohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurarangan dalam makalah
ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Besar harapan
kami agar makalah ini bisa memberikan ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Akhir kata, kami
selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 21 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk


melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Polusi bunyi/suara merupakan salah satu
ancaman serius bagi kualitas lingkungan manusia. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-
hari, banyak hal atau kegiatan yang menghasilkan kebisingan. Saat berada di rumah, telinga
kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, tv, dan banyak hal lain. Saat
berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain seperti proyek pembangunan, suara
kendaraan bermotor yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Sumber
kebisingan dapat berasal dari lingkungan sekitar yang terkait dengan aktivitas manusia
sehari-hari.
Kebisingan adalah suara/bunyi yang keberadaannya tidak dikehendaki (Suma’mur,
2009). Secara umum dipahami bahwa bising mengganggu aktivitas sehari-hari dan
komunikasi. Gangguan bising dapat didefinisikan sebagai perasaan tidak menyenangkan
yang ditimbulkan oleh bising, hal ini merupakan status psikis, yang muncul dari pengaruh
persepsi yang tidak diharapkan atau pada subordinasi terhadap keadaan dengan sikap
negatif, karena bising tersebut mengganggu privasi, mengganggu performa aktivitas
sehingga dapat mempengaruhi kualitas istirahat dan tidur (Sobbotova, 2006).
Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat
bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya. Melihat hasil
penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan sehari-hari tentang dampak
kebisingan atau polusi suara/bunyi inilah seharusnya diambil langkah-langkah yang tepat
untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu berdampak dibanding
dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam kehidupan
kita sehari–hari.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas, kami dapat menyusun rumusan masalahnya
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan polusi suara/bunyi?
2. Mengapa polusi suara/bunyi dapat terjadi?
3. Apa saja dampak yang diakibatkan dari polusi suara/bunyi?
4. Bagaimana cara menanggulani polusi suara/bunyi?

C. Tujuan Masalah

Tujuan yang kami ingin capai dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui definisi polusi suara/bunyi.
2. Mengetahui penyebab terjadinya polusi suara/bunyi.
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh polusi suara/bunyi.
4. Mengetahui cara-cara menanggulangi polusi suara/bunyi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Polusi Suara/Bunyi


Ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan polusi suara/bunyi, antara lain:
1. Polusi bunyi (bunyi persekitaran) adalah bunyi hasil dari mesin, hewan dan
manusia yang mengganggu aktivitas atau keseimbangan kehidupan manusia atau
hewan.
2. Polusi suara atau polusi suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan
oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup
disekitarnya.
3. Polusi bunyi adalah bunyi bising yang keterlaluan yang bisa memekakkan telinga
siapa yang mendengarnya.Pencemaran bunyi biasanya melebihi 80 desibel (dB).
4. Polusi bunyi adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan
desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai,
suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.

B. Sebab-Sebab Polusi Suara/Bunyi


Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya
sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan
terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola
ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara/bunyi
(Sasongko dkk, 2000). Dengan konteks ruang dan waktu, suara/bunyi dapat
menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya polusi suara/bunyi, maka kita perlu tahu
sumber-sumber dari polusi suara/bunyi. Sumber polusi suara/bunyi adalah sumber
bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber
bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari
kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, penerbangan pesawat, alat pembangkit
tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga.
Tingkat kebisingan suara dapat diukur dengan desibel (dB). Semakin tinggi
kebisingan suara, semakin tinggi ukuran desibel, semakin bisa pula kemungkinan suara
tersebut bisa merusak telinga manusia. Para ahli menyebutkan bahwa paparan suara
lebih dari 80 dB secara terus-menerus dapat merusak telinga manusia. Jadi, mulai
sekarang sebaiknya kecilkan volume TV, radio, pemutar musik, dan hindari tempat-
tempat yang bising.
Sebagai contoh beberapa suara/bunyi yang menyebabkan kebisingan yang
kekuatannya diukur dengan desibel (dB) adalah:
1. 80-90 dB = orang ribut, blender, hair-dryer
2. 95 dB = kereta api/KRL, kendaraan bermotor,
3. 100 dB = bor tangan, bor pneumatic
4. 106 dB = alat pemotong rumput
5. 110 dB = suara maksimal beberapa MP3 player, gergaji
6. 120 dB = petir, pesawat lepas landas, sirene
7. 140 dB = senjata api, mesin jet
8. 150 dB = kembang api yang berada kira-kira 1 meter di dekat manusia
C. Dampak-Dampak dari Polusi Suara/Bunyi
Polusi suara/bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan
fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian (Ikhwansyah,
2011). Penjelasan dari gangguan diatas sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi
datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10
mmHg), peningkatan nadi, konstraksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan
dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan
intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising
dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan
menimbulkan efek pusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas
disebabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ,
kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis akibat kebisingan tergantung pada intensitas,
frekuensi, periode, saat dan lama kejadian, kompleksitas spektrum kegaduhan dan
tidak teraturnya suara kebisingan. Gangguan psikologisnya dapat berupa:
1) rasa tidak nyaman
2) kurang konsentrasi
3) komunikasi terganggu, seperti berteriak saat berbicara dan kesalahan
komunikasi
4) susah tidur
5) cepat marah
6) stress kerja
3. Gangguan Komunikasi
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang
angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa
kepala pusing (vertigo) atau mual-mual (Roestam, 2004).
4. Gangguan Pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan
diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran
adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area
bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising, maka
akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali. Macam-macam
gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas:
1) Tuli Sementara (Temporaryt Treshold Shift)
Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang
akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya
waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat
cukup, daya dengarnya akan pulih kembali. Besar tuli sementara (TTS)
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a) Tingginya level suara
Semakin tinggi tingkat suara, semakin besar pula TTS.
b) Lama pemaparan
Semakin lama terjadinya kontak suara, semakin besar pula TTS.
c) Spektrum suara
Oleh karena kepekaan telinga pada setiap frekuensi tidak sama maka bentuk
spektrum akan mempunyai pengaruh yang berlainan.
d) Temporal pattern
Bila kebisingan terus kontinyu, maka kemungkinan terjadi TTS akan lebih
besar.
e) Kepekaan individu
Kepekaan telinga pada kebisingan masing- masing orang berbeda-beda,
oleh karena TTS juga berbeda.
f) Pengaruh obat-obatan
Beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh synergistik) ketulian
apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine,
aspirin, dan beberapa obat lainnya.
g) Keadaan Kesehatan

2) Tuli Menetap (Permanent Trshold Shift)


Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis).

3) Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau
seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau
beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-
ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat
memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf
sensoris pendengaran.

4) Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala
yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya
daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai
penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.

5) Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan
pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang
dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan
hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan
audiometri (ILO, 1998).
D. Cara-Cara Menanggulangi Polusi Suara/Bunyi
1. Penggunaan alat peredam suara
Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya
adalah penggunaan alat peredam suara. Kini banyak digunakan sistem kendali
bising yang aktif. Menurut Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono M. Sc, peneliti dan
dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara
konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan
tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas
bisingnya mau dikurangi. Selain itu, kini di perkantoran, hotel atau apartemen di
kota-kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa
lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran
manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan
bangunan peredam bising.

2. Penggunaan peralatan rumah tangga yang tidak berisik


Banyak orang tidak menyadari bahwa suara televisi, anak-anak, hewan
pelliharaan, bisa meningkatkan tingkat kebisingan di rumah. Selain dari dalam
rumah, kebisingan juga bisa berasal dari luar rumah seperti suara jalanan di
lingkungan, tergantung dari lokasi rumah kita. Saat ingin memerangi kebisingan di
rumah, kita harus menyadari bahwa peralatan di rumah bisa menambah tingkat
kebisingan secara keseluruhan. Jika Anda menyadari pengaruh suara yang
dikeluarkan peralatan elektronik, maka Anda bisa mencari alternatif peralatan yang
suaranya lebih halus. Dengan begitu, tingkat stress kita tidak akan meningkat. Anda
bisa mengganti mesin cuci yang suaranya bising. Mesin cuci dikenal sangat berisik
terutama saat berputar. Namun teknologi saat ini semakin maju karena getaran di
mesin cuci bisa dikurangi, sehingga memungkinkan Anda mencuci tanpa
menganggu pekerjaan rumah tangga.
3. Penggunaan Tanaman
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Syarofis Si’ayah dan Adib Rifqi
Setiawan, menemukan bahwa penggunaan tanaman dapat mengurangi polusi
suara/bunyi. Tanaman tersebut adalah Asoka (Saraca Asoca), Walisongo
(Schefflera Arboricola), Pucuk Merah (Syzygium Oleina).

4. Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap
positif terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui
pendidikan mereka dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-
efek negatif terhadap lingkungan dan manusia.

5. Tanggung jawab bersama


Pemerintah harus berperan dalam membuat hukum untuk melindungi alam
sekitar. Pengawasan oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha pabrik
harus mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran dan
dampaknya terhadap lingkungan sebelum memulai operasi pabriknya. Sehingga
pemilik pabrik dapat memasang alat peredam suara dalam setiap poduknya
sehingga kebisingan dapat diminimalisir. Terutama untuk pabrik kendaraan, pabrik
kendaraan perlu memikirkan produksi kendaraan yang mesinnya lebih senyap dan
ramah lingkungan.
Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat
menimbulkan kebisingan. karena 80% penyebab pencemaran suara ini datangnya
dari manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti tidak terlalu banyak
memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam
berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras.
Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam
mendengar.
6. Pameran dan kampanye lingkungan
Mengadakan pameran secara berkala di setiap daerah perlu dilakukan
dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak pencemaran suara
terhadap lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu menunjukkan
pengumuman terkait pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat dan
mengajar masyarakat untuk melindungi lingkungan.

7. Melalui media massa


Penyiaran masalah terkait lingkungan perlu dilakukan agar masyarakat peka
dan berhati-hati untuk melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu
juga pihak media massa juga harus selalu mengupdate informasi tentang
lingkungan terutama masalah pencemaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil diskusi kelompok kami, dapat diambil kesimpulan
bahwa pencemaran bunyi/suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh
bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup disekitarnya.
Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah
sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti membutuhkan ketenangan dan rasa
aman dalam hidupnya, namun karena pencemaran suara ini manusia tidak lagi merasakan
kenyamanan dan ketenangan tersebut.
Sebenarnya bukan hanya pencemaran lingkungan yang terlihat secara kasat mata
saja yang dapat membahayakan dan menimbulkan penyakit, pencemaran suara juga dapat
menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Apabila tidak segera
ditanggulangi, mungkin pencemaran suara ini dapat sangat menggangu kehidupan. Masih
jarang orang yang mengetahui bahwa pencemaran suara sangat berbahaya karena
kebanyakan orang tidak mengetahui tentang dampak dari pencemaran suara tersebut
sehingga orang menganggap pencemaran suara tidak berbahaya.
Walaupun tidak begitu mendapat perhatian seperti tiga pencemaran yang lainnya,
pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting untuk dikaji karena dampaknya
kian hari kian terlihat. Bahkan dampak yang ditimbulkan tidak kalah berbahaya dengan
pencemaran-pencemaran yang lain. Untuk itu perlu adanya penanggulangan dari
pemerintah, lingkungan sekitar dan juga diri kita sendiri.
Pencemaran suara ini sebenarnya dapat ditanggulangi apabila setiap manusia yang
hidup di dunia sadar akan pentingnya kesehatan dan kelestarian lingkungan. Mungkin
pencemaran suara dampaknya tidak terlihat secara kasat mata, namun dampaknya dapat di
rasakan langsung oleh organ tubuh. Pembangunan bangunan peredam kebisingan dan
meminimalisasi penggunaan kendaraan bermotor merupakan tindakan yang dapat
membantu menanggulangi pencemaran suara agar pencemaran suara dapat berkurang dan
semua makhluk hidup yang hidup di dunia dapat hidup dengan sehat.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Tentu saja,
masih terdapat kekurangan dan kelemahan dari makalah kami ini. Jika ada saran dan kritik
yang ingin disampaikan kepada kami, silakan sampaikan lah, karena kami membutuhkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun sehingga kami bisa lebih baik lagi dalam
membuat makalah dikesempatan-kesempatan yang berikutnya.
Apabila ada terdapat kesalahan dari kami, kami mohon dapat memaafkan kami dan
memakluminya, karena kami adalah manusia biasa yang tak luput dari salah, lupa dan dosa.
Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, karena kesempurnaan hanya milik
Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/33220/2/jiptummpp-gdl-firdausinu-44072-2-babi.pdf

https://pollutiononmyearth.weebly.com/pencemaran-suara.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126276-S-5702-Analisis%20hubungan-Pendahuluan.pd

https://media.neliti.com/media/publications/225545-dampak-kebisingan-dari-aktifitas-bandara-
4fa75534.pdf

http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/4413211001148609081703February2017.pdf

https://www.kompasiana.com/pipitsyah/5529579df17e61ba628b4570/bisingnya-tak-terkendali

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/suara-terlalu-keras-merusak-telinga/

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/fc4f2c6b9f148b7ff2a7eac2a6c32f45.pdf

https://www.neliti.com/id/publications/186345/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-
gangguan-psikologis-akibat-kebisingan-pada

file:///C:/Users/ASUSA/Downloads/4081-10563-1-PB.pdf

http://nieniefebrie.blogspot.com/2013/11/cara-menanggulangi-pencemaran-suara.html

https://osf.io/preprints/inarxiv/xmh7f/

Anda mungkin juga menyukai