Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN

Tugas Menteri Keuangan Sebagai


Pengelola Fiskal

E-LEARNING
CROSS FUNCTION
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Pengertian Dan Prioritas Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal
Dua Prioritas Kebijakan
Suatu kebijakan yang dilaksanakan
Fiskal
pemerintah dengan jalan
• Mengatasi defisit APBN dan
menambah atau mengurangi
masalah-masalah APBN
konsumsi pemerintah, jumlah
• Mengatasi stabilitas ekonomi
pajak, jumlah transfer pemerintah,
makro
atau melaksanakan kombinasi dari
- pertumbuhan ekonomi
ketiga-tiganya.
- tingkat inflasi
- kesempatan kerja
- neraca pembayaran
Konsep Kebijakan Fiskal
Pembiayaan

Pertumbuhan

Fiscal
Sustainability
Lingkungan
APBN Lap.
Kerja
Keterbatasan
Anggaran
• Overall Balance • Tax ratio
• Primary Balance • Debt ratio

Keseimbangan
Alokasi
Distribusi Kebijakan Pembangunan
Fiskal berkelanjutan
Stabilisasi
Keseimbangan
antargenerasi
Kesejahteraan Sosial

Kebijakan fiskal yang optimal adalah yang mendukung pencapaian tujuan


pembangunan nasional dalam koridor fiscal sustainability
10/30/2019
Stimulus Fiskal
2 Jenis Stimulus Fiskal
Stimulus Fiskal - Automatic Fiscal Stimulus

- Discretionary Fiscal Stimulus


“Penggunaan kebijakan
fiskal untuk meningkatkan
produksi dan kesempatan • Automatic Fiscal Stimulus adalah
keb. fiskal yang secara otomatis terjadi
kerja” karena dipicu kondisi ekonomi tanpa
campur tangan Pemerintah.
• Discretionary Fiscal Stimulus terjadi
akibat kebijakan yang diambil oleh
Pemerintah.
Stimulus Fiskal

Government Expenditure Multipliers


• Government expenditure multiplier adalah pengaruh kuantitas dari perubahan
belanja Pemerintah dalam PDB riil.
• Karena belanja Pemerintah adalah komponen dari aggregate expenditure, maka
kenaikan dalam belanja Pemerintah akan meningkatkan PDB riil.
• Saat PDB riil naik, penghasilan akan meningkat dan konsumsi juga ikut naik, sebagai
akibatnya aggregate demand akan naik.
• Jika ini hanya merupakan konsekuensi dari kenaikan belanja Pemerintah, maka
multiplier-nya akan lebih besar dari 1.
Fokus Kebijakan Fiskal 2020

SDM Yang Berkualitas Untuk Produktivitas Dan Inovasi


 Membangun SDM yang sehat (produktif)  promotif & preventif, peningkatan efektivitas
program JKN
 Membangun SDM terampil  SDM yang memiliki skill, entrepreneurship dan penguasaan ICT
(Industri 4,0) , link and match dengan mendorong pendidikan tinggi berskala internasional,
vokasional dan revitalisasi BLK (penguatan ketenagakerjaan dan pra kerja), serta kebijakan
afirmatif untuk masyarakat miskin (sinergi PIP dan Bidik Misi, serta perluasan sasaran pada KIP
Kuliah)
 Membangun SDM yang inovatif dan berintegritas Mendorong kegiatan penelitian a.l. melalui
Dana Abadi Penelitian dan insentif untuk riset serta penguatan karakter
 Membangun SDM yang sejahtera  Menjaga daya beli masyarakat miskin dan mengakselerasi
pengentasan kemiskinan dengan integrasi dan sinergi bansos/subsidi (PKH dan BPNT/Rastra) agar
lebih efektif dalam penyaluran serta mejaga harga sembako yang terjangkau
Fokus Kebijakan Fiskal 2020

Akselerasi Pembangunan Infrastruktur Untuk Mendukung


Transformasi Ekonomi

 Mendukung tranformasi industrialisasi (pangan, energi, air, konektivitas) dan


antisipasi masalah sosial di perkotaan (air bersih, sanitasi, pengelolaan sampah dan
transportasi massal)
 Mendorong K/L menggunakan skema pembiayaan kreatif (KPBU: VGF atau AP)
Fokus Kebijakan Fiskal 2020

Desentralisasi Fiskal Yang Berkualitas

 Mendorong pusat pertumbuhan ekonomi di daerah


 Mendorong Pemda agar proaktif mengembangkan skema pembiayaan kreatif (KPBU)
 Penguatan mandatory spending di daerah
 Peningkatan akuntabilitas dan efektivitas pengelolaan TKDD
 Pemanfaatan Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat miskin di perdesaan
Fokus Kebijakan Fiskal 2020

Birokrasi Yang Efisien Dan Efektif Merupakan Bagian


Institutional Reform

 Mendorong produktivitas, integritas & pelayanan publik


 Peningkatan kesejahteraan (reformasi gaji & skema pensiun)
 Birokrasi yang berbasis kemajuan ICT
Fokus Kebijakan Fiskal 2020

Antisipasi Ketidakpastian

 Mitigasi risiko bencana


 Pelestarian lingkungan dan pengembangan EBT
 Stabilitas ekonomi, keamanan dan politik
 Penguatan fiscal buffer untuk fleksibilitas dan sustainabilitas
Memperbaiki Kualitas Belanja
Spending Better: Efisien, Produktif, Efektif untuk Menstimulasi Perekonomian dan Mewujudkan Kesejahteraan

PENGHEMATAN
BELANJA BARANG
Penghematan belanja barang mengurangi beban Lap. Operasional  menambah belanja modal
pembentuk aset, atau mengurangi defisit APBN dan defisit Laporan Operasional

1.Penghematan belanja barang operasional dan non-operasional (al. honor, bahan, dan ATK), perjalanan
dinas, pemeliharaan, dan paket meeting
2.Penghematan dan sinkronisasi antara K/L & Pemda dalam belanja barang yang diserahkan kepada
masyarakat/Pemda
3.Pemanfaatan hasil efisiensi untuk penguatan reformasi birokrasi (mendorong konsumsi Pemerintah
untuk target pertumbuhan ekonomi)
Memperbaiki Kualitas Belanja
Spending Better: Efisien, Produktif, Efektif untuk Menstimulasi Perekonomian dan Mewujudkan Kesejahteraan

PENGUATAN
BELANJA MODAL
Penguatan belanja modal untuk membentuk aset  meningkatkan ekuitas dan investasi
pemerintah pendukung pertumbuhan ekonomi

1.Belanja modal difokuskan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing al. energi, pangan,
air, penguatan konektivitas, dan transportasi masal
2.Pembatasan pengadaan kendaraan bermotor dan pembangunan gedung baru
3.Mendorong agar K/L proaktif mengembangkan skema pembiayaan kreatif dengan memberdayakan
peran swasta, BUMN/BUMD dan BLU
Memperbaiki Kualitas Belanja
Spending Better: Efisien, Produktif, Efektif untuk Menstimulasi Perekonomian dan Mewujudkan Kesejahteraan

REFORMASI
BELANJA PEGAWAI
Reformasi belanja pegawai untuk efektivitas birokrasi dan efisiensi jangka panjang

1.Belanja pegawai berpengaruh positif terhadap efektivitas kinerja pemerintahan dan penurunan
tingkat korupsi
2.Efektivitas birokrasi menjadi kunci untuk mendorong keberhasilan reformasi fiskal (pendapatan,
belanja, dan pembiayaan)
3.Reformasi gaji dan pensiun dapat dijadikan sebagai instrumen untuk mendorong efektivitas birokrasi
dan memitigasi risiko kewajiban kontijensi
4.Belanja pegawai didorong meningkat untuk mendukung reformasi birokrasi dan pertumbuhan
ekonomi
Memperbaiki Kualitas Belanja
Spending Better: Efisien, Produktif, Efektif untuk Menstimulasi Perekonomian dan Mewujudkan Kesejahteraan

MENGEFEKTIFKAN
BANSOS & SUBSIDI
Bansos dan Subsidi sebagai instrumen perlindungan sosial, investasi SDM dan sumber
pertumbuhan ekonomi jangka panjang

1.Integrasi dan sinergi antarprogram bansos dan subsidi

2.Bansos yang komprehensif: berbasis siklus hidup, antisipasi aging population

3.Memperkuat kualitas implementasi program (peningkatan ketepatan sasaran, pemanfaatan ICT, dan
penguatan monev)

4.Mendorong pemberdayaan dan melindungi daya beli masyarakat miskin dan rentan (mulai
mendorong perlindungan sosial yang berbasis produktivitas)
Pengantar Ekonomi Makro

 Ekonomi Makro adalah studi tentang ekonomi yang mempelajari


tentang perekonomian sebuah negara secara komprehensif.

 Dalam ilmu ekonomi makro dijelaskan tentang perubahan


ekonomi sebuah negara yang berdampak pada masyarakat

 Ekonomi makro mencakup berbagai aspek, diantaranya:


pendapatan nasional, kesempatan kerja, inflasi, investasi, dan
neraca pembayaran
Permasalahan Dalam Makro Ekonomi
Permasalahan Utama Yang Hendak Diselesaikan dalam mempelajari
Ekonomi Makro adalah:
 Pertumbuhan Ekonomi (Peningkatan Produk Domestik Bruto atau
Pendapatan Nasional);
 Inflasi;
 Pengangguran;
 Neraca Pembayaran.
Secara ringkas tujuan kebijakan di bidang Makro ekonomi dapat
disimpulkan bagaimana cara mewujudkan Kemakmuran bagi seluruh
Masyarakat.
Kerangka Makroekonomi Pada
Akhirnya Bermuara Pada Sektor
Riil Yang Tergambar Dalam PDB
Y : Pendapatan Nasional
Komposisi PDB berdasarkan pengeluaran
% terhadap total PDB tahunan, Sumber: BPS, diolah
130 C = Consumption = Konsumsi Rumah Tangga dan Lembaga Non Profit
Rumah Tangga
110 • Faktor yang mempengaruhi adalah daya beli masyarakat – tingkat pendapatan dan inflasi
• Konsumsi makanan dan minuman memiliki andil besar, sehingga stabilisasi tingkat harga
terutama kebutuhan pokok menjadi penting untuk dijaga
90 C: 57,0%
G = Government Spending = Belanja Pemerintah
• Belanja Pemerintah yang efisien dan efektif serta produktif memiliki peran terhadap
70
perekonomian
G: 9,0% • Kondisi fiskal yang terbatas tercermin dari porsi konsumsi Pemerintah dalam perekonomian
50 yang tidak terlalu besar

I: 32,3% I = Investment = Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB)


30
• Investasi non Pemerintah merupakan komponen dominan dalam sumber investasi
• Pemerintah juga memiliki peran di Investasi/ PMTB, salah satunya melalui belanja
10 X: 21,0% infrastruktur

X dan M = Export dan Import (Net)


• Ekspor Indonesia masih berbasis komoditas  peningkatan ekspor barang industri
M: -22,1
-10
• Kondisi ekonomi global mempengaruhi kedua komponen
• Impor bersifat mengurangi, tetapi akan memberikan multiplier effect yang besar apabila
-30
diarahkan untuk impor bahan baku atau barang modal
2015
2018
Kebijakan Makroekonomi
Macroeconomic stability is the cornerstone of any successful effort to increase private sector development and economic
growth (IMF & World Bank, 2001)
 Kebijakan makroekonomi diarahkan untuk menciptakan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
 Tujuan dari kebijakan makroekonomi: pertumbuhan ekonomi sehat serta pengangguran dan kemiskinan
rendah, dan stabilitas harga.

Dua instrumen utama kebijakan


makroekonomi:
• Kebijakan moneter:
• Policy in adjusting the supply of money in the economy
to achieve some combination of inflation and output
stabilization.
• Instrumen utama: suku bunga.
• Kebijakan fiskal: Fungsi utama kebijakan fiskal:
• Fiscal policy is the use of government spending and • Stabilitas makroekonomi
• Redistribusi pendapatan (lewat pajak dan transfer)
taxation to influence the economy. • Alokasi sumber daya (penyediaan barang dan jasa
• Instrumen utama: pajak, belanja negara, transfer public)
• Bauran kebijakan moneter dan fiskal harus tepat untuk
menciptakan stabilitas makroekonomi.
Asumsi Makroekonomi dan Target Pembangunan

Asumsi Makroekonomi Target Pembangunan

5.3% Pertumbuhan PDB


4.8% - 5.2% Pengangguran
3.5% Inflasi
5.3% SPN 3 bulan 8.5% - 9.5% Kemiskinan
15,000 Nilai Tukar (Rp/ USD) APBN 2019

0.38 - 0.39 Gini Ratio


70 ICP (USD/ barrel)
775 Oil Lifting (barrel/ day)
71.98 HDI
1,250 Gas Lifting (barrel/ day)
TERIMA KASIH

Kementerian Keuangan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan 20

Anda mungkin juga menyukai