Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS JURNAL BAB 4 DAN BAB 5

HUBUNGAN VERBAL ABUSE ORANG TUA DENGAN


KEPERCAYAAN DIRI ANAK PRASEKOLAH DI TK
MIFTAHUL ULUM DESA KALISAPU

KECAMATAN SLAWI

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Evie Riyanti (C1016014)


2. Galang Aji M (C1016016)
3. Lutfi Al Faris (C1016025)
4. M. Azky Diar R. (C1015052)
5. Nursela (C1016034)
6. Nurul Indri W (C1016035)
7. Restu Setiasih (C1016037)
8. Sulela Mutiara (C1016043)

Prodi S1 Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi
2019/2020
Judul jurnal = Hubungan Verbal Abuse Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri
Anak Prasekolah di Tk Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan
Slawi

Variabel bebas = verbal abuse orang tua

Variabel terikat = kepercayaan diri anak pra sekolah

Kekerasan Verbal atau yang dikenal dengan istilah Verbal abuse adalah
tindakan lisan yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Bentuk
dari verbal abuse tersebut biasanya bermakna melecehkan kemampuan anak,
memberikan julukan negatif kepada anak, dan memberikan kesan bahwa anak tidak
diharapkan sehingga akan memiliki dampak jangka panjang terhadap perasaan anak
(Fitriani, 2015). Keyakinan masyarakat saat ini menganggap kekerasan verbal
merupakan hal yang wajar (Sutikno, 2010). Contoh yang paling mudah panggilan
seperti “si hitam”, “si bodoh”, “si malas”, disadari atau tidak dapat menimbulkan
efek negatif pada anak ketika mendapat kekerasan verbal.

Verbal abuse atau biasanya disebut dengan emotional abuse adalah tindakan lisan
atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Wujud
konkret kekerasan atau pelanggaran jenis ini adalah penyalahgunaan kepercayaan,
penggunaan kata-kata kasar, mempermalukan orang didepan orang lain atau di depan
umum, melontarkan ancaman dengan kata-kata (Suyanto, 2013).

Menurut Khayyirah (2013), kepercayaan diri anak adalah keyakinan untuk dapat
menaklukan rasa takut menghadapi berbagai situasi. Seseorang yang memiliki
kepercayaan diri biasanya menganggap bahwa dirinya mampu melakukan segala sesuatu
yang dihadapinya dengan kemampuan yang dimilik serta merupakan salah satu ciri
kepribadian yang mengandung arti keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri.
Pentingnya percaya diri bagi kehidupan anak, anak yang percaya diri dapat
menyelesaikan tugas tersebut, memiliki keberanian serta kemampuan untuk
meningkatkan prestasinya sendiri, akan percaya oleh orang lain, dan akan tumbuh dalam
pengalaman dan kemampuan sehingga menjadi pribadi yang sehat dan mandiri.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian
ini disajikan dengan angka-angka yang menggunakan desain penelitian korelasional
dengan pendekatan cross sectional, karena waktu pengkuran variabel independen verbal
abuse orang tua dan variabel dependen kepercayaan diri pada anak usia prasekolah
dilakukan dalam satu waktu yang bersamaan. Desain korelasional ini dipilih untuk
menentukan hubungan verbal abuse orang tua dengan kepercayaan diri pada anak usia
pra sekolah.

alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa
kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama yaitu
kuisioner verbal abuse orang tua dan bagian kedua yaitu kepercayaan diri anak
prasekolah. Kuesioner verbal abuse orang tua terdiri dari 27 item pernyataan
dengan pilihan jawaban menggunakan skala likert dalam pernyataan favourable
(selalu = 4, sering = 3, Kadang-Kadang= 2, Tidak Pernah= 1) dan nilai sebaliknya untuk
pernyataan unfavourable (selalu = 1, sering = 2, Kadang-Kadang= 3, Tidak Pernah= 4).
Peneliti membagi hasil ukur menjadi 2 yaitu verbal abuse dan tidak verbal abuse, untuk
skor tingkat tidak verbal abuse jika skor 32-64 dan verbal abuse jika skor 65-128.

Bagian kedua adalah kuesioner kepercayaan diri anak pra sekolah dengan 24
pernyataan yang masing-masing jawaban “Ya” dan “Tidak”. Skala yang di gunakan
dalam kuesioner ini adalah skala Gutman 2 skala yaitu Ya= 2, Tidak=1 untuk pernyataan
unfavourable dan nilai sebaliknya untuk pernyataan favourable Ya=1, Tidak=2. Untuk
skor tingkat kurang kepercayaan diri jika skor 23-35 dan kepercayaan diri jika skor 36-
46.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 4 -6 tahun di
TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi berjumlah 35 orang.

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling,
dengan mempertimbagkan kriteria inklusi dan ekslusi.
Kuestioner penelitian
Verbal Abuse

SL : Selalu, Jika anda selalu melakukan 7 kali dalam seminggu (setiap hari)
SR : Sering, Jika anda sering melakukan 4-6 kali dalam seminggu

KD : Kadang-kadang, Jika anda melakukan 1-3 kali dalam seminggu

TP : Tidak pernah, Jika anda tidak pernah melakukannya

Apa yang Anda katakan Kepada Anak

No Pernyataan SL SR KD TP
PENGABAIAN
1 Menanyakan hasil belajar ketika anak
pulang

2 Sekolah
Memberi pengertian anak ketika
keinginannya
tidak dituruti contohnya nanti adek nabung
3 Menanggapi dengan
dulu ya buat beli baik
mainan itu jika anak
sedang
4 Mengatakan “sibuk” saat anak minta
diajarkan
5 Mengatakan “nanti dulu” ketika anak
akan
6 Menjawab panggilan anak dengan baik
7 Memarahi anak ketika anak meminta
bantuan
contohnya ibu lagi sibuk nih, jangan
8 Mengatakan
ganggu dulu “dek, minta tolong ya”
ketika
9 Mengatakan “Terima Kasih” pada anak
ketika
10 Menjawab panggilan anak dengan
kalimat

11 Menghiraukan saat anak berbicara tidak


jelas
contohnya kamu bicaranya yang jelas, ibu
12 Mengingkari
lagi repot nih janji yang sudah
disepakati
No Pernyataan SL SR KD TP
MENGINTIMIDASI
13 Menggertak anak ketika meminta
sesuatu
contohnya kamu mintanya gausah
14 Menyalahkan anak ketika sedang
terjadi
15 Membujuk anak untuk makan
menggunakan
16 Mengatakan kalimat dukungan positif
seperti
contohnya ibu bangga punya anak
17 Menenangkan
seperti kamu pada saat anak
melakukan
kesalahan contohnya tidak apa-apa dek,
18 Memanggil anak dengan cara
“berteriak”
19 Memanggil anak dengan nama asli
atau

20 Mengancam anak ketika tidak nurut


21 Melarang anak untuk tidak melakukan
kegiatan
22 Menggertak anak contohnya
menggunakan
MEMPERMALUKAN ANAK
23 Memotivasi anak ketika belum
berhasil
24 Membandingkan anak dengan anak yang
lain

25 Memanggil nama anak dengan panggilan


kasar
26 Memberikan penghargaan pujian pada
saat
27 Menunjukkan rasa sayang dengan
memberikan
28 Merendahkan anak saat tidak bisa
melakukan
29 Mengatakan kebiasaan baik anak di
depan
30 Memarahi anak di depan umum ketika
berbuat
31 Merendahkan anak meski bercanda
contohnya
32 Mengatakan kebiasaan buruk anak di
depan
KEPERCAYAAN DIRI

Ya : Jika melakukannya

Tidak : Jika tidak melakukannya

Apa yang Anak Saya Lakukan

No. Pernyataan Ya Tidak


OPTIMIS
1 Penuh semangat dalam melakukan kegiatan di sekolahnya
seperti
2 Tegap ketika berjalan
3 Mampu mengikuti kegiatan di kelas sampai selesai
4 Mengalami demam panggung di saat-saat tertentu, misalnya
saat
5 Marah ketika gagal melakukan tugas dari guru
6 Mampu mengungkapkan pendapatnya kepada orang lain
7 Mudah menyerah dalam mencapai sesuatu yang diinginkan
MANDIRI
8 Melakukan sesuatu dengan bantuan orang lain
9 Diam ketia bertemu teman di jalan
10 Menunduk ketika guru bertanya
11 Berani tampil di depan kelas
12 Bangga terhadap hasil karyanya sendiri
13 Mampu memakai baju sendiri
14 Susah berbaur dengan lingkungan
15 Masih ingin didampingi saat sekolah
TOLERANSI
16 Menghindari kontak mata (menunduk ) ketika ditanya oleh orang
17 lain
Mampu menghargai ketika bertemu orang yang lebih tua
18 Menjawab secukupnya bila ditanya, seperti: “ya” atau “tidak”,
19 Mengangguk atau menggelengkan kepala ketika ditanya orang lain
20 Malu meminta pertolongan kepada temannya
21 Membantu teman yang sedang kesusahan
22 Murah senyum kepada orang lain
23 Mampu memaafkan kesalahan orang lain
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Verbal Abuse Orang


Tua

Uji statistik Verbal Abuse Orang Tua di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu
Kecamatan Slawi Tahun 2019, penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi orang tua berdasarkan verbal abuse di TK


Miftahul

Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun 2019


(n=35)

Verbal Abuse Frekuesni (n) Persentase (%)


Verbal Abuse 26 74,3
Tidak Verbal Abuse 9 25,7

Total 35 100 %

Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa mayoritas orangtua melakukan verbal abuse
yang berjumlah 26 responden (74,3) bentuk verbal abuse yang sering dilakukan
oleh orangtua yaitu pengabaian sejumlah 9 respoden, intimidasi 10 responden, dan
mempermalukan anak sejumlah 7 respoden. Bentuk yang ditunjukan seperti selalu
mengatakan nanti dulu, sibuk saat anak minta diajarkan sesuatu, mengancam anak
ketika tidak mau mandi, menggertak anak untuk diam ya!, dan membanding-
bandingkan dengan anak yang lain.

4.1.2 Kepercayan Diri Anak Prasekolah

Uji statistik Kepercayan Diri Anak Prasekolah di TK Miftahul Ulum Desa


Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun 2019, penelitian ini disajikan dalam tabel
sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi frekuensi kepercayan diri anak
prasekolah di TK Miftahul

Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun 2019, (n=35)

Kepercayaan Diri Frekuensi (n) Persentase %


Percaya Diri 8 22,9
Kurang Percaya Diri 27 77,1

Total 35 100
32
Dari tabel 4.2 hasil analisa kepercayan diri anak prasekolah dari 35 orang tua yang
mempunyai anak di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi lebih
dominan anak yang mengalami kurang kepercayaan diri yaitu sebanyak 27
responden (77,1%). Kurang percaya diri yang ditunjukan oleh anak seperti tidak
mau mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas, tidak mau meminta pertolongan atau
bertanya pada orang yang belum dikenal dengan baik, mengalami demam
panggung, misalnya saat diminta maju ke depan kelas, sulit berbaur dengan
lingkungan.

4.1.3 Uji Normalitas Data

Untuk dilakukan uji chi square diperlukan beberapa asumsi yang harus terpenuhi
diantaranya data frekuensi dan kategorik, serta dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov telah dilakukan sebagai syarat
untuk dilakukan uji chi square. Hasil uji normalitas pada data karakteristik
responden (usia dan pendidikan), tingkat stres orangtua, verbal abuse didapatkan p
value 0,000<0,05, yang berarti hasil data berdistribusi tidak normal. Sehingga
distribusi data tersebut di Analisa dengan uji chi square.

4.1.4 Hubungan Verbal Abuse Orang Tua Dengan Kepercayan Diri


Anak

Prasekolah

Untuk mengetahui verbal abuse orang tua dengan kepercayan diri anak prasekolah
di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun 2019, adalah seperti
pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hubungan verbal abuse orang tua dengan kepercayan diri anak
prasekolah di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun
2019

(n=35).

Kepercayaan Diri
Kepercayaan Kepercayaan P value
Diri
Verbal Diri
Kurang
abuse
N % N %
Verbal abuse 26 66,0 0 00,0
Tidak Verbal abuse 1 11,1 8 22,9 .001
TOTAL 27 77,1 8 22,9
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan hasil analisis hubungan antara verbal
abuse orang tua dengan kepercayan diri anak prasekolah di TK Miftahul Ulum
Desa Kalisapu Kecamatan Slawi, dari 35 responden didominasi oleh orang tua
yang melakukan verbal abuse sebanyak 26 responden, Hasil uji chi square
diperoleh nilai p value 0,000<0,05 yang berati Ho di tolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan yang signifikan antara verbal abuse orang tua dengan
kepercayan diri anak prasekolah di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan
Slawi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Verbal Abuse Orang


Tua

Dari tabel 4.1 berdasarkan hasil penelitian tentang Verbal Abuse Orang Tua di TK
Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun 2019 mayoritas orang tua
yang melakukan verbal abuse sebanyak 26 anak (74,3%) dari 35 responden.

Sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Munawati (2011) tentang


hubungan verbal abuse dengan perkembangan kognitif pada anak usia
prasekolah di RW 04 kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Depok tahun 2011 dengan
subjek 98 responden orangtua yang memiliki anak usia prasekolah menunjukan
adanya tindakan verbal abuse.

Verbal abuse atau biasanya disebut dengan emotional abuse adalah tindakan lisan
atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Wujud
konkret kekerasan atau pelanggaran jenis ini adalah penyalahgunaan kepercayaan,
penggunaan kata-kata kasar, mempermalukan orang didepan orang lain atau di
depan umum, mengintimidasi, melontarkan ancaman dengan kata-kata
(Suyanto,

2013).

Menurut penelitian Yulisetyaningrum dan Suwarto (2018) Faktor yang


mempengaruhi orang tua melakukan verbal abuse salah satunya adalah
pengetahuan orang tua. Pengetahuan orang tua tentang verbal abuse berpengaruh
pada perilaku orang tua untuk melakukan verbal abuse pada anaknya.

Pengetahuan merupakan faktor yang berasal dari dalam (intern) yang


mempengaruhi perilaku orang tua. Orang tua yang tidak mengetahui atau
mengenal sedikit informasi mengenai perkembangan anak, serta kurangnya
pengetahuan orang tua khususnya tentang verbal abuse mempengaruhi
terjadinya kekerasan verbal pada anak (Harianti & Siregar 2014).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa


mayoritas orang tua melakukan verbal abuse yang berjumlah 26 responden (74,3)
bentuk verbal abuse yang sering dilakukan oleh orangtua yaitu mempermalukan
anak sejumlah 7,pengabaian 9, dan intimidasi 10. Didapatkan bahwa orang tua
yang melakukan verbal abuse pada anaknya terjadi ketika orang tua mempunyai
pengetahuan kurang dalam mendidik anak, orang tua terlalu memaksakan
keinginan anak agar dapat melakukan sesuai yang orang tua harapkan tanpa
melihat kemampuan anak, hal ini yang membuat orang tua tidak segan-segan
melakukan tindakan verbal abuse seperti mengabaikan, mengintimidasi, dan
mempermalukan anak. Berdasarkan kuisioner pada penelitian ini, bahwa rata-rata
orang tua sering melakukan verbal abuse seperti sering mengabaikan anak,
memanggil anak dengan nama yang tidak semestinya, dan jarang mengucapkan
hal positif kepada anak. Rata-rata orangtua pernah bahkan sering berteriak pada
anak, mengancam anak, mengabaikan anak, dan mempermalukan anak.

4.2.2 Kepercayan Diri Anak


Prasekolah

Dari tabel 4.2 berdasarkan hasil penelitian tentang kepercayan diri anak
prasekolah di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun 2019
didapatkan kurang percaya diri pada anak prasekolah sebanyak 27 anak (77,1%)
dari 35 responden.

Sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Atik, dkk (2013) mengenai pola
asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak prasekolah, hasil menunjukan dari
40 responden, sebanyak 39 anak (97,5%) memiliki kurang percaya diri.

Menurut Madya (2011) kurang percaya diri adalah keyakinan pada diri yang
menganggap diri sendiri tidak memiliki kemampuan yang berarti atau kurang
berharga. Faktor penyebab kepercayaan diri pada anak prasekolah menurut
Ghufron dan Rini (2011) salah satunya adalah faktor komunikasi.

Menurut Ghufron dan Rini (2011) faktor komunikasi merupakan faktor yang
sangat berpengaruh pada kepercayaan diri anak, banyak orang tua yang
menggunakan cara komunikasi yang kurang tepat, salah satunya adalah cara
komunikasi orangtua dalam mendidik anak yang menaruh harapan yang terlalu
besar terhadap anaknya, tanpa disesuaikan dengan kemampuan anak itu sendiri.
Akibatnya orang tua sering menggunakan komunikasi yang mengandung
kekerasan verbal.

Menurut Rahayu (2011) dampak kurangnya percaya diri pada anak antara lain:
anak bisa mengalami kegagalan, anak cenderung selalu mengeluh, mudah
putus asa, anak selalu merasa gelisah anak yang memiliki kepercayaan diri
rendah akan merasa kesulitan dalam proses belajar. Rendahnya kepercayaan diri
anak tidak hanya muncul ketika anak berada di sekolah saja tetapi, ketika berada di
lingkungan keluarga mereka juga menunjukkan hal serupa, seperti tidak mau
mengerjakan tugas di rumah, bersikap manja, merasa takut berinteraksi dengan
orang lain, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa anak
mengalami kepercayaan diri rendah sebanyak 27 responden (77,1%) yang
ditunjukan dengan tidak toleransi sebanyak 6, tidak mandiri sebanyak 10 anak, dan
tidak optimis sebanyak 11 anak. Hal ini menunjukan bahwa sebagian dari
anak tidak melakukan kegiatan dengan optimis, toleransi, dan mandiri. Optimis
berarti yakin dalam melakukan, mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan
tanpa meminta atau tergantung pada orang lain, dan toleransi adalah suatu sikap
saling menghormati serta menghargai antar kelompok maupun individu.
Beberapa orangtua mengatakan anaknya kurang berani bertanya pada temannya
ketika tidak tahu, takut salah dengan jawaban sendiri, tidak berani maju di depan
kelas. Faktor yang menyebabkan kepercayaan diri rendah salah satunya faktor
dari komunikasi orangtua.

Komunikasi orang tua sangatlah berpengaruh kepada anak, ketika orang tua
menyampaikan komunikasi yang mengandung verbal abuse yang akan
memberikan kesan bahwa anak tidak diharapkan sehingga akan memiliki dampak
jangka panjang terhadap perasaan anak. Berdasarkan hasil kuisioner pada
penelitian ini, bahwa rata- rata anak sering menunjukan kepercayaan diri rendah
seperti marah ketika gagal melakukan tugas dari guru, susah berbaur dengan
lingkungan, masih ingin didampingi saat sekolah, malu meminta pertolongan
kepada temannya.

4.2.3 Uji Normalitas Data

Untuk dilakukan uji chi square diperlukan beberapa asumsi yang harus terpenuhi
diantaranya data frekuensi dan kategorik, serta dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov telah dilakukan sebagai syarat
untuk dilakukan uji chi square. Hasil uji normalitas pada data verbal abuse orang
tua dengan kepercayaan diri anak prasekolah didapatkan p value 0,000<0,05, yang
berarti hasil data berdistribusi tidak normal. Sehingga distribusi data tersebut di
Analisa dengan uji chi square.

4.2.4 Hubungan Verbal Abuse Orang Tua Dengan Kepercayan Diri


Anak

Prasekolah

Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian yang dilakukan pada verbal abuse orang tua
dengan kepercayaan diri anak prasekolah di TK Miftahul Ulum Desa
Kalisapu Kecamatan Slawi menunjukan bahwa mayoritas orang tua masih
melakukan verbal abuse dan mayoritas anak mengalami kepercayaan diri rendah
dan berdasarkan uji statistik dengan mengunakan uji Chi Square diperoleh hasil p
value sebesar 0,000< 0,05. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara verbal abuse orang tua dengan kepercayaan diri
anak prasekolah. Sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Ninda (2014)
didapatkan hasil bahwa ada hubungan verbal abuse orang tua dengan kepercayaan
diri anak, dalam penelitianya anak yang mendapatkan kekerasan verbal di dalam
lingungannya, akan mengalami situasi yang tidak nyaman berada di dalam
lingkungan tersebut.

Anak akan merasa rendah diri dan merasa tidak di terima oleh orang tuanya.
Ketika anak memiliki harga diri yang rendah, maka kepercayaan diri anak akan
berkurang.

Menurut Ghufron & Rini (2011) Faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri
anak adalah lingungan, harga diri, peran orang tua, dan komunikasi orang tua.
Faktor komunikasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kepercayaan
diri anak, banyak orang tua yang menggunakan cara komunikasi yang kurang
tepat pada anak usia 4-6 tahun salah satunya adalah cara komunikasi orangtua
dalam mendidik anak yang mengandung kekerasan verbal abuse (McKay,
Fanning, Davis, 2009).

Anak yang mendapatkan kekerasan verbal di dalam keluarganya akan mengalami


situasi yang tidak nyaman berada di dalam lingkungannya tersebut, sehingga anak
akan mengalami harga diri yang rendah. Anak yang memiliki harga diri rendah
maka akan memiliki kepercayaan diri yang kurang (Ghufron dan Rini, 2011).

Dampak jangka panjang dari verbal abuse yang dialami anak-anak sesungguhnya
akan menjadi mimpi buruk yang tidak pernah hilang dari benak anak yang
menjadi korban (Suyanto, 2013). Verbal abuse sangat berpengaruh pada anak
terutama perkembangan psikososial, berikut merupakan dampak-dampak akibat
yang ditimbulkan dari verbal abuse pada anak diantaranya yaitu masalah
perkembangan anak baik secara fisik maupun mental, anak akan menarik diri dari
lingkungan rumah, merasa tidak aman dan tidak ada kenyamanan berada dirumah
(Sunarto,2009). Akibat lainnya yaitu meningkatnya rasa tidak berdaya dan
menurunnya rasa percaya diri (Susilowati, 2008).

Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan verbal abuse orang tua dengan
kepercayaan diri anak prasekolah. Pada kenyataannya masih banyak yang dapat
memicu kepercayaan diri pada anak prasekolah seperti faktor komunikasi orang
tua yang mengandung verbal abuse. Orang tua yang menggunakan komuikasi
verbal abuse akan memicu anak mengalami kurang kepercayaan diri karena
komunikasi orang tua sangatlah berpengaruh kepada anak.

Berdasaran hasil penelitian di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi


Tahun 2019 masih terjadi orang tua yang melakukan verbal asbuse kepada
anaknya, bentuk yang sering terjadi adalah dalam bentuk intimidasi yang
disebabkan oleh salah satu faktor lingkungan yaitu peran orang tua ketika orang
tua dalam mendidik anak sering menggunakan komunikasi yang mengandung
verbal abuse yang meliputi pengabaian, mengintimidasi, dan mempermalukan
anak dan dilakukan secara terus menerus maka akan memberikan dampak yang
kurang baik terhadap psiologis anak yang akan mempengaruhi harga diri anak
tersebut, sehingga anak akan muncul rasa cemas, takut, malu, dan akan
memberikan kesan bahwa anak tidak diharapkan sehingga akan memiliki dampak
jangka panjang terhadap perasaan anak yang menyebabkan anak cenderung
memiliki rasa kurang percaya diri.

4.3 Keterbatasan
Penelitian

Peneliti telah melakukan berbagai upaya dalam pelaksanaan untuk


memperoleh hasil yang optimal. Namun pada penelitian ini masih memiliki
beberapa keterbatasan yaitu

4.3.1 Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya didasarkan hasil isian
kuesioner sehingga memungkinkan adanya responden yang lupa dengan kejadian
yang pernah dilakukannya di masa lalu. Disaranan untuk penelitian selanjutnya
dapat menggunakan alat ukur observasi untuk melihat kejadian secara nyata.

4.3.2 Penelitian ini masih menggunakan jumlah populasi yang


terbatas.
40
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan maka dapat disimpulkan sebagai


berikut :

1.2.1 Orang tua di Tk Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi sebagian
besar menggunakan Verbal abuse

1.2.2 Anak TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi sebagian besar
mengalami Kurang Kepercayaan diri.

1.2.3 Ada hubungan yang signifikan antara Verbal abuse orangtua dengan
Kepercayaan diri anak pra sekolah di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu
Kecamatan Slawi Tahun 2019 dengan p value 0,001

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang terangkum pada kesimpulan


diatas, maka dapat disimpulkan beberapa saran sebagai berikut

5.2.1 Dengan dilakukanya penelitian ini diharapkan orang tua meningkatkan


pengetahuannya dalam mendidik anak agar tidak mengalami kejadian verbal
abuse khususnya dalam bentuk intimidasi kepada anak

5.2.2 Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana dan menambah informasi bagi
institusi untuk meningkatkan pemahaman tentang Verbal abuse orang tua dengan
kepercayaan diri anak pra sekolah.

5.2.3 Hasil penelitian ini dapat menambah bahan materi perkuliahan dalam
melakukan pendidikan kesehatan agar orang tua tidak melakukan verbal
abuse

seperti pengabaian, mengintimidasi, dan mempermalukan


anak.

5.2.4 Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian serupa hendaknya


memperhatikan metode penelitian yang digunakan. Penelitian ini dalam
pengumpulan data hanya menggunakan kuesioner yang diisi oleh orang tua, untuk
itu peneliti selanjutnya diharapkan menambah pengumpulan data dengan
menggunakan metode observasi sehingga akan memberikan gambaran yang lebih
luas tentang kepercayaan diri yang terjadi pada anak dan verbal abuse orangtua.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Eti.(2019). Hubungan Verbal Abuse Orang Tua Dengan Kepercayaan


Diri Anak Prasekolah Di Tk Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan
Slawi. STIKES Bhamada: Slawi.

Anda mungkin juga menyukai