Anda di halaman 1dari 5

Bab X

BENTUK SAYAP (WING PLAN FORM)


Bentuk sayap atau dalam bahasa inggris “Wing Plan form” adalah bentuk sayap bila dilihat
dari atas. Bentuk sayap ini mempengaruhi performa pesawat yang kita buat. Untuk
membuat pesawat model kita juga harus memilih bentuk sayap yang sesuai dengan misi
pesawat yang akan kita buat.

A. SAYAP ELIPS

Sayap ellip adalah bentuk sayap yang paling ideal. Sayap ini bisa menghasilkan gaya
hambat udara “induce” yang paling kecil. Bila sudut serang ditambah sampai stall, stall nya
merata sepanjang bentang sayapnya. Keadaan ini tidak dijumpai pada sayap trapesium atau
sayap persegi, tetapi konstruksinya susah untuk dibuat sebab mempunyai bentuk
melengkung.

Gb. Sayap Ellips.

B. SAYAP PERSEGI PANJANG

Sayap persegi panjang adalah sayap yang paling mudah dibuat. Mempunyai nilai Rn yang
sama sepanjang bentang sayapnya. Tetapi pada bagian pangkal sayapnya (wing root) harus
menahan beban bengkok yang besar ,oleh karena itu sering dipasang strut (batang
penahan) untuk menahan beban sayap.

Gb.Sayap Persegi panjang


C. SAYAP TRAPESIUM

Sayap trapesium (Tapered) yang mempunyai lebar ujung sayap (wing tip) 40% terhadap
pangkalnya (wing root) adalah bentuk yang mendekati ideal seperti sayap ellip. Sayap ini
mempunyai Gaya Hambat Induce hampir seperti pada sayap ellip.

Pada sayap pesawat model dengan sayap trapesium ,lebar ujung sayap tentunya
mempunyai lebar yang kecil dan pada kecepatan yang sangat rendah akan mempunyai nilai
Rn yang kecil sekali ,sehingga menimbulkan banyak kerugianya. Pada sayap ini,
konstruksinya kuat pada pangkal sayapnya sehingga tidak memerlukan penguat.

Gb. Sayap Trapesium

Besarnya ketajaman trapesium bisa dilihat dari rumus di bawah.

Rumus Taper ratio = Lebar sayap pd ujung sayap


Lebar sayap pd pangkal sayap

D. SAYAP SWEPT-BACK

Sayap swept-back (membengkok ke belakang) biasanya mempunyai lebar ujung sayap


,kecil, sehingga akan terjadi stall terlebih dahulu pada ujung sayap. Karena ujung sayap
letaknya dibelakang CG maka pesawat akan terjadi mendongak ke atas. Terdapat pengaruh
hubunganya antara swept-back dengan dihedral yaitu pada swept-back 2,5º (diukur pada
25% dari depan sayap) sama efeknya dengan sayap yang mempunyai dihedral 1º. Sayap
Swept Back juga mempunyai efek kestabilan direksional. Sayap dengan perbandingan
trapesium pada 0,5 – 0,6 dan dengan swapt-back pada bagian depan sayap (bagian
belakang lurus) cocok untuk pesawat “pattern” yang mempunyai kemampuan membuat
manouver “snap rolls” ,”spin” dll. Pada konstruksi sayap sweptback biasanya mempunyai
tendensi sudut incidence pada ujung sayap menjadi kecil sewaktu terbang cepat dengan
centrifugal yang besar.
Gb. Sayap Swept-back.

E. SWEPT- FORWARD

Sayap swept-forward (membengkok ke depan) akan tendensi stall pada pangkal sayap
terlebih dahulu ,sehingga bila terjadi stall pada sudut serang yang tinggi ,aileron masih tetap
bisa dikontrol ,pesawat masih terkendali. Karena letak titik Aerodynamic Center (titik pusat
gaya angkat) didepan CG maka sewaktu pesawat stall akan terjadi pesawat mendongak ke
atas.Pada sayap yang maju kedepan ,titik pusat gaya hambat dan gaya angkat bergerak
kedalam ,sehingga pesawat tendensi akan semakin berbelok dan miring, oleh karena itu
sayap ini tidak mempunyai kestabilan direksional ,oleh karena itu diimbangi dengan Vertical
Stabilizer yang luas dan menambah sudut dihedralnya.Dilihat pada segi konstruksinya
,sudut incidence ujung sayapnya (wing tip) akan tendensi bertambah sewaktu pesawat
terbang cepat. Swept-forward 20° untuk sayap sudah tidak stabil dalam kestabilan lateral
dan directionalnya ,kecuali diperbesar pada luas Vertica Stabilizer nya dan/atau Vertical Tail
Momen Arm (VTMA)nya diperpanjang.Titik CLA (Center of Lateral Area) atau titik pusat
bidang datarnya harus 30% - 35% dari VTMA (Vertical Tail Moment Arm). Sudut Dihedral
harus besar. Sudut Swep-forward pada sayap tidak boleh lebih dari 30°.

Gb. Sayap Swept Forward


Gb. Sayap Swept-forward

F. SAYAP DELTA

Sayap Delta (segitiga) mempunyai aspect ratio sangat kecil sehingga mempunyai
karakteristik stall pada sudut serang yang tinggi tentunya diikuti dengan “gaya hambat
induce” yang tinggi pula. Diujung sayap terjadi “vortex” atau pusaran angin karena hampir
dikatakan, bahwa sayap delta adalah seluruh sayap dianggap “Wing Tip”. Sayap delta pada
pesawat model biasanya tidak memerlukan flap ,sebab sewaktu pesawat mendarat ,sudut
serang sayap bisa dibuat tinggi tetapi tentunya harus diimbangi dengan tenaga mesin yang
besar untuk melawa “gaya hambat induce” yang terjadi adalah besar. Bila terjadi “power –
off” yaitu bila mesin mati ,maka pesawat tidak bisa melayang.

Pada pesawat “tailess sayap delta” (sayap segitiga tanpa menggunakan Horizontal
Stabilizer) yang pada bagian belakang sayap dipasang “elevon” (kemudi naik turun
sekaligus untuk berbelok ) ,manouvernya sangat lincah dan tidak akan terjadi spin (jatuh
meluntir ke bawah) ,tetapi harus menggunakan airfoil symetrical atau reflexed camber untuk
mendapatkan kestabilan longitudinalnya. Dilihat dari strukturnya ,sayap delta sangat kuat.

Gb. Sayap Delta


G. SAYAP KOMBINASI

Kombinasi terdiri dari sayap persegi dan trapesium. Bentuk ini terdiri dari 50% berbentuk
persegi pada sebelah dalam dan 50% berbentuk trapesium pada bagian luar.Bentuk ini
hampir mendekati bentuk ellip dalam hal efisiensinya tetapi lebih mudah dibuat.

Gb. Sayap kombinasi

BENTUK SAYAP
SAYAP SIFAT
Hambatan induce kecil ,stall merata ,konstruksi
Ellips
susah
Persegi Mudah dibuat ,Rn sama sepanjang sayap ,pangkal
Panjang sayap harus kuat
Ujung 40% ideal untuk hambatan inducenya , Rn
Trapesium
ujungnya kecil,konstruksi pangkal kuat
Membantu kestabilan directional ,incidence ujung
Swep-back
sayap tendensi kecil pada kecepatan tinggi ,
Swept- Kestabilan directional kurang ,”Ekor Vertikal” dan
forward dihedral harus besar
Kombinasi
50% persegi
Mendekati sifat ellips (ideal)
50%
trapesium

Anda mungkin juga menyukai