Anda di halaman 1dari 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR 5E

( CYCLE LEARNING 5E) UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 2 KUTA TAHUN PELAJARAN 2019/2020

LAPORAN

BEST PRACTICE

OLEH

NAMA : DRA. NI KETUT DHARMAWATI GERIA PUTRI, M.Pd


NIP : 19630831 199802 2 001

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG DINAS


PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA
KABUPATEN BADUNG
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 KUTA
Jalan Dewi Saraswati, Seminyak, Kuta Telp (0361)734968

ii
BIODATA PENULIS

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Kuta


2. Nama Guru : Dra Ni Ketut Dharmawati Geria Putri, M.Pd
3. NIP. : 19630831 199802 2001
4. Jabatan/Golongan Guru : Guru Madya/IVb
5. Alamat Sekolah
Jalan : Dewi Saraswati, Seminyak,Kuta
Kabupaten : Badung
Provinsi : Bali
Telepon : (0361) 734968
6. Mengajar Mata Pelajaran : IPA
7. Alamat Rumah :
Jalan : Satelit No 23
Kota : Denpasar
Provinsi : Bali
Telepon : 081337289708

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat
sehingga laporan Best Practice yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Siklus Belajar 5E (Cycle Learning 5E) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Kelas VII A SMPN 2 Kuta Tahun Pelajaran 2018/2019”, dapat
diselesaikan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada bapak-ibu guru yang telah
menyumbangkan pemikirannya sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Untuk itu
terimakasih yang sebanyak-banyaknya peneliti sampaikan kepada:
1. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kuta
2. Kepada segenap Guru IPA SMP Negeri 2 Kuta yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian ini.
3. Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi sehingga
data-data hasil penelitian ini benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Demikian secara singkat pengantar yang dapat peneliti sampaikan, semoga
laporan Best Practice ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar
mengajar di SMP Negeri 2 Kuta.

Badung, 30 Oktober 2019


Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
SURAT KETERANGAN KEPALA SEKOLAH........................................ ii
BIO DATA GURU ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Manfaat Kegiatan ................................................................ 3
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................ 4
A. Tujuan dan Sasaran .............................................................. 4
B. Bahan/ Materi Kegiatan ....................................................... 4
C. Cara Melaksanakan Kegitan ................................................ 4
D. Media dan Instrumen .......................................................... 9
E. Waktu dan Tempat Kegiatan ............................................... 9
BAB III PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN HASIL .............. 10
A. Hasil .................................................................................... 10
B. Masalah yang Dihadapi ...................................................... 11
C. Cara Pemecahan Masalah ................................................... 11
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...................................... 13
A. Simpulan ........................................................................... 13
B. Rekomendasi ...................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
LAMPIRAN:

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKPD
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal pilihan ganda
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis siswa
Lampiran 8 : Hasil pekerjaan siswa
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran IPA hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa. Artinya siswa dilibatkan secara
aktif dalam berinteraksi dengan objek konkrit pada proses pembelajaran
(Handayanto, 2003:3). Pembelajaran dengan pola ini sering disebut sebagai
pendekatan proses. Pembelajaran IPA dengan pendekatan proses melibatkan
beberapa keterampilan proses sain.
Keterampilan proses sains merupakan cara membelajarkan IPA sebagai
proses menggabungkan antara hand-on dengan mind-on. Pernyataan ini sesuai
dengan paradigma konstruktivis yaitu menekankan pada pentingnya siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif pada proses
belajar mengajar. Pentingnya penerapan keterampilan proses sains dalam pembelajaran
berdampak pada pemahaman konsep dan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan presasi
belajar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), bahwa untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar perlu dikembangkan pembelajaran
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking
Skitls {HOTS).
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat
tinggi merupakan suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan
kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih
tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Pemberian materi Sains
disesuaikan dengan hakikatnya yaitu sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah,
sehingga diharapkan akan terbentuk juga sikap ilmiah pada siswa.
Pada prakteknya, penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah
dilaksanakan oleh guru. Disamping guru harus benar-benar menguasai materi dan
strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan dengan lingkungan dan

1
intake siswa yang diajarnya. Penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi
dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa dan sarana-prasarana yang
mendukung pembelajaran berorientasi HOTS. Selain itu, penulis masih berfokus
pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi.
Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami
(C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/
HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya,
tidak tampak adanya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, siswa hanya
bengong dan mencatat apa yang ditulis di papan oleh
guru.
Sudah saatnya kita meninggalkan proses pembelajaran yang cenderung
mengutamakan hapalan atau sekadar menemukan satu jawaban benar dari soal. Metode
pembelajaran pendidikan Indonesia harus mulai beralih menjadi proses- proses
pemikiran yang visioner, termasuk mengasah kemampuan cara berpikir kreatif dan
inovatif. Hal ini diperlukan untuk menghadapi berbagai perkembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan.
Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, diperlukan pendidikan yang
dapat membentuk generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal tersebut salah satunya
dapat dicapai dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu
pendidikan yang diharapkan mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti
atau mengubah zaman menjadi lebih baik. Pada era Revolusi Industri 4.0, siswa harus
dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu
model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS adalah model pembelajaran siklus
Belajar 5E. Salah satu model yang didasarkan pada teori belajar konstruktivis
adalah model siklus belajar 5E. Model pembelajaran ini terdiri atas 5 fase, yaitu
engage, explore, explain, elaborate, dan evaluate. Pada fase engage (melibatkan),
guru membantu siswa untuk menggali pengetahuan awal siswa dan mengungkap
mis konsepsi terhadap topik yang akan dipelajari. Pada fase explore (mengeksplorasi),
siswa diberi kesempatan untuk bereksplorasi secara fisik dan mental terhadap
masalah yang dibahas sehingga siswa memperoleh suatu konsep baru, proses belajar
dan keterampilan. Pada fase explain (menjelaskan), siswa
menjelaskan konsep baru yang diperoleh pada fase eksplorasi. Pada fase elaborate
(mengelaborasi), siswa dilibatkan pada suatu diskusi kelompok yang membahas
suatu situasi atau permasalahan baru sehingga siswa dapat menerapkan konsep yang
telah ditemukan sebelumnya. Pada faseevaluate (mengevaluasi), siswa diajak
untuk mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran
berlangsung (Bybee, 2006:12).
Setelah melaksanakan pembelajaran IPA terpadu dengan model siklus 5E,
penulis menemukan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat, lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Ketika model siklus belajar 5E ini
diterapkan pada kelas VII yang lain, ternyata aktivitas belalajar siswa juga
mengalami peningkatan. Praktik pembelajaran Siklus Belajar 5 E yang diterapkan di
kelas VII A, dapat penulis katakan sebagai sebuah best practice dalam pembelajaran
berorientasi HOTS dengan model siklus belajar 5E.

B. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilakukan adalah Penerapan Model Pembelajaran Siklus
Belajar 5E (Learning Cycle 5E) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kuta Tahun Pelajaran 2019/2010.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan penulisan laporan best practice ini adalah:
1. Memberikan pengetahuan tentang model pembelajaran yang dapat memberi
ruang kepada siswa untuk berpikir kritis.
2. Memberikan pengetahuan dan informasi tentang langkah-langkah
pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan best pactice ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran
berorientasi higher order thiking skills (HOTS) dalam pembelajaran IPA. Sasaran
pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas VII A semester satu di SMP Negeri
2 Kuta tahun pelajaran 2019/20120 sebanyak 32 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam Best Practice ini adalah materi kelas VII pada
sub pokok bahasan Pemisahan Campuran dengan KD sebagai tabel berikut.

Tabel 1. Pemetaan KD
Kompetensi Pengetahuan

3.3 Menjelaskan konsep campuran dan zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat fisika
dan kimia, perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Keterampilan

4.3 Menyajikan hasil penyelidikan atau karya tentang sifat larutan, perubahan fisika
dan perubahan kimia, atau pemisahan campuran.

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan
pembelajaran IPA dengan model pembelajaran siklus belajar 5E pada sub pokok
bahasan pemisahan campuran.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practece yang telah
dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan indiktor pencapaian
kompetensi. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas VII, penulis menentukan
indikator sebagai tabel berikut.

Tabel 2 : Penetaan Indikaor Pencapaian Kompetensi


No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Kompetensi Pengetahuan 3.3.1 Menjelaskan konsep campuran
3.3 Menjelaskan konsep 3.3.2 Menyebutkan jenis-jenis campuran
campuran dan zat tunggal 3.3.3Menerangkan prinsip kerja dari
(unsur dan senyawa), pemisahan campuran
sifat fisika dan kimia, 3.3.4 Menjelaskan metode pemisahan
perubahan fisika dan campuran yang terdiri dari filtrasi,
kimia dalam kehidupan kristalisasi, sublimasi, destilasi, dan
sehari-hari. kromatografi
3.3.5Menerapkan metode pemisahan
campuran yang tepat berdasarkan
karakteristik zat
3.3.6 Mencontohkan konsep pemisahan
campuran dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Keterampilan 4.3.1 Merancang percobaan pemisahan


4.3 Menyajikan hasil campuran dengan metode pemisahan
penyelidikan atau karya campuran
tentang sifat larutan, 4.3.2 Melaksanakan percobaan pemisahan
perubahan fisika dan campuran dengan metode pemisahan
perubahan kimia, atau campuran (Filtrasi, kromatografi,
pemisahan campuran. Kristalisasi)
4.3.3 Menyajikan laporan hasil penyelidikan
pemisahan campuran menggunakan
metode pemisahan campuran (Filtrasi,
Kromatografi, Destilasi, Kristalisasi)
4.3.4 Mendesain alat penyaring air
sederhana

2. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran Siklus Belajar
5E ( Learning Cycle 5E).

3. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran


Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak siklus belajar 5E. Berikut ini
adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model siklus
belajar 5E.
Sintak pembelajaran model Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
belajar siklus 5E

1. Engagement 1.Guru mencoba Seorang siswa


memusatkan perhatian membuat campuran
(engage/keterlibatan) siswa dan air dengan garam
mengikutsertakan
siswa ke dalam sebuah
konsep baru dengan
cara memberikan
pertanyaan
motivasi, memberikan
gambaran tentang
materi yang akan
dipelajari.
2.Guru menunjuk 2
orang siswa untuk
mendemontrasikan
cara pembuatan
campuran yang terdiri
air dan garam.
Kegiatan ini bertujuan
untuk membuka
pengetahuan siswa dan
mengembangkan rasa
keingintahuan
siswa.(literasi).
Fase ini memberikan
pengalaman yang
nyata bagi siswa.

1. Exploration (eksplore/pe 1. Guru membagikan


njelajahan) LKPD dan tentang  Siswa menerima
metode pemisahan LKPD
campuran.
2. Siswa saat berada di
dalam fase ini  Siswa melakukan
merancang dan pratikum
melakukan eksperimen pemisahan
atau praktikum, campuran.
melakukan pengujian
 Siswa bekerjasama
hipotesis, serta
dalam
melakukan
kelompoknya
pengumpulan dalam pengambilan
data/informasi untuk data.
memecahkan masalah
yang ada pada LKPD
(literasi sain dan baca
tulis)
3. Guru berperan sebagai
fasilitator atau
pemandu dan
mengarahkan siswa
agar mampu
memecahkan masalah
dan menjawab
pertanyaan pada
LKPD (brpikir kritis)
4. Siswa berinteraksi satu
sama lain dan tidak
pasif dalam proses ini..
(komunikatif dan  Seluruh siswa aktif
kolaboratif) dalam eksperimen
3.
1. Siswa melakukan
Explanation (explain/menjela
diskusi kelompok
skan) untuk menganalisis
data/infor-masi yang
dikumpulkan dari  Siswa berdiskusi
kegiatan pada fase dalam
sebelumnya. kelompoknya untuk
(kolaboratif, disiplin, menganalisis data
teliti, integritas,
literasi)

4.
Siswa
Elaboration (elaborate/elabo 1. Guru membimbing
siswa untuk menggunakan ide
rasi) menyampaikan hasil dan kata-kata
kegiatan yang telah sendiri untuk
mereka lakukan pemahaman konsep
dengan menggunakan baru.
ide dan kata-kata
mereka sendiri,
sehingga diharapkan
pemahaman konsep
muncul dari
pengalaman mereka
setelah melakukan
kegiatan. (transfer
Knowledge)
2. Guru memfasilitasi
siswa untuk dapat
menerapkan konsep
yang telah mereka
peroleh berdasarkan
kegiatan yang telah
mereka lakukan ke
dalam situasi atau
masalah yang baru.
3. Guru menciptakan
masalah baru agar
siswa mampu
menerapkan konsep
yang telah dipejari
dalam pemecahan
masalah tersebut
(metakognitif)

5. Evaluation (Evaluasi) 1. Guru mengadakan Siswa menjawab


evaluasi dengan tes tes kuis dan soal
berupa kuis pada akhir pilihan ganda
pembelajaran untuk
mengetahui
ketercapaian
pemahaman siswa
terhadap materi yang
baru dipelajari

4. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Perangkat pembelajara disusun berdasarkan kebutuhan dalam pembelajaran
dengan model siklus belajara 5E yang meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen
penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan
pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam Best Practice ini adalah (a) vidio
pembuatan garam https://youtu.be/VqG99B1Ie70 dan pembuatan arak
https://youtu.be/1IbScnI0vFA. (b) alat dan bahan pemisahan campuran sesuai dengan
alat dan bahan pada LKPD, dan (c) lembar kerja peserta didik (LKPD) IPA.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a)
instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b)
instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis pilihan
ganda.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Best Practice ini dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2019 sampai 30
Oktober tahun 2019 bertempat di kelas VII A SMP Negeri 2 Kuta.
BAB III HASIL
KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran siklus belajar 5E berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif
dalam eksperimen, mengumpulkan data, dan menganalisis sampai pembuatan
kesimpulan. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak siklus belajar
5 E megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
siklus belajar 5E dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Karena
model ini menggabungkan antara hands-on, minds-on, dan penyelidikan
ilmiah berbasis pedagogik (Balci et al., 2006). Berbeda dengan metode
pengajaran tradisional yang mendemontrasikan instruksi langsung dalam
menyampaikan informasi. Siklus belajar 5E dengan pendekatan hands-on dan
hand-on di mana siswa dapat mengeksplorasi konsep baru, mengevaluasi
kembali pengalaman masa lalu mereka, dan mengasimilasi atau
mengakomodasi pengalaman baru dan konsep baru ke dalam skema yang
sudah ada (Hagerman, 2012).
3. Penerapan model pembelajaran siklus belajar 5E meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa
untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi
HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-
sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus
guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan, kurang
peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang
selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori
tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat
siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah
apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan
pembelajaran IPA berorientasi HOTS dengan menerapkan model pembelajaran
siklus belajar 5E. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep
pemisahan campuran yang dibangun oleh siswa melalui eksperimen dan
diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran siklus belajar 5E juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Siklys belajar
5E yang diterapkan dengan menyajikan eksperimen dan video tantang metode
pemisahan campuran, siswa mampu merumuskan pemecahan masalah. Sebelum
menerapkan model siklus belajar 5E, penulis melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang
disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar
dengan model siklus belajar 5E. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang
baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri
menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk
membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video juga
merupakan bentuk media audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan
KD.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran IPA dengan model siklus belajar 5E
dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi
penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS, membuat siswa
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar
bukan sekadar menghafal teori dan konsep, namun bagaimana membuat siswa mau
belajar berorientasi HOTS. Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran
dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan
baik dari youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan
kegiatan literasi baca - tulis, siswa juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat simpulkan sebagai berikut.
1. Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran siklus belajar 5E layak
dijadikan best praice pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat
meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan,
berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara
sistematis dan cermat, pembelajaran IPA dengan model pembelajaran siklus
belajar 5E yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga
mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil best pactice pembelajaran IPA dengan model pembelajaran
siklus belajar 5E berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi
pembelajaran IPA yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan
situasi dan kondisi sekolahnya,hal ini akan membuat pembelajaran lebih
bermakna.
2. Siswa diharapkan dapat menerapkan kemampuan berpikir kritis dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini
akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan
lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah,
seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi
penulis untuk meningkatkan kemampuan penyusunan best practice dan
menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA

Bybee, W Rodger. (2011). Scientific and Engineering Practices in K–12


Classrooms. Understanding A Framework for K–12 Science Education. NSTA.

http://pmbs.ac.id/news/Metode_Pembelajaran_Pendidikan_Dalam_Menghadap
i_Revolusi_Industri_4.0 diakses pada tanggal 29 Oktober 2019

https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-hots-higher-
order-thinking-skill.htm diakses pada tanggal 29 Oktober 2019

http://mediafunia.blogspot.com/2016/07/model-pembelajaran-siklus-belajar-
5e.html. Diaksis pada tanggal 2019.
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKPD
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal pilihan ganda
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 1
Foto kegiatan pembelajaran dengan model sikls belajar 5E

Berdoa sebelum pemebjaran Mengamati tayangan vidio Membuat campuran air


dimulai cara pembuatan garam dengan garam yang
tercampur tanah

Melakukan pemisahan Melakukan pemisahan Melakukan pemisahan


campuran dengan metode campuran dengan metode campuran dengan metode
filtrasi kristalisasi kromatograsi

Mempresentasikan hasil Guru mengamati proses Salah satu siswa menyanggah


diskusi kelompok pada LKPD1 pembeljaran hasil diskusi kelompok lain
dan LKPD 2
Lampiran 2:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Kuta
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : VII/1
Sub Pokok Bahasan : Pemisahan Campuran
Alokasi Waktu : 5 x 40 menit (2 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI 1 sd KI 4)

KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,


peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dana lam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)


erdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret


(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI

Kompetensi Pengetahuan 3.3.1 Menjelaskan konsep campuran


3.3 Menjelaskan konsep 3.3.2 Menyebutkan jenis-jenis campuran
campuran dan zat tunggal 3.3.3Menerangkan prinsip kerja dari
(unsur dan senyawa), sifat pemisahan campuran
fisika dan kimia, 3.3.4 Menjelaskan metode pemisahan
perubahan fisika dan campuran yang terdiri dari filtrasi,
kimia dalam kehidupan kristalisasi, sublimasi, destilasi, dan
sehari-hari. kromatografi
3.3.5Menerapkan metode pemisahan campuran
yang tepat berdasarkan karakteristik zat
3.3.6 Mencontohkan konsep pemisahan
campuran dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Keterampilan 4.3.1 Merancang percobaan pemisahan


4.3 Menyajikan hasil campuran dengan metode pemisahan
penyelidikan atau karya campuran
tentang sifat larutan, 4.3.2 Melaksanakan percobaan pemisahan
perubahan fisika dan campuran dengan metode pemisahan
perubahan kimia, atau campuran (Filtrasi, kromatografi,
pemisahan campuran. Kristalisasi)
4.3.3 Menyajikan laporan hasil penyelidikan
pemisahan campuran menggunakan
metode pemisahan campuran (Filtrasi,
Kromatografi, Destilasi, Kristalisasi)
4.3.4 Mendesain alat penyaring air
sederhana

Nilai Karakter : Religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong, integritas

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui Pembelajaran model Siklus Belajar 5 E peserta didik dapat:1)Menjelaskan


konsep campuran, 2) Menyebutkan jenis-jenis campuran, 3) Menerangkan prinsip
kerja dari pemisahan campuran, 4) Menjelaskan metode pemisahan campuran yang
terdiri dari filtrasi, kristalisasi, sublimasi, destilasi, dan kromatografi, 5) Menerapkan
metode pemisahan campuran yang tepat berdasarkan karakteristik zat, 6)
Mencontohkan konsep pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari, serta
terampil: 1)Melaksanakan percobaan pemisahan campuran dengan metode
pemisahan campuran (Filtrasi, kromatografi, Kristalisasi), 2) Menyajikan laporan
hasil penyelidikan pemisahan campuran menggunakan metode pemisahan campuran
(Filtrasi, Kromatografi, Destilasi, Kristalisasi), dan 3) Mendesain alat penyaring air.
Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sekitar berperilaku teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi, berperilaku berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi.

D. Materi Pembelajaran
Materi Reguler :
Konsep pemisahan campuran
Prinsip metode pemisahan campuran

Materi Remedial :

Metode pemisahan campuran


Materi Pengayaan :
Desain penjernihan air sederhana

E. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Saintifik (scientific learning)
b. Model : Model Pembelajaran Siklus Belajar 5 E
c. Metode : Eksperimen, Diskusi dan Penugasan

F. Media Pembelajaran
a. Beberapa macam campuran
b. Laptop, LCD, Power Point
c. Alat dan bahan percobaan lainnya

G. Sumber belajar
a. Tim Abi Guru. 2017. IPA Terpadu. Penerbit Erlangga: Jakarta.
b. Widodo, W. (2017). Buku Guru IPA SMP Kelas VII. Puskurbuk Depdiknas:
Jakarta.
c. Widodo, W. (2017). Buku Siswa IPA SMP Kelas VII. Puskurbuk Depdiknas:
Jakarta.
d. Sumber-sumber lain yang relevan (internet :
https://bisakimia.com/2017/08/04/ringkasan-materi-
pemisahan-campuran/
https://bisakimia.com/2017/11/06/pemisahan-campuran/
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke 1 (3x40 menit)

ALOKASI
TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan:
Pendahuluan
 Mengkondisikan peserta didik untuk
(persiapan/orientasi) 15 menit
mengikuti pembelajaran :
- Mengucapkan salam dan berdoa
(religius)
- mengecek kehadiran siswa
(disipilin)
- Melaksanakan tepuk PPK
(pengembangan karakter)
 Melakukan apesepsi untuk mengecek
Apersepsi pengetahuan dan keterampilan awal
peserta didik, dengan meminta siswa
menjawab pertanyaan :
a. zat apa saja yang ada di alam ini yang
termasuk campuran.
b. pernakah kalian melihat bagaimana cara
pembuatan garam secara tradisional,
apa bahan dasar pembuatan garam?
(Critical Thinking)
 Guru menayangkan video cara
pembuatan garam secara tradisional
(literasi digital)
https://youtu.be/VqG99B1Ie70

 Memberikan motivasi belajar dengan


Motivasi menunjukkan manfaat konten yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
 Menyampaikan tujuan pembelajaran,
cakupan materi yang akan dipelajari,
kegiatan yang akan dilakukan, dan hasil
belajar yang diharapkan termasuk
penguatan nilai-nilai karakter dan
peningkatan keterampilan Abad 21
sesuai tuntutan KD
 Menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan.
termasuk penilaian kemampuan literasi
dan penguatan pendidikan karakter.
B. Kegiatan Inti

1. Engagement  Guru mencoba memusatkan perhatian


siswa dan mengikutsertakan siswa ke 75 menit
(engage/keterlibatan) dalam sebuah konsep baru dengan cara
memberikan pertanyaan motivasi,
memberikan gambaran
tentang materi yang akan dipelajari.
 Guru menunjuk 2 orang siswa untuk
mendemontrasikan cara pembuatan
campuran yang terdiri air dan garam.
Kegiatan ini bertujuan untuk membuka
pengetahuan siswa dan
mengembangkan rasa keingintahuan
siswa (literasi).
 Fase ini memberikan pengalaman yang
nyata bagi siswa.
 Guru membagikan LKPD 1,2 dan 3
tentang metode pemisahan campuran
filtrasi, kristalisasi, dan kromatografi.
 Siswa saat berada di dalam fase ini
merancang dan melakukan eksperimen
atau praktikum, melakukan pengujian
hipotesis, serta melakukan
pengumpulan data/informasi untuk
memecahkan masalah yang ada pada
LKPD (literasi sain dan baca tulis)
2. Guru berperan sebagai fasilitator atau
2. Exploration (eksplore/penje pemandu dan mengarahkan siswa agar
lajahan) mampu memecahkan masalah dan
menjawab pertanyaan pada LKPD
(brpikir kritis)
3. Siswa berinteraksi satu sama
lain dan tidak pasif dalam proses ini..
(komunikatif dan kolaboratif)
4. Siswa melakukan diskusi kelompok
untuk menganalisis data/infor-masi
yang dikumpulkan dari kegiatan pada
fase sebelumnya. (kolaboratif, disiplin,
3. teliti, integritas, literasi)
Explanation (explain/menjelask 2. Guru membimbing siswa untuk
menyampaikan hasil kegiatan yang
an) telah mereka lakukan dengan
menggunakan ide dan kata-kata mereka
sendiri, sehingga diharapkan
pemahaman konsep muncul dari
pengalaman mereka setelah melakukan
kegiatan. (transfer Knowledge)
4.  Guru memfasilitasi siswa untuk dapat
menerapkan konsep yang telah
Elaboration (elaborate/elaboras
mereka peroleh berdasarkan kegiatan
i) yang telah mereka lakukan ke dalam
situasi atau masalah yang baru.
 Guru menciptakan masalah baru agar
siswa mampu menerapkan konsep
yang telah dipejari dalam pemecahan
masalah tersebut (metakognitif)

5. Evaluation (Evaluasi)  Guru mengadakan evaluasi dengan tes


berupa kuis pada akhir pembelajaran
untuk mengetahui ketercapaian
pemahaman siswa terhadap materi
yang baru dipelajari

C. Kegiatan Penutup

 Guru melakukan konfirmasi akhir


tentang konsep pemisahan campuran 30 menit
 Guru menyampaikan rencana tindak
lanjut pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-2

ALOKASI
TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
D. Kegiatan Pendahuluan

 Mengkondisikan peserta didik untuk


Pendahuluan mengikuti pembelajaran :
- Mengucapkan salam dan berdoa
(persiapan/orientasi) (religius) 10 menit
- mengecek kehadiran siswa (disipilin)

 Melakukan apesepsi untuk mengecek


Apersepsi pengetahuan dan keterampilan awal
peserta didik, dengan meminta siswa
menjawab pertanyaan :
a. pernakah kalian mengamati bagaimana
cara pembuatan arak, apa bahan dasar
pembuatan Arak Bali? (berpikir kritis)
 Memberikan motivasi belajar dengan
Motivasi menunjukkan manfaat konten yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari
 Menyampaikan tujuan pembelajaran,
cakupan materi yang akan dipelajari,
kegiatan yang akan dilakukan, dan hasil
belajar yang diharapkan termasuk
penguatan nilai-nilai karakter dan
peningkatan keterampilan Abad 21
sesuai tuntutan KD
 Menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan. termasuk
penilaian kemampuan literasi dan
penguatan pendidikan karakter.

E. Kegiatan Inti

1. Engagement  Guru mencoba memusatkan perhatian


siswa dan mengikutsertakan siswa ke 75 menit
(engage/keterlibatan) dalam sebuah konsep baru dengan cara
memberikan pertanyaan
motivasi, memberikan gambaran tentang
materi yang akan dipelajari.
 Guru menayangkan sebuah video cara
pembuatan Arak Bali dengan metode
destilasi https://youtu.be/1IbScnI0vFA
 Kegiatan ini bertujuan untuk membuka
pengetahuan siswa dan mengembangkan
rasa keingintahuan siswa (literasi
digital).
 Fase ini memberikan pengalaman yang
nyata bagi siswa.

 Guru membagikan LKPD 4 dan 5


3. Exploration (eksplore/penje tentang metode pemisahan campuran
lajahan) Destilasi dan sublimasi
 Siswa saat berada di dalam fase ini
merancang dan melakukan eksperimen
atau praktikum, melakukan pengujian
hipotesis, serta melakukan pengumpulan
data/informasi untuk memecahkan
masalah yang ada pada LKPD (literasi
sain)
 Guru berperan sebagai fasilitator atau
pemandu dan mengarahkan siswa agar
mampu memecahkan masalah dan
menjawab pertanyaan pada LKPD
 Siswa berinteraksi satu sama
lain dan tidak pasif dalam proses ini..
(komunikatif dan kolaboratif)
 Siswa melakukan diskusi kelompok
untuk menganalisis data/infor-masi yang
dikumpulkan dari kegiatan pada fase
sebelumnya. (kolaboratif, disiplin,
teliti, integritas, literasi)

3.
 Guru membimbing siswa untuk
Explanation (explain/menjelask menyampaikan hasil kegiatan yang telah
an) mereka lakukan dengan menggunakan
ide dan kata-kata mereka sendiri,
sehingga diharapkan pemahaman konsep
muncul dari pengalaman mereka setelah
melakukan kegiatan. (transfer
Knowledge)

4.
Elaboration (elaborate/elaboras  Guru memfasilitasi siswa untuk dapat
menerapkan konsep yang telah mereka
i) peroleh berdasarkan kegiatan yang telah
mereka lakukan ke dalam situasi atau
masalah yang baru. (transfer
knowledge)
 Guru menciptakan masalah baru agar
siswa mampu menerapkan konsep yang
telah dipejari dalam pemecahan masalah
tersebut (transfer knowledge)

5. Evaluation (Evaluasi)  Guru mengadakan evaluasi dengan tes


berupa kuis pada akhir pembelajaran

F. Kegiatan Penutup
 Guru melakukan konfirmasi akhir
tentang konsep pemisahan campuran 30 menit
 Guru menyampaikan rencana tindak
lanjut pembelajaran

I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap
Contoh
Bentuk Waktu
No. Teknik Butir Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
Instrumen
1. Observasi Lembar Terlampir Saat Penilaian untuk dan
Observasi pembelajaran pencapaian
(Catatan berlangsung pembelajaran
Jurnal) (assessment for and
of learning)

b. Pengetahuan
Contoh
Bentuk Waktu
No. Teknik Butir Keterangan
Instrumen Pelaksanaan
Instrumen
1. Tes Tulis Soal pilihan Terlampir Saat Penilaian untuk
ganda pembelajaran pembelajaran
usai (assessment for
learning) dan
sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning)

c. Keterampilan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Praktek LKPD 1, 2, 3, 1. Memisahkan Saat Penilaian untuk,
dan 4 garam dari pembelajaran sebagai,
pengotornya berlangsung dan/atau
2. Memisahkan pencapaian
campuran pembelajaran
berdasarkan (assessment for,
perbedaan as,
kelarutan dari and of learning)
komponen-
komponen
pada pelarut
3. Memisahkan
campuran
berdasarkan
perbedaan titik
didih
4. Memisahkan
campuran
berdasarkan
perbedaan
kecepan gerak
zat.

2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial dilaksanakan berdasarkan hasil analisis hasil
penilaian harian.
a. Belum tuntas secara klasikal: pembelajaran ulang (2 jp)
b. Belum tuntas secara individual: belajar kelompok atau tutor sebaya.
Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Format Pembelajaran Remedial :

Nama Kegiatan Sarana dan


Kompetensi Alokasi
No Siswa Indikator Pembelajaran media Penilaian
Dasar waktu
Remedial pembelajaran
1
2
3
4

b. Pembelajaran pengayaan
Berdasarkan hasil analisis hasil penilaian harian, peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam bentuk
penugasan berkelompok di luar jam pelajaran untuk mempelajari
karakteristik zat dalam campuran lainnya yang dapat digunakan dalam
berbagai metode campuran.
Format Pembelajaran Pengayaan :
Nama Kegiatan Sarana dan
Kompetensi Alokasi
No Siswa Indikator Pembelajaran media Penilaian
Dasar waktu pembelajaran
Pengayaan
1
2
3
Lampiran 3

Bahan Ajar
Zat di dalam campuran dapat dipisahkan dengan membedakan sifat fisiknya
seperti perbedaan ukuran partikel zat, titik leleh zat dan titik didih zat tersebut.
Semakin berbeda sifatnya, semakin mudah zat di dalam campuran dapat dipisahkan.
Contoh sederhana yaitu daun teh yang tidak larut di dalam air sehingga kita dapat
memisahkannya dengan mudah yaitu dengan cara menyaringnya. Namun, partikel –
partikel lainnya di dalam campuran dapat berukuran lebih kecil sehingga dibutuhkan
teknik pemisahan yang lebih rumit seperti kromatografi, dimana zat – zat
mikroskopik dapat dipisahkan bergantung pada seberapa mudah tiap zat menempel
pada zat lain.

a) Filtrasi
Ketika zat di dalam campuran memiliki ukuran partikel berbeda, partikel –
partikel tersebut dapat dipisahkan dengan cara filtrasi (menyaring). Campuran
dituang melalui saringan. Partikel – partikel berukuran kecil akan masuk ke dalam
lubang, sedangkan partikel – partikel yang besar tidak. Filtrasi merupakan tahap
pertama dalam daur ulang air. Ahli kimia menggunakan penyaring yang disebut
zeolit, yang memiliki lubang kecil sehingga dapat mengeluarkan partikel
mikroskopik dari air.

Contoh : Menyaring air kotor

Kita dapat mengubah air kotor menjadi air jernih menggunakan saringan yaitu
dengan cara menempatkan wadah dengan sebuah lubang di dasarnya (corong filtrasi)
di dalam wadah lain (erlenmeyer) dan lapisi dengan kertas saring. kemudian tuang air
kotor ke dalam wadah. Lapisan – lapisan tersebut akan menyaring partikel kecil dan
partikel yang lebih kecil dari air kotor. Hasilnya adalah air yang lebih jernih (tetapi
belum dapat diminum).
b) Kromatografi
Para ilmuwan memisahkan campuran cair menggunakan kromatografi.
Campuran dilarutkan di dalam zat cair atau gas untuk membuat larutan. Benda padat
ditempatkan pada larutan (sebagian terbenam dalam larutan) zat yang terlarut pal ing
mudah akan bergerak jauh ke atas materi padat, membentuk pita – pita warna yang
disebut kromatogram. Para peneliti makanan mempelajari kromatogram untuk
menemukan kandungan pewarna makanan. Para ahli genetika menggunakan
kromatografi lapis tipis (KLT) untuk mempelajari zat-zat yang menyusun gen kita.
Pada KLT materi padatnya merupakan suatu pelat kaca atau plastik yang dilapisi bahan
kimia, biasanya aluminium oksida atau silikon oksida. Ketika campuran cairan naik ke
pelat, beberapa zat bergerak lebih tinggi dibandingkan yang lain. Zat – zat ini akan
terlihat sebagai bintik -bintik pada pelat.

c) Distilasi
Distilasi biasa disebut juga dengan penyulingan. Distilasi merupakan metode
yang banyak digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan kondisi
yang diperlukan untuk mengubah fase komponen campuran. Dalam distilasi, campuran
cairan dipanaskan di dalam wadah botol. Cairan dengan titik didih yang lebih rendah
akan menguap terlebih dahulu dan akan terkondensasi (berubah kembali
menjadi air) kemudian terkumpul. Cairan dengan titik didih yang lebih tinggi akan
tertinggal di dalam wadah botol. Distilasi bertingkat memisahkan cairan satu demi satu
selama mendidih. Industri minyak memisahkan minyak mentah menggunakan teknik
ini.

Pemisahan campuran zat cair

Zat cair dapat dipisahkan dengan metode distilasi (penyulingan), metode distilasi
bertingkat, dan metode corong pisah.

d) Sublimasi
Prinsip kerja metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi didasarkan
pada campuran zat yang memiliki satu zat yang dapat menyublim (perubahan wujud
padat ke wujud gas) sedangkan zat yang lainnya tidak dapat menyublim. Contohnya,
campuran iodin dengan garam dapat dipisahkan dengan cara sublimasi
Lampran 4

Lembar Kerja Peserta Disik (LKPD)

LKPD 1. Filtrasi
I. Pendahuluan
Filtrasi atau penyaringan adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan
pada perbedaan ukuran partikel dari suatu campuran. Campuran dituangkan melalui
saringan. Sehingga partikel kecil akan masuk ke dalam lubang, sedangkan partikel
yang besar tidak. Filtrasi merupakan salah satu metode pemurnian karena dapat
memisahkansuatu campuran dari pengotornya.

II. Tujuan
Memurnikan atau memisahkan larutan ke dalam komponen-komponen penyusunnya
berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
III. Alat dan Bahan
Alat :
- Gelas kimia 100 mL,
- Batang pengaduk,
- Corong Kaca
- Labu Erlenmayer 100 mL,
Bahan :
- Tanah/pasir,
- air, dan
- kertas saring.
IV. Cara Kerja
a. Masukkan tanah/pasir ke dalam gelas yang telah berisi air, lalu aduk
b. Lipat kertas saring dan simpan di atas corong kaca
c. Saringlah campuran tanah/pasir tadi ke dalam labu erlenmayer 100 mL
d. Amati apa yang terjadi!
V. Tabel Data Pengamatan

No Data yang diamati Hasil pengamatan

VI. Pertanyaan
1. Mengapa ampas tanah/pasir tidak bisa lolos dari kertas saring?
2. Apa yang menjadi dasar pemisahan komponen campuran melalui filtrasi?
LKPD 2. Kristalisasi
I. Pendahuluan
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat
yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu
pelarut. Pada percobaan ini akan dilakukan pengolahan garam kotor dalam skala
laboratorium (skala mikro) yaitu membersihkan garam dapur dari pengotornya. II.
Tujuan Percobaan
Memurnikan garam dapur dari zat pengotor
III. Alat dan Bahan
Alat :
- gelas kimia 100 ml
- labu erlenmeyer 100 ml
- batang pengaduk
- spatula
- corong kaca
- cawan porselein
- Kaki tiga, kasa dan lampu spiritus
Bahan :
- Garam dapur yang kotor
- Kertas saring
- Air
IV. Cara kerja
a. Masukkan satu sendok makan garam dapur kotor ke dalam gelas kimia 100
mL.
b. Tambahkan 50 mL air, sambil diaduk-aduk.
c. Saringlah larutan menggunakan kertas saring ke dalam labu Erlenmeyer 100
mL.
d. Pindahkan filtrat ke dalam cawan porselein.
e. Panaskan cawan porselein sampai semua air menguap dan mengering.
f. (gambar berikut)

Bandingkan garam hasil yang diperoleh dengan garam mula-mula


LKPD 3. Kromatografi

I. Pendahuluan

Kromatografi adalah proses pemisahan suatu sampel dari komponen


komponen penyusunnya berdasarkan perbedaan kelarutan dari komponen-
komponen pada pelarut yang bergerak terhadap materi yang diam. Pada
kromatografi kertas, kertas digunakan sebagai fase diam dan cairan pelarut
sebagai fase bergerak.
II. Tujuan Percobaan
Memisahkan campuran dengan cara kromatografi.
III. Alat dan Bahan
Alat :
- Gelas kimia,
- Batang pengaduk
Bahan :
- Kertas saring yang berukuran 15 x 2,
- Tinta warna/bahan warna lainnya (spidol) warna warni

IV. Cara kerja


a. Buatlah garis dengan pensil pada jarak 1 cm dari ujung bawah kertas
saring
b. Totolkan zat warna tinta/spidol pada kertas kromatografi.
c. Gantungkan kertas kromatografi/kertas saring pada gelas ukur, di
d. dalam gelas kimia yang berisi air setinggi 1 Cm., zat warna jangan
e. tenggelam seperti gambar dibawah ini
f. Biarkan air meresap naik sampai 1 cm dari tepi atas kertas saring.
g. Biarkan beberapa saat sampai muncul noda warna lalu keluarkan kertas
kromatografi dari dalam gelas kimia dan amati noda yang ada pada
kertas tersebut. Catat hasil pengamatan!
h. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut!

V. Tabel Pengamatan
Warna Tinta Warna komponen Jarak Komponen Jarak Pelarut
Awal

V. Kesimpulan
Lampiran 5

Kisi –kisi Soal Pengetahuan

IPK Indikator Soal HOTS/ No.


MOTS/ Soal
LOTS
3.3.3 Disajikan peristiwa dan gambar yang HOTS 1,2
Menerangkan prinsip berhubungan dengan pemisahan
kerja dari campuran dalam kehidupan sehari-
pemisahan campuran hari, peserta didik dapat menganalisis
salah satu komponen pendukung
proses pemisahan campuran
3.3.5 Disajikan gambar metode pemishan HOTS 3,4
Menerapkan metode campuran, peserta didik dapat
pemisahan campuran menentukan karakteristik campuran
yang tepat berdasarkan tersebut
karakteristik zat

3.3.5 Disajikan beberapa jenis campuran, HOTS 6,7,8


Menerapkan metode siswa mampu menerapkan metode
pemisahan campuran pemisahan campuran yang tepat
yang tepat berdasarkan berdasarkan karakteristik zat
karakteristik zat

3.3.6 Disajikan narasi tentang pembuatan HOTS 3


Mencontohkan konsep garam, peserta didik mampu
pemisahan campuran mencontohkan metode campuran yang
dalam kehidupan digunakan dalam pembuatan garam.
sehari-hari
3.3.6 Disajikan jenis campuran dari HOTS 9,10
Mencontohkan konsep berbagai zat, peserta didik mampu
pemisahan campuran mencontohkan metode campuran
dalam kehidupan yang tepat
sehari-hari
Solal
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Suatu hari, Pak Wayan ingin memisahkan suatu zat yang ada di dalam suatu larutan.
Pak Wayan memilih metode destilasi dengan alat seperti berikut.

Fungsi air yang dimasukkan ke dalam pendingin liebieg adalah agar filtrat pada
pendingin mengalami….
A. Penguapan
B. Kondensasi
C. Melebur
D. Membeku
2. Ibu Ida ingin memisahkan kamper dari pengotornya, maka ibu Ida melakukan
pemisahan campuran tersebut dengan alat seperti di bawah ini.

Berdasarkan gambar di atas, fungsi dari es batu adalah agar filtrate kamper :
A. Membeku
B. Menguap
C. Mengembun
D. Mendidih
3. Perhatikan gambar pemisahan campuran di bawah ini!

Berdasarkan gambar di atas zat yang dipisahkan adalah….


A. garam dari air laut
B. garam dapur dan gula
C. pasir dan air
D. minyak tanah dan air
4. Bapak Made ingin membuat arak dari nira yang sudah difermentasi selama kurang lebih
3 hari, maka yang dilakukan Pak Made untuk mendapatkan arak adalah cara melakukan
pemisahan campuran dari larutan permentasi nira tersebut dengan alat seperti di bawah
ini.

Pemisahan campuran tersebut dilakukan didasari atas:


A. Perbedaan ukuran zat
B. Perbedaan titik didih
C. Perbedaan titik embun
D. Perbedaan titik beku

5. Garam yang kita konsumsi pada umumnya berasal dari air laut. Petani garam di Madura
memanfaatkan panas matahari untuk membuat garam. Mereka enampung air laut pada
tambak-tambak di tepi pantai, sehingga dapat terkena panas matahari langsung
kemudian secara bertahap akan dihasilkan garam dan diproses lebih lanjut sehingga
diperoleh garam dapur yang siap dikonsumsi. Proses pemisahan yang dilakukan oleh
petani garam tersebut adalah….
A. Evaporasi
B. Filtrasi
C. Destilasi
D. Kromatografi

6. Perhatikan gambar pemisahan campuran berikut!

Berdasarkan gambar, metode pemisahan campuran tersebut adalah..….


A. filtrasi
B. destilasi C.
sublimasi D.
evaporasi
7. Perhatikan gambar pemisahan campuran berikut!

Berdasarkan gambar, metode pemisahan campuran tersebut adalah..….


A. filtrasi
B. sublimasi
C. evaporasi
D. kromatografi

8. Metode pemisahan campuran adalah salah cara yang digunkan untuk memisahkan
suatu zat dari dalam campuran yang biasa terdapat dalam kehidupan sehari-hari seperti:

Larutan gula Larutan garam Larutan akohol Larutan air laut

Dari keempat larutan tersebut, komponen larutan yang tidak dapat dipisahkan dengan
metode kristalisasi adalah….
A. Larutan gula
B. Larutan garam
C. Larutan alkohol
D. Larutan air laut

9. Yoga adalah salah satu siswa kelas VII yang sedang melaksanakan pratikum pemisahan
campuran, saat itu Yoga dengan sengaja mencampur spritus dengan air, sehingga
sepritus tersebut tidak bisa digunakan untuk proses pemanasan zat. Metode yang paling
tepat digunakan oleh yoga untuk memisahkan sepritus dalam air adalah….
A. Kristalisasi
B. Destilasi
C. Avorasi
D. Sublimasi

10. Perhatikan gambar pemisahan campuran berikut!

Berdasarkan gambar, metode pemisahan campuran tersebut adalah..….


A. filtrasi
B. sublimasi
C. evaporasi
D. kromatografi
No. Kunci Jawaban dan Penskoran Skor

1 B 1
2 C 1
3 B 1
4 B 1
5 A 1
6 C 1
7 A 1
8 C 1
9 B 1
10 D 1
Lampiran 7

Lembar Observasi

a. Instrumen Penilaian Sikap


Jurnal Guru Mata Pelajaran
Nama Satuan pendidikan :
Tahun pelajaran :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran :

Butir Pos/ Tindak


Waktu Nama Kejadian/Perilaku
Sikap Neg Lanjut

B Instrumen Penilain Kemampuan Berpikir Kritis


Aspek Berpikir Kritis

Keterampilan

Menyimpulkan

Memberikan
Membangun

Penjelasan
Memberikan
NO NAMA SISWA Skor Maksimal

lanjut
penjelasan
sederhana
1 Anak Agung Ade Putra Sanjaya
2 Anak Agung Ketut Ayu Widyantari
3 Gusti Ayu Rekha Ardani
4 I Gede Dika Wahyu Sudiantara
5 I Gusti Agung Ratih Pradnyaswari Atmaja
6 I Kadek Rama Pradika
7 I Kadek Satya Darma Wiguna
8 I Komang Adriana Putrawan
9 I Komang Dias Pasek Krisna
10 I Made Miko Adrian
11 I Made Raditya Ferdinan
12 I Putu Gede Bagus Sanjaya Wisnu Tama
13 I Wayan Raditya Adimulya
14 Komang Keza Agastya
15 Komang Rio Aldi Satriawan
16 Ni Kadek Ayu Aristya Dewi
17 Ni Kadek Divna Yanti
18 Ni Komang Riska Dewi
19 Ni Luh Cinta Dewi
20 Ni Luh Puspitasari
21 Ni Luh Sri Kusuma Dewi
22 Ni Luh Teresa Widiantari
23 Ni Made Intan Candra Lestari
24 Ni Made Yanti Yastari
25 Ni Nyoman Trisna Septiari Dewi
26 Ni Putu Intan Karisma Devi
27 Ni Putu Lisa Ivana Santosa
28 Ni Putu Tania Rhisma Dewi
29 Putu Ari Subawa
30 Sava Vision Natalia Souhoka
31 Anak Agung Ade Putra Sanjaya
32 Anak Agung Ketut Ayu Widyantari

Kreteri Pensekoran

1. Jika selalu teramati =4


2. Jika sering teramati = 3
3. Jika jarang teramati = 2
4. Jika tidak pernah teramati = 1
Tabel 2: Penggolongan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
No Skor Kreteria
1 28 - 36 Tinggi
2 13 - 27 Cukup
3 9 - 12 Kurang
Lampiran 8; Hasil pekerjaan siswa

Anda mungkin juga menyukai