Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
UNTUK mencapai pertumbuhan optimal, seorang bayi memerlukan semua zat gizi makro dan zat gizi
mikro yang sesuai antara jumlah dengan kebutuhannya. Tak dapat dipungkiri, kebutuhan nutrisi terbaik
untuk bayi berusia 0 – 6 bulan adalah ASI.
Tapi begitu menginjak usia 6 bulan ke atas, asupan bayi harus ditambah dengan Makanan Pendamping
ASI (MPASI). Nah, berikut panduan soal MPASI yang perlu Anda ketahui!
Terlalu Cepat vs Terlambat
Jangan memberikan MPASI terlalu cepat (sebelum usia 6 bulan). Di samping pencernaannya belum
sempurna, tindakan itu hanya akan memperbesar potensi bayi terkena alergi makanan.
Juga, pemberian MPASI terlalu cepat akan menyebabkan insting bayi untuk mengisap akan menurun
sehingga jumlah ASI yang dikonsumsi juga menurun. Kekurangan gizi banyak terjadi karena pemberian
MPASI yang terlalu dini.
Jangan pula berikan MPASI terlambat (hanya ASI saja setelah 6 bulan ke atas). Tak baik bagi
pertumbuhannya. Bayi bisa menderita kekurangan gizi, berat dan panjangnya tidak sesuai dengan yang
seharusnya dicapai. Karena ASI sesudah usia 6 bulan tidak bisa mencukupi kebutuhan bayi lagi.
Mulai Usia 6 Bulan
Berikan MPASI saat bayi berusia 6 bulan ke atas. Mengapa? Biasanya saat itu, bayi sudah bisa
menopang kepalanya sendiri secara tegak dan menegakkan dadanya. Dengan demikian bisa dikatakan
proses menelannya sudah lebih baik. Sedangkan jika kepalanya masih goyang-goyang, ditakutkan
proses menelannya belum sempurna, maka dikhawatirkan akan tersedak. Juga, fungsi pencernaan bayi
pada usia tersebut sudah lebih baik
.
Tanda Bayi Siap MPASI
Berikut tanda bayi yang siap MPASI:
- Mampu duduk tegak walau masih harus dibantu
- Mampu menegakkan kepala dengan baik
- Tampak tertarik melihat makanan, sendok dan garpu
- Tidak lagi memiliki “refleks menolak dengan lidah” setiap kali makanan padat disuapkan ke mulutnya
- Mampu menerima makanan yang disuapkan dengan sendok, yang mungkin terjadi bila bayi telah
mampu menggerak-gerakkan lidahnya maju-mundur dan ke kiri-kanan
Bubur Susu
Perkenalkan jenis MPASI kepada bayi secara bertahap. Itulah yang dianjurkan oleh semua Dokter
Spesialis Anak (DSA).
Sebagai tahap awal, bayi yang sudah berusia 6 bulan dapat diberikan makanan bertekstur lunak dan cair
seperti bubur susu, yaitu tepung beras plus susu. Pemberian bubur susu ini dimulai dari 1x sehari, dan
bertahap sampai 2x dalam sehari.
Berikan pada bayi satu jenis makanan baru selama 3-4 hari berturut-turut untuk mengetahui apakah bayi
cocok dengan makanan tersebut atau tidak.
Selain bubur susu, pure buah juga dapat diberikan. Cairan pure yang dapat digunakan adalah ASI, susu
formula atau air matang. Caranya, berikan 1-2 sendok makan pure kepada bayi. Jika tidak ada masalah,
tingkatkan secara bertahap.
Jenis buah yang dapat diberikan berupa pisang (pisang raja atau pisang ambon), alpukat, labu dan
pepaya. Setiap jenis buah diberikan 3-4 hari berturut-turut agar bayi dapat mengenal rasa. Setelah itu,
baru mencoba buah yang lain.
ASI memang memberikan keuntungan yang tidak dapat digantikan dengan makanan pengganti
apapun, namun kebanyakan bayi yang diberi susu formula tumbuh cukup sehat setidak-tidaknya
di negara-negara maju seperti USA.
Setelah usia 6 bulan, bayi memang perlu mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Karena, semakin bertambah usia, kebutuhan gizi anak pun semakin meningkat. Kebutuhan gizi
ini tidak cukup dari ASI saja, tetapi juga harus diperoleh dari makanan padat pertama, berupa
buah dan bubur susu.
Di bawah ini beberapa prinsip pemberian makanan pengganti ASI yang perlu diketahui oleh
para ibu dan juga para orang tua yaitu :
1. Berilah ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya tambahkan MP
ASI (Makanan Pengganti ASI) mulai usia 6 bulan, sementara ASI dilanjutkan.
2. Lanjutkan ASI sesuai keadaan sampai usia 2 tahun atau lebih.
3. Terapkan perilaku hidup bersih dah higienis serta penanganan makanan yang baik
dan tepat.
4. Mulai pemberian makanan pengganti ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah
sedikit kemudian secara bertahap dinaikkan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap sering
diberikan.
5. Secara bertahap, kepadatan dan variasinya ditambah sesuai kebutuhan dan
kemampuan bayi.
6. Frekuensi pemberian makanan pengganti ASI semakin sering sejalan dengan
bertambahnya usia bayi.
7. Berikan variasi makanan yang kaya akan nutrisi untuk memastikan bahwa seluruh
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
8. Gunakan makanan pengganti ASI yang diperkaya dengan vitamin dan mineral,
atau berikan vitamin dan mineral bila perlu.
2.6 PEMBERIAN MAKANAN ANAK UMUR 0-24 BULAN YANG BAIK DAN
BENAR
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan bayi/anak
menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 5 tahap :
a. Makanan bayi umur 0 – 4 bulan
b. Makanan bayi umur 4 – 6 bulan
c. Makanan bayi umur 6 – 9 bulan
d. Makanan anak umur 9 – 12 bulan
e. Makanan anak umur 12 – 24 bulan
Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan bayi/anak
perlu penanganan secara khusus.
INGAT !
• Berikan kolostrum
• Berikan ASI Eklusif
INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI
• Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari
INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
• Berikan makanan selingan 2 kali sehari
• Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.
KEPADATAN ENERGI/DENSITAS
Tidak kurang dari 0,8 Kal per gram
PROTEIN
Tidak kurang dari 2 gr per seratus Kalori dan tidak lebih dari 5.5 gr per seratus Kal dengan mutu
protein tidak kurang dari 70% Kasein standar. Nilai Protein Energi % mempunyai range antara
10 - 18
LEMAK
Kandungan Lemak mempunyai range antara 1,5 gr – 4,5 gr per seratus Kal
Berikut beberapa contoh, bahan, cara membuat dan komposisi kandungan zat gizi yang
terkandung pada makanan pengganti ASI ( Air Susu Ibu ) yang baik untuk bayi dan anak :
1. FORMULA KANJI RUMBI
Bahan :
Beras 60 gram 6 sdm
Udang 25 gram 2 sdm
Daging ayam 25 gram 2 sdm
Gula 5 gram 0,5 sdm
Minyak 5 gram 0,5 sdm
Santan 5 gram 0,5 sdm
Wortel 25 gram 2 jari telunjuk
Seledri, Bawang merah, ba
wang putih, bawang prei, secukupnya
jahe, pala, cengkeh, ketum
bar, garam, air
Cara Membuat
1. Beras dimasak sampai lunak, masukkan udang, daging ayam yang sudah dihancurkan.
2. Campur semua bahan masak terus sambil diaduk rata diatas api sedang.
Cara Membuat
1. Kacang hijau direbus dengan 800 cc air hingga lunak lalu dihancurkan (disaring)
2. Campur semua bahan tambahkan air 50 cc aduk rata dan masak diatas api sedang hingga
matang.
3. FORMULA KOLE-KOLE
Bahan
Tepung beras 35 gram 5 sdm
Kacang Hijau 50 gram 5 sdm peres
Susu 10 gram - -
Minyak 5 gram 0,5 sdm
Garam 1 gram ¼ sdt
Air secukupnya
Cara Membuat
1. Kacang hijau direbus dengan 800 cc air hingga lunak lalu dihaluskan (disaring dengan saringan
kawat)
2. Campur semua bahan tambahkan air 50 cc aduk rata dan masak diatas api sedang hingga
matang.
Cara Membuat
1. Beras dicuci bersih
2. Tumis bumbu yang sudah dirajang halus kecuali salam dengan minyak
3. Ikan dibersihkan beri cuka, dikukus diambil dagingnya
4. Campurkan seluruh bahan, tambahkan garam dan 2,5 gelas air
5. Aduk merata, kemudian tim dengan api kecil selama 1,5 jam
Cara Membuat
1. Beras dicuci bersih
2. Hati ayam dan tempe dicincang halus
3. Campurkan seluruh bahan, tambahkan garam dan 2 gelas air
4. Masak dengan api sedang hingga mengental, terakhir masukkan bayam yang sudah dicincang
halus
5. Aduk merata hingga matang
6. Diblender atau disaring
Cara Membuat
1. Ikan dibersihkan dan dilumuri jeruk mipis kemudian direbus dengan 1 gelas air hingga matang
lalu diambil dagingnya dan dihancurkan
2. Sawi hijau diiris halus
3. Campurkan semua bahan, buat adonan tambahkan air
4. Masak diatas api sedang hingga matang
5. Haluskan atau disaring
Cara Membuat
1. Jagung diparut lalu ditimbang
2. Ikan dibersihkan beri cuka, dikukus lalu dihaluskan
3. Wortel diparut, kangkung diiris halus
4. Tempe dipotong kecil- kecil, direbus ± 15 menit lalu dihaluskan, tomat potong-potong kecil
5. Semua bahan dicampur didalam panci tambahkan air, kemudian di masak diatas api hingga
matang.
6. Disaring.
8. FORMULA TELUR
Bahan
Beras 50 gram 4 sdm
Telur ayam 25 gram ½ butir
Bayam 25 gram 1 ¼ ikat kecil
Minyak 5 gram ½ sdm
Garam 1 gram ¼ sdt
Air secukupnya
Cara Membuat
1. Beras dicuci bersih, tambahkan 2 gelas air dan masak menjadi bubur
2. Telur diorak arik dengan minyak, masukkan kedalam bubur tambahkan garam
3. Terakhir masukkan bayam yang telah dirajang halus, masak terus dengan api kecil hingga
matang.
4. Haluskan dengan blender atau disaring
Cara Membuat
1. Kedelai direbus ± 30 menit, dibuang kulitnya lalu dihaluskan .
2. Ubi merah dipotong- potong kecil .
3. Wortel diparut
4. Daging giling ditumis kemudian dihaluskan .
5. Campur semua bahan, tambahkan air lalu di tim sampai masak dan disaring .
Cara Membuat
1. Beras dicuci
2. Ikan dibersihkan beri cuka, dikukus ambil dagingnya
3. labu kuning dipotong kotak-kotak
4. Campur semua bahan, tambahkan garam dan 2 gelas air
5. Aduk merata, kemudian ditim dengan api sedang ± 1,5 jam
Cara Membuat
1. Ikan dibersihkan, beri cuka, ambil dagingnya kemudian potong – potong kecil
2. Beras dimasak dengan ikan sampai hancur
3. Masukkan labu kuning yang sudah dipotong – potong kecil , irisan kangkung, gula, minyak,
garam, bawng merah yang sudah dihluskan, masak terus hingga matang
4. Disaring
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 528 g
Energi 452 Kal
Protein 15,04 g
Lemak 18,7 g
Protein Energi % 13,3
NDpE % 8,5
Densitas 0,9
PER 2,7
Fe 0,2 mg
Zn 0,4 mg
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian MP-ASI yang baik dan benar kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan terutama
dari keluarga miskin merupakan salah satu upaya memulihkan status gizi bayi dan anak.
Pemberian MP-ASI dengan menggunakan bahan makanan lokal diharapkan memiliki dampak
positif terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menyediakan MP-ASI secara mandiri
yang pada gilirannya akan meningkatkan keadaan gizi sasaran.
Untuk keberhasilan pelaksanaan pemberian MP-ASI diperlukan pemahaman dari seluruh
pihak yang terlibat, kerjasama yang erat di antara pelaksana dan pengelola serta kesungguhan
masyarakat dan keluarga untuk memberikan MP-ASI lokal kepada anaknya secara baik dan
benar.
Oleh karena itu apabila seluruh komponen yang terlibat dalam pemberian MP-
ASI melaksanakan tugas dan fungsi secara baik, maka kegiatan pemberian MP-ASI akan
memberikan andil yang sangat besar bagi upaya memulihkan status gizi bayi dan anak dari
keluarga miskin. Dengan dilaksanakannya pedoman pemberian MP-ASI lokal ini secara baik dan
benar, maka akan diperoleh hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA