Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FITOKIMA
ISOLASI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN JAHE
(Zingiber officinale)

Disusun Oleh :
Widiyana 218026
Adella Rista Gunawan 218054

LABORATORIUM FITOKIMIA
POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA
SEMARANG
2020
ISOLASI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN JAHE
(Zingiber officinale)

I. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan minyak atsiri
(pengertian, karakteristik).
b. Mahasiswa dapat melakukan proses isolasi minyak atsiri dari sampel tanaman jahe
dengan prinsip destilasi.
c. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi minyak atsiri dengan metode KLT,
rendemen, serta organoleptis.

II. PRINSIP
a. Destilasi uap air langsung
Destilasi yang digunakan untuk bahan tanaman segar yang di potong potong lalu
diletakkan ke dalam labu alas bulat ditambahkan dengan sejumlah pelarut untuk di
destilasi agar menghasilkan uap air yang akan dialirkan melewati pipa sambil
membawa tetesan minyak dari bagian atas menuju tangki ruang pengembunan.

b. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Proses memisahkan komponen bedasarkan kepolaran perbedaan absorbsi atau
partisi oleh fase diam dibawah gerakan pelarut. Jika sistem melibatkan zat cair
sebagai fase gerak dan zat padat sebagai fase diam, maka prinsip pemisahannya
adalah adsorbsi. Tetapi jika melibatkan cairan yang menutupi permukaan zat padat
sebagai fase diam dan fase geraknya tetap cairan maka prinsip pemisahannya
adalah partisi.

III. TINJAUAN PUSTAKA


Pemisahan secara destilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang
didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang
akan dipisahkan. Secara teoritis pula, bila perbedaan titik didih antara komponen
semakin besar maka pemisahan secara destilasi akan berlangsung makin baik yaitu
hasil yang diperoleh semakin murni. Destilasi digunakan untuk menarik senyawa
organik yang titik didihnya dibawah 250° C. Destilasi senyawa dengan titik didih
terlalu tinggi dikhawatirkan akan merusak senyawa yang akan didestilasi diakibatkan
terjadinya oksidasi dan dekomposisi (Ibrahim dkk, 2013).
Teknologi pembuatan minyak jahe dapat dilakukan dengan cara ekstraksi
dengan pelarut organik secar destilasi atau penyulingan. Destilasi dapat dilakukan
dengan 3 cara, yakni penyulingan uap, penyulingan air, dan penyulingan uap dan air.
Proses penyulingan yang menghasilkan rendemen paling banyak adalah dengan
penyulingan menggunakan uap. Penyulingan dapat berlangsung selama 10-15 jam
sampai minyak tersuling semua (Sastrohamidjojo, 2004).
Isolasi simplisia adalah pemisahan suatu kandungan simplisia untuk
memperoleh zat aktif yang murni atau yang tidak mengandung zat yang inert.
Simplisia adalah bahan alami yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain simplisia merupakan bahan yang
dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia
pelikan atau mineral (Guenther, 2006).
Jahe merupakan rempah-rempah Indonesia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang kesehatan. Jahe berasal dari Asia
Pasifik yang tersebar dari India sampai China.
Klasifikasi tanaman jahe :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Musales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Roscoe
(Paimin dan Murhanato, 2008).
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu teknik yang sederhana dan
banyak digunakan. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik
yang ditutupi penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alominia, dan
polianida. Cara menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya
digunakan mikro pipet / pipa kapiler. Setelah itu bagian bawah dari lempeng dicelup
dalam larutan pengelusi didalam wadah yang tertutupp (chamber) (Rudi, 2010).
IV. ALAT DAN BAHAN
ALAT BAHAN
1. Labu alas bulat 1. Jahe
2. Pipa stahl 2. Vanilin-asam sulfat pekat
3. Penangas air 3. Toluen
4. Bola pendingin 4. Etil asetat
5. Corong kaca 5. aquadest
6. Selang
7. Thermometer
8. Vial
9. Statif
10. Klem
11. Timbangan digital
12. Batang pengaduk
13. Kaca arloji
14. Lampu uv 254 nm
15. Silika gel F254
16. Batu didih
17. Chamber
18. Pipa kapiler
19. Pisau

V. CARA KERJA
 Prosedur isolasi
Dipasang alat destilasi

Ditimbang 250 gram jahe

Dirajang, dimasukan labu alas bulat

Ditambahkan dengan 500 ml aquadest

Didestilasi selama 3 jam

Hasil destilasi

Air minyak

Dilakukan pengamatan
 Organoleptis
Diambil sedikit minyak atsiri jahe dalam vial

Diamati bentuk, warna, bau, dan rasa

Dicatat hasil

 Perhitungan rendemen
Dicatat berat jumlah produk dan jumlah bahan baku yang digunakan

𝑃
Dihitung dengan rumus 𝑅 X 100 %
𝐵
Keterangan :
R = Hasil rendemen
P = Hasil ekstrak yang diperoleh
B = Jumlah bahan awal

 Prosedur KLT
Eluen = toluene : etil asetat (93 : 7)
Penampang berca = vanilin – asam sulfat
Fase diam = silica gel f 254
Baku pembanding = eugenol
Dimasukan eluen dalam chamber, dijenuhkan

Disiapkan fase diam silika gel f 254

Diaktifkan plat KLT dengan oven selama 5 menit pada suhu 108° C

Ditotolkan sampel minyak atsiri jahe pada plat KLT dengan pipa kapiler

Dimasukan dalam chamber diamati kenaikan eluen sampai batas yang
ditentukan

Dikeringkan plat KLT

Diamati hasil pada sinar UV 254 nm

Disemprotkan penampak bercak, di oven selama 5 menit suhu 108° C

Diamati noda yang nampak pada plat KLT

Dihitun nilai Rf, dibandingkan dengan baku pembanding
Rumus :
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
Rf =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘

VI. GAMBAR RANGKAIAN ALAT


VII. HASIL EVALUASI
1. Organoleptis
Bentuk : cairan jernih
Warna : jernih
Bau : khas aroma jahe
Rasa : pahit agak pedas

2. Rendemen
Berat bahan baku = 250 gram
Berat wadah kosong = 11,83 gram
Berat wadah kosong + zat = 13,03 gram
Berat zat = 1,2 gram
Rendemen = (jumlah produk / jumlah bahan baku yang digunakan) x 100
= 13,03 gram – 11,83 gram = 1,2 gram
1,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
= x 100% = 0,48%
250 𝑔𝑟𝑎𝑚

3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Fase diam = silika gel f 254
Fase gerak = toluen dan etil asetat (93 : 7)
Jarak eluasi = 8 cm
Keterangan = Noda (+) sampel R2 karena berdekatan dengan baku
pembanding.
Deteksi
Larutan uji Penampak
Sinar UV 254 Rf (cm) Rf (cm)
bercak
Minyak jahe 1
3 𝑐𝑚
Ungu = 0,375 ungu 0,375
8 𝑐𝑚

5 𝑐𝑚
2 Ungu = 0,625 Ungu 0,625
8 𝑐𝑚

0,912
7,3 𝑐𝑚
3 Ungu = 0,912 ungu
8 𝑐𝑚

4
(Setelah diberi 3,8 𝑐𝑚
Ungu = 0,475 Ungu 0,475
8 𝑐𝑚
penampak
bercak)
5
(Setelah diberi 7 𝑐𝑚
Ungu = 0,875 Ungu 0,875
8 𝑐𝑚
penampak
bercak)
Baku
4,7 𝑐𝑚
(eugenol) Ungu = 0,587 kuning 0,587
8 𝑐𝑚

Jarak tempuh solute :


0,375 𝑐𝑚
a. R(1) = = 0,046 cm
8 𝑐𝑚
0,625 𝑐𝑚
b. R(2) = = 0,078 cm
8 𝑐𝑚
0,912 𝑐𝑚
c. R(3) = = 0,114 cm
8 𝑐𝑚
0,475 𝑐𝑚
d. R(4) = = 0,059 cm
8 𝑐𝑚
0,875 𝑐𝑚
e. R(5) = = 0,109 cm
8 𝑐𝑚
0,587 𝑐𝑚
f. E(1) = = 0,073 cm
8 𝑐𝑚
VIII. PEMBAHASAN
Praktikum fitokimia hari ini mahasiswa melakukan isolasi minyak atsiri dengan
metode destilasi. Minyak atsiri adalah senyawa metabolit sekunder yang termsuk
dalam golongan terpen yang disintesis melalui jalur asam mevalonat. Minyak atsiri
memiliki bau yang khas, sukar larut dengan air, bila minyak dibiarkan dalam keadaan
terbuka akan teroksidasi menjadi resin. Untuk meggambil minyak atsiri suatu
tanaman dapat menggunakan proses destilasi. Destilasi merupakan proses pemisahan
campuran larutan bedasarkan perbedaan titik didih dengan menggunakan fase uap
yang diembunkan menjadi suatu larutan murni. Sampel yang dipakai yaitu rimpang
jahe yang diketahui memiliki kandungan minyak atsiri 1 -3 %, zingiberen, zingiberol.
Jahe yang digunakan harus di keringkan terlebih dahulu agar minyak atsiri yang
terkandung banyak karena apabila destilasi menggunakan jahe segar masih terdapat
banyak kandungan air. hal yang harus diperhatikan saat akan melakukan destilasi
yaitu proses perajangan untuk memperluas permukaan jahe sehingga minyak atsiri
yang ada dalam jahe yang direndam dalam air atau aquadest akan mengalami
hidrodestilasi. Hidrodestilasi yaitu pemisahan dengan cara dua fase cair-cair yang
kepolarannya atau berat jenisnya berbeda. Pelarut yang digunakan adalah air bukan
etanol, karena jika menggunakan etanol maka akan menguap bersama minyak atsiri,
dan dikarenakan minyak atsiri larut dalam pelarut organik maka jika menggunakan
air, antara fase air dan minyak yang dihasilkan oleh jahe bisa dipisahkan. Hasil
minyak atsiri yang diperoleh sedikit. Banyak dan sedikit dapat dipengaruhi oleh
jumlah bahan jahe yang digunakan, dan dari titik jenuh minyak atsiri. Uji
kromatografi lapis tipis mempunyai prinsip pemisahan berdasarkan kepolaran.
Minyak atsiri merupakan senyawa non polar sehingga eluen dan fase gerak yang
digunakan juga harus non polar agar bisa bersatu dengan eluen dan minyak atsiri
sehingga bisa naik atau merambat pada plat KLT. Jika titik yang dihasilkan bisa lebih
dari satu karena ada faktor yang mempengaruhi yaitu besar kecilnya penotolan sampel
atau baku. Fungsi dari penyemprot bercak yang berisi vanilin dan asam sulfat pekat
berfungsi untuk memperjelas atau memperkuat warna pada noda pada plat KLT
karena membentuk senyawa kompleks. Digunakan sinar UV 254 karena fase diam
yang digunakan adalah silika gel f 254. Silika gel f 254 dapat berfluoresensi pada
sinar UV 254.
Hasil yang didapatkan setelah mengisolasi minyak atsiri jahe berupa minyak
jernih, bau khas jahe, dan rasa pahit agak pedas. Perhitungan rendemen dihasilkan
nilai 0,48 %, rendemen dikatakan baik apabila tidak melebihi 100% dari hasil
perbandingan antara jumlah produk yang dihasilkan dengan jumlah bahan baku yang
digunakan. Selain uji organoleptis dan perhitungan rendemen, dilakukan pula uji KLT
(Kromatografi Lapis Tipis) dengan hasil sebagai berikut :

Deteksi
Larutan uji Penampak
Sinar UV 254 Rf (cm) Rf (cm)
bercak
Minyak jahe 1
3 𝑐𝑚
Ungu = 0,375 ungu 0,375
8 𝑐𝑚

5 𝑐𝑚
2 Ungu = 0,625 Ungu 0,625
8 𝑐𝑚

Ungu 7,3 𝑐𝑚 0,912


3 = 0,912 ungu
8 𝑐𝑚

4
(Setelah diberi 3,8 𝑐𝑚
Ungu = 0,475 Ungu 0,475
8 𝑐𝑚
penampak
bercak)
5
(Setelah diberi 7 𝑐𝑚
Ungu = 0,875 Ungu 0,875
8 𝑐𝑚
penampak
bercak)
Baku
4,7 𝑐𝑚
(eugenol) Ungu = 0,587 kuning 0,587
8 𝑐𝑚

Dapat dilihat hasil tabel menunjukan bahwa setelah dilakukan perendaman


pada fase gerak berkas penotolan dialirkan menuju batas garis atas melalui gaya
kapilaritas. Oleh karena perbedaan sampel dan baku pembanding akan menghasilkan
laju yang berbeda. Hasil sampel yang mendekati dengan baku yaitu nilai Rf 2 . Uji
KLT (Kromatografi Lapis Tipis) digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang
terdapat didalam campuran dan menentukan kemurnian bahan. Hasil minyak atsiri
jahe yang baik dibutuhkan pemilihan bahan baku yang memiliki kualitas yang baik
contohnya : tempat tumbuh, media tanam, dan waktu pemanenan jahe. Karena
kualitas jahe yang baik akan memberikan hasil minyak atsiri yang baik. Minyak atsiri
jahe dapat digunakan sebagai karminativa, tonikum lambung, dan anti anoreksia.

IX. KESIMPULAN
1. Minyak atsiri merupakan Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak
eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Sifat minyak
atsiri : Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna.
Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi, indeks bias
tinggi, bersifat optis aktif, tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan luar, tidak
dapat disabunkan, larut dalam pelarut organic, tidak menjadi tengik dalam
penyimpanan, namun jika terkena cahaya dan udara akan teroksidasi menjadi
resin.
2. Destilasi adalah metode pemisahan yang didasarkan karena adanya perbedaan titik
didih antara komponen-komponen yang akan dipisahkan. Secara teoritis pula, bila
perbedaan titik didih antara komponen semakin besar maka pemisahan secara
destilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil yang diperoleh semakin murni.
3. Hasil isolasi minyak atsiri jahe dilakukan evaluasi guna mengetahui hasil akhir.
Nilai rendemen 0,48% hasil baik karena kurang dari 100%, uji organoleptis
Bentuk : cairan jernih
Warna : jernih
Bau : khas aroma jahe
Rasa : pahit agak pedas
Uji KLT (Kromatografi Lapis Tipis) menunjukan nilai Rf pada sampel 2 jaraknya
berdekatan dengan nilai Rf baku. Tetapi setelah dilakukan penyemprotan dengan
penampak bercak muncul noda sampel yang terbawa oleh fase gerak. Semakin
baik jahe yang digunakan maka semakin baik pula kualitas yang dihasilkan.
Minyak atsiri jahe dapat digunakan sebagai karminativa, tonikum lambung, dan
antianoreksia.
X. DAFTAR PUSTAKA
Guenther, E. 2006. Minyak Atsiri. Jilid I. Diterjemahkan oleh S. Ketaren. Jakarta :
UI- Press.
Ibrahim, Sanusi.H.M, Sitorus, Marham, 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Paimin, F.B dan Murhanto. 2008. Seri Agribisnis Budidaya Pengolahan,
Perdagangan Jahe. Cetakan XVII. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rudi,L.2010. Penuntun Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Kendari. Universitas
Haluoleo.
Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Pres.
XI. LAMPIRAN
a. Perhitungan Bahan dan Larutan
1. Jahe (Zingiber officinale)
1 kelompok = 250 gram
2 kelompok = 2 x 250 gram
= 500 gram
2. Aquadest
1 kelompok = 500 ml
2 kelompok = 2 x 500ml
= 1000 ml atau 1 L
3. Fase Gerak KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
 Toluen
1 kelompok = 93 ml x 10 ml = 9,3 ml
100
9 kelompok = 9,3 ml x 9 = 83,7 ml
Overmatt 10% = 83,7 + 10% = 92, 07 ml
 Etil Asetat
1 kelompok = 7 ml x 10 ml = 0,7 ml
100
9 kelompok = 0,7 ml x 9 = 6,3 ml
Overmatt 10% = 6,3 + 10% = 6, 93 ml

4. Penampak bercak
Vanilin 5 gram dilarutkan dengan H2SO4 pekat sebanyak 100 ml
b. Gambar Alat destilasi
Mengetahui, Semarang, 18 Februari 2020
Dosen Pengampu Praktikan 1

(Odilia Dea Christina, M.Farm., Apt) (Widiyana)

Praktikan 2

(Adella Rista Gunawan)

Anda mungkin juga menyukai