Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIFITAS METODE LANGSUNG DALAM PENGAJARAN

KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB

Lina Marlina
Dosen Fakultas Informatika, Pendidikan Agama Islam dan Etika,
Telkom University Bandung

Abstract
Direct Method has currently become an alternative approach in teaching
Arabic, to upgrade students' speaking ability. With this method, there will
be direct communications in Arabic between teachers and students. In
such condition, students will practice almost similar to their original
(mother) language in a 2-way effective communication approach. The
method was developed by experts of Arabic teaching following a
disappointment to the result of teaching Arabic utilizing the approach of
grammatical translation especially in relation to the critical needs of the
active Arabic. In practice, the Direct Method shows its advantages.
However at the same time the method produces challanges to teachers to
improve their skills in applying the method properly. Skills and
experiences of teachers in teaching with the direct method become very
critical to overcome the challanges. The more skills and experiences the
teachers, the easier and must be the better for them to overcome the
challanges.

Kata Kunci: Metode Langsung, Bahasa Arab, Kemampuan Berbicara

Pendahuluan sidang PBB dan juga bahasa


Saat ini Bahasa arab bukan komunikasi bisnis, perdagangan
hanya merupakan bahasa komunikasi internasioanl dan bahasa media
yang digunakan oleh masyarakat internasional.
arab dan sekitarnya, tetapi juga Berdasarkan alasan tersebut
merupakan bahasa kaum muslimin di selayaknya bahasa arab menjadi
Negara-negara Islam, karena bahasa yang dibanggakan oleh kaum
merupakan bahasa Al-Quran, Hadits muslimin dan pembelajaran bahasa
dan sumber-sumber ilmu keislaman arab menjadi salah satu materi pokok
yang menjadi pedoman hidup dan di madrasah-madrasah dan
rujukan pokok kaum muslimin, oleh perguruan-perguruan tinggi Islam di
karena itu bahasa arab sangat Indonesia.
berkaitan erat dengan kehidupan Keterampilan berbahasa arab,
beragama kaum muslimin sebagaimana bahasa asing lainnya
dimanapun mereka berada. meliputi empat komponen penting
Bahasa arab selain bahasa yang yang satu sama lain saling berkaitan
erat hubungannya dengan dimensi yaitu, maharatu al istima’
keagamaan, tetapi juga merupakan (keterampilan menyimak), maharatu
bahasa ilmu pengetahuan dan bahasa al Kalam (keterampilan berbicara),
pergaulan internasioanl di forum- maharatu al Kitabah (keterampilan
forum internasional seperti seminar- menulis) dan maharatu al Qira’ah
seminar internasional, forum-forum (keterampilan membaca)
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

Maharatu al Kalam Desain strategi pembelajaran


(keterampilan berbicara) merupakan mutlak harus sesuai dengan
komponen yang sangat penting dari kompetensi yang ingin dicapai guru
empat komponen tersebut dan dan siswa, strategi pembelajaran
sebagai bukti keberhasilan dari adalah alat atau media yang
komponen-komponen dasar lainnya, menentukan keberhasilan proses
dalam komponen ini seseorang pembelajaran dan pencapaian
dituntut untuk mengungkapkan kompetensi, suatu strategi atau
sesuatu secara spontan, sehingga metode pembelajaran dikatakan tepat
dituntut pembiasaan dan penguasaan jika ia sesuai dengan kecenderungan
kosa kata yang memadai. kompetensi sebagai totalitas hasil
Dalam pencapaian kompetensi belajar yang akan dikembangkan,
keterampilan berbicara siswa, yaitu apakah bersifat kognetif,
seorang guru dituntut untuk apektif atau psikomotorik.
mempersiapkan desain strategi Pada tataran realitas
pembelajaran yang efektif dan kebanyakan tenaga pendidik yang
inovatif, karena desain strategi mengajar bahasa arab belum tentu
pembelajaran merupakan salah satu berlatar belakang ilmu keguruan atau
elemen dari empat unsur utama kependidikan, sehingga kurang
(yang mutlak harus serasi dan sesuai memiliki kemampuan untuk
antara elemen yang satu dengan yang mendesain strategi pembelajaran
lain meskipun wujudnya berbeda) yang efektif sebagai penunjang
dari sebuah desain pembelajaran, keberhasilan proses pembelajaran
yaitu Desain Materi (Content dan pencapaian kompetensi siswa.
Design), Desain Kompetensi/Tujuan Pada sisi yang lain kebanyakan
Pembelajaran/Hasil Pembelajaran Guru bahasa Arab merasa kesulitan
(Competency, Learning Objectives dalam menyusun strategi
Design), Desain pembelajaran yang tepat disebabkan
Metode/Strategi/Teknik pemahaman siswa yang beragam,
Pembelajaran (Instructional dan latar belakang pendidikan
Strategies Design) dan Desain mereka yang berbeda,sehingga
Evaluasi (Evaluation proses pembelajaran bahasa Arab
Design).(Bermawy Munthe, 2009: berlangsung kurang optimal
51) Beragam strategi pembelajaran
Desain strategi pembelajaran diujicobakan oleh para pengajar
sangat strategis karena ia merupakan bahasa arab agar menemukan strategi
cara bagaimana seorang guru sebagai pembelajaran yang tepat untuk
ujung tombak perubahan melakukan mencapai kompetensi yang
usaha nyata untuk tercapainya diharapkan, namun tetap saja stigma
kompetensi. Sehingga keberhasilan yang muncul tentang belajar bahasa
proses pembelajaran merupakan arab adalah sulit dan membosankan.
jaminan kualitas proses perubahan Berdasarkan pengamatan
siswa sebagai out-put, atau dengan penulis, salah satu strategi
kata lain strategi pembelajaran pembelajaran yang banyak
adalah kunci peningkatan jaminan digunakan di madrasah-madrasah
kualitas pembelajaran. (Bermawy yang berbasis pondok pesantren
Munthe, 2009: 53) (Boarding school) dalam pencapaian
kompetensi keterampilan berbicara

212
Efektifitas Metode Langsung dalam Pengajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

bahasa arab adalah metode langsung, Kenyataan yang dihadapi


dalam metode ini terjadi komunikasi bahwa sesungguhnya kondisi
dua arah secara aktif antara seorang pengajaran bahasa Arab di madrasah-
guru dan siswa selama proses belajar madrasah/ sekolah-sekolah dan
mengajar berlangsung, dengan perguruan tinggi di Indonesia masih
membiasakan penggunaan bahasa dihadapkan pada berbagai kendala
arab sebagai bahasa pengantar dan tantangan. Kendala atau
utama. tantangan tersebut paling tidak dapat
Metode ini dikembangkan atas terlihat salah satunya dari segi
dasar asumsi bahwa proses belajar edukatif. Pengajaran bahasa Arab
bahasa kedua atau bahasa asing sama masih relatif kurang ditopang oleh
dengan belajar bahasa ibu, yaitu faktor-faktor pendidikan yang
dengan penggunaan bahasa secara memadai. Faktor-faktor disini
langsung dan intensif dalam diantaranya factor
komunikasi, sedangkan mengarang kurikulum,termasuk di dalamnya
dan membaca dikembangkan orientasi dan tujuan, materi dan
kemudian. Oleh karena itu pelajar metodologi pengajaran serta sistem
harus dibiasakan berpikir dengan evaluasi tenaga edukatif, sarana dan
Bahasa Target dan penggunaan prasarana.
bahasa ibu pelajar dihindari sama Pengajaran bahasa Arab yang
sekali. (Bermawy Munthe, 2009: 46) selama ini berjalan di berbagai
Berdasarkan pengalaman madrasah atau sekolah pada
penulis di lapangan, rendahnya umumnya masih menitik beratkan
kemampuan berbicara siswa kepada metode gramatikal terjemah
menggunakan bahasa arab dalam dan masih relatif kurang ditopang
belajar rata-rata dihadapi oleh oleh faktor-faktor pendidikan
sejumlah siswa yang memiliki minat pengajaran yang memadai. Tidak
yang rendah untuk belajar. Sehingga dipungkiri bahwa kurikulum
siswa kurang mampu berbicara memegang peranan penting bagi
menggunakan bahasa arab. Hal ini perjalanan sebuah proses belajar
disebabkan karena guru dalam proses mengajar.
belajar mengajar hanya Namun demikian, kurikulum
menggunakan metode ceramah dan yang selama ini diformat oleh para
hanya terpaku dengan adanya buku pemegang kebijakan pendidikan
panduan serta lembar kerja siswa bahasa Arab seringkali dinilai kurang
(LKS) tanpa menggunakan startegi produktif, terlalu gemuk dengan
dan metode pengajaran yang tepat. materi dan tidak terorientasi dengan
Bahasa Arab sebagai salah satu kompetensi akhir yang harus dimiliki
bahasa Asing di Indonesia oleh peserta didik. Syaratnya materi
menduduki posisi yang sangat yang harus dipasok ke dalam sel-sel
strategis terutama bagi umat Islam, otak peserta didik, memotivasi para
Hal ini bukan saja karena bahasa pengajar untuk hanya bertugas
Arab digunakan dalam ritual sebagai penyampai pokok bahasan,
keagamaan seperti shalat, khutbah sehingga daya kreasi pengajar
jum’at, dalam berdo’a dan lain-lain, tumpul dalam mengadakan
tetapi juga menjadi bahasa ilmu pengayaan strategi pengajaran
pengetahuan dan bahasa pergaulan Pembelajaran Bahasa Arab yang
internasional. diselenggarakan pada gilirannya

213
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

kemudian hanyalah berpola untuk arab merupakan alat utama dalam


memindahkan isi (content mempelajari sumber-sumber rujukan
transmission) dari pengajar ke ajaran Islam seperti, al Quran, hadis
peserta didik. Hal ini tentu saja dan kitab-kitab karya para ulama
membuat proses belajar mengajar Islam terdahulu maupaun
menjadi bersifat monoton, satu arah kontemporer.
dari pengajar ke peserta ajar (one Tuntutan dalam mempelajari
way communication), tidak diarahkan bahasa arab tidak cukup hanya
ke partisipatori total peserta didik. sekedar sebagai alat untuk
Dan akhirnya, pola pengajaran menerjemahkan sumber-sumber
menjadi sangat monolog dan rujukan ajaran Islam, tetapi juga
menjemukan. harus dikembangkan menjadi bahasa
Masalah pendidikan dan komunikasi aktif sehingga menjadi
pengajaran merupakan masalah yang identitas yang dibanggakan bagi
sangat kompleks dimana banyak sebuah lembaga pendidikan Islam.
faktor yang ikut mempengaruhinya. Untuk meningkatkan kemam-
Salah satu faktor tersebut adalah puan peserta didik dalam berbicara
guru. Guru merupakan komponen bahasa arab diperlukan metode
pengajaran yang memegang peranan pengajaran yang tepat yang dapat
penting dan utama, karena mendorong mereka supaya
keberhasilan proses belajar mengajar mengguna-kan bahasa arab sebagai
sangat ditentukan oleh faktor guru. bahasa komunikasi aktif dalam
Sebagai pengajar bahasa Arab pembelajaran dan percakapan sehari-
yang baik seyogyanya mengetahui hari.
dengan pasti tujuan yang hendak Dalam prakteknya banyak
dicapai oleh pengajaran bahasa itu, sekolah-sekolah Islam maupun
mengetahui apa yang hendak di pesantren menghadapi kendala untuk
ajarkan untuk mencapai tujuan itu, memilih metode apa yang sesuai
dan mengetahui bagaimana dengan keberagaman siswa-siswi
membawa-kannya di depan kelas yang ada di sekolah atau pesantren
sehingga tujuan itu bisa tercapai pada tersebut, begitu juga buku-buku
waktu yang telah di tentukan dalam pegangan bahasa arab yang tepat
kurikulum, dan mengetahui pula agar para siswa mampu berbicara
kapan masing-masing tahapan bahasa arab secara aktif.
diajarkan. Salah satu metode yang banyak
Dengan perkataan lain tujuan dipakai dalam pengajaran bahasa
pengajaran bahasa Arab akan arab di sekolah-sekolah Islam dan
menentukan materi yang harus pesantren adalah metode langsung
diajarkan, dan menentukan pula (athariqah al mubasyiroh) karena
sistem dan metode yang hendak metode ini mendorong terjadinnya
dipergunakan. Di samping itu, hal komunikasi langsung antara pendidik
lain yang harus dipertimbangkan dan dan peserta didik dengan
diprioritaskan dalam pengajaran menggunakan bahasa arab.
adalah faktor ketrampilan bahasa. Pada umumnya masayarakat
Mata pelajaran bahasa arab muslim di Indonesia mengukur
merupakan mata pelajaran yang keberhasilan suatu pesantren dalam
dipel-ajari di sekolah-sekolah islam pengajaran bahasa arab yaitu dari
berbasis pesantren, karena bahasa kemampuan siswa-siswinya dalam

214
Efektifitas Metode Langsung dalam Pengajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

berbicara bahasa arab secara aktif, pada approach (pendekatan) yang


hal ini terlihat dari antusias telah ditentukan. Jika approach
masyarakat yang menyekolahkan bersifat axiomatic, metode bersifat
anak-anak mereka ke pesantren yang prosedural. Sehingga dalam satu
dianggap berhasil dalam pengajaran pendekatan bisa saja terdapat
bahasa arab seperti Pondok Modern beberapa metode. Misalnya, ada
Gontor. beberapa faktor yang mempengaruhi
Pada kenyataannya di sebagian penyajian materi pelajaran
besar pondok pesantren lebih banyak diantaranya latar belakang bahasa
menghafal kaidah-kaidah bahasa siswa, dan bahasa asing yang
arab seperti kitab jurumiyah, alfiyah, dipelajarinya sehingga
mantiq dan lain-lain, sementara mengakibatkan perbedaan
percakapan bahasa arabnya kurang metodologis.
diperhatikan, sehingga kemampuan Pengajaran bahasa Arab untuk
bahasa para santri sangat pasif dan orang Indonesia akan berbeda secara
tidak mampu mengembangkan metodologis dengan pengajaran
kalimat-kalimat bahasa arab karena bahasa Arab untuk orang asing
hanya terpaku pada kaidah-kaidah lainnya. Umur peserta didik, latar
saja. belakang sosio-kultural, pengalaman-
nya dengan bahasa arab atau bahasa
Terminologi Metode Langsung asing lainnya sebelumnya merupakan
dalam Pengajaran Keterampilan faktor-faktor yang mempengaruhi
Berbicara metode. Dalam pembelajaran
Proses belajar mengajar memilih suatu metode, bisa terjadi
merupakan interaksi yang dilakukan beberapa metode didasarkan atas
antara guru dengan peserta didik approach yang sama. (Sumardi, 12)
dalam suatu pengajaran untuk Berdasarkan tujuan, yakni
mewujudkan tujuan yang ditetapkan, pembelajaran aktif berpusat pada
dalam sebuah hadis rasulullah saw. siswa jadi penulis menggunakan
terdapat suatu isyarat sebagai Metode Langsung (Thariqoh
berikut, Rasulullah saw. bersabda, Mubasyirah) dalam pembelajaran
“Bagi se-gala sesuatu itu ada bahasa Arab. Metode apa pun yang
metodenya, dan metode masuk surga digunakan oleh pendidik atau guru
adalah ilmu.”(H.R. Dailami). Hadits dalam proses pembelajaran, yang
tersebut menegaskan bahwa untuk perlu diperhatikan adalah akomodasi
mencapai sesuatu itu harus menyeluruh terhadap prinsip-prinsip
menggunakan metode atau cara yang KBM, diantaranya:
ditempuh termasuk keinginan masuk Pertama, berpusat pada anak
surga. Dalam hal ini ilmu termasuk didik (student oriented). Guru harus
sarana atau metode untuk memandang anak didik sebagai
memasukinya. sesuatu yang unik, tidak ada dua
Metode dalam bahasa arab orang anak didik yang sama,
disebut Thariqah, adalah rencana sekalipun mereka kembar. Satu
menyeluruh yang berkenaan dengan kesalahan jika guru memperlakukan
penyajian materi bahasa secara mereka secara sama. Gaya belajar
teratur, tidak ada satu bagiannya (learning style) anak didik harus
yang bertentangan dengan bagian diperhatikan.
yang lain dan semuanya berdasarkan

215
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

Kedua, belajar dengan menggunakan bahasa kedua (bahasa


melakukan (learning by doing) Arab).
supaya proses belajar itu Untuk menghindari
menyenangkan, guru harus penggunaan terjemahan,pengajar
menyediakan kesempatan kepada dapat memanfaatkan gambar-
anak didik untuk melakukan apa gambar. Penjelasan mengenai
yang dipelajarinya, sehingga ia kosakata baru dilakukan melalui para
memperoleh pengalaman nyata. frase dalam bahasa kedua (bahasa
Ketiga, mengembangkan Arab), gerak-gerik tubuh, atau
kemampuan sosial. Proses dengan menunjukkan benda yang
pembelajaran dan pendidikan selain dimaksud. Kaidah bahasa tidak
sebagai wahana untuk memperoleh diajarkan secara terpisah atau
pengetahuan, juga sebagai sarana tersendiri, tetapi dipelajari oleh
untuk berinteraksi sosial (learning to pembelajar melalui pelatihan.
life together). Mereka akan membuat simpulan-
Keempat, mengembangkan simpulan mengenai tata bahasa
keingintahuan dan imajinasi. Proses melalui metode induktif .
pembelajaran dan pengetahuan harus Pengembangan ketrampilan
dapat memancing rasa ingin tahu membaca diintegrasikan dengan
anak didik juga mampu memompa ketrampilan berbicara karena bahasa
daya imajinasi anak didik untuk pada dasarnya adalah ujaran. Budaya
berfikir kritis dan kreatif. diartikan lebih dari sekedar seni.
Kelima, mengembangkan Metode langsung berasumsi
kreativitas dan ketrampilan bahwa belajar bahasa yang baik
memecahkan masalah. Proses adalah belajar langsung
pembelajaran dan pendidikan yang menggunakan bahasa yang diajarkan
dilakukan oleh guru bagaimana secara intensif dalam komunikasi,
merangsang kreativitas dan daya sehingga terjadi interaksi langsung
imajinasi anak untuk menemukan antara pendidik dan peserta didik
jawaban terhadap setiap masalah dengan menggunakan bahasa
yang dihadapi anak didik. tersebut. Penggunaannya di kelas
Dalam proses pembelajaran harus seperti penutur asli.
bahasa kedua, bahasa itu dipelajari Metode ini lahir sebagai reaksi
melalui asosiasi langsung antara kata terhadap penggunaan metode nahwu
atau frase dengan benda dan wa tarjamah yang mengajarkan
perbuatan atau intervensi bahasa bahasa seperti bahasa mati.
pertama.Pembelajar harus dapat Sebelumnya sejak tahun 1850 telah
menguasai kegiatan menyimak banyak muncul propaganda yang
bahasa tersebut melalui latihan mengampanyekan agar menjadikan
sesering mungkin. Pembelajaran pengajaran bahasa asing itu hidup,
bahasa harus bermula dari menyenangkan dan efektif.
pengenalan benda-benda dan Propaganda ini menuntut adanya
perilaku yang ada di sekeliling perubahan yang mendasar dalam
pembelajar, misalnya benda-benda metode pengajaran bahasa asing.
yang ada di dalam kelas. Ketika Sehingga secara cepat lahirlah
proses belajar berlangsung, metode pembelajaran baru yang
pembelajar mengkomunukasikan apa disebut Metode Langsung. (Abdul
yang dilihatnya dengan Hamid dkk., 2008: 23)

216
Efektifitas Metode Langsung dalam Pengajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

Menurut Moulton (1963), dengan menggunakan berbagai


bahasa yang juga dipengaruhi pendekatan pengajaran.
strukturalisme memiliki lima Untuk mencapai tujuan
karakteristik kunci yaitu, tersebut seorang guru harus
a. Bahasa itu ujaran, bukan tulisan. mengetahui prinsip-prinsip belajar
b. Bahasa itu seperangkat bahasa yang kemudian harus
kebiasaan. diwujudkan ke dalam kegiatan
c. Ajarkanlah bahasa, bukan pengajaran mereka, menjadikan
tentang bahasa. aspek-aspek tersebut sebagai
d. Bahasa adalah sebagaimana petunjuk pengajarannya.
dikatakan oleh penutur asli, Prinsip-prinsip belajar bahasa
bukan seperti yang dipikirkan yakni sebagai berikut:
orang bagaimana seharusnya a. Pembelajar akan belajar bahasa
berbicara. dengan baik bila ia diperlakukan
e. Bahasa itu berbeda-beda. sebagai individu yang memiliki
Pengajaran yang khas dalam kebutuhan dan minat.
pendekatan ini adalah sebagai b. Pembelajar akan belajar bahasa
berikut : dengan baik bila ia diberikan
a. Menyajikan butir bahasa yang kesempatan untuk berpartisipasi
harus dipelajari, dengan dalam penggunaan bahasa
memberikan demonstrasi yang sasaran secara komunikatif
jelas untuk maknanya melalui dalam berbagai aktivitas.
sarana nonverbal. c. Pembelajar akan belajar bahasa
b. Memberikan model pola-pola dengan baik bila ia secara
bahasa target dengan sejumlah sengaja memfokuskan
contoh. pembelajarannya kepada bentuk
c. Pelatihan bentuk substitusi keterampilan dan strategi untuk
progresif dilakukan siswa mendukung proses pemerolehan
seluruh kelas, diikuti dengan bahasa.
siswa kelas yang dibagi dua, d. Pembelajar akan belajar bahasa
kemudian perseorangan. dengan baik bila ia dibeberkan
Melakukan pengulangan dalam data sosiokultural dan
menggunakan versi interogatif pengalaman langsung dengan
struktur bahasa sasaran.Tahap budaya menjadi bagian dari
terpenting dalam metode ini bahasa sasaran.
adalah penyajian dan pelatihan, e. Pembelajar akan belajar bahasa
karena dilakukan secara dengan baik bila ia menyadari
eksklusif dalam bahasa akan peran dan hakekat bahasa
sasaran,penyajian penting sekali dan budaya.
dilakukan sejelas mungkin. f. Pembelajar akan belajar bahasa
(Furqanul Aziez dan Chaedar dengan baik bila ia diberi umpan
Alwasilah, 1996: 21-22) balik yang tepat yang
d. Prinsip belajar bahasa menyangkut kemajuan mereka.
komunikatif. Bahasa adalah g. Pembelajar akan belajar bahasa
membantu pembelajar mampu dengan baik bila ia diberi
menggunakan bahasa target.
Tujuan ini bisa dicapai dengan
mengikuti berbagai jalan, dan

217
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

kesempatan untuk mengatur lain yang disebut dengan Metode


pembelajaran mereka sendiri.1 Grammar Transliteration (Metode
Gramatika Terjemah) dan sekaligus
PEMBAHASAN meninggalkan metode pengajaran
Secara historis perkembangan sebelumnya, yaitu Direct Method
pengajaran bahasa dapat (Metode Langsung), yang lahir di
diklasifikasikan kepada lima periode, Prancis. Walaupun metode Direct
yaitu : pertama periode masa Methode pernah ditinggalkan tetapi
Romawi kuno dan abad pertengahan, metode ini tetap digunakan dalam
kedua periode Renaissanse, ketiga proses belajar mengajar bahasa asing
periode abad ke XVII, keempat sampai saat ini. Karena metode ini
periode abad ke XIX. dan kelima dalam aplikasinya mempermudah
periode abad ke XX. Dengan peserta didik lebih komunikatif.
memperhatikan periodesasi tersebut Walaupun ada perbedaan
di atas menunjukkan bahwa manusia pendapat mengenai metode ini dari
itu tidak pernah puas dengan hal segi fungsi dan efisiensi, disisi lain
yang monoton, akan tetapi selalu nampak metode ini memiliki
mencari sesuatu yang baru, maka pengaruh yang cukup luas dalam
ketika itu muncullah sesuatu yang perkembangan bahasa Arab. Terlihat
terbaru yang dianggap lebih tepat dari prosesnya, peserta didik
berlaku masa itu. Namun pada langsung memperaktekkan dan
akhirnya berubah menjadi usang, melatih lidahnya dalam berbahasa.
membosankan dan bersifat
trasdisional ketika ditemukan lagi Ciri-Ciri Metode Langsung
sesuatu yang terbaru yang sangat Metode langsung adalah satu
relevan dengan tututun berikutnya. dari beberapa metode yang
Di Inggris antara tahun 1899 – digunakan dalam pengajaran bahasa
1924, Direct Method (metode arab ataupun bahasa asing lainnya.
langsung) dalam sejarah merupakan Untuk membedakannya dari metode-
metode yang paling populer pada metode yang lain adalah dengan ciri-
masa itu. Dalam arti bahwa metode ciri sebagai berikut,
dianggap sebagai salah satu aspek 1) Materi pelajaran pertama-
pengajaran yang sangat urgen, tama diberikan kata demi
walaupun pada dasarnya semua kata, setelah itu beralih
metode itu baik, namun metode kepada struktur kalimat.
langsung dianggap sangat signifikan Pertama-tama diajarkan
untuk diterapkan dan dikembangkan pengenalan huruf-huruf
pada masa itu. dengan tipikal tiap huruf yang
Namun pada akhirnya metode berbeda (memperhatikan
ini ditinggalkan dan berpindah makhārij al-hurūf) seperti
kembali kepada metode tradisional pada ‫ ﺹ‬, ‫ ﺯ‬, ‫ ﺶ‬, ‫ ﺫ‬,‫ ﺱ‬, dan ‫ﻆ‬
dikarenakan tenaga edukatifnya tidak . Keenam huruf tersebut
mampu melaksanakan metode masing-masing memiliki
tersebut secara kualitatif dan makhārij al-hurūf yang
kuantitatif. Maka sebagai berbeda tetapi masing-masing
konsekuensi atas lahirnya metode dalam penyebutannya
mengandung huruf “s” atau
mendekatinya. Setelah hal ini
1Ibid, hlm. 28-32.

218
Efektifitas Metode Langsung dalam Pengajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

dianggap rampung, barulah ataupun gerakan-gerakan


memasuki tahap-tahap tertentu. Sebagai contoh,
pembentukan struktur kata seorang guru mengisyaratkan
ataupun menyusun huruf- pulpen yang ada ditangannya
huruf di atas dalam sebuah kemudian menyebutkan
struktur kalimat yang sering bahasa Arabnya, atau bisa
dipakai ataupun dialami juga dengan menunjukkan
seperti, gambarnya.
‫ ﺍﻟﺩﺭﺱ‬, ‫ ﺍﻟﻤﺩ ﺭﺱ‬, ‫ ﺍﻟﻤﺩ ﺭ ﺴﺔ‬dan 4) Setelah memasuki kelas,
sebagainya. siswa atau peserta didik
2) Gramatika diajarkan hanya benar-benar dikondisikan
bersifat sambil lalu, siswa untuk menerima dan
tidak dituntut menghafal bercakap-cakap dalam bahasa
rumus gramatika, tapi yang Arab atau bahasa asing dan
utama adalah mampu dilarang menggunakan
mengucapkan secara baik. bahasa lain.
Cara mengajarkan gramatika Misalnya, seorang guru
hanya sambil lalu sifatnya, memasuki kelas dan
maksudnya kaidah-kaidah mengucapkan salam ataupun
yang ada tidak harus dihafal, menanyakan kabar mereka,
tetapi dibentuk situasi yang menanyakan tanggal atau hari
sedemikian rupa dan apa dan seterusnya, semuanya
diperaktekkan langsung itu dengan menggunakan
secara lisan. bahasa Arab.
Dibedakan dengan teknik 5) Aktifitas belajar secara
pengajaran bahasa Arab klasikal banyak dibimbing
konvensional yang guru langsung praktek di
mengutamakan pengajaran dalam kelas, sedangkan di
gramatika dengan luar kelas peserta didik
penggunaan contoh yang ditekankan untuk
sangat minim kosa katanya, mempraktekkannya dengan
seperti ‫ ﻀﺭﺐ‬, dan sebagainya. kawan-kawan setingkat.
Hal ini mengakibatkan bahasa 6) Porsi latihan mendengarkan
Arab hanya dipahami dalam lebih banyak untuk kemudian
kaidah-kaidah dan membuat ditirukan. Ini bertujuan
peserta didik pasif dalam mempercepat peserta didik
perkembangan bahasa Arab untuk mencapai pengetahuan
yang seakan-akan bahasa secara otomatis.
perkembangannya tidak 7) Pada pengajaran bacaan,
terletak pada sisi harus diberikan secara lisan
gramatikalnya. terlebih dahulu, dengan jalan
3) Dalam proses pengajaran menunjukkan atau
senantiasa menggunakan alat menuliskan kata-kata yang
bantu ataupun alat peraga sukar satu per satu, kemudian
baik alat peraga langsung menghubungkannya dalam
ataupun tidak langsung bentuk kalimat dan alinea.
(benda tiruan). Juga biasanya 8) Sejak awal murid telah dilatih
menggunakan simbol-simbol berfikir dalam bahasa Arab.

219
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

Hal ini akan bermanfaat mendekati penutur asli.Setiap


sekali dalam perkembangan hari guru memberikan contoh
selanjutnya. bagaimana pengucapan bahasa
Dari beberapa ciri terebut, arab yang baik dan benar sesuai
maka nampak bahwa ada sejumlah dengan makhorijul hurufnya dan
hal yang perlu diperhatikan pendidik intonasi pelafalannya.bagaimana
atau guru dengan peserta didik. intonasi kalimat berita,kalimat
Seorang guru harus benar-benar tanya,kalimat seru dan yang
meguasai materi dan memahami lainnya,sehingga siswa mampu
betul metode yang sedang ia melafalkan huruf-huruf dan
terapkan dalam pengajaran. kalimat bahasa arab yang benar
Sedangkan murid harus aktif dengan intonasi yang sesuai.
mengikuti penjelasan gurunya dan 3. Siswa mengetahui banyak kosa
membiasakannya pada praktek. kata dan pemakaiannya dalam
Karena proses pelaksanaan kalimat. Penguasaan kosa kata
metode ini amat bertumpu pada guru, dengan menggunakan metode
maka seorang guru dituntut agar langsung bukan dengan cara
selain menguasai materi, juga menghapal kosa kata, tapi
kemahiran mendemontrasikan alat penguasaan kosa kata langsung
peraga ataupun penggunaan contoh dengan mempraktekkannya
dan isyarat, agar siswa memberikan dalam proses belajar mengajar,
perhatian dan ikut aktif untuk karena setiap hari siswa
mengucapkan kata-kata yang diminta mendengar guru berbicara bahasa
oleh guru. arab akhirnya secara tidak
langsung mereka jadi paham dan
Kelebihan dan Kekurangan penguasaan kosa katanya
Metode Langsung bertambah banyak dan mereka
Kelebihan Metode Langsung langsung mempraktekkan kosa
yang ditemukan dalam praktek kata tersebut di dalam kelas.
pembelajaran bahasa Arab adalah 4. Siswa memiliki keberanian dan
sebagai berikut : spontanitas dalam berkomunikasi
1. Siswa terampil menyimak dan karena dilatih berfikir dalam
berbicara.Dengan menggunakan bahasa arab secara langsung
metode langsung,siswa-siswi sehingga tidak terhambat oleh
terbiasa menyimak guru proses penerjemahan. Dengan
berkomunikasi menggunakan menggunakan metode langsung
bahasa arab sehingga secara spontan siswa memiliki
kemampuan mereka menyimak keberanian untuk berbicara
dan berbicara bahasa arab sangat bahasa arab karena mereka
terlatih.Setiap hari mereka terbiasa mendengar dan berbicara
berusaha berbicara bahasa arab bahasa arab setiap hari, mereka
sedikit demi sedikit dengan tidak terhambat oleh makna kata
sesame temannya dan akhirnya atau terjemahan dan merekapun
mereka terampil berbicara bahasa tidak terlalu memikirkan kaidah
arab dalam kehidupan mereka nahwu, sharaf, marfu’, manshub,
sehari-hari. majrur, mereka semangat
2. Siswa menguasai pelafalan percaya diri dan penuh
dengan baik seperti atau

220
Efektifitas Metode Langsung dalam Pengajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

keberanian untuk terus berbicara Di sisi lain siswa yang belum


bahasa arab. paham perlu penjelasan guru
5. Siswa menguasai tata bahasa berulang-ulang, sementara yang
secara fungsional tidak sekedar sudah paham merasa jenuh dan
teoritis, artinya berfungsi untuk bosan karena guru terus
mengontrol kebenaran ujarannya. mengulang kosa kata
Penguasaan tata bahasa atau tersebut,maka disinilah
kaidah nahwu sharaf dengan diperlukan sosok guru ideal yang
menggunakan metode langsung bisa mengayomi seluruh
bukan dengan menghapal siswa,guru bisa saja
jurumiyah,alfiyah atau kitab- memanfaatkan kemampuan siswa
kitab qowaid lainnya, tapi justru yang pintar untuk belajar berbagi
dengan berbicara langsung, ilmunya dan mengajari temannya
temen-temen siswa yang lainnya yang belum paham sehingga
bisa mengontrol kebenaran suasana kelas menjadi hidup dan
ujaran temennya, apakah sesuai dinamis.
dengan kaidah nahwu sharaf atau
tidak, jadi mereka menguasai 2. Siswa lemah dalam kemampuan
kaidah nahwu sharaf langsung membaca dan memahami karena
dari praktek bicara dan kaidah materi dan latihan ditekankan
nahwu sharaf tidak menghalangi pada bahasa lisan. Fokus
mereka untuk terus berbicara pembelajaran bahasa arab dengan
bahasa arab. menggunakan metode langsung
adalah kemampuan menyimak
Adapun kekurangan Metode dan berbicara, latihan-latihan
Langsung yang ditemukan dalam lebih banyak ditekankan pada
proses pembelajaran adalah sebagai bahasa lisan sehingga
berikut : kemampuan membaca dan
1. Idealnya metode langsung memahami serta menerjemahkan
diterapkan pada siswa yang teks yang mereka baca kurang
memiliki kemampuan dasar diperhatikan.
bahasa arab, atau setidaknya Dalam belajar bahasa arab siswa
pernah belajar bahasa arab harus menguasai empat
sebelumnya, oleh karena itu latar keterampilan yaitu, keterampilan
belakang siswa yang heterogen menyimak, keterampilan
akan menjadi kendala dalam membaca, keterampilan berbicara
penerapan metode langsung. dan keterampilan menulis. Dalam
Sebagian siswa ada yang pengajaran bahasa arab dengan
memiliki kemampuan bahasa menggunakan metode langsung
arab yang cukup baik, sehingga keterampilan yang lebih
kadang-kadang dia kurang ditekankan adalah keterampilan
memperhatikan penjelasan guru menyimak dan berbicara,
ketika guru sedang menjelaskan sehingga karena terbatas waktu
pelajaran yang belum dimengerti dan juga materi pelajaran yang
oleh siswa yang tidak memiliki cukup banyak, maka
dasar bahasa arab sehingga keterampilan membaca dan
timbul kegaduhan di dalam kelas. menulis kurang tersentuh atau

221
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

prosentase waktunya hanya tentunya akan jauh berbeda


sedikit. dengan guru yang pernah
mondok di pesantren tradisional,
3. Memerlukan guru yang ideal dari kemudian dia juga pernah belajar
segi keterampilan berbahasa dan di Gontor, ditambah lagi dia
kelincahan dalam penyajian meneruskan pendidikannya ke
pelajaran, dan realitasnya Sumber Timur Tengah,tentu pengajaran
Daya Manusia seperti ini tidak bahasa arabnya akan lebih
mudah. Dalam setiap mata dinamis dan lebih kreatif karena
pelajaran memang sangat pengalaman adalah guru yang
diperlukan guru ideal yang paling baik.
menguasai materi pelajaran dan 4. Tidak bisa dilaksanakan dalam
mampu menyajikan pelajaran kelas besar. Pengajaran bahasa
dengan baik dan menarik dan ini arab dengan menggunakan
merupakan tantangan terbesar metode langsung sangat
dalam pengajaran bahasa arab menekankan pada penguasaan
dengan menggunakan metode siswa berbicara bahasa arab, dan
langsung, karena realitasnya latihan dalam kemampuan
sumber daya manusia yang berbicara ini memerlukan waktu
memiliki kemampuan ideal yang cukup lama dan hal ini
sangat jarang. dalam kenyataannya sulit
Kendala yang lain, guru bahasa dipraktekkan dalam kelas yang
arab yang belajar bahasa arab di jumlah siswanya cukup banyak,
Indonesia baik di sekolah- karena satu persatu siswa harus
sekolah Islam maupun di maju ke depan kelas dan praktek
pesantren akan jauh berbeda berbicara bahasa arab,dan ketika
dengan guru bahasa arab yang jumlah siswanya banyak
pernah belajar langsung di terbentur dengan waktu yang
Negara arab, tentu saja kefasihan tersedia.
berbicara seorang guru akan Pengajaran bahasa arab dengan
sangat berpengaruh pada menggunakan metode langsung,
kefasihan berbicara para siswa. sangat menekankan supaya
Biasanya latar belakang seluruh siswa bisa menguasai
pendidikan seorang guru juga materi pelajaran dan mereka bisa
pengalaman mereka dalam mempraktekkannya dengan
mengajar bahasa arab, sangat teman-temannya di depan kelas.
berpengaruh pada kreatifitas dan Dari hasil observasi penulis
kelincahan guru dalam penyajian ketika jumlah siswa terlalu
materi pelajaran, guru yang banyak yaitu 39 orang, maka
pernah belajar di Gontor ketika ada dua orang siswa yang
misalnya, tentu dalam pengajaran berdialog di depan kelas dan guru
bahasa arabnyapun dipengaruhi memperhatikan kedua siswa
pengalamannya selama belajar di tersebut, maka siswa-siswa yang
Gontor. Begitu pula guru yang lain ribut dan mengobrol.
pernah mondok di pesantren Seharusnya guru memberikan
tradisional mereka biasanya lebih tugas latihan kepada siswa yang
menekankan pada penguasaan lain sehingga suasana kelas tetap
kaidah nahwu dan sharaf. Dan tenang.

222
Efektifitas Metode Langsung dalam Pengajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

5. Tidak diperbolehkannya praktek berdialog dengan


pemakaian bahasa ibu siswa bisa temannya mereka mampu
berakibat terbuangnya waktu melafalkan kalimat-kalimat
untuk menjelaskan makna satu tersebut dengan benar dan
kata abstrak, dan terjadinya dengan intonasi yang sesuai.
kesalahan persepsi atau
penafsiran pada siswa. Karena Cara Menanggulangi Hambatan-
pembelajaran bahasa arab dengan hambatan Dalam Penerapan
metode langsung jika dicampur Metode Langsung.
dengan bahasa ibu akan membuat Dengan pengalaman yang
para siswa lamban dalam dimiliki oleh seorang guru dalam
memahami bahasa arab mengajar, ia akan mampu menang-
dikarenakan setiap kalimat yang gulangi hambatan-hambatan yang
ia dengar harus memikirkan dihadapinya dalam penerapan
terjemahannya terlebih dahulu. metode langsung.
Dalam penerapan metode Begitu juga halnya guru bahasa
langsung seorang guru berusaha arab harus mencoba menanggulangi
untuk selalu menggunakan masalah-masalah tersebut
bahasa arab,menerjemahkan teks berdasarkan pengalaman mengajar
bacaan satu persatu itu sangat yang ia peroleh dengan langkah-
dihindari,sehingga disini langkah sebagai berikut,
diperlukan kesabaran dan waktu 1. Siswa dites secara lisan terlebih
yang cukup lama. Dan untuk dahulu, sehingga dapat
menjelaskan makna suatu kalimat dikelompokkan sesuai dengan
tentu guru membutuhkan alat kemampuan dan latar belakang
peraga seperti gambar atau masing-masing, hal ini akan
menunjukkan benda-bendanya memudahkan seorang guru
langsung, sangat diperlukan dalam mengajar, sehingga akan
kreatifitas dan kelincahan guru disesuaikan dengan kemampuan
dalam menggunakan metode para siswa.
langsung. 2. Membaca teks berbahasa arab
merupakan komponen yang
6. Model latihan menirukan dan cukup penting dalam
menghafalkan kalimat-kalimat pembelajaran bahasa arab, oleh
yang kadangkala tidak bermakna karena itu apabila siswa lemah
atau tidak realistis karena tidak dalam membaca teks-teks
kontekstual, bisa menyebabkan bahasa arab, bisa diintegrasikan
kebosanan, sehingga tidak sedikit antara berbicara bahasa arab
yang belajar bahasa arab tidak yang benar dengan membaca
sampai tuntas karena mengalami teks-teks bahasa arab pada saat
kebosanan tersebut. pembelajaran berlangsung. Hal
Siswa dituntut untuk bisa ini tidak akan saling
berbicara bahasa arab, dan tentu melemahkan yang lain, karena
dalam keterampilan berbicara ini antara berbicara dan membaca
siswa harus latihan menirukan memiliki keterikatan antara satu
dan melafalkan kalimat-kalimat dengan yang lainnya.
dalam bahasa arab dengan 3. Untuk menanggulangi
benar,sehingga ketika mereka kelangkaan SDM diperlukan

223
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

kaderisasi secara berarti “ dihadapannya “. Dari


berkesinambungan, siwa-siswa contoh yang dikemukakan jelas
yang berprestasi bisa diberikan bahwa kadang ada yang
beasiswa untuk melanjutkan membuat pengajar terpaksa
sekolah sampai kuliah pada menjelaskan dengan bahasa ibu
jurusan bahasa arab dan untuk menjelaskan arti yang
didorong melanjutkan ke benar.
Negara-negara arab, dan pada 6. Untuk mengatasi kebosanan
saat lulus mereka direkrut oleh dibutuhkan kreatifitas seorang
pesantren dengan gaji dan guru dalam mengajar dengan
fasilitas yang cukup. cara-cara yang inovatif,
4. Pada dasarnya jumlah siswa misalnya diselingi dengan kisah-
yang lebih kecil akan kisah atau nyanyian-nyanyian
memudahkan pengajar dalam nasyid dalam bahasa arab, atau
memantau perkembangan siswa, menggunakan sarana-sarana
namun untuk even-even tertentu multimedia yang menarik.
seperti ceramah umum, seminar
atau diskusi bisa saja dilakukan PENUTUP
dalam kelas yang besar, dan Dari uraian tersebut, penulis
even seperti ini sesekali juga dapat menyimpulkan bahwa, Metode
diperlukan. langsung merupakan metode yang
5. Meskipun pada dasarnya dalam cukup efektif dalam meningkatkan
metode ini pengajar tidak boleh kemampuan berbicara siswa.
menggunakan bahasa ibu dalam Metode ini berangkat dari
menyampaikan materi pelajaran, asumsi dasar, bahwa pembelajaran
namun pada kenyataannya tidak bahasa asing tidaklah jauh berbeda
selalu konsisten demikian. dengan belajar bahasa ibu, yaitu
Pengajar kadang-kadang dengan penggunaan bahasa secara
menerjemahkan kata-kata asing langsung dan intensif dalam
atau sulit ke dalam bahasa ibu komunikasi keseharian, dimana
jika diperlukan, hal ini tidak tahapannya bermula dari
mengurangi kelancaran dalam mendengarkan kata-kata, menirukan
berkomunikasi. secara lisan, sedangkan mengarang
Kenyataan seperti ini memang dan membaca dikembangkan
sering kali terjadi. Kenyataan kemudian,.
bahwa bahasa Arab memiliki Metode ini berorientasi pada
perbedaan yang unik dibanding pembentukan keterampilan pelajar
bahasa asing lainnya. Seperti agar mampu berbicara secara
pada bentukan kalimatnya spontanitas dengan tata bahasa yang
ataupun pada perpaduan kata- fungsional dan berfungsi untuk
kata yang merubah arti dasar mengontrol kebenaran ujarannya,
kata tersebut, oleh karena itu bak penutur asli.
guru terpaksa harus Sekalipun metode langsung
menerangkannya dengan bahasa merupakan salah satu metode yang
ibu. cukup efektif dalam pengajaran
Sebagai contoh seperti : ‫تحت‬ bahasa arab, namun tidak terlepas
‫ ﺍﻟعنوﺍن‬yang berarti dengan dari kelebihan dan kekurangan yang
tema/judul “ ‫ “ ﺑﻴن ﻴﺩيه‬yang

224
Efektifitas Metode Langsung dalam Pengajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

perlu dijadikan bahan evaluasi dalam Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga


praktek pembelajaran bahasa arab. Yogyakarta, 2004
Pengalaman seorang guru
dalam mengajar bahasa arab akan Bermawy Munthe, Kunci Praktis
sangat berpengaruh dalam Desain Pembelajaran, UIN
kemampuannya menanggulangi Sunan Kalijaga
permasalahan-permasalahan yang Yogyakarta,CTSD,2009.
dihadapi dalam penerapan metode
langsung. Cece Widjaya, dkk. Upaya
Metode langsung sangat Pembaharuan Dalam
relevan untuk diimplementasikan Pendidikan dan Pengajaran,
dalam pembelajaran bahasa arab di Remaja Rosda karya:
sekolah-sekolah Islam maupun bandung. 1992
pondok-pondok pesantren yang
mengajarkan bahasa arab, terlebih Djudju Sudjana S. Strategi
jika sekolah Islam dan pondok- Pembelajaran, Falah
pondok pesantren tersebut ingin production : Bandung. 2000
mendorong siswa-siswanya untuk
Effendy, Ahmad Fuad, Metodologi
meneruskan studi di Timur Tengah.
Pengajaran Bahasa Arab.
Implementasi metode langsung
Misykat.Malang, 2009.
dalam pengajaran bahasa arab
dilaksanakan secara bertahap sesuai Furqonul Aziez dan Chaedar
dengan kemampuan siswa, sehingga Alwasilah, Pengajaran
hasilnya akan efektif dalam Bahasa Komunikatif Teori
meningkatkan kemampuan siswa dan Praktek, Rosdakarya,
dalam berbicara bahasa arab. Bandung, 1996
DAFTAR PUSTAKA Imron, Efektifitas Metode Langsung
dalam Pengajaran Bahasa
Abdul Hamid, Uril Baharuddin dan Arab di Kelas II Madrasah
Bisri Mustofa, Pembelajaran Aliyah Keagamaan
Bahasa Arab Pendekatan, Raudhatul Ulum Sakatiga
Metode, Strategi, Materi, dan Indralaya OKI Sumatra
Media, UIN Malang Press, Selatan, Skripsi, Fakultas
2008 Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga, 2003
Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran Iskandarwassid dan Dadang
Mengembangkan Standar Sunendar, Strategi
Kompetensi Pembelajaran Bahasa,
Guru, Remaja Rosdakarya, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2007 Bandung, 2008.
Abdul Munip, dkk, Al-‘arabiyah M. Basyiruddin Usman dan Asnawir,
Jurnal Pendidikan Bahasa Media Pembelajaran, Delia
Arab, Jurusan Pendidiakan Citra Utama,
Bahasa Arab Fakultas Jakarta, 2002

225
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 02, Juli 2016

Makrom Malibary dkk, Pedoman


Pengajaran Bahasa Arab
pada Perguruan
TinggiAgama Islam IAIN,
Jakarta, 1976.

Mulyanto Sumardi, Pengajaran


Bahasa Asing Sebuah
Tinjauandari Segi
Metodologi, Kramat Kwitang,
Jakarta, 1974.

Nunung Nuraeni, Methode dalam


Pembelajaran Bahasa Arab
di Pesantren Ibnul Qoyyim
Yogya, Skripsi, Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga, 2002

Qaimah, Pembelajaran Bahasa Arab


dengan Metode Langsung di
Pondok Pesantren Putra
Ibnul Qoyyim Tegalyoso
Stimulyo Piyungan Bantul,
Skripsi, Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Kalijaga, 2008.

Radliyah Zaenuddin, dkk,


Metodologi dan Strategi
Alternatif Pembelajaran
Bahasa Arab, Pustaka Rihlah
Group, Cirebon, 2005.

Umi machmudah dan Abdul wahab


Rosyidi. Active Learning
dalam Pembelajaran Bahasa
Arab, Uin-malang press:
Malang 2008

W.J.S Poerwadarminto. Kamus


Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka : Yogyakarta.
1989

226

Anda mungkin juga menyukai