Klasifikasi & Patofiologi
Klasifikasi & Patofiologi
Total Hip Repalcement (THR) merupakan salah satu oprasi penggantian tulang
panggul yang rusak skala berat dengan sendi buatan. Sendi buatan ini sendiri terdiri dari 3
bagian, yaitu mangkuk (acetabular), caput, dan batang (stem) ( Sulaiman, 2011). Tujuan
dilakukannya operasi THR ini adalah mengganti sendi total dengan prostesis untuk
memberikan stabilitas dan mobilitas yang lebih baik dan fungsional pada penderita. THR
dilakukan pada kedua panggul di saat bersamaan, ataupun dapat dilakukan tindakan pada
satu tulang panggul saat setelah tulang panggul yang lain sembuh.
Indikasi THR dapat dilakukan pada pasien dengan kerusakan sendi pinggul
ireversbel (dengan penyebab arthritis rheumatoid, osteoarthritis, dan trauma), deformitas
konginetal, dan fraktur kolum femoralis (Smeltzer & Brunner, 2002).
Terdapat dua macam operasi THR, yaitu Cemented Total Hip Replacement
(dengan semen tulang) dan Total Hip Replacement Cementless (tanpa semen tulang).
Tindakan operasi THR kerap menimbulkan beberapa komplikasi. Komplikasi yang serius
seperti infeksi sendi terjadi 2% dari jumlah pasien (AAOS, 2015). Beberapa kompikasi
pasca THR yaitu dislokasi prostesis pinggul, drainase luka, infeksi, dll.
PATOFISIOLOGI
Osteoartritis artikular yang sehat akan tampak rata dan berkilau dan berwarna putih.
Hal ini menunjukkan vikoelastisitas dan kemampuan kompresif yang berkaitan dengan
kemampuan menahan goncangan. Kondrosit yaitu sel yang memproduksi kartilago, secara
konstan meremajakan dan memelihara integritas kartilago artikular yang akan melindungi
tulang didalam persendian. Kondrosit memproduksi matriks kartilago dengan cara
menghasilkan dua tipe kolagen dan proteoglikan. Proteoglikan tersebut bersifat hidrofilik
(menarik air) secara signifikan sehingga kartilago dapat menahan beban berat pada sendi
(Black & Hawks, 2009).
Sehingga secara sederhana osteoartritis merupakan proses terjadinya degradasi
matriks kartilago yang diikuti dengan ketidakefektifan usaha tubuh untuk memperbaiki
degradasi tersebut. Perubahan patologis dini adalah pengurangan proteoglikan dalam
matriks diikuti dengan pelunakan dan hilangnya elastisitas pada kartilago. Ketika tubuh
berusaha mengompensasi, pertama kali kondrosit akan berproliferasi dan 11
memperbanyak produksi proteoglikan dan kolagen. Destruksi yang progresif oleh enzim
lisosom akan meningkatkan produksi hingga melampaui batas, hal ini menyebabkan
kartilago menjadi rentan pada pergerakan sendi maupun rentan dalam menahan air pada
penggunaan beban yang berat untuk memulihkan pergerakan sendi mala dapat dilakukan
Total Knee Replacement (Black & Hawks, 2009).
Fibrilasi, erosi, dan keretakan terjadi pada lapisan superfisial dari kartilago ketika
serat kolagen pecah. Kartilago mengalami perubahan warna menjadi kuning, dan rusak
pada permukaan artikular, pertumbuhan tulang meningkat pada batas sendi. Bagian tengah
kartilago yang diikuti dengan pertumbuhan kartilago dan tulang di perifer menghasilkan
ketidakseimbangan pada permukaan tulang. Distribusi normal akibat tekanan normal akan
berubah, mengakibatkan nyeri dan membatasi pergerakan. Cairan sinovium juga akan
merespons sekresi berlebihan dari cairan sinovial menjadi inflamasi dan pembengkakan
kapsul sendi (Black & Hawks, 2009).
Rheumatoid Arthritis (AR) disebabkan oleh reaksi autoimun dalam jaringan
sinovial yang melibatkan proses fagositosis. Dalam proses ini dihasilkan enzim-enzim
dalam sendi. Enzimenzim tersebut selanjutnya akan memecah kolagen sehingga terjadi
edema, proliferasi membran sinovial, hingga terbentuknya pannus. Pannus akan
menghancurkan tulang rawan atau kartilago sehingga menyebabkan erosi dan destruksi
pada tulang. Sehingga mengakibatkan hilangnya permukaan sendi dan menimbulkan nyeri
akibat serabut otot yang mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya
kemampuan elastisitas otot. Dalam jangka waktu lama apabila dibiarkan, sendi lutut akan
mengalami kecacatan (Sembiring, 2018).
Osteochondritis Dissecans Merupakan peristiwa tersumbatnya aliran darah
sehingga menyebabkan tulang subchondral mati disebut dengan avascular nekrosis. Tulang
tersebut kemudian diserap kembali oleh tubuh, meninggalkan tulang rawan artikular
sehingga menjadi rentan. Hasil nya berupa 12 fragmentasi (diseksi) dari kedua tulang
rawan dan tulang, dan gerakan bebas dari fragmen osteokondral ini dalam ruang sendi,
menimbulkan rasa sakit, kaku, dan kerusakan lebih lanjut (Mestriner, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Helmi, Z. N. 2012. Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Sembiring, S. P. K. 2018. Diagnosis Diferensial Nyeri Lutut. Medan: Samuel Karta.
Syaifuddin. 2011 . Anatomi Fisiologi: Kurkulum Berbasis Kompetens Untuk Keperawatan dan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC
Wijayanto, E. 2013. Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kondisi Pasca Operasi Total Knee
Replacement Sinistra Di RSAL Ramelan Surabaya.
http://eprints.ums.ac.id/26515/21/02._NASKAH__PUBLIKASI.pdf
[ diakses 2 Maret 2020 ]