Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Temulawak  merupakan salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai
bahan baku obat tradisional di industri jamu, industri farmasi, serta industri
makanan dan minuman. Tanaman ini terkenal khasiatnya sebagai antioksidan.
(Hadi, 1985; Agustra dan Chairul 1994; Suksamran dkk, 1994). Senyawa yang
bertanggung jawab terhadap efek farmakologis tersebut adalah kurkumin yang
merupakan kandungan utama dalam rimpang temulawak dan kunyit (Jayaprakasha
dkk, 2006)
Sejak lama masyarakat telah mengenal dan menggunakan obat-obatan
alamiah yang berasal dari tumbu-tumbuhan, hewan dan mineral. Mereka meramu
dan meraciknya sendiri atas dasar pengalaman yang diwariskan secara turun-
temurun oleh generasi sebelumnya(Dalimartha, 2007)
Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai tanaman obat, diantaranya
memiliki efek farmakologis sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor),
meningkatkan nafsu makan, anti radang, memperlancar pengeluaran empedu
(kolagogum), dan mengatasi gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, dan
disentri (Wijaya kusuma, 2007). Namun mekanisme kerja temulawak dalam
mengatasi diare sampai saat ini belum diketahui.
Melihat tingginya pemanfaatan temulawak dalam kehidupan sehari-hari
yang berfungsi sebagai jamu untuk obat bisul.

Gejala utama pada bisul adalah munculnya benjolan merah pada kulit. Pada tahap
awal, ukuran bisul biasanya kecil dan kemudian disertai dengan:
 Kulit di sekitar benjolan memerah, bengkak, dan terasa hangat jika disentuh.
Ini mengindikasikan bahwa infeksi telah menyebar ke kulit sekelilingnya.
 Benjolan bertambah besar dan berisi nanah.
 Terbentuk titik putih di bagian puncak benjolan.

B.     Rumusan Masalah


1.      Bagaimana deskripsi tanaman temulawak ?
2.      Bagaimana klasifikasi tanaman temulawak ?
3.      Apa saja kandungan kimia dari tanaman temulawak ?
4.      Apa saja khasiat dari tanaman temulawak ?
5.      Apa bukti ilmiah dari tanaman temulawak ?
6.      Bagaimana resep tanaman temulawak ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui deskripsi tanaman temulawak
2.      Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi tanamaan temulawak
3.      Untuk mengetahui kandungan kimia dari temulawak
4.      Untuk mengetahui khasiat dari tanaman temulawak
5.      Untuk mengetahui bukti ilmiah dari tanaman temulawak
6.      Untuk mengetahui resep tanaman temulawak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian penyakit bisul

Bisul adalah tonjolan yang berisi nanah akibat dari infeksi bakteri yang
menyebabkan inflamasi pada folikel rambut atau jaringan subkutan dan
sekitarnya. Bentuknya bulat, terasa nyeri, batas jelas dan ada nanah pada bagian
tengahnya.
Bakteri Staphylococcus aureus pada awalnyaa menginfeksi melalui luka
atau goresan pada kulit Setelah bakteri masuk ke kulit kemudian menarik sel
PMN (Polimorphonuclear Neutrophilic Leucocite) ke arah terjadinya infeksi
sebagai respon pertahanan sel host karena adanya peptidoglikan, sitokin, TNF
(Tumor Necrosis Factor) dan IL (Interleukin) dari sel endotel dan makrofag yang
teraktivasi akibat infeksi bakteri dan menyebabkan pus (nanah) pada bisul.
Faktor-faktor penyebab bisul:
a. Iritasi Kulit
b. Kebersihan Kulit yang Kurang Terjaga
c. Aktivitas bakteri Staphylococcus aureus
d. Daya tahan tubuh menurun
e. Pola makan yang kurang sehat

B. Deskripsi Tanaman
a. Temulawak
Temulawak  (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satu bahan baku
obat tradisional yang banyak tersebar di Indonesia dan telah banyak di
budidayakan oleh masyarakat. Rimpang temulawak digunakan dalam pembuatan
jamu secara tradisional di Indonesia karena temulawak dipercaya mempunya
manfaat yang sangat besar.
Melihat tingginya pemanfaatan temulawak dalam kehidupan sehari-hari
yang berfungsi sebagai jamu untuk obat bisul.
Manfaat Tanaman Temulawak
Khasiat tanaman temulawak adalah sebagai anti sembelit, acnevulgaris, anti
inflamasi dan anti hepatotoksik, laktagoga, kolagoga, tonikum, diuretik, fungistatik
dan bakteriostatik. Kandungan adas hitam juga membantu mengeluarkan angin,
dan mendorong pengeluaran air seni.

b. Asam kawak / Asam jawa

Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya; biasa digunakan sebagai
campuran bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam
dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang pada kuah pempek.Wikipedia

 Kandungan Kimia pada herbal asam jawa adalah sbb :

Kulit biji tumbuhan ini mengandung phlobatannin sekitar 35 persen sedangkan biji
mengandung pati dan albuminoid (protein yang larut dalam air).

Buahnya mengandung senyawa kimia antara lain:  Asam tartrat, asam malat, asam
sitrat, asam suksinat, asam asetat, pektin, dan gula invert. Kandungan asam inilah
yang membuat asam jawa berguna untuk dijadikan sebagai obat pencahar (cuci
perut)
Daunnya mengandung flavonoid. Kandungan ini menyebabkan asam jawa dapat
berfungsi sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri, peluruh keringat, dan obat
urus-urus.

Bagian tubuh yang paling sering terkena bisul adalah wajah, leher, ketiak, bahu,
bokong, dan paha. Ini terjadi karena bagian-bagian tersebut sering mengalami
gesekan dan berkeringat. Selain itu, bisul juga bisa tumbuh pada kelopak mata.
Kondisi inilah yang biasanya kita kenal dengan istilah bintitan.

 Berikut adalah beberapa resep tradisional yang menggunakan asam jawa :

Asam Jawa

1. Demam (habis bersalin) :     Ambil asam kawak 2 ruas ibu jari Air mendidih
100 ml.Kemudian masukkan buah asam yang telah dibersihkan tersebut masukkan
kedalam air dan didihkan. Minum air asam tersebut 1 x sehari selama 3 hari.

2. Eksim :    Ambil asam kawak 1 ruas ibu jari Rimpang Temulawak 4 keping Air
110 ml. Iris kecil-kecil untuk semua bahan kemudian rebus sampai matang. Minum
air tersebut 1 x sehari 100 ml, selama 14 hari.

3. Rematik    : Ambil daun asam muda 5 lembar Kunyit 1 ruas. Giling semua
bahan setelah halus kemudian kompreskan pada bagian yang sakit.

4. Bisul :   Ambil daging buah asam yang matang dan berwarna hitam Garam
secukupnya Minyak kelapa secukupnya, lumatkan buah asam kemudian campur
dengan minyak dan garam. Kemudian tempelkan lumatan tersebut pada bisul.
c. Gula jawa
Gula jawa adalah gula yang dibuat dari pohon palma. Gula jawa berwarna
kekuningan atau kecokelatan dengan rasa manis nira kelapa. Disebut gula jawa
karena banyak dibuat oleh para pengrajin yang kebanyakan dari pulau Jawa, dan
dibentuk menjadi setengah lingkaran, batok,  atau tabung, seperti yang sudah biasa
Anda lihat.
Gula jawa merupakan salah satu jenis dari gula merah. Gula ini terbuat dari
jenis pohon kelapa palma (dalam bahasa Inggris disebut palm sugar) yang disadap
getahnya dari kuncup bunga pohon kelapa tersebut. Setelah getah didapat, cairan
tersebut dimasak hingga mengental lalu dicetak ke dalam batok kelapa atau
cetakan kecil bentuk bulat.  
Gula jawa dikenal sebagai gula alami karena pengolahannya yang masih
dibuat secara tradisional (khususnya di Indonesia) tanpa campuran bahan kimia di
dalamnya.

 Gizi yang terkandung dalam gula jawa

Gula jawa tak bisa jadi sumber gizi yang utama bagi tubuh. Tetapi,
dibandingkan pemanis lainnya, gula jawa tidak kalah sehat dan bermanfaat
daripada pemanis lain, contohnya dibandingkan dengan gula pasir. Manfaat gula
jawa di dapat dari kandungan vitamin C, kalium, fosfor, magnesium, kalsium, dan
zat besi di dalamnya. Manfaat gula jawa lainnya adalah kandungan sejumlah zat
fitonutrien, seperti polifenol, flavonoid dan antosianin, serta antioksidan. Zat-zat
fitonutrien tersebut dapat meningkatkan kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih
berenergi, serta bisa menangkal sel kanker.
BAB III
TATA CARA PEMBUATAN

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Pisau
2. Telenan
3. Panci
B. Bahan
1. Temulawak sebesar telur ayam 1 biji
2. Asam kawak sebesar ibu jari
3. Gula jawa 1 sendok teh
4. Air 2 gelas

3.2 Cara Pembuatan


1. Temulawak dikupas dan dipotong-potong menjadi kecil
2. Siapkan asam kawak sebesar ibu jari dan gula jawa 1 sendok teh
3. Masukkan air 2 gelas ke dalam panci
4. Masukkan semua temulawak ke dalam panci berisi air 2 gelas
5. Rebus sampai mendidih dan airnya berkurang hingga 1 gelas
6. Kemudian masukkan asam kawak dan 1 sendok teh gula jawa
7. Aduk hingga merata
8. Tunggu sampai jamu dingin dan sediakan ke dalam gelas

3.3 Cara Pemakaian


1. Dewasa 1 x sehari 1 gelas
2. Anak umur 6 – 8 thn : 1 x sehari 1/3 gelas
3. Anak umur 9 – 11 thn : 1 x sehari ½ gelas
4. Balita jangan diberi ramuan ini
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai