Anda di halaman 1dari 2

Indonesia boleh bangga sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman suku, agama, dan budaya.

Bangga karena telah dianugerahi keindahan alam yang menawan. Mungkin juga bangga akan kemajuan
peradaban masa lalu, di zaman Majapahit ataupun Sriwijaya. Bangga karena berhasil mempersatukan
bangsa, berjuang bersama melewati masa-masa sulit dan memerdekakan Indonesia. Tapi kini masihkah
itu semua cukup untuk kita banggakan? Tidak adakah hal baru atau prestasi yang pantas kita banggakan?
Prestasi yang tidak semua bangsa bisa dengan mudah menyainginya?

Ada sebuah anekdot, konon….. tangis bayi yang baru lahir di Indonesia lebih kencang dibanding bayi-
bayi di Negara lain, karena begitu dia nongol dari perut ibunya langsung menanggung hutang minimal
Rp. 8,3 juta. Mengapa bisa demikian? Bukankah Negara kita subur dan kaya dengan sumber daya
alam? Semua itu tak lain karena salah urus, semua kekayaan alam dikuras bukan untuk kemakmuran
rakyat, tapi untuk dikorupsi.

Transparency International, suatu lembaga penelitian independen yang bermarkas di Berlin melalui
Global Coruption barometer menyatakan, bahwa Indonesia menempati peringkat pertama, sebagai
negara terkorup se-Asia, dan peringkat kedelapan di antara negara-negara terkorup di dunia, setelah
Nigeria, Pakistan, Kenya, Bangladesh, Cina, Kamerun, dan Venezuela. Bukan hanya itu, perilaku korupsi,
kolusi dan nepotisme atau KKN di negara kita ini, sudah menjadi penyakit mental dan sosial yang
mengkristal, virus-virusnya telah mewabah, bahkan menggurita ke segala lapisan. Dampaknya,
pembangunan terhambat, pendidikan tersumbat, ekonomi tersendat, kemiskinan terus meningkat,
rakyat semakin melarat, hukum hampir sekarat, karena tidak mampu menjerat para koruptor biang
penjahat, yang dikutuk dan dilaknat.

Sebagai generasi muda, kita memegang peranan penting dalam memberantas korupsi di negara kita. Kita
tidak bisa tinggal diam begitu saja, ketika negara kita digerogoti habis-habisan.

Suara kita mungkin tidak akan di dengar oleh para penegak hukum dan para petinggi di negara kita,
namun kita masih memiliki sikap adil dan jujur yang dapat kita gunakan untuk memperbaiki masa depan
negeri ini.

Untuk itu marilah kita bersama sama memerangi korupsi mulai dari sekarang dan dari diri kita sendiri,
kemudian ajarkan dan tanamkan kepada kerabat dan keluarga kita bahwa korupsi atau mencuri hak milik
orang lain adalah sebuah dosa dan kesalahan.
Dan jadikanlah kejujuran sebagai landasan etis dalam segala akivitas dan perbuatan, kepada aparatur
pemeritah agar selalu bersikap amanah terhadap tugas dan kewajiban, juga kepada para penegak
hukum, bulatkan tekad, ikhlaskan niat, untuk menegakkan hukum dengan seadil-adilnya dinegara kita.
Jangan sampai, pencuri sandal dihukum seadil-adilnya, sedangkan koruptor pembobol uang rakyat malah
terkesan dilindungi.

Anda mungkin juga menyukai