Anda di halaman 1dari 22

KONSEP KEHILANGAN DAN TAHAPAN DALAM

KEPERAWATAN SERTA SUPPORT PADA KELUARGA


YANG BERDUKA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Paliatif

Dosen Pembimbing : Suko Pranowo, M.Kep

Di susun oleh :

Kelompok 9

Nur Afifah Aini (108117032)


Sofi Andriani (108117039)
Erna Ristianti (108117021)

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

S1 KEPERAWATAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas

segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan

syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari

mata kuliah Keperawatan Keluarga dengan judul “Konsep Kehilangan Dan

Tahapan Dalam Keperawatan Serta Support Pada Keluarga Yang Berduka”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di

dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca

untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang

lebih baik lagi.Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah

ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Cilacap, 02 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH ................................................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ Error! Bookmark not defined.

A. LATAR BELAKANG ....................................................... Error! Bookmark not defined.

B. RUMUSAN MASALAH ................................................... Error! Bookmark not defined.

C. TUJUAN ............................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN ............................................................. Error! Bookmark not defined.

A. Pengertian Kehilangan dan Berduka .................................. Error! Bookmark not defined.

B. Jenis-jenis Kehilangan dan Berduka .................................. Error! Bookmark not defined.

C. Lima Kategori Kehilangan dan Berduka............................ Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ........................................................................ Error! Bookmark not defined.

B. Saran ................................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………...........Error!
Bookmark not defined.

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sepanjang daur kehidupan tidak terlepas dari situasi yang dapat
mempengaruhi respon emosi individu. Salah satu situasi yang
mempengaruhi emosi individu adalah kehilangan, baik kehilangan yang
dapat diantisipasi maupun yang tidak dapat diantisipasi. Kehilangan dan
berduka adalah hal yang esensial dan normal dalam kehidupan manusia

4
membiarkan pergi melepaskan dan terus melangkah terus terjadi ketika
individu menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangan normal dengan
mengucapkan selamat tinggal kepada orang, impian dan benda-benda yang
disayangi.
Kehilangan dan kematian adalah peristiwa dari pengalaman manusia
yang bersifat universal dan unik secar individual. Hidup adalah
serangkaian kehilangan pencapaian. Seorang anak yang mulai belajar
berjalan mencapai kemandiriannya dengan mobilitas. Seorang lansia
dengan perubahan fisual dan pendengaran mungkin kehilangan
keterandalan – dirinya. Penyakit dan perawatan di rumah sakit sering
melibatkan berbagai kehilangan.
Lahir, kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang unuiversal dan
kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam pengalaman
hidup seseorang. Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam
pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk
dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak
melibatkan emosi dari yang bersangkutan atau disekitarnya.
Dalam perkembangan masyarakat dewasa ini, proses kehilangan dan
berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang
mengalami proses ini ada keinginan untuk mencari bentuan kepada orang
lain.
Berduka dilihat sebagai suatu keadaan yang dinamis dan selalu
berubah-ubah. Duka cita tidak berbanding lurus dengan keadaan
emosi, pikiran maupun perilaku seseorang. Duka cita adalah suatu
proses yang ditandai dengan beberapa tahapan atau bagian dari
aktivitas untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu : menolak (denial),
marah (anger), tawar-menawar (bargaining), depresi (depression),
dan menerima (acceptance).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kehilangan dan Berduka?
2. Apa saja jenis-jenis Kehilangan dan Berduka?
3. Apa saja lima kategori Kehilangan dan Berduka?

5
4. Apa saja tahap-tahap Kehilangan dan Berduka?
5. Bagaimana factor-faktor yang mempengaruhi Kehilangan dan
Berduka?
6. Apa saja tipe-tipe Kehilangan dan Berduka?
7. Bagaimana dampak Kehilangan dan Berduka?
8. Apa saja tanda-tanda dan gejala Kehilangan dan Berduka?
C. Tujaun Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Kehilangan dan Berduka
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Kehilangan dan Berduka
3. Untuk mengetahui liam kategori Kehilangan dan Berduka
4. Untuk mengetahui tahap-tahap Kehilangan dan Berduka
5. Untuk mengetahui factor-faktor Kehilangan dan Berduka
6. Untuk mengetahui tipe-tipe Kehilangan dan Berduka
7. Untuk mengetahui dampak Kehilangan dan Berduka
8. Untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala Kehilangan dan Berduka

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
1. Pengertian Kehilangan
Menurut Lambert, 1985 Kehilangan adalah suatu keadaan individu
yang berpisah dengan suatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi
tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.

6
Menurut Lyus Yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007,
Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi
sebagian atau keseluruhan.
Kehilangan (Loss) adalah suatu situasi actual maupun potensial
yang dapat dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, baik sabagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu selama rentang kehidupannya. Setiap individu akan bereaksi
terhadap kehilangan. Respon terakhir terhadap kehilangan sangat
dipengaruhi oleh respon individu terhadap kehilangan sebelumnya
(Potter dan Perry, 1997)
Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa
tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak
diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak
dapat kembali.
Kehilangan terjadi apabila sesuatu atau seseorang tidak dapat lagi
di temui,diraba,didengan,diketahui,atau dialami. Tipe dari kehilangan
mempengaruhi tingkat distress. Misalnya, kehilangan benda mungkin
tidak menimbulkan distress yang sama ketika kehilangan seseorang
yang dekat dengan kita. Namun demikian setiap individu berespon
terhadap kehilangan secara berbeda. Kematian seorang anggota
keluarga mungkin menyebabkan distress lebih besar dibandingkan
kehilangan hewan peliharaan, tetapi bagi seseorang yang hidup sendiri
kematian hewan peliharaan menyebabkan distres emosional yang lebih
besar dibanding dengan sodaranya yang sudah tidak pernah ketemu
selama bertahun-tahun
2. Berduka
Berduka (Grieving) adalah reaksi emosional dari kehilangan dan
terjadi bersamaan dengan kehilangan baik karena perpisahan,
perceraian maupun kematian. Bereavement adalah keadaan berduka

7
yang ditunjukan selama individu melewati reaksi. Berduka adalah
respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,
susah tidur dall.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian
kehilangan. Dukacita adalah proses kompleks yang normal meliputi
respond an perilaku emosional, fisik,spiritual,social
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian
kehilangan. NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu
berduka diantisipasi dan berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan
pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun
yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau
ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini
masih dalam batas normal.
Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan
pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu
kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke
tipikal, abnormal, atau kesalahan/kekacauan.
B. JENIS-JENIS KEHILANGAN DAN BERDUKA
1. Actual Loos
Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain,
sama dengan individu yang mengalami kehilangan. Contohnya mobil
yang hilang, dll
2. Perceived Loss
a. Perasaan individual, tetapi menyangkut hal – hal yang tidak dapat
diraba atau dinyatakan secara jelas.
b. Kehilangan yang abstrak. Atau kehilangan yang tidak dapat dikenal
orang lain hanya diri kita yang mengetahui. Contohnya harga diri,
dl
3. Phychical Loss

8
Kehilangan fisik. Contohnya kecelakaan kaki di amputasi, dll
4. Anticipatory Loss
Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi.Individu
memperlihatkan perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu
kehilangan yang akan berlangsung. Sering terjadi pada keluarga
dengan klien (anggota) menderita sakit terminal.
Tipe dari kehilangan dipengaruhi tingkat distres. Misalnya, kehilangan
benda mungkin tidak menimbulkan distres yang sama ketika
kehilangan seseorang yang dekat dengan kita. Nanun demikian, setiap
individunberespon terhadap kehilangan secara berbeda.kematian
seorang anggota keluargamungkin menyebabkan distress lebih besar
dibandingkan kehilangan hewan peliharaan, tetapi bagi orang yang
hidup sendiri kematian hewan peliharaan menyebaabkan disters
emosional yang lebih besar dibanding saudaranya yang sudah lama
tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun. Kehilangan dapat
bersifat aktual atau dirasakan. Kehilangan yang bersifat actual dapat
dengan mudah diidentifikasi, misalnya seorang anak yang teman
bermainya pindah rumah. Kehilangan yang dirasakan kurang nyata dan
dapat di salahartikan ,seperti kehilangan kepercayaan diri atau prestise.
5. Psychologis loss
Kehilangan kejiwaan. Contohnya Putus cinta, dll
C. LIMA KATEGORI KEHILANGAN DAN BERDUKA
1. Kehilangan Objek Eksternal
Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah
menjadi using, berpindah tempat, di curi,atau rusak karena bencana
alam. Bagi seorang anak benda tersebut mungkin berupa boneka atau
selimut, begi seorang dewasa mungkin berupa perhiasan atau aksesori
pakaian. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda
yang hilang bergantung pada nilai yang dimiliki orang tersebut
terhadap benda yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda tersebut.
2. Kehilangan Lingkungan Yang Telah Dikenal

9
Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang
telah dikenal mancakup meninggalkan lingkungan yang telah dikenal
selama periode tertentu atau kepindahan secara permanen. Contohnya
termasuk ke kota baru, atau perawatan di rumah sakit. Kehilangan
melalui perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal dapat terjadi
melalui situasi maturasional, misalnya ketika seorang lansia pindah
keruang perawatan, atau situasi situasional, contohnya kehilangan
rumah akibat bencana alam atau mengalami cedera atau penyakit.
3. Kehilangan Orang Terdekat
Orang terdekat mencakup orang tua, pasangan, anak-anak, saudara
sekandung guru,pendeta, teman, tetangga, dan rekan kerja,. Artis atau
atlet yang terkenal mungkin menjadi orang terdekat bagi orang muda.
Riset telah menunjukan bahwa banyak orang menganggap hewan
peliharaan sebagai orang terdekat. Kehilangan dapat terjadi akibat
perpisahan , pindah, melarikan diri, promosi di tempat kerja, dan
kematian.
4. Kehilangan Aspek Diri
Kehilangan aspek diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologi,
atau psikologis. Kehilangan bagian tubuh dapat mencakup anggota
gerak, mata, rambut, gigi, payudara. Kehilangan fungsi fisiologis
mencakup kehilangan control kandung kemih atau usus, mobilitas,
kekuatan , atau fungsi sensoris. Kehilangan Fungsi psikologis
termasuk kehilangan ingatan, rasa humor, harga diri, percaya diri,
kekuatan, respek, atau cinta. perkembangan, atau situasi. Kehilangan
seperti ini dapat menurunkuan kesejahteraan individu,. Orang tersebut
tidak hanya mengalami kedukaan,akibat kehilangan, tetapi juga dapat
mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri.
5. Kehilangan Hidup
Doka ( 1993 ) menggambarkan respons terhadap penyakit yang
mengancam hidupke dalam 4 fase. Fase prediagnostik terjadi ketika di
ketahui ada gejala klien atau factor resiko penyakit. Fase akut berpusat
pada krisisdiagnosis. Klien dihadapkan pada serangkaian keputusan,

10
termasuk medis interpersonal, psikologis seperti halnya cara
menghadapi awal krisis penyakit. Dalam fase kronis klien bertempur
dengan penyakit dan pengobatannya, yang sering melibatkan
serangkaian krisis yang di akibatkannnya. Akhirnya terjadi pemulihan
atau fase terminal. Kadang dalam fase akut atau kronis seseorang dapat
mengalami pemulihan. Klien yang mengalami fase terminal ketika
kematian bukan lagi halnya kemungkinan,tetapi itu sudah pasti terjadi.
Pada setiap hal dari penyakit ini klien dan keluarga dihadapkan dengan
kehilangan yang beragam dan terus berubah.
D. TAHAP-TAHAP KEHILANGAN DAN BERDUKA
Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah
berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:
Danial => Anger => Bargaining => Depression => Acceptance
1. Penyangkalan (Denial)
Menyangkal adalah respons segera terhadap kehilangan baru atau
kehilangan yang mengancam.Respon fisiologis dapat mencakup
kelemahan muscular, tremor, menghela napas, ruam kulit, atau dingin
dan pucat, berkeringat banyak, anoreksia, dan
ketidaknyamananIndividu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-
apa dan dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi
kehilangan. Pernyataan seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau
“Tidak akan terjadi pada saya!” umum dilontarkan klien.
Implikasi Bidan: Dukung kebutuhan emosi tanpa memperkuat
penyangkalan. Tawarkan diri untuk tetap bersama klien, tanpa
mendiskusikan alas an perilaku atau kebutuhan untuk mengatasi,
kecuali klien mengawalinya. Tawarkan klien perawatan dasar seperti
makanan, minuman, oksigensi, kenyamanan, dan keamanan.
2. Kemarahan (Anger)
Individu mengekspresikan marah dan di tunjukan kepada keluarga.
Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih”
pada setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
lingkungan. Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah

11
sekali tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping individu
untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari
kecemasannya menghadapi kehilangan.
Implikasi Bidan: Berikan pedoman antisipasi tentang perasaan dan
intensitasnya yang mereka alami sebagai bagian dari kedukaan.
Fokuskan terutama poada kemarahan,Jangan mengambil hati
kemarahan yang dilontarkan klien. Penuhi kebutuhan yang
menyebabkan respons marah. Berikan dorongan kepada klien dan
keluarganya untuk mengekspresikan perasaan mereka
3. Penawaran (Bargaining)
Individu berkeinginan untuk melakukan apa saja untuk
menghindari kehilangan atau mengubah prognosis atau nasib.Individu
membuat penawaran dengan yang maha kuasa. Individu menerima
bentuk terapi baru.
Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang
halus atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien
sering kali mencari pendapat orang lain.
Implikasi Bidan: Beriakan informasi yang di perlukan untuk
membuat keputusan.
4. Depresi (Depression)
Realitas dan sifat katetapan dari kehilangan telah dikenali.
Kebingungan, kurang motivasi, tidak menunjukan minat, tidak
membuat keputusan, dan menangis adalah umum. Menarik diri dari
hubungan dan aktivitas sering terjadi. Individu dapat menjadi pendiam
dan tidak komunikatif. Timbul perasaan kesepian, Mulai mengenang
tentang masa lalu dan benda yang hilang. Individu kehilangan minat
dalam pena,pilan. Individu melakukan bunuh diri,atau berperilaku
tidak sehat seperti penggunaan obat secar berlebihan.Terjadi ketika
kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna kehilangan
tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya
melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.

12
Implikasi Bidan: Berikan dukungan dan empati. Dukung menangis
dengan memberikan sentuhan yang mengomunikasikan kepedulian.
Mendengarkan dengan penuh perhatian, mengkaji resiko yang
membahayakan diri dan rujuk ke tetangga professional kesehatan
mental jika di perluklan.
5. Penerimaan (Acceptance)
Individu menerima kehilangan dan kematian dan mulai
merencanakan hal tersebut. Individu dapat berbagi perasaan tentang
kehilangan. Mengenang kejadian masa lalu, Terjadi periode depresi,
waktu yang baik untuk mulai membandingkan dengan waktu buruk.
Hidup mulai menjadi stabil.
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-
Ross mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu
menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran
diri atau berputus asa.
Implikasi Keperawatan: Berikan kesempatan untuk berbagi
perasaan secara verbal, dalam bentuk tulisan, bentuk seni, atau dengan
rekaman. Biarkan dan dorong pengungkapan sesering yang klien ingin
lakukan, tunjukan penerimaan kelabilan perasaan klien, bantu dalam
mendiskusikan rencana masa mendatang
Tahapan Respon Perilaku
1. Penyangkalan ▪ Menolak
(Denial) mempercyai bahwa
kehilangan itu terjadi.
Contoh:
“Tidak,berita itu tidak
benar anak saya nanti
juga akan kembali
mungkin belum mau
pulang saja”
▪ Tidak siap
menangani masalah

13
yang berhubungan
dengan praktik atau
procedural
Contoh:
“Saya tidak apa-apa,
sakit-sakit saja, itu
dokter salah
periksanya untuk apa
saya mengikuti
anjurannya”
2. Kemarahan (Anger) ▪ Klien atau keluarga
langsung marah
Contoh :
“Jangan suka bawa
berita yang tidak
benar, kalau tidak
tahu pasti.”
“Jangan bicara, itu!”
▪ Bahkan orang
berkata
“Tuhan tidak adil”
3. Penawaran ▪ Meminta
(Bargaining) perundingan
(menawar) untuk
menghindari
kehilangan
Contoh :
“Kenapa saya
mengizinkan pergi”.
Kalau saja dia
dirumah tentu ia tidak
kena bencana itu?”

14
▪ Mengekspresikan
perasaan kesalahnnya
atau takut hukuman
atas dosa yang lalu,
kenyataan atau
kesan/imagined
Contoh:
“Kalau saja saya dulu
berobat atau control
teratur mungkin….”
4. Depresi ▪ Berkabung yang
(Depression) berlebihan
▪ Tidak dapat
melakukan apapun
▪ Bicara sesuka hati
▪ Menarik diri,
termenung
▪ Sedih, Menangis
Contoh :
“Ia. Saya tidak mau
anak saya pergi lagi”
“Makan tidak makan
kumpul saja dirumah”
“Biar saja tidak perlu
berobat nanti juga
sembuh”
“Tidak usah bawa RS,
sudah nasib saya”
5. Penerimaan ▪ Mulai menerima arti
(Acceptance) kehilangan
▪ Menurunnya
ketertarikan dengan

15
lingkungan
▪ Tidak tergantung
pada orang yang
mensupport
▪ Mulai membuat
perencanaan
Contoh :
“Ya, Allah maha
segalanya semua atas
kehendakNya”
“Hidup sehat itu
penting mencegah
lebih baik dari pada
mengobati”
“Ya akhirnya saya
harus dioprasi”
“Apa yang harus saya
lakukan supaya saya
cepat sembuh”
“Mulai sekarang saya
harus bakit kembali
dan merencanakan
masa depa”

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHILANGAN


DAN BERDUKA
1. Perkembangan
a. Anak- anak.
1) Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa
merasakan.
2) Belum menghambat perkembangan.

16
3) Bisa mengalami regresi
b. Orang Dewasa
Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang hidup,
tujuan hidup, menyiapkan diri bahwa kematian adalah hal yang
tidak bisa dihindari.
2. Keluarga.
Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresi kesedihan. Anak terbesar
biasanya menunjukan sikap kuat, tidak menunjukan sikap sedih secara
terbuka. Kebutuhan keluarga yang kehilangan membutuhkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Harapan
Perawatan yang terbaik sudah diberikan. Keyakinan bahwa mati
adalah akhir penderitaan dan kesakitan.
b. Partisipasi
Memberi perawatan. Sharing dengan staf perawatan.
c. Dukungan
Dengan dukungan seseorang bisa melewati kemarahan, kesedihan,
dan penyangkalan. Dukungan bisa digunakan sebagai koping
dengan perubahan yang terjadi.
d. Kebutuhan Spiritual
Berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Mendapatkan
kekuatan dari Tuhan.
3. Sosial Ekonomi
Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab ekonomi
keluarga, beraati kehilangan orang yang dicintai sekaligus kehilangan
secara ekonomi.Dan hal ini bisa mengganggu kelangsungan hidup.
4. Pengaruh Kultural.
Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur ‘barat’
menganggap kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya pribadi sehingga
hanya diutarakan pada keluarga, kesedihan tidak ditunjukan pada
orang lain. Kultur lain menggagap bahwa mengekspresikan kesedihan
harus dengan berteriak dan menangis keras-keras.

17
5. Agama.
Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman.
Menyadarkan bahwa kematian sudah ada dikonsep dasar agama.
Tetapi ada juga yang menyalahkan Tuhan akan kematian.
6. Penyebab Kematian
Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan
menyebabkan shock dan tahapan kehilangan yang lebih lama. Ada
yang menganggap bahwa kematian akibat kecelakaan diasosiasikan
dengan kesialan.
F. TIPE-TIPE KEHILANGAN DAN BERDUKA
Kehilangan dan berduka dibagi menjadi dua yaitu:
1. Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh oaring lain, misalnya amputasi,
kematian orang yang sangat berarti atau di cintai
2. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan,
misalnya seseorang yang berhenti bekerja/ PHK, menyebabkan
perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.
G. DAMPAK BERDUKA AK KEHILANGAN DAN
Kehilangan bisa mengakibatkan dampak dalam hidup seseorang seperti
berikut ini.
1. Pada masa anak-anak
Kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk berkembang, kadang
akan timbul regresi serta rasa takut untuk ditinggalkan atau dibiarkan
kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda
Kehilangan dapat menyebabkan disintegrasi dalam keluarga atau suatu
kehancuran keharmonisan keluarga.
3. Pada masa dewasa tua
Kehilangan khususnya kematian pasangan hidup dapat menjadi
pukulan yang sangat berat dan menghilangkan semangat hidup orang
yang ditinggalkan.

18
H. TANDA-TANDA DAN GEJALA KEHILANGAN DAN BERDUKA
1. Ungkapan Kehilangan dan Berduka
2. Menangis
3. Gangguan Tidur
4. Kehilangan nafsu makan
5. Sulit berkonsentrasi
6. Karakteristik berduka yang berkepanjangan,yaitu:
e. Mengingkari kenyataan kehilangan terjadi dalam waktu yang lama
f. Sedih berkepanjangan
g. Adanya gejala fisik yang berat
h. Keinginan untuk bunuh diri

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami
suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau
pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian
atau seluruhnya.

19
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi
dan berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan
seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional
sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.
Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan
pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu
kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal,
abnormal, atau kesalahan/kekacauan.
Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu: Aktual atau nyata dan persepsi.
Terdapat 5 katagori kehilangan, yaitu:Kehilangan seseorang seseorang
yang dicintai, kehilangan lingkungan yang sangat dikenal, kehilangan
objek eksternal, kehilangan yang ada pada diri sendiri/aspek diri, dan
kehilangan kehidupan/meninggal.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://komiteuap.files.wordpress.com/2011/05/sak-berduka-
disfungsional-ok.pdf
(diakses 23 November 2014)
http://mianurlatifah.wordpress.com/mendampingi-pasien-kritis/
(diakses 24 November 2014)

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta:


EGC

Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3.


Jakarta: ECG

Saputran, Lyndon. 2013. Keburuhan Dasar Manusia.Tangerang


Selatan:Binarupa Aksara

Eni, Ambarwati, Ratn, Tri sunarsih.2009. KDPK Kebidanan Teori dan


Aplikasi. Jogjakarta : Nuha Medika

Marrelli, M. 2000. Buku saku Dokumentasi Keperawatan Edisi 3.


Jakarta: EGC

Vaughans, W, Bennita. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta:


Rapha

21
22

Anda mungkin juga menyukai