DISUSUN OLEH
Kelompok 4 kelas 4A :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas keberkahannya, lah akhirnya kami dapat menyeleseaikan tugas
makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami sepenuhnya
menyadari, karena apa yang kami sajikan pada tugas ini keberadaannya
masih sederhana dan jauh dari kesempurnaan karena sumber bacaan,
pengetahuan yang saya miliki sangatlah terbatas. Disamping itu juga, saya
sangat berharap agar Bapak selaku dosen mata kuliah pengelolaan
pendidikan dapat memakluminya.
Demikian sepatah kata pengantar yang bisa saya sampaikan dan bila
ada hal-hal yang kurang berkenan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya,
atas perhatian Bapak saya ucapkan banyak terima kasih.
i
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
A. Pembahasan ........................................................................... 3
BAB III
A. Simpulan ................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah memperluas kesempatan belajar
secara nasional, mulai tahun 1965 sampai sekarang terjadi perkembangan yang
semakin lama semakin pesat dalam jumlah peserta didik yang ditampung di
berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Gejala ini memperlihatkan semakin
besarnya daya tampung sistem pendidikan dari tahun ke tahun, mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Hal tersebut didasari oleh
adanya kesadaran masyarakatakan pentingnya pendidikan dan merubah paradigma
lama tentang pendidikan hanya untuk mencari lahan pekerjaan, tapi paradigma
sekarang ini menyatakan bahwa pendidikan adalah untuk mencerdaskan dan
menjadikan taraf hidup semakin baik di berbagai bidang.Bukti peningkatan itu
berbanding lurus dengan jumlah peserta didik yang dari tahun ketahun mengalami
penambahan yang cukup signifikan.
Peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah
bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Sebagai seorang manusia
menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas
yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu
aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain,
para pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada
diri mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik menimbulkan satu
permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga
pengelolaan peserta didik dalam satu kerangka kerja terpadu mutlak diperhatikan.
Pengelolaan peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik akan
tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitudapat membantu upaya pertumbuhan
anak melalui proses pendidikan di sekolah. Menurut Arikunto (2008) bahwa
peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga
pendidikan. Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik adalah anggota
1
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.Penyelenggaraan pendidikan harus diupayakan memberikan pelayanan
khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan
yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, kami tertarik membahas mengenai
pengelolaan peserta didik dalam makalah ini, sebab sebagai calon tenaga pendidik
yang nantinya akan banyak menghabiskan keseharian berinteraksi dengan peserta
didik di sekolah dirasa sangat penting untuk dapat memahami dengan baik
pengelolaan peserta didik itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan pengelolaan peserta didik?
2. Bagaimana dasar hukum pengelolaan peserta didik?
3. Apa tujuan dan fungsi pengelolaan peserta didik?
4. Apa saja tahapan pengelolaan peserta didik?
5. Bagaimana prinsip pengelolaan peserta didik?
6. Bagaimana peran guru dalam pengelolaan peserta didik?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengertian peserta didik dan pengelolaan peserta didik.
2. Untuk mengetahui dasar hukum pengelolaan peserta didik.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pengelolaan peserta didik.
4. Untuk mengetahui tahapan pengelolaan peserta didik.
5. Untuk mengetahui prinsip pengelolaan peserta didik.
6. Untuk mengetahui peran guru dalam pengelolaan peserta didik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Peserta Didik
Peserta didik, siswa, murid, dan pelajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesiamerupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang
sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh
pendidikan dasar dari sutu lembaga pendidikan (Alwi, 2007). Peserta didik
adalah subjek utama dalam pendidikan.Menurut Yusrina (dalam Sudrajat,
2010) secara umum anak didik adalah setiap orang yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan
pendidikan.Sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi
yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab
pendidik.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, sebagaimana yang dikutip oleh Yahya (2008 : 113),
menjelaskan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud peserta didik adalah individu yang secara sadar berkeinginan
untuk mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan rohani) melalui proses
kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis
pendidikan tertentu. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan
obyek utama (central object), yang kepadanya segala yang berhubungan
dengan aktivitas pendidikan dirujukkan.
3
2. Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaanpeserta didik adalah layanan yang memusatkan perhatian
pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas
seperti; pengenalan (orientasi), pendaftaran, layanan individual,
pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia
matang di sekolah. Pengelolaan peserta didik juga dapat diartikan sebagai
usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut
masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah(Knezevich, 1984).
Pengelolaan peserta didik menurut Soemanto dan Hendyat (1982)
adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan
dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai
dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu
lembaga. Dengan demikian pengelolaan peserta didik itu bukanlah dalam
bentuk pencatatan/ pengelolaan data peserta didik saja, melainkan meliputi
aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk
membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah.
4
c. Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan (pasal 8).
d. Warga negara yang berlainan fisik atau mental berhak memperoleh
pendidikan luar biasa (pasal 8 ayat 1).
e. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya (pasal 12 ayat 16).
5
yaitu visi dan misi sekolah, minat dan bakat siswa, sarana dan prasarana
yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan yang tersedia.
6
didik dapat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan siap
menghadapi lingkungan baru secara fisik, mental dan emosional.
7
7. Pencatatan dan Pelaporan Kemajuan Peserta Didik
Pencatatan dan pelaporan peserta didik dimulai sejak peserta didik
diterima di sekolah sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah.Tujuan
pencatatan tentang kondisi peserta didik dilakukan agar lembaga mampu
melakukan bimbingan yang optimal pada peserta didik.Sedangkan
pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga dalam
perkembangan peserta didik di sebuah lembaga. Adapun pencatatan yang
diperlukan untuk mendukung data mengenai siswa adalah (1) buku induk
siswa, berisi catatan tentang peserta didik yang masuk di sekolah tersebut,
pencatatan diserta dengan nomor induk siswa; (2) buku klapper,
pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya diurutkan berdasar
abjad; (3) daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran peserta
didik pada kegiatan sekolah; (4) daftar catatan pribadi peserta didik berisi
data setiap peserta didik beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data
psikologis; (5) daftar mutasi peserta didik digunakan untuk mencatat ke luar
masuk peserta didik dalam setiap bulan, semester atau setahun. Hal ini
karena keadaan jumlah peserta didik tidak tetap, ada peserta didik pindahan
dan ada pula peserta didik yang keluar; (6) daftar nilai dimiliki oleh setiap
guru bidang studi, khusus untuk mencatat hasil tes setiap peserta didik pada
bidang studi/mata pelajaran tertentu; (7) Legger merupakan kumpulan nilai
dari seluruh bidang studi untuk setiap peserta didik.Pengisian/pencatatan
nilai-nilai dalam legger ini dikerjakan oleh wali kelas sebagai bahan
pengisian rapor; (8) Buku rapor merupakan alat untuk melaporkan prestasi
belajar perta didik kepada orang tua/ wali atau kepada peserta didik itu
sendiri.Selain prestasi belajar, dilaporkan pula tentang kehadiran, tingkah
laku peserta didik dan sebagainya.
8. Kelulusan dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari pengelolaan peserta
didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah)
tentang diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta
didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh program pendidikan
8
disuatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus ujian akhir, selanjutnya
peserta didik tersebut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat.
Umumnya surat keterangan tersebut sering disebut ijasah atau surat tanda
tamat belajar (STTB). Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal
hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai.Namun demikian,
diharapkan hubungan sekolah dan alumni ini, lembaga pendidikan (sekolah)
bisa memanfaatkan hasil-hasilnya.Lembaga pendidikan bisa menjaring
berbagai informasi.Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat
dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para
alumni, yang biasa disebut “reuni”.Bahkan setiap lembaga pendidikan ada
organisasi alumninya, IKA (ikatan alumni) misalnya.
9
dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta
didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan
justru mempersatukan, saling memahami dan menghargai.
4. Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik. Oleh karena
membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing.
Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik
manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.
5. Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat
bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika
sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan
peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatan-
kegiatan pengelolaan peserta didik.
6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh
kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
10
1. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya;
2. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bagi peserta didik baru
tentang kelas dan program studi;
3. Evaluasi dan pelaporan kemajuan peserta didik;
4. Program bagi peserta didik yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran
perbaikan dan pengajar luar biasa;
5. Pengendalian disiplin peserta didik;
6. Program bimbingan dan konseling;
7. Program kesehatan dan pengaman;
8. Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional peserta didik.
Partisipasi guru dalam pengelolaan peserta didik sudah merupakan
kewajiban dan tanggung jawab guru secara formal. Pengelolaan peserta didik
perlu penanganan secara serius, karena peserta didik adalah warga sekolah yang
menjadi tujuan akhir sebagai “output” atau keluaran yanag perlu dipertahankan
kualitasnya/lulusannya. Masalah yang dihadapi di berbagai sekolah adalah
ketidakseimbangan antara keinginan peserta didik dan program sekolah.
Walaupun sudah dipola sedemikian rupa bahwa tujuan kurikuler akan memenuhi
kebutuhan peserta didik yang dapat diterima di masyarakat agar siap pakai, namun
pada kenyataannya masih ada yang perlu dibenahi, sehingga semua tujuan
lembaga yang hendak dicapai sesuai dengan harapan masyarakat. Tentunya tujuan
dari masing-masing lembaga ini tergantung pada tingkatannya. Peserta didik yang
dalam UUSPN No. 2 tahun 1989 dinyatakan ada hak dan kewajibannya yang
harus dilaksanakan secara benar, dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai
masukan dalam mewujudkan proses belajar mengajar secara efektif. Terciptanya
sekolah yang harmonis ditentukan oleh kualitas peserta didiknya; apakah
memiliki sikap tangung jawab (sense of responsibility) yang tinggi atau tidak.Ini
tergantung pada pelayanan guru secara langsung dan terjadi dari hari ke hari.
Pengelolaan peserta didik sebaiknya diarahkan pada (Tim MKPP, 2008):
11
1. Perkembangan kreativitas, bakat dan minat anak.
2. Keikutsertaan dalam memiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan dimana
mereka memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan secara
langsung melalui proses belajar mengajar.
3. Sikap mandiri dan disiplin, serta percaya bahwa dirinya memiliki potensi
positif yang dapat dikembangkan.
4. Pembentukan moral dan etika sebagai peserta didik.
5. Kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.
12
menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas
cakrawala pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, membantu siswa dalam
mengadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan
subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya
bimbingan membaca, dan sebagainya.
3. Layanan Kantin
Kantin diperlukan di tiap sekolah agar kebutuhan anak terhadap
makanan yang bersih, bergizi dan higienis bagi anak sehingga kesehatan
anak terjamin selama di sekolah. Guru bisa mengontrol dan berkonsultasi
dengan pengelola kantin dalam menyediakan makanan yang sehat dan
bergizi. Peranan lain dengan adanya kantin di dalam sekolah anak didik
tidak berkeliaran mencari makanan dan tidak harus keluar dari lingkungan
sekolah.
4. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk dalam sebuah wadah
yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).Sasaran utama UKS untuk
meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan lingkungan
hidupnya.Program UKS yaitu (1) mencapai lingkungan hidup yang sehat;
(2) pendidikan kesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah.
5. Layanan Transportasi
Sarana transportasi bagi peserta didik sebagai penunjang untuk
kelancaran proses belajar mengajar, biasanya layanan transportasi
diperlukan bagi peserta didik di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang
bersangkutan atau pihak swasta.
6. Layanan Asrama
Bagi siswa layanan asrama sangat berguna untuk mereka yang jauh
dari keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk
mereka beristirahat.Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat
sekolah menengah dan perguruan tinggi.
13
H. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
OSIS merupakan wadah untuk menampung dan menyalurkan serta
mengembangkan kreatifitas peserta didik, baik melalui kegiatan kurikuler maupun
ekstrakuriluler dalam rangka menunjang keberhasilan kurikuler. Dengan adanya
organisasi ini, diharapkan sekolah akan merupakan suatu wyatamandala
(lingkungan pendidikan), yaitu lingkungan dengan suasana belajar mengajar yang
efektif dan efisien, yang tergambar dalam hubungan yang harmonis antara guru
dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, demikian pula antara
guru dengan guru dan antara peserta didik dengan orang tua.Tujuan dari OSIS ini
ialah agar peserta didik (Kurniawati dan Erny, 2014):
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (sesuai dengan tujuan Pendidikan
Nasional);
2. Mampu menjunjung tinggi kebudayaan nasional dan mampu menghadapi
pengaruh yang datang dari luar yang dapat merusak atau bertentangan
dengan kepribadian Indonesia;
3. Dapat meningkatkan persepsi, apresiasi dan kreasi seni yang merupakan
dasar pembentukan kepribadian dan budi pekerti yang luhur;
4. Dapat menumbuhkan dan membina sikap berbangsa dan bernegara serta
mampu memlihara nilai-nilai 45.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Soemanto, Wasty dan Hendyat. 1982. Dasar Teori Pendidikan Dunia: Tantangan
Bagi Para Pemimpin Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
16