Anda di halaman 1dari 2

POIN PENTING

1. JENIS NASKAH DINAS


A. Naskah dinas arahan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau
kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam
penyelenggaraan tugas dan kegiatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan, dan
penugasan.
1. Naskah Dinas Pengaturan
Naskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri atas Pedoman, Petunjuk
Pelaksanaan, Instruksi, Prosedur Tetap, Surat Edaran dan Standar
Operasional Prosedur (SOP).
2. Naskah Dinas Penetapan
Naskah dinas penetapan dituangkan dalam bentuk keputusan. Keputusan
adalah naskah dinas yang memuat kebijakan yang bersifat menetapkan, tidak
bersifat mengatur, dan merupakan pelaksanaan kegiatan, yang digunakan
untuk :
1) menetapkan/mengubah status kepegawaian/personal/
keanggotaan/material/peristiwa;
2) Menetapkan/mengubah/membubarkan suatu kepanitiaan
/tim; dan
3) menetapkan pelimpahan wewenang.
3. Naskah Dinas Penugasan. Surat perintah adalah naskah dinas yang dibuat
oleh atasan atau pejabat lain yang diperintah yang memuat apa yang harus
dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas tertentu.

B. Naskah Dinas Korespodensi


Terbagi 2, yaitu :

KLASIFIKASI ARSIP
ARSIP DINAMIS :
Arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta Arsip dan disimpan
selama jangka waktu tertentu. Adapun bentuk arsip dinamis dapat berupa: kertas,
mikrofilm, atau media elektronik, peta, cetak biru, gambar, foto, data dari sistem
komputer, audio dan video, dokumen tulisan tangan, formulir, dan sebagainya. (Agus
Sugiarto, Teguh W, 2005:6).
Undang-Undang Pokok Kearsipan No. 7 Tahun 1971 ditegaskan bahwa arsip dinamis
sifatnya tertutup. Artinya bahwa arsip dinamis tidak dapat diketahui oleh pihak lain yang
tidak berhak

Arsip dinamis dibedakan sebagai berikut:


1) Arsip aktif, yaitu arsip yang dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan kantor,
Arsip dinamis aktif adalah arsip yang masih berada di kantor, baik kantor pemerintah,
swasata atau organisasi kemasyarakatan karena masih dipergunakan secara langsung
dalam perencanaan, pelaksanaan dan kegiatan administrasi lainnya.
2) Arsip semi aktif, yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya sudah menurun, tetapi
kadang-kadang masih diperlukan,
3) Arsip inaktif, yaitu arsip dinamis yang sudah sangat jarang digunakan.

Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna
kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah
diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik
Indonesia dan/atau lembaga kearsipan.

- Susunan Klasifikasi Arsip Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia disusun
berdasarkan:

Klasifikasi Fasilitatif adalah klasifikasi penunjang yang berkaitan dengan pekerjaan


pengorganisasian, prosedur dan kebijakan instansi, kerumahtanggaan, perencanaan,
keuangan, kepegawaian, serta pekerjaan administrasi internal instansi

Klasifikasi Subtantif adalah klasifikasi yang berkaitan dengan fungsi dan tugas sesuai
maksud dan tujuan instansi yang secara operasional mempunyai kepentingan bagi
kehidupan kemasyarakatan

Retensi Arsip adalah jangka waktu penyimpanan yang wajib dilakukan terhadap suatu jenis
arsip. Sedangkan jadwal retensi adalah daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh
sekolompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan

Jadwal retensi arsip (JRA) adalah suatu daftar yang berisi tentang kebijakan jangka
penyimpanan arsip serta penetapan simpan permanen dan musnah.

Pertanyaan :
Masalah kearsipan masih kurang mendapat perhatian terlebih dalam hal penyimpanan
arsip yang menimbulkan permasalahan saat arsip nantinya dibutuhkan.

Sistem kearsipan yang dikenal ada 2, sentralisasi dan desentralisasi. Dalam hal
pemeliharaan, penyimpanan dan pemusnahan sistem mana yang lebih mudah untuk
diterapkan?

Anda mungkin juga menyukai