Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tujuan dari pembangunan nasional khususnya bidang kesehatan adalah
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan
memegang peranan yang amat penting dalam meningkatkan kesejahteraan
manusia, dan sebagai sumber daya pembangunan.
Tujuan Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945
alenia ke empat yang berbunyi “Untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa yang berdasar kepada perdamaian abadi dan
seluruh tumpah darah Indonesia”. Untuk terwujudnya program nasional yang
berkelanjutan maka disusunlah program yang terarah dan terencana.
Salah satu tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan yang paling mudah
dijangkau oleh masyarakat yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat terjangkau oleh pemerintah dan
masyarakat.
Dalam sarana kesehatan Puskesmas, pelayanan kefarmasian merupakan
salah satu faktor penting dalam menunjang pelayanan kesehatan. Profesi Farmasi
saat ini telah mengalami perkembangan yaitu dari orientasi pada obat berubah
menjadi orientasi pada pasien, yaitu bentuk pelayanan dan tanggung jawab
langsung profesi farmasi dalam pekerjaan kefarmasian untuk mencapai tujuan
akhir yaitu peningkatan kualitas hidup pasien.
Pengalaman belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik
untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan pendidikan yang dapat diperoleh dari
pendidikan dikelas, laboratorium maupun lapangan.Untuk mencapai pengalaman

1
belajar, tatanan yang nyata dan komprehensif sehingga siswa dapat lebih siap dan
mandiri, maka dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada siswa SMK Farmasi
Pangeran Suryanata Barabai. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan para siswa
dapat mengetahui langsung kondisi dan situasi pada dunia kerja, sehingga mampu
belajar menghadapi berbagai tantangan dalam dunia kerja dan belajar untuk
menganalisis suatu gejala dan masalah agar kelak dapat diaplikasikan langsung
pada pasien dengan diberi bimbingan dan pengarahan.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab seorang Tenaga
Teknis Kefarmasian di Puskesmas.
2. Mengetahui manajemen kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di
apotek Puskesmas yang meliputi perencanaan, pengadaan,dan pelaporan.

1.3 MANFAAT
1. Menambah wawasan mengenai nama obat dan jenis obat yang beredar di
masyarakat.
2. Menambah pengetahuan kami dengan berbagai macam tulisan dokter.
3. Menambah pengetahuan kami tentang bagaimana peranan seorang asisten
apoteker di Puskesmas.
4. Meningkatkan keterampilan farmasi baik farmasi klinik maupun informasi.

1.4 KEGUNAAN PKL


1. Mengetahui kegiatan farmasi di Puskesmas khususnya di Instalasi Farmasi
dari struktur organisasi, tugas, dan fungsi manajemen serta kegiatan yang
dilakukan dalam upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang pelayanan Farmasi
dan pekerjaan kefarmasian sebagai bekal awal serta pengalaman di
Puskesmas.
3. Mengetahui dan memahami peran serta tanggung jawab asisten apoteker
dalam pelayanan farmasi di Puskesmas, serta ruang lingkup profesi secara

2
teori maupun praktek sehingga memperoleh gambaran nyata dan jelas
mengenai peran asisten apoteker.

1.5 PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Kesehatan UU No.23 tahun 1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
2. Apotek
Menurut PERMENKES No. 922/Menkes/Per/X/1993, Apotek
adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.
3. Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat
dalam suatu wilayah kerja tertentu.
4. Alat kesehatan
Adalah instrument, mesin yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia.
5. Obat
Menurut SK Menkes RI tanggal 9 Juni 1971, Obat adalah suatu
bahan atau bahan-bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosa,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan tanaman pada manusia
dan hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia.
6. Resep
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/X/1993, Resep
adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan, kepala
Apoteker, pengelola Apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi penderita sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku.

3
7. Apoteker
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/X/1993, Apoteker
adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang - undangan yang
berlaku melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Apoteker.
8. Apoteker Pengelola Apotek
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/X/1993, Apoteker
pengelola apotek adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek
(SIA).
9. Apoteker Pengganti
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/X/1993, Apoteker
Pengganti adalah apoteker yang menggantikan apoteker pengelola
apotek selama apoteker pengelola apotek tersebut tidak berada ditempat
lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat Izin
Kerja (SIK) dan tidak bertindak sebagai Apoteker di apotek lain.
10. Asisten Apoteker
Menurut PERMENKES RI No. 022/Menkes/Per/1993, Asisten
Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian
sebagai asisten apoteker.
11. Narkotika
Menurut UU No. 22 Tahun 1997, Narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman baik sintesis maupun
semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan dapat menimmbulkan ketergantungan.

12. Psikotropika
Menurut UU No. 5 Tahun 1997, Psikotropika adalah zat atau obat
baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

4
13. Tablet
Adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.
14. Kapsul
Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut.
15. Syrup
Adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.

1.6TEMPAT DAN WAKTU PKL

Waktu dan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di puskesmas Limpasu


yang dimulai pada tanggal 23 Juni 2014 – 3 Juli 2014.

5
BAB II

PUSKESMAS LIMPASU

A.SEJARAH SINGKAT PEMBUATAN PUSKESMAS


LIMPASU

2.1 PENGERTIAN PUSKESMAS

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan


Kabupaten yang bertanggung jawab pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.

Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagiaan dari tugas teknis


operasional Dinas Kesehatan Kabupaten dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

Wilayah Kerja

Standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di


suatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab
wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperlihatkan keutuhan konsep
wilayah (desa,atau rw). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.

2.2 VISI PUSKESMAS

Visi Puskesmas Limpasu adalah terciptanya Kecamatan Limpasu Sehat


menuju Kabupaten Sehat yaitu mewujudkan masyarakat berperilaku hidup sehat
dengan jangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata agar
memiliki derajat kesehatan setinggi – tingginya.

6
2.3 MISI PUSKESMAS

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah


Kecamatan Limpasu.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
Kecamatan Limpasu.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan di wilayah Kecamatan Limpasu.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

2.4 FUNGSI PUSKESMAS

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.


2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
3. Pusat pelayanan Kesehatan pertama.

2.5 KONDISI GEOGRAFIS

Luas wilayah kerja puskesmas 77,79 km2dengan kondisi berbukit-


bukit dan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Awayan Kab. Balangan.


2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Batang Alai Selatan.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Batang Alai Utara.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Batang Alai Timur.

2.6 KONDISI DEMOGRAFI

Tabel 1.1. Data penduduk, luas wilyah, dan jumlah penduduk di Puskesmas
Limpasu tahun 2013.

7
Luas Jumlah Penduduk
No. Nama Desa
Wilayah Laki2 Perempuan Jumlah
1. Limpasu 887 819 1.706
2. Karau 669 690 1.359
3. Tapuk 629 638 1.267
4. Hawang 633 638 1.271
5. Pauh 380 350 730
6. Kabang 405 367 772
7. Abung 466 466 932
8. Karatungan 557 568 1.125
9. Abung Surapati 357 302 659
Jumlah 77,79 4.983 4.838 9.821
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. HST dan BPS Kab. HST tahun 2013

2.7 UPAYA DAN AZAZ PENYELENGGARAAN

A. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib meliputi :

1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan
3. Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4. Perbaikan gizi masyarakat
5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
6. Pengobatan

8
B. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Limpasu

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas Limpasu adalah upaya yang


ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat
sesuai dengan kemampuan Puskesmas, meliputi :
1. Upaya kesehatan sekolah
2. Upaya kesehatan olahraga
3. Upaya kesehatan masyarakat
4. Upaya kesehatan kerja
5. Upaya kesehatan gigi dan mulut
6. Upaya kesehatan jiwa
7. Upaya kesehatan mata
8. Upaya kesehatan usia lanjut
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

C.Upaya Penggerakan Dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa Siaga adalah suatu kondisi masyarakat desa atau kelurahan yang
memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah
dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
secara mandiri (Kepmenkes RI Nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006).

Pembinaan dan pengembangan Desa Siaga terdapat delapan komponen


atau indikator Desa Siaga yaitu :

1. Adanya forum kesehatan Desa.


2. Adanya sarana atau fasilitas kesehatan dasar (Pos Kesehatan
Desa= Poskesdes) dan system rujukannya.
3. Adanya UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat)
yang dikembangkan, seperti Posyandu.
4. Adanya sistem pengamatan penyakit dan faktor resiko berbasis
masyarakat.
5. Adanya sistem kesiap-siagaan penanggulangan
kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.

9
6. Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya lingkungan sehat.
7. Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
8. Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya keluarga sadar
gizi (Kadarzi).
D.Upaya Kesehatan Inovasi
Upaya kesehatan inovasi adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan inovasi yang dilaksanakan di Puskesmas Limpasu
sebagai berikut :
1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
3. Jaminan Persalinan (Jampersal)

2.8 SARANA KESEHATAN


Sarana kesehatan di wilayah Puskesmas Limpasu tahun 2013 terdiri dari
sebuah puskesmas induk dengan 3 (buah) Puskesmas Pembantu, yaitu Pustu
Tapuk, Karau dan Abung Surapati. Selain itu kegiatan pelayanan kesehatan
dilaksanakan juga di 5 (lima) Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), yaitu Abung,
Karatungan, Pauh, Hawang dan Kabang. UKBM penunjang pelayanan kesehatan
di desa ada 18 Posyandu yang tersebar di 9 desa.

Sarana pelayanan Jampersal yang memenuhi syarat dan lengkap


peralatannya hanya ada 3 (tiga) tempat, yaitu Poskesdes Pauh, Abung dan
Karatungan.Poskesdes Hawang belum ditempati Bidan Desa karena kondisinya
rusak.

Untuk menunjang pelayanan kesehatan, sarana transportasi yang dimiliki


adalah sebuah mobil pusling dan 6 buah sepeda motor dinas (baik 4 buah dan
rusak berat 2 buah).

Jenis pelayanan di Puskesmas Limpasu :

10
1. Poliklinik gigi
2. Poliklinik umum
3. KIA/ Gizi
4. Apotik
5. Laboratorium
6. Imunisasi

TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Limpasu dan jaringannya
pada tahun 2013 sebanyak 22 orang (PTT = 1 orang). Tenaga Bidan Desa 8 orang,
hampir ada di semua desa kecuali Desa Tapuk, sedangkan yang bertugas di
Puskesmas 14 orang, lihat tabel 5.1

Tabel 5.1. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan di Puskesmas Limpasu tahun 2013

No. Jenis Tenaga Jumlah


1. Sarjana Kesehatan Masyarakat 2
2. Sarjana Non Kesehatan 1
3. D III Kebidanan 9
4. D III Keperawatan 4
5. Bidan Pelaksana 1
6. Perawat Pelaksana 1
7. Perawat Gigi 1
8. Sanitarian 1
9. Nutrisionis 1
10. Asisten Apoteker 1
TOTAL 22

11
Tabel 5.2. Data tenaga kesehatan di Puskesmas Limpasu tahun 2013

N KATEGORI
NAMA NIP/NRPTT
O TENAGA
Priyo Wibisono, SKM, 19690315199203101
1. Sarjana Keperawatan
MPH 2
19660923198603100
2. Rahmadinoor, S.Sos Kasubag Tata Usaha
4
19611015198603101
3. H. Ahmad Ilmi Perawat Gigi Penyelia
2
19641006198802100
4. Ahmadi Saniatarian Pelaksana
1
19690311199003200 Perawat Pelks
5. Mariatul Kusna
5 Lanjutan
19720801199303100
6. M.Saleh Iwan Perawat Pelaksana
4
19840102200501100
7. Edy Suwarto,SKM Perawat Pelaksana
3
19820918200604201
8. Eka Mustikawati, AMG Nutrisionis Pelaksna
6
Yayuk Umarsih, 19860310200801100 Perawat Pelaksana
9.
AMKep 3
10 M.Yuli Irdiansyah, 19750726200604101 Perawat Pelaksana
. AMKep 3
11 19750816200604101 Perawat Pelaksana
Hamsan, AMKep
. 2
12 19720813200604201
HJ.Marlinah, AMKeb Koordinator Bidan
. 2
13
Rini Nailasari 540016008 Asisten Apoteker
.
14 Suryaningsih 19710115200604201 Bidan Puskesmas

12
. 5
15 19720626200604201
Ida Norliani, AMKeb Bidan Desa Abung
. 9
16 19740512200604202
Wahidah, AMKeb Bidan Desa Hawang
. 7
17 19780624200604202 Bidan Desa
Nisa Herawati, AMKeb
. 2 Karatungan
18 19790101200701200 Bidan Desa Abung
Salmina, AMKeb
. 3 Sur
19 19791027200701200
Faridah, AMKeb Bidan Desa Pauh
. 3
20 19851015200903200
Mardiana, AM,Keb Bidan Desa Kabang
. 6
21 Amy 19870716200903200
Bidan Desa Karau
. Hidayati.S.P,AM.Keb 1
22 Bidan Desa PTT
Husnul Khatima
. Limpasu

13
2.9 STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
PUSKESMAS LIMPASU KECAMATAN LIMPASU KAB.HST
KEPALA PUSKEMAS
PRIYO WIBISONO,SKM,

KASUBAG TU
RAHMADI NOOR.SSoS

PP DATA DAN
UMUM DAN KEUANGAN PEREN CANAAN
INFORMASI
KEPEG DAN PENILAIAN
RAHMADI NOOR
HAMSAN,AM RAHMADI
EDY SUWARTO

Kep KeP NOOR.S.Sos

JARINGAN PELAYANAN
UNIT PELAYANAN PUSKESMAS PUSKESMAS

UPAYA KESEHATAN UPAYA


UPAYA PERORANGAN PELAYANAN
PUSKESMAS POS
KESEHATAN KESEHATAN
PEMBANTU KESEHATAN
MASYARAKAT PENUNJANG
DESA

POLI UMUM
PUSTU ABUNG POSKESDES
LAB MEDIS
PROMKES SP2TP M.SALEH IHWAN SURAPATI ABUNG
M.SALEH IHWAN
HAMSAN, AM SALMINA, A M Keb IDA NORLIANI,
Kep A M Keb
APOTIK
PUSTU KARAU
PERKESMAS POLI GIGI ANSHARI
AMY H IDAYANTI
KESLING (PN) SITORUS PANE, A POSKESDES
YAYUK GUDANG OBAT
AHMADI AHMAD ILMI M Keb KARATUNGAN
UMARSI, AMK
NISA
UKS/UKGS PUSTU TAPUK HERAWATI,
KIA KIA
AHMAD ILMI A M Keb
HJ.MARLINA, HJ.MARLINA, AM
AM Keb KES REMAJA Keb
POSKESDES
HAWANG
PERBAIKAN KB WAHIDAH,
KES SUSILA
GIZI SURYANINGSIH A M Keb
EKA
MUSTIKAWATI, POSKESDES
MTBS PAUH
AMG KES JIWA
(YAYUK UMARSHI, FARIDA , AM
AMK) Keb
P2M SURYANINGSIH
EDY POSKESDES
SUWARTO,SKM KABANG
KLINIK
(SURVEILAN) MARDIANA
((YAYUK SANITASI ,AM Keb
UMARSIH, AHMADI
A M Kep)
(P2 POLI GIZI
ISPA,DIARE,DBD
,MALARIA)
EKA
M.SALEH
MUSTIKAWATI
IHWAN
,AMG
(P2 TB, KUSTA)
PUSLING
HAMSAN, AM Kep
PENGOBAT
AN
MARIATUL
HUSNA

P2M

IMUNISASI

PUSLING 14
2.10 KEGIATAN UMUM TEMPAT PKL
Tugas pokok :

1. Melakukan pelayanan resep mulai dari menerima resep, meracik,


mempersiapkan obat sesuai kebutuhan, menyerahkan obat sesuai resep dan
menjelaskan kepada pasien tentang pemakaian obat.
2. Merencanakan kebutuhan obat dan perbekalan kefarmasian baik bulanan
dan tahunan.
3. Mengelola pemasukan Obat dan Alkes (Alat Kesehatan) baik dari Gudang
Farmasi, Askes maupun Jamkesmas.
4. Mengelola pengeluaran/pendistribusian obat kepada Puskesmas Pembantu,
Pos Kesehatan Desa, Polindes, Posyandu maupun kegiatan Puskesmas
Keliling.
5. Menyusun dan menyimpan Arsip Resep.
6. Melaksanakan Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi.

2.11 METODE PELAKSANAAN

1. Wawancara
Mengajukan pertanyaan langsung kepada petugas puskesmas mengenai
masalah yang berhubungan dengan laporan praktek kerja lapangan.
2. Observasi
Melihat langsung kondisi yang terjadi di tempat praktek kerja yaitu
Puskesmas Limpasu.

2.12 STRATEGI PELAKSANAAN

1. Pembagian Waktu
Menggunakan waktu sebaik mungkin, seperti bertanya dan mencari data
ke unit pendukung.Sehingga pada waktunya PKL berakhir siswa telah siap
dengan segala data – data untuk membuat laporan akhir.

15
2. Pengenalan lokasi

Pengenalan apotik, gudang obat, serta bagian-bagian lain di Puskesmas


Limpasu :

1. Mempelajari cara pelayanan di apotik


2. Mengevaluasi cara pelayanan di apotik.

3. Menjaga Sikap dan Perilaku

Menjaga sikap dan perilaku di tempat PKL merupakan cerminan sikap


seorang intelektual seperti :

1. Berpakaian yang rapi dan santun


2. Sopan santun ketika masuk keruangan kerja

16
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 RUANG LINGKUP PENGELOLAAN OBAT

Pengelolaan Obat di Puskesmas


1. Pengadaan dan Penerimaan
Pengadaan obat di puskesmas Limpasu di lakukan dengan melakukan
permintaan obat menggunakan formulir laporan pemakaian lembar permintaan
obat (LPLPO) setiap 3 Bulan sekali.tetapi untuk pemakaian Obat tetap dilaporkan
setiap bulan juga dengan menggunakan formulir LPLPO.
Penyerahan obat oleh Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) kepada
puskesmas dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu.
Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obat
yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk obat
sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) serta Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)dan
ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui Kepala Puskesmas. Bila tidak
memenuhi syarat petugas penerima dapat mengajukan keberatan.
2. Penyimpanan
Suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar
aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamain.Tujuannya agar obat tersedia di UPK mutunya dapat dipertahankan.
Persyaratan farmasetis (suhu dan cahaya)
1. Ruangan kering tidak lembab
2. Mempunyai ventilase, agar ada aliran udara dan tidak lelmbab/panas
3. Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung
untuk menghindari adanya cahaya langsung dan berteralis.

17
Cara penataan
1. Pengaturan
Pengaturan dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun secara
alfabetis dan berdasarka nama generiknya.
1. Penerapan system FIFO dan FEFO
2. Obat yang sudah diterima disusun sesuai denga pengelompokannya
3. Pemindahan harus hati-hati untuk menghindari terjadinya
kerusakan/obat pecah.
4. Golongan antibiotic disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat
kering, terhindar dari cahaya matahari.
2. Pendistribusian
Penyaluran atau pendistribusian adalah kegiatan pengeluaran dan
penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub
unit pelayanan kesehatan seperti Sub Unit Pelayanan Kesehatan di lingkungan
puskesmas (Kamar Obat, Laboratorium), Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, Posyandu, dan Polindes.
3. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan dengan cara menulis pengeluaran obat di kartu stok
obat dan setiap obat yang ada di resep di rekap ke buku bantu harian untuk
dijumlah dan dimasukan ke LPLPO.
Pelaporan dilakukan secara periodic, setiap awal bulan.Untuk puskesmas
yang mendapatkan distribusi setiap bulan LPLPO dikirim setiap awal bulan.
1.6 Pemesanan Obat
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing
puskesmas diajukan oleh kepala puskesmas kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota
dengan menggunakan format LPLPO.

18
3.2 PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT

Perencanaan dilakukan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan


perbekalan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan dasar. Dalam merencanakan pengadaan obat diawali dengan kompilasi
data yang disampaikan Puskesmas kemudian oleh instalasi farmasi
kabupaten/kota diolah menjadi rencana kebutuhan obat dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu. Tahap-tahap yang dilalui dalam proses perencanaan obat
adalah :
1. Tahap pemilihan obat, dimana pemilihan obat didasarkan pada Obat
Generik terutama yang tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN), dengan harga berpedoman pada penetapan Menteri.
2. Tahap kompilasi pemakaian obat, untuk memperoleh informasi :
1. pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan
kesehatan/puskesmas pertahun.
2. Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian
setahun seluruh unit pelayanan kesehatan/puskesmas.
3. Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat
Kabupaten/Kota secara periodik.
3. Tahap perhitungan kebutuhan obat, dilakukan dengan :
1. Metode konsumsi adalah metode yang didasarkan atas analisa
data konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah pengumpulan dan pengolahan data5,
analisa data untuk informasi dan evaluasi, perhitungan
perkiraan kebutuhan obat dan penyesuaian jumlah kebutuhan
obat dengan alokasi dana.
2. Metode Morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat
berdasarkan pola penyakit.

19
4. Tahap proyeksi kebutuhan obat, dengan kegiatan-kegiatan :
1. Menetapkan perkiraan stok akhir periode yang akan datang, dengan
mengalikan waktu tunggu dengan estimasi pemakaian rata-
rata/bulan ditambah stok pengaman.
2. Menghitung perkiraan kebutuhan pengadaan obat periode tahun
yang akan datang.
3. Menghitung perkiraan anggaran untuk total kebutuhan obat dengan
melakukan analisis ABC-VEN, menyusun prioritas kebutuhan dan
penyesuaian kebutuhan dengan anggaran yang tersedia.
4. Pengalokasian kebutuhan obat berdasarkan sumber anggaran
dengan melakukan kegiatan : menetapkan kebutuhan anggaran
untuk masing-masing obat berdasarkan sumber anggaran;
menghitung persentase anggaran masing-masing obat terhadap
total anggaran dan semua sumber.
5. Mengisi lembar kerja perencanaan pengadaan obat, dengan
menggunakan formulir lembar kerja perencanaan pengadaan obat.

3.3 PENYEDIAAN OBAT DI PUSKESMAS

Pengadaan obat di Puskesmas


Dalam memperoleh obat dan perbekalan farmasi, apotek harus
mengambil dari UPTD Gudang Farmasi Kabupaten HST.Obat-obat tersebut harus
memenuhi ketentuan daftar obat wajib apotek. Surat pesanan obat dan perbekalan
farmasi lainnya harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)
dengan mencantumkan nama dan nomor SIK. Jika APA berhalangan dapat
diwakili oleh apoteker pendamping atau apoteker pengganti.
Obat yang datang dari Dinas Kesehatan akan diperiksa dahulu sebelum
diserahkan kepada pasien, untuk mencegah kekeliruan bila ada kesalahan atau
barang yang tidak sesuai dengan pesanan kita. Pemeriksaan hendaklah
memperhatikan obat,kemudian obat tersebut diterima daan ditandatangani sebagai

20
bukti bahwa yang diantarkan dari UPTD Gudang Farmasi Kabupaten HST telah
diterima oleh apotek Puskesmas Limpasu.

3.4 ALUR PENYERAHAN OBAT DI PUSKESMAS


ALUR PELAYANAN

PUSKESMAS

PASIEN P
L POLIKLINIK
APOTEK
UMUM/ BP U
O GIGI/KIA
KLIEN L
K
MASYARAKAT
KLINIK A
UMUM E SANITASI
N
T
G

Penyerahan dan Pemberian Obat


Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Obat diserahkan kepada paisen harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara
penggunaan serta jenis dan jumlah obat.
2. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat
mungkin emosinya kurang stabil.
3. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarganya.
4. Memberikan informasi cara penggunaan dan hal-hal lain yang
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan

21
dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping,
cara penyimpanan obat.

3.5 PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS


Penyimpan di Puskesmas Limpasu, obat-obatan yang sering digunakan
ditempatkan di apotek sehingga pada saat menerima resep dari dokter obat lebih
cepat dan mudah disiapkan. Untuk obat-obatan yang ditempatkan digudang
disusun sesuai alfabetis, obat dirotasi dengan system First In First Out(FIFO)dan
First Expired First Out (FEFO), obat disimpan pada rak, dikelompokkan sesuai
dengan bentuk sediaan(tablet, sirup, salep, cairan,dll). Obat yang disimpan pada
lantai harus diletakkan diatas palet (berupa papan untuk menghindari lembab)
tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk, cairan harus dipisahkan
dari padatan, sera/vaksin/suppositoria disimpan dilemari pendingin.

3.6 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN

1. Kepala Pukesmas
Tugas :
1. Membina petugas pengelola obat
2. Menyampaikan laporan bulanan pemakaian obat kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
3. Melaporkan dan mengirimkan kembali semua obat yang rusak/
kadaluwarsa dan atau obat yang tidak dibutuhkan kepada Kepala
Dinkes Kabupaten/Kota setempat.
4. Melaporkan obat hilang kepada Kepala Dinkes Kabupaten/Kota.
5. Mengajukan permintaan obat dan perbekalan kesehatan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Tanggung Jawab :
Pengelolaan dan pencatatan pelaporan obat dan perbekalan kesehatan di
Puskesmas.

22
2. Petugas Gudang Obat di Pukesmas
1. Penerimaan obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2. Pemeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan
3. Penyimpanan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan
4. Pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan
5. Pengendalian penggunaan persediaan
6. Pencatatan dan pelaporan
7. Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kesehatan
8. Penyusunan persediaan obat dan perbekalan kesehatan
9. Permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota
10. Penyusunan laporan ke Dinkes Kabupaten/Kota

3. Petugas Kamar Obat Puskesmas


1. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan
kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh kamar obat
Puskesmas dalam bentuk buku catatan mutasi obat.
2. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan
kesehatan.
3. Menyerahkan kembali obat rusak/daluwarsa kepada petugas gudang obat
4. Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien
5. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada
pasien

4. Petugas Kamar Suntik


1. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan
kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterimanya.
2. Membuat laporan pemakaian dan mengajukan permintaan obat dan
perbekalan kesehatan
3. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada petugas gudang
obat.

23
5. Petugas Lapangan Puskesmas Keliling dan petugas Lapangan Posyandu
1. Setiap kali melaksanakan kegiatan lapangan mengajukan permintaan obat
yang diperlukan kepada Kepala Puskesmas.
2. Mencatat pemakaian dan sisa obat serta perbekalan kesehatan
3. Setelah selesai dengan kegiatan lapangannya, segera mengembalikan sisa
obat kepada Kepala Puskesmas melalui petugas gudang obat.

6. Petugas Obat Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa


1. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat yang dikeluarkan
maupun yang diterima oleh Puskesmas Pembantu dalam bentuk Kartu
Stok/buku
2. Setiap awal bulan membuat laporan pemakaian dan mengajukan
permintaan obat kepada Kepala Puskesmas
3. Menyerahkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas
melalui petugas gudang obat.

3.7 PENCATATAN DAN PELAPORAN

Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Tujuan Pencatatan dan pelaporan adalah :


1. Bukti bahwa suatu kegiatan yang telah dilakukan
2. Sumber data untuk melakukan pengaturandan pengendalian
3. Sumber data untuk pembuatan laporan
Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan
pelaporan obat yang tertib dan lengkap serta tepat waktu untuk mendukung
pelaksanaan seluruh pengelolaan obat.Pencatatan dan pelaporan data obat di
Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-
obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan
digunakan di Puskesmas dan atau unit pelayanan lainnya.

24
A. Sarana pencatatan dan pelaporan :
Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas
adalah LPLPO dan kartu stok.LPLPO yang dibuat oleh petugas Puskesmas harus
tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan dengan
baik.LPLPO juga dimanfaatkan untuk analisis penggunaan, perencanaan
kebutuhan obat, pengendalian persediaan dan pembuatan laporan pengelolaan
obat.
1. Di gudang obat Puskesmas :
1. Kartu stok obat
2. LPLPO
2. Di kamar obat Puskesmas :
1. Catatan penggunaan obat
2. LPLPO
3. Di Puskesmas pembantu :
1. Catatan penggunaan obat
2. LPLPO Sub unit
4. Di kamar suntik :
1. LPLPO Sub unit
2. Catatan harian penggunaan obat suntik
5. Di pelayanan kesehatan/pengobatan :
1. Catatan obat-obat yang diberikan kepada pasien pada kartu
berobat/status.
6. Di tempat pelayanan P3K dan tempat rawat inap :
1. Catatan harian penggunaan obat
2. LPLPO Sub unit
7. Di kamar suntik :
1. Laporan pemakaian obat dan sisa stok
8. Di Puskesmas keliling :
2. Laporan pemakaian obat dan sisa stok
9. Di Posyandu / Polindes / Bidan desa :
3. Laporan pemakaian obat dan sisa stok

25
B. Penyelenggaraan pencatatan :
Di gudang Puskesmas :
1. Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat di
dalam Kartu Stok
2. Laporan penggunaan dan lembar permintaan obat dibuat berdasarkan :
a. Kartu Stok Obat
b. Catatan harian penggunaan obat
C. Alur Pelaporan
Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO sub unit dan
Puskesmas Induk, LPLPO dibuat 3 (tiga) rangkap, yaitu :
1. Dua rangkap diberikan ke Dinkes Kabupaten/Kota melalui Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota, untuk diisi jumlah yang diserahkan. Setelah
ditanda tangani disertai satu rangkap LPLPO dan satu rangkap lainnya
disimpan di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.
2. Satu rangkap untuk arsip Puskesmas
D. Periode Pelaporan
Pelaporan dilakukan secara periodik, setiap awal bulan.
Untuk Puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan LPLPO dikirim setiap
awal bulan, begitu juga untuk Puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap
triwulan.

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan instrumen


vital dalam sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan
kesehatan di puskesmas, kematian, dan berbagai informasi kesehatan lainnya
berguna untuk pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di tingkat
kabupaten atau kota maupun kecamatan .

Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi
yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi,
data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi,
karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau
perkembangan organisasi tersebut .

26
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal:
1. Pencatatan, pelaporan, dan pengolahan.
2. Analisis.
3. Pemanfaatan. Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana dicatat dalam buku-
buku register yang berlaku untuk masing-masing program.

Data tersebut kemudian direkapitulasikan ke dalam format laporan SP3


yang sudah dibukukan.Koordinator SP3 di puskesmas menerima laporan-laporan
dalam format buku tadi dalam 2 rangkap, yaitu satu untuk arsip dan yang lainnya
untuk dikirim ke koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten. Frekuensi
pelaporan sebagai berikut: (1) bulanan; (2) tribulan; (3) tahunan. Laporan bulanan
mencakup data kesakitan, gizi, KIA, imunisasi, KB, dan penggunaan obat-obat.
Laporan tribulanan meliputi kegiatan puskesmas antara lain kunjungan
puskesmas, rawat tinggal, kegiatan rujukan puskesmas pelayanan medik
kesehatan gigi. Laporan tahunan terdiri dari data dasar yang meliputi fasilitas
pendidikan, kesehatan lingkungan, peran serta masyarakat dan lingkungan
kedinasan, data ketenagaan puskesmas dan puskesmas pembantu.Pengambilan
keputusan di tingkat kabupaten dan kecamatan memerlukan data yang dilaporkan
dalam SP3 yang bernilai, yaitu data atau informasi harus lengkap dan data tersebut
harus diterima tepat waktu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, sehingga dapat
dianalisis dan diinformasikan.

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas adalah kegiatan


pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan
kesehatan di Puskesmas yang ditetapkan melalui SK MENKES/SK/II/1981.Data
SP2PT berupa Umum dan demografi, Ketenagaan, Sarana, Kegiatan pokok
Puskesmas.Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP)merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas secara
menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas.

27
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
1. Memahami dan mengetahui sistem pengadaan dan pelaporan obat
di Puskesmas Limpasu.
2. Mengetahui tugas dan tanggung jawab sebagai asisten apoteker di
apotik.
3. Mengenal lebih jauh tentang obat-obatan dan dapat berhadapan
langsung dengan pasien dilingkungan kerja.
4. Mengetahui khasiat obat dan cara pakai serta dapat menjelaskan
kepada pasien.
4.2 PEMBAHASAN
Sistem pengadaan obat dapat dicatat dalam sebuah registrasi kartu stok
obat penerimaan obat, setiap obat yang masuk atau keluar dicatat dan kemudian
dibuat laporan dengan sistem FIFO dan FEFO.
Pelaporan obat dilakukan setiap bulan dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan, sedangkan pencatatan dilakukan setiap obat yang keluar setiap harinya
dan obat yang masuk setiap harinya.
Tugas seorang Asisten Apoteker yaitu melayani pasien dengan sebaik-
baiknya berdasarkan resep dari dokter dan bertanggung jawab penuh atas
pekerjaan yang dilakukan.
Mengenal lebih jauh yang dimaksud yaitu pengenalan pada obat -obatan
yang sebelumnya belum diketahui atau dipelajari waktu disekolah dan ditemui
waktu praktek kerja lapangan ini beserta khasiat dan cara penggunaannya serta
kami dapat berhadapan langsung dengan pasien di puskesmas, melihat kondisi
pasien dan melakukan edukasi pasien.
Dengan adanya praktek kerja lapangan ini dan membaca resep dari dokter
serta mempelajarinya selama 10 hari kami lebih mengetahui cara pakai dan
khasiat dari obat yang akan diserahkan kepada pasien yang bersangkutan.

28
Misalnya pada penggunaan obat antibiotik harus dihabiskan dalam jangka 1
minggu untuk sediaan sirup, jika lebih dari 1 minggu obat sebaiknya jangan
digunakan lagi.

29
BAB V

PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Obat merupakan komponen utama dalam intervensi mengatasi masalah
kesehatan, maka pengadaan obat dalam pelayanan kesehatan juga merupakan
indikator untuk mengukur tercapainya efektifitas dan keadilan dalam pelayanan
kesehatan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Dari kesimpulan pada unit pelayanan kesehatan, maka dapat di ambil
keputusan akhir yaitu :
1. PKL merupakan program yang tepat untuk mempersiapkan lulusan
Asisten Apoteker yang benar-benar siap pakai dan siap terjun ke
masyarakat dengan ilmu dan pengalaman yang di dapat.
2. Dengan adanya PKL ini, siswa dapat melihat dan mengetahui
proses pelayanan kepada masyarakat.
5.2 SARAN
a. Saran Untuk Sekolah
1. Meningkatkan kerjasama antar pihak sekolah dengan puskesmas, Rumah
Sakit ataupun perusahan lainnya, agar dapat menjalin silaturahmi dengan
baik dan mempermudah program praktek kerja lapangan untuk tahun-
tahun berikutnya.
2. Lebih ditumbuh kembangkannya program sosialisasi Praktek Kerja
Lapangan.
3. Lebih memperkenalkan diri ke masyarakat, supaya sekolah kita lebih di
kenal lagi.
4. Hal-hal yang menyangkut Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan
dipersiapkan sebelum PKL dilaksanakan.

30
5. Persiapan dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (terutama dalam
hal penempatan dan persiapan siswa atau siswi seharusnya terorganisasi
secara baik sebelum Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan).
b. Saran Untuk Apotek Puskesmas Limpasu
1. Pelayanan terhadap pasien lebih ditingkatkan lebih baik lagi.
2. Lebih mempertahankan Kualitas pelayanan kefarmasian yang telah
dilaksanakan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana.
4. Keberagaman jenis obat - obatan perlu ditingkatkan, agar permintan
pasien terpenuhi.
5. Lebih Meningkatkan Kerapihan dalam penyusunan obat, karena hal ini
dilakukan untuk meningkatkan kelancaran dan kecepatan dalam
pelayanan.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan Tahunan_2013 Puskesmas Limpasu, Kecamatan Limpasu


2. File:///D:Makalah%20Prakerin Puskesmas.htm
3. File:///D:Makalah%20Laporan PKL STMT Trisakti Air
TransportCommunity%20.htm
4. Aditya, Surya 2011, Laporan Praktek Kerja lapangan Puskesmas
Kelayan Timur, Banjarmasin
5. Rismayanti,Novi 2013, Blog contoh Laporan PKL
6. Alkhair,Aboe 2013, Makalah Perencanaan dan Pengadaan Obat di
Puskesmas, Universitas Islam Negeri Allaudin Makassar
7. File:///D:Makalah%20Puskesmas Cijulang.htm
8. Syahputra,Wahyu 2014, Laporan PKL di Puskesmas
9. Azizah,2013, Laporan Pengantar Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas
Kuin Raya, Banjarmasin
10. Ferliya,Nia 2012, Laporan PKL di Puskesmas Nusa Indah
11. Julaiha,Siti 2013, Laporan PKL di Puskesmas Basirih Baru, Banjarmasin

32

Anda mungkin juga menyukai