KECAMATAN SLAWI
Kekerasan Verbal atau yang dikenal dengan istilah Verbal abuse adalah
tindakan lisan yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Bentuk
dari verbal abuse tersebut biasanya bermakna melecehkan kemampuan anak,
memberikan julukan negatif kepada anak, dan memberikan kesan bahwa anak tidak
diharapkan sehingga akan memiliki dampak jangka panjang terhadap perasaan anak
(Fitriani, 2015). Keyakinan masyarakat saat ini menganggap kekerasan verbal
merupakan hal yang wajar (Sutikno, 2010). Contoh yang paling mudah panggilan
seperti “si hitam”, “si bodoh”, “si malas”, disadari atau tidak dapat menimbulkan
efek negatif pada anak ketika mendapat kekerasan verbal.
Verbal abuse atau biasanya disebut dengan emotional abuse adalah tindakan lisan
atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Wujud
konkret kekerasan atau pelanggaran jenis ini adalah penyalahgunaan kepercayaan,
penggunaan kata-kata kasar, mempermalukan orang didepan orang lain atau di depan
umum, melontarkan ancaman dengan kata-kata (Suyanto, 2013).
Menurut Khayyirah (2013), kepercayaan diri anak adalah keyakinan untuk dapat
menaklukan rasa takut menghadapi berbagai situasi. Seseorang yang memiliki
kepercayaan diri biasanya menganggap bahwa dirinya mampu melakukan segala sesuatu
yang dihadapinya dengan kemampuan yang dimilik serta merupakan salah satu ciri
kepribadian yang mengandung arti keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri.
Pentingnya percaya diri bagi kehidupan anak, anak yang percaya diri dapat
menyelesaikan tugas tersebut, memiliki keberanian serta kemampuan untuk
meningkatkan prestasinya sendiri, akan percaya oleh orang lain, dan akan tumbuh dalam
pengalaman dan kemampuan sehingga menjadi pribadi yang sehat dan mandiri.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian
ini disajikan dengan angka-angka yang menggunakan desain penelitian korelasional
dengan pendekatan cross sectional, karena waktu pengkuran variabel independen verbal
abuse orang tua dan variabel dependen kepercayaan diri pada anak usia prasekolah
dilakukan dalam satu waktu yang bersamaan. Desain korelasional ini dipilih untuk
menentukan hubungan verbal abuse orang tua dengan kepercayaan diri pada anak usia
pra sekolah.
alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa
kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama yaitu
kuisioner verbal abuse orang tua dan bagian kedua yaitu kepercayaan diri anak
prasekolah. Kuesioner verbal abuse orang tua terdiri dari 27 item pernyataan
dengan pilihan jawaban menggunakan skala likert dalam pernyataan favourable
(selalu = 4, sering = 3, Kadang-Kadang= 2, Tidak Pernah= 1) dan nilai sebaliknya untuk
pernyataan unfavourable (selalu = 1, sering = 2, Kadang-Kadang= 3, Tidak Pernah= 4).
Peneliti membagi hasil ukur menjadi 2 yaitu verbal abuse dan tidak verbal abuse, untuk
skor tingkat tidak verbal abuse jika skor 32-64 dan verbal abuse jika skor 65-128.
Bagian kedua adalah kuesioner kepercayaan diri anak pra sekolah dengan 24
pernyataan yang masing-masing jawaban “Ya” dan “Tidak”. Skala yang di gunakan
dalam kuesioner ini adalah skala Gutman 2 skala yaitu Ya= 2, Tidak=1 untuk pernyataan
unfavourable dan nilai sebaliknya untuk pernyataan favourable Ya=1, Tidak=2. Untuk
skor tingkat kurang kepercayaan diri jika skor 23-35 dan kepercayaan diri jika skor 36-
46.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 4 -6 tahun di
TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi berjumlah 35 orang.
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling,
dengan mempertimbagkan kriteria inklusi dan ekslusi.
Kuestioner penelitian
Verbal Abuse
SL : Selalu, Jika anda selalu melakukan 7 kali dalam seminggu (setiap hari)
SR : Sering, Jika anda sering melakukan 4-6 kali dalam seminggu
No Pernyataan SL SR KD TP
PENGABAIAN
1 Menanyakan hasil belajar ketika anak
pulang
2 Sekolah
Memberi pengertian anak ketika
keinginannya
tidak dituruti contohnya nanti adek nabung
3 Menanggapi dengan
dulu ya buat beli baik
mainan itu jika anak
sedang
4 Mengatakan “sibuk” saat anak minta
diajarkan
5 Mengatakan “nanti dulu” ketika anak
akan
6 Menjawab panggilan anak dengan baik
7 Memarahi anak ketika anak meminta
bantuan
contohnya ibu lagi sibuk nih, jangan
8 Mengatakan
ganggu dulu “dek, minta tolong ya”
ketika
9 Mengatakan “Terima Kasih” pada anak
ketika
10 Menjawab panggilan anak dengan
kalimat
Ya : Jika melakukannya
Uji statistik Verbal Abuse Orang Tua di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu
Kecamatan Slawi Tahun 2019, penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Total 35 100 %
Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa mayoritas orangtua melakukan verbal abuse
yang berjumlah 26 responden (74,3) bentuk verbal abuse yang sering dilakukan
oleh orangtua yaitu pengabaian sejumlah 9 respoden, intimidasi 10 responden, dan
mempermalukan anak sejumlah 7 respoden. Bentuk yang ditunjukan seperti selalu
mengatakan nanti dulu, sibuk saat anak minta diajarkan sesuatu, mengancam anak
ketika tidak mau mandi, menggertak anak untuk diam ya!, dan membanding-
bandingkan dengan anak yang lain.
Total 35 100
32
Dari tabel 4.2 hasil analisa kepercayan diri anak prasekolah dari 35 orang tua yang
mempunyai anak di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi lebih
dominan anak yang mengalami kurang kepercayaan diri yaitu sebanyak 27
responden (77,1%). Kurang percaya diri yang ditunjukan oleh anak seperti tidak
mau mengikuti kegiatan-kegiatan di kelas, tidak mau meminta pertolongan atau
bertanya pada orang yang belum dikenal dengan baik, mengalami demam
panggung, misalnya saat diminta maju ke depan kelas, sulit berbaur dengan
lingkungan.
Untuk dilakukan uji chi square diperlukan beberapa asumsi yang harus terpenuhi
diantaranya data frekuensi dan kategorik, serta dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov telah dilakukan sebagai syarat
untuk dilakukan uji chi square. Hasil uji normalitas pada data karakteristik
responden (usia dan pendidikan), tingkat stres orangtua, verbal abuse didapatkan p
value 0,000<0,05, yang berarti hasil data berdistribusi tidak normal. Sehingga
distribusi data tersebut di Analisa dengan uji chi square.
Prasekolah
Untuk mengetahui verbal abuse orang tua dengan kepercayan diri anak prasekolah
di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun 2019, adalah seperti
pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Hubungan verbal abuse orang tua dengan kepercayan diri anak
prasekolah di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun
2019
(n=35).
Kepercayaan Diri
Kepercayaan Kepercayaan P value
Diri
Verbal Diri
Kurang
abuse
N % N %
Verbal abuse 26 66,0 0 00,0
Tidak Verbal abuse 1 11,1 8 22,9 .001
TOTAL 27 77,1 8 22,9
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan hasil analisis hubungan antara verbal
abuse orang tua dengan kepercayan diri anak prasekolah di TK Miftahul Ulum
Desa Kalisapu Kecamatan Slawi, dari 35 responden didominasi oleh orang tua
yang melakukan verbal abuse sebanyak 26 responden, Hasil uji chi square
diperoleh nilai p value 0,000<0,05 yang berati Ho di tolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan yang signifikan antara verbal abuse orang tua dengan
kepercayan diri anak prasekolah di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan
Slawi.
4.2 Pembahasan
Dari tabel 4.1 berdasarkan hasil penelitian tentang Verbal Abuse Orang Tua di TK
Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun 2019 mayoritas orang tua
yang melakukan verbal abuse sebanyak 26 anak (74,3%) dari 35 responden.
Verbal abuse atau biasanya disebut dengan emotional abuse adalah tindakan lisan
atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Wujud
konkret kekerasan atau pelanggaran jenis ini adalah penyalahgunaan kepercayaan,
penggunaan kata-kata kasar, mempermalukan orang didepan orang lain atau di
depan umum, mengintimidasi, melontarkan ancaman dengan kata-kata
(Suyanto,
2013).
Dari tabel 4.2 berdasarkan hasil penelitian tentang kepercayan diri anak
prasekolah di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Tahun 2019
didapatkan kurang percaya diri pada anak prasekolah sebanyak 27 anak (77,1%)
dari 35 responden.
Sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Atik, dkk (2013) mengenai pola
asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak prasekolah, hasil menunjukan dari
40 responden, sebanyak 39 anak (97,5%) memiliki kurang percaya diri.
Menurut Madya (2011) kurang percaya diri adalah keyakinan pada diri yang
menganggap diri sendiri tidak memiliki kemampuan yang berarti atau kurang
berharga. Faktor penyebab kepercayaan diri pada anak prasekolah menurut
Ghufron dan Rini (2011) salah satunya adalah faktor komunikasi.
Menurut Ghufron dan Rini (2011) faktor komunikasi merupakan faktor yang
sangat berpengaruh pada kepercayaan diri anak, banyak orang tua yang
menggunakan cara komunikasi yang kurang tepat, salah satunya adalah cara
komunikasi orangtua dalam mendidik anak yang menaruh harapan yang terlalu
besar terhadap anaknya, tanpa disesuaikan dengan kemampuan anak itu sendiri.
Akibatnya orang tua sering menggunakan komunikasi yang mengandung
kekerasan verbal.
Menurut Rahayu (2011) dampak kurangnya percaya diri pada anak antara lain:
anak bisa mengalami kegagalan, anak cenderung selalu mengeluh, mudah
putus asa, anak selalu merasa gelisah anak yang memiliki kepercayaan diri
rendah akan merasa kesulitan dalam proses belajar. Rendahnya kepercayaan diri
anak tidak hanya muncul ketika anak berada di sekolah saja tetapi, ketika berada di
lingkungan keluarga mereka juga menunjukkan hal serupa, seperti tidak mau
mengerjakan tugas di rumah, bersikap manja, merasa takut berinteraksi dengan
orang lain, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa anak
mengalami kepercayaan diri rendah sebanyak 27 responden (77,1%) yang
ditunjukan dengan tidak toleransi sebanyak 6, tidak mandiri sebanyak 10 anak, dan
tidak optimis sebanyak 11 anak. Hal ini menunjukan bahwa sebagian dari
anak tidak melakukan kegiatan dengan optimis, toleransi, dan mandiri. Optimis
berarti yakin dalam melakukan, mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan
tanpa meminta atau tergantung pada orang lain, dan toleransi adalah suatu sikap
saling menghormati serta menghargai antar kelompok maupun individu.
Beberapa orangtua mengatakan anaknya kurang berani bertanya pada temannya
ketika tidak tahu, takut salah dengan jawaban sendiri, tidak berani maju di depan
kelas. Faktor yang menyebabkan kepercayaan diri rendah salah satunya faktor
dari komunikasi orangtua.
Komunikasi orang tua sangatlah berpengaruh kepada anak, ketika orang tua
menyampaikan komunikasi yang mengandung verbal abuse yang akan
memberikan kesan bahwa anak tidak diharapkan sehingga akan memiliki dampak
jangka panjang terhadap perasaan anak. Berdasarkan hasil kuisioner pada
penelitian ini, bahwa rata- rata anak sering menunjukan kepercayaan diri rendah
seperti marah ketika gagal melakukan tugas dari guru, susah berbaur dengan
lingkungan, masih ingin didampingi saat sekolah, malu meminta pertolongan
kepada temannya.
Untuk dilakukan uji chi square diperlukan beberapa asumsi yang harus terpenuhi
diantaranya data frekuensi dan kategorik, serta dilakukan uji normalitas. Uji
normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov telah dilakukan sebagai syarat
untuk dilakukan uji chi square. Hasil uji normalitas pada data verbal abuse orang
tua dengan kepercayaan diri anak prasekolah didapatkan p value 0,000<0,05, yang
berarti hasil data berdistribusi tidak normal. Sehingga distribusi data tersebut di
Analisa dengan uji chi square.
Prasekolah
Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian yang dilakukan pada verbal abuse orang tua
dengan kepercayaan diri anak prasekolah di TK Miftahul Ulum Desa
Kalisapu Kecamatan Slawi menunjukan bahwa mayoritas orang tua masih
melakukan verbal abuse dan mayoritas anak mengalami kepercayaan diri rendah
dan berdasarkan uji statistik dengan mengunakan uji Chi Square diperoleh hasil p
value sebesar 0,000< 0,05. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara verbal abuse orang tua dengan kepercayaan diri
anak prasekolah. Sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Ninda (2014)
didapatkan hasil bahwa ada hubungan verbal abuse orang tua dengan kepercayaan
diri anak, dalam penelitianya anak yang mendapatkan kekerasan verbal di dalam
lingungannya, akan mengalami situasi yang tidak nyaman berada di dalam
lingkungan tersebut.
Anak akan merasa rendah diri dan merasa tidak di terima oleh orang tuanya.
Ketika anak memiliki harga diri yang rendah, maka kepercayaan diri anak akan
berkurang.
Menurut Ghufron & Rini (2011) Faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri
anak adalah lingungan, harga diri, peran orang tua, dan komunikasi orang tua.
Faktor komunikasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kepercayaan
diri anak, banyak orang tua yang menggunakan cara komunikasi yang kurang
tepat pada anak usia 4-6 tahun salah satunya adalah cara komunikasi orangtua
dalam mendidik anak yang mengandung kekerasan verbal abuse (McKay,
Fanning, Davis, 2009).
Dampak jangka panjang dari verbal abuse yang dialami anak-anak sesungguhnya
akan menjadi mimpi buruk yang tidak pernah hilang dari benak anak yang
menjadi korban (Suyanto, 2013). Verbal abuse sangat berpengaruh pada anak
terutama perkembangan psikososial, berikut merupakan dampak-dampak akibat
yang ditimbulkan dari verbal abuse pada anak diantaranya yaitu masalah
perkembangan anak baik secara fisik maupun mental, anak akan menarik diri dari
lingkungan rumah, merasa tidak aman dan tidak ada kenyamanan berada dirumah
(Sunarto,2009). Akibat lainnya yaitu meningkatnya rasa tidak berdaya dan
menurunnya rasa percaya diri (Susilowati, 2008).
Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan verbal abuse orang tua dengan
kepercayaan diri anak prasekolah. Pada kenyataannya masih banyak yang dapat
memicu kepercayaan diri pada anak prasekolah seperti faktor komunikasi orang
tua yang mengandung verbal abuse. Orang tua yang menggunakan komuikasi
verbal abuse akan memicu anak mengalami kurang kepercayaan diri karena
komunikasi orang tua sangatlah berpengaruh kepada anak.
4.3 Keterbatasan
Penelitian
4.3.1 Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya didasarkan hasil isian
kuesioner sehingga memungkinkan adanya responden yang lupa dengan kejadian
yang pernah dilakukannya di masa lalu. Disaranan untuk penelitian selanjutnya
dapat menggunakan alat ukur observasi untuk melihat kejadian secara nyata.
5.1 Kesimpulan
1.2.1 Orang tua di Tk Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi sebagian
besar menggunakan Verbal abuse
1.2.2 Anak TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu Kecamatan Slawi sebagian besar
mengalami Kurang Kepercayaan diri.
1.2.3 Ada hubungan yang signifikan antara Verbal abuse orangtua dengan
Kepercayaan diri anak pra sekolah di TK Miftahul Ulum Desa Kalisapu
Kecamatan Slawi Tahun 2019 dengan p value 0,001
5.2 Saran
5.2.2 Hasil penelitian ini dapat menjadi wacana dan menambah informasi bagi
institusi untuk meningkatkan pemahaman tentang Verbal abuse orang tua dengan
kepercayaan diri anak pra sekolah.
5.2.3 Hasil penelitian ini dapat menambah bahan materi perkuliahan dalam
melakukan pendidikan kesehatan agar orang tua tidak melakukan verbal
abuse