Anda di halaman 1dari 6

HASIL PEMERIKSAAN NEKROPSI

Nama Protokol : P/35/20


Hari, Tanggal : Jumat, 21 Februari 2020
Dosen PJ : Dr Drh Sri Estuningsih, MSi, APVet
Dosen Tentir : Prof Drh Ekowati Handharyani, PhD, APVet

Anamnesa : Infestasi Ektoparasit(Caplak) berat, miasis pada kaki dan


ventral abdomen.
Signalemen :
Nama Hewan : Whisky
Jenis Hewan : Anjing
Ras : Maltese mix
Jenis Kelamin : Jantan
Umur : 9 tahun
Tanggal Mati : 18 Februari 2020
Tanggal Nekropsi : 21 Februari 2020
Asal Hewan : RSHP IPB University

Tabel 1 Hasil pemeriksaan epikrise dan diagnosa patologi anatomi (PA)


Organ Epikrise Diagnosa PA
Keadaan umum luar
Ditemukan
Ptechie pada kulit dan
Kulit dan bulu ektoparasit,miasis pada
miasis subkutis
ventral abdomen dan kaki
Mukosa pucat anaemia
Mata Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Telinga Kotor Tidak ada kelainan
Mulut Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Lubang kumlah lain Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Subkutis
Perlemakan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Otot Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Kelenjar ludah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Kelenjar pertahanan
Ln. mandibularis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Ln. retropharingealis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Ln. prescapularis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Ln. axillaris Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Ln. Poplitea Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Organ Epikrise Diagnosa PA
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ln. prefemoralis
pemeriksaan pemeriksaan
Ln. inguinalis
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
superficialis

Rongga abdomen
Situs vicerum Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Peritoneum Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Temuan lain Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Traktus respiratorius
Hidung basah, terdapat
Rongga hidung Tidak ada kelainan
bloody nasal discharge
Trakea Terdapat busa Oedema pulmonum
Bronkus Terdapat busa Oedema pulmonum
Warna tidak homogen di Oedema Pulmonum
Paru-paru seluruh lobus, pleura
visceral tegang Pneumonia Interstisialis
Lobus medial dextra
Pneumonia Alveolar
tenggelam
Traktus digestivus
Mulut Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Lidah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Esofagus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Terdapat eksudat
kekuningan bercampur Gastritis catharalis et
Lambung
darah (ptechie) dan hemoragica
hiperemia
Terdapat eksudat
kekuningan bercampur
bercak-bercak Enteritis catharalis et
Usus halus
darah(ptechie), serta infeksi hemoragica
cacing dari duodenum-
anterior jejunum
Usus besar Terdapat hipermia Tidak ada kelainan
Terdapat pembesaran
kantung empedu,
Hati Cholangio-hepatitis
konsistensi keras dan
warna tidak homogen, ada
Organ Epikrise Diagnosa PA
bagian margo yang tajam
dan tumpul
Hemoragi tidak homogen,
Pankreas terdapat peradangan dan Pancreatitis akut
pembengkakan
Terjadi pembesaran dan
Cholecystisis,
Kantung empedu penyumbatan isi empedu,
cholelithiasis
disertakan batu empedu.
Traktus sirkulatorius
Terdapat sedikit
Perikardium mineralisasi pada Perikarditis
permukaan
Apex sedikit membulat
Penebalan otot ventrikel
kiri
Pembesaran ruang ventrikel
kanan Hipertrofi ventrikel kiri
Terdapat otot jantung
Jantung
terlihat pucat (lokal) Dilatasi ventrikel kanan
Pembesaran m. papilaris Cardiomiopathy
pada ventrikel kiri Hipertrofi m. papilaris
Terdapat chicken fat clot
bilateral

Pembuluh darah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Sistem limforetikuler
Limpa Warna agak pucat Anaemia

Traktus urogenitalia
Kiri : ukuran ginjal
membesar. Permukaan Hidronefrosis dan infark
korteks dan medulla pucat. korteks
Ginjal
Ditemukan bintik putih di
permukaan korteks
Kanan: tidak ada kelainan
Ureter Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Testis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Organ Epikrise Diagnosa PA
Vesika urinaria Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Uretra Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Penis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Kelenjar aksesorius
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Vesikularis
pemeriksaan pemeriksaan
Prostat Pembesaran Hiperplasia prostat
Bulbouretralis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Sistem saraf
Otak Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Sistem lokomosi
Otot Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Tulang Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sumsum tulang
pemeriksaan pemeriksaan
Diagnosa : Hidronefrosis, anaemia, aipertrofi ventrikel kiri, dilatasi
ventrikel kanan, aardiomiopathy, infestasi caplak, pneumonia
alveolar,pneumonia interstitialis, emfisema pulmonum,
pankreatitis akut, cholangiohepatitis, cholesistisis, cholelithiasis,
gastroenteritis catharalis et hemoragica, enteritis catharalis et
hemoragica, helminthiasis.

Diagnosa banding : Cronic heart failure (CHF)

Causa Mortis : Hati- cholangiohepatitis, cholesistisis, cholelithiasis

Atrial Mortis : Jantung

Sistem digesti

Saluran cerna atau traktus digestifus adalah system organ yang berfungsi dalam
menyerap berbagai zat dari luar tubuh (air, mineral, nutrient, vitamin), memecah
partikel besar menjadi lebih sederhana, dan mendistribusikan nutrisi ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah dan selanjutnya digunakan atau disimpan dalam sel. Struktur
system anatomi sisten perncernaan terdiri atas mulut, faring, esophagus, lambung, usus
halus, usus besar dan organ aksesoris, yaitu kelenjar ludah, hati, pankreas, serta
kelenjar empedu (Juffrie et al. 2018). Hasil pemeriksaan pada rongga mulut, lidah,
esophagus dan kelenjar ludah tidak menunjukkan kelainan dan masih normal.
Pemeriksaan patologis anatomis lambung ditemukan eksudat kataral disertai
pendarahan yang mengindikasikan adanya gastritis kataralis et hemoragika. Gastritis
adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Terdapat dua jenis gastritis
yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik. Penyebab gastritis paling sering adalah
stres fisik, makanan, minuman. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis,
trauma, pembedahan, gagal nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat dan
refluks usus-lambung. Hal ini disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada
saluran pencernaan sehingga menyebabkan gangguan pada produksi mukus dan fungsi
sel epitel lambung (Price dan Wilson 2005).

Hasil pemeriksaan pada pada bagian usus halus menunjukkan bahwa organ
tersebut mengalami peradangan yang disertai dengan adanya eksudat dan pendarahan.
Eksudat yang ditemukan bersifat catharalis, yaitu salah satu jenis eksudat yang bersifat
non seluler dalam tubuh berupa cairan patologis berbentuk seperti lender dan terdapat
di atas permukaan mukosa organ yang mengalami peradangan (Salamone & Dobbit
2004). Kejadian enteritis tersebut dapat disebabkan karena adanya infeksi bakteri,
virus, helminth,protozoa, radiasi dan uremia. Enteritis catarrhalis hemoragica terjadi
karena pada hasil temuan dalam nekropsi terdapatnya infeksi sedang dari dua jenis
cacing yaitu toxocara canis dan ancylostoma caninum mulai dari duodenum sampai
anterior jejunum. Pada sepanjang traktus digestivus dari usus halus sampai rektum
ditemukan hiperemia dan ptechie yang disebabkan oleh gigitan dan infeksi cacing
(Foster 1997).

Pankreas pada anjing ini mengalami peradangan akut yang disebutkan pankreatitis
akut. Hasil temuan dari nekropsi menunjukkan adanya perubahan warna pada pankreas
yaitu merah(hemoragi) yang tidak homogen dan konsistensinya berbeda dengan
sebagian keras dan sebagiannya lembek. Pankreatitis akut adalah peradangan akut,
non-bakterial pada organ pankreas (Cahyono et al. 2014). Pankreatitis terjadi akibat
autodigesti enzim pankreas yang teraktivasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya edema,
kerusakan vaskuler, perdarahan, dan nekrosis organ pankreas. Ekspresi yang
berlebihan dari sitokin inflamasi seperti interleukin (IL)-1,IL-6, IL-8, dan tumor
necrosis factor (TNF)-α dapat dengan serius merusak sistem mikrosirkulasi endotelium
dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Inflamasi yang persisten dapat menyebabkan
hipoksia dan systemic inflammatory response syndrome (SIRS) yang dapat
meningkatkan mortalitas dan menjadi pankreatitis akut berat (Badiu et al. 2016) .

Organ hati yang telah diperiksa, ditemukan pembesaran kantung empedu serta
pengerasan hati. Kantung empedu yang disayat ditemukan endapan cairan empudu
yang sudah mengeras dan bentuk dari mukosa kantung empedu menebal serta
ditemukan juga batu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kantung empedu mengalami
kolesistisis dan kolelithiasis. Kolesistitis merupakan peradangan pada kantung empedu
yang dapat terjadi disertai dengan peradangan pada saluran empedu intrahepatik
(kolangitis) atau duktus koledokus (koledositis). Etiopatogenesis kolesistitis mencakup
penyebab aseptik dan septik. Kolestitis aseptik atau steril dapat disebabkan oleh 4
penyumbatan ductus choledocus, dismotilitas dari kantung empedu, mucocele kantung
empedu, neoplasia dinding kantung empedu, atau akibat emboli di sistik arteri (Greene
2012). Kolelitiasis (batu empedu) pada hewan kesayangan sering ditemukan dan
umumnya tidak menunjukkan gejala klinis (asimptomatik) (Bonagura dan Twedt
2014). Kolelit pada anjing dibentuk oleh kolesterol, bilirubin, atau campuran dari
keduanya. Ketidakseimbangan antara cairan empedu dan kolesterol akan menyebabkan
pengentalan cairan empedu sehingga terbentuk batu empedu. Beberapa kondisi yang
dapat menyebabkan terbentuknya kolelitiasis adalah diskinesia kantung empedu,
hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, hiperbilirubinemia, penyakit endokrin, dan
ketidaknormalan proses absorpsi dan transport kolesterol (Ettinger et al. 2017).
Penyumbatan pada duktus empedu yang menuju ke hati akan mengakibatkan
cholangiahepatitis. Peradangan kronis pada kantung empedu boleh memicu kepada
cholangiohepatitis sehingga hati akan mengalami peradangan dan pembengkakan
(Forrester et al. 1992).

Badiu, Popa., Rusu, OC., Grigorean, VT., Neagu, SI., Strugaru, CR. 2016. Mortality
prognostic factors in acute pancreatitis. J Med Life ; 9(4): 413-418
Bonagura JD dan Twedt DC. 2014. Kirk’s Current Veterinary Therapy XV. Missouri
(USA): Saunders Elsevier
Cahyono, Suharjo B. Tata Laksana Terkini Pankreatitis Akut. 2014. Medicinus;
27(2):44-50
Ettinger SJ, Feldman EC, Cote E. 2017. Textbook of Veterinary Internal Medicine:
Diseases of the Dog and the Cat. Ed ke-8. Missouri (USA): Elsevier
Forrester SD, Rogers KS, Relford RL. 1992. Cholangiohepatitis in a dog. J Am Vet
Med Assoc;200:1704–1706
Foster,Smith.1997.Diarrhea in Dogs. [Internet]. Tersedia pada:
www.peteducation.com/article_pdf.cfm?aid=3553
Greene CE. 2012. Infectious Diseases of the Dog and Cat. Ed ke-4. Missouri (US):
Saunders Elsevier
Juffrie M, Basrowi RW, Chairunita C. 2018. Saluran Cerna yang Sehat : Anatomi dan
Fisiologi. Jakarta (ID):UI Press.
Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi Vol 2: Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
Salamone FN, Dobbit DB. 2004. Pathology and Bacteriology. Philadelphia (US):
Elsevier

Anda mungkin juga menyukai