Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

PROPOSAL PENELITIAN

“ ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D TENTANG KEBUTUHAN


NUTRISI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BLADO KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG “

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Kelas 3 A


D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

oleh:
Ike Susilowati
15.1417.B
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masa nifas merupakan masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga
alat-alat kandung kembali seperti prahamil. Lama masa nifas 6-8 minggu pasca
persalian. Asuhan ibu nifas adalah asuhan sesuai standar yang dilakukan minal 3
(tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan oleh bidan, yang pertama kali 6 jam samapi
dengan tiga hari pasca persalinan, hari ke 28 pasca persalinan dan pada hari ke 29
sampai engan hari ke 42 pasca persalinan(Anonim 2015). Asuhan masa nifas
diperlukan dalam periode ini karena masa kritis baik ibu maupun bayinya
diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadai setelah persalinan
dan 50% kematian pada masa nifas Menurut Sarwono Prawirohadrjo (2005).
Dengan melakukan pemantauan yang ketat pada ibu dan bayi, maka dapat mencegah
beberapa kematian ibu pada masa nifas. Bila ibu nifas tidak berpantang makanan
dengan status gisi baik selama masa nifasnya maka akan mempercepat proses
penyembuhan selama masa nifasnya dan mencegah adanya infeksi.

Sebagaian besar ibu nifas masih belum mengetahui tentang kebutuhan gisi
selama masa nifas, sehingga banyak dari ibu nifas yang melakukan berpantang
makanan yang justru makanan tersebut sangat di anjurkan untuk masa nifas. Hal ini
menunjukkan karena kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan gii yang
harus dipenuhi selama masa nifas dan karena budaya yang masih dianut di
masyarakat sekitarnya. Banyak ibu nifas yang melakukan pantang makanan
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1) predisposisi yaitu meliputi:
pengetahuan, pendidikan, pengalaman, pekerjaan, usia dan ekonomi, 2) faktor
lingkungan yang meliputi: dukungan keluarga dan kebiasaan, 3) faktor petugas yang
terdiri dari KIE dan sikap petugas Kesehatan. Nutrisi yang dipenuhi ibu nifas sangat
penting untuk mempercepat proses penyembuhan masa nifas seperti penyembuhan
luka perineum, penyembuhan involusi uterus, serta ASI yang keluar juga banyak
dan berkualitas untuk gisi yang baik untuk anaknya. Jika ibu nifas tidak memenuhi
nutrisi selama masa nifasnya maka akan memperlambat proses penyembuhan
selama masa nifasnya.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan bagian dari penyusunan proposal penelitian


yang memuat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Bagian ini juga
menampilkan faktor-faktor apa saja yang memiliki kaitan dengan masalah tersebut.
Memilah-milah masalah, sehingga masalah akan menjadi kecil cakupannya.
Terdapat masalah yang paling esensial pada koper itu lagi.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat di indentifikasikan


sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Kesehatan Ibu Nifas tidak Memenuhi Nutrisi yang


baik selama Masa Nifasnya?

2. Bagaimana Nutrisi yang baik untuk Ibu Nifas?

3. Bagaimana Asuhan Kebidanan yang diberikan pada Ny.D yang belum


memenuhi Nutrisi selama Masa Nifasnya di Desa Blado Kecamatan Blado
Kabupaten Batang?

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan penelitian tersebut efektif dan efisien, maka penulisan


membatasi kedalam judul ”Asuhan Kebidanan pada Ny.D tentang kebutuhan Nutrisi
yang Mempengaruhi Kesehatan Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Blado 1
Desa Blado Kabupaten Batang”

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kesehatan ibu nisaf jika tidak memenuhi Nutrisi y


ang baik selama masa Nifasnya?

2. Bagaimana nutrisi yang baik untuk Ibu Nifas?

3. Bagaimana Asuhan Kebidanan yang diberikan pada Ny.D yang belum


memenuhi Nutrisi selama Masa Nifasnya di Desa Blado Kabupaten
Batang?
E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kesehatan Ibu Nifas yang tidak memenuhi


Nutrisinya yang baik selama Masa Nifas.

2. Untuk mengetahui bagaimana Kebutuahn Nutrisi yang baik yang harus


dipenuhi oleh Ibu Nifas.

3. Untuk memberikan Asuhan Kebidanan tentang Kebutuhan Nutrisi Ibu


Nifas.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat praktis penelitian tentang pengaruh nutrisi ibu nifas di


Desa Blado antara lain: 1) untuk menginformasikan kepada masyarakat
tentang pentingnya nutrisi yang baik yang harus dipenuhi oleh ibu nifas,
2) untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang pengaruh
kesehatan selama masa nifasnya jika tidak terpenuhi nutisinya dengan
baik, 3) untuk memberikan Asuhan Kebidanan tentang Kebutuhan
Nutrisi Ibu Nifas.

Manfaat Khusus untuk penulisan dan masyarakat khususnya ibu


nifas antara lain: 1) Menambah wawasan dan keilmuan memberikan
Asuhan Kebidan pada Ibu Nifas, 2) Menyadarkan masyarakat terutama
Ibu Nifas akan bahaya pantang makanan bagi Kesehatan Ibu Nifas, dan
3) Menumbuhkan kesadaran Ibu Nifas tentang makanan sehat dalam
rangka meningkatkan kualitas kesehatan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

a) Pengertian

Masa nifas merupakan masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
hingga alat-alat kandung kembali seperti prahamil. Lama masa nifas 6-8 minggu
pasca persalian. Asuahan masa nifas bertujuan untuk memulihkan kesehatan
selama masa nifas dengan makan-makanan yang bergisi mencaegah infeksi dan
komplikasi, memperlancar pembentukan ASI mengajarkan ibu untuk
melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan memelihara
bayi dengan baik sehingga bayi dapat mengalami peryumbuhan dan
perkembangan yang normal. Agar proses pemulihan masa nifas kembali dengan
baik dan normal maka ibu nifas harus memenuhi kebutuhan nutrisi yang baik
selama masa nifasnya.

Nutrisi adalah sat yang diperlukan oleh tubuh untuk kepearluan


metabolisme. Kebutuhan gii pada masa nifas terutama apabila ibu meyusui akan
meningkat 25% gisi tersebut berguna untuk proses penyembuhan setelah
melahirkan dan untuk memproduksi ASI yang harus memenuhi kebutuhan
nutrisi yang baik selama masa nifasnya.

Nutrisi adalah sat yang diperlukan oleh tubuh untuk kepearluan


metabolisme. Kebutuhan gii pada masa nifas terutama apabila ibu meyusui akan
meningkat 25% gisi tersebut berguna untuk proses penyembuhan setelah
melahirkan dan untuk memproduksi ASI yang cukup bagi bayi.( Ambarwati
2010 )
b) Kebutuhan Nutrisi Kalori pada Ibu Nifas

Tidak ada kontraindikasi dalam pemberian nutrisi setalah persalinan ibu


nifas harus mendapat nutrisi yang lengkap dengan tambahan kalori sebelum
hamil (200-500 kkal) yang akan mempercepat pemulihan kesehatan dan
kekuatan, meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, serta mencegah terjadinya
infeksi.

Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi,


mencegah konstipasi, dan untuk memulai proses pemberian ASI Eksklusif.
Asuhan kalori perhari ditingkatkan samapai 2700 kalori. Asuhan cairan perhari
ditingkatkan samapai 300 ml (susu 1000 ml). Suplemen sat besi dapat diberikan
kepada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah melahirkan.

Nurisi ibu menyusui dibutuhkan untuk produksi ASI dan pemulihan


kesehatan ibu. Kebutuhan nutrisi yang diperlu diperhatikan, yaitu: makanan
dianjurkan seimbang anatara jumlah dan mutunya, banyak minum setiap jari,
harus minum lebih dari 6 gelas, makan-makanan yang tidak merangsang baik
secara termis, mekanis atau kimia untuk menjaga kelancaran percernaan,
gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI misalnya sayuran
hijau.

Diet dalam masa nifas harus nutrisi, bervariasi dan seimbang. Diet ini
sebaiknya mengandung tiggi kalori. Pada wanita dewasa. Kebutuhan kalori
sebesar 2200 kkal, sedangkan untuk ibu menyusui diperlukan tambahan 700
kkal untuk 6 bulan pertama setelah melahirkan dan selanjutnya 500 kkal. Kalori
ini terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein. Total makanan yang dikonsumsi
dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat,
anatara lain nasi, kentang, roti, ubi, jagung, dll. Bahkan makanan sumber lemak
adalah keju,susu, santan, mentega. Fungsi lemak untuk ibu menyusui sebagai
daya tahan tubuh. Fungsi protein untuk membentuk jaringan baru dan
memproduksi air susu, jumlah protein sekitar 10-15% dari total makanan. Pada
wanita dewasa, kebutuhan seharusnya 51 gram sedangkan pada ibu menyusui
perlu tambah 16 gram pada enam bulan pertama, selanjutnya 12 gram. Makanan
sumber protein seperti tempe, tahu, kacang-kacangan, daging, telur, hati, dan
ikan. Mineral yang paling utama adalah sat besi, sedangkan vitamin yang paling
utama adalah vitamin C untuk mencegah anemia, serat untuk membantu ekskresi
dan meningkatkan tonus otot secara cairan yang cukup.Kebutuhan cairan ibu
menyusui minimal 2 liter perhari. Pemberian tablet sat besi untuk ibu nifas
selama 40 hari dan 1 kapsuk vitamin A. Bahwa ibu nifas tidak boleh minum kopi
atau teh pada saat minum tablet sat besi karena dapat mencegah penyerapan sat
besi dan jelaskan juga bahwa tablet sat besi dapat membuat feses menjadi hitam,
menimbulkan konstipasi dan mungkin rasa mual. Anjurkan ibu untuk
mengonsumsi makanan yang tinggi kalori (karbohidrat, lemak, dan protein)
mengandung sat besi seperti sayuran hijau, daging, hati, telur, dan banyak
minum. Jika ibu menyusui, anjurkan untuk makan 4-5 kali sehari dan minum
segelas cairan setiap selesai menyusui. Dengan makan-makanan yang bergisi
sperti itu maja akan mempercepat proses penyembuhan selama masa nifasnya
dan mempengaruhi ASI yang berkualitas untuk bayinya.

c) Pengaruh kesehatan jika ibu nifas tidak memenuhi kebutuhan


nutrisi dengan baik

Kekurangan nutrisi pada ibu nifas dapat menimbulkan gangguan kesehatan


pada ibu dan bayinya. Pengaruh kesehatan yang dapat mengganggu proses
penyembuhan masa nifas pada ibu, anatara lain peoses involusi terganggu atau
proses pengembalian kebentuk semula, darah yang keluar banyak dan berbau,
jika ada luka perineum maka luka perineum tersebut tidak cepat kering bahkan
akan menimbulkan infeksi, ASI yang keluar sedikit dan tidak berkualitas karena
ASI mempengaruhi nutrisi yang baik untuk bayi, anemia, gangguan pada mata
karena kekurangan vitamin A, dan gangguan pada tulang karena kekurangan
vitamin D. Nutrisi yang bayi dapat tidak seimbang karena ASI yang keluar tidak
seimbang.

Hal ini disebabkan karena ibu nifas tidak memenuhi kebutuhan nutrisinya
dengan baik atau berpantang makanan selama masa nifasnya. Hal tersebut
dilatar belakangi karena kurangnya pengetahuan ibu, budaya yang masih dianut
pada masyarakat sekitarnya dan status ekonomi.
d) Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.D

Asuhan kebidanan yang dapat diberikan pada Ny. D, antara lain:

1) Mengunjungi rumah pasien untuk diberikan penyuluhan tentang


pentingnya nutrisi yang harus dipenuhi ibu nifas dengan melibatkan
anggota keluarganya

2) Menganjurkan pada ibu untuk tidak berpantang makanan

3) Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang


menganndung tinggi kalori (karbohidrat, lemak, dan protein)
mengandung zat besi, seperti sayuran hijau, daging, hati, telur, dan
banyak minum.

B. Penelitian yang Relavan

Masa nifas memerlukan perawatan khusus untuk memulihkan kondisi


kesehatan tubuhnya termasuk dengan perilaku makan pada ibu nifas untuk
membantu proses penyembuhan selama masa nifas. Saat ini masih banyak
terjadi pada sebagian kelangan ibu nifas yang masih melakukan pantang
makanan, mengkonsumsi makanan tertentu. Padahal ibu nifas harus memenuhi
kebutuhan nutrisi yang seimbang selama mas nifasnya untuk proses
penyembuhan dan kualitas ASI yang keluar. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perilaku ibu nifas yang belum memenuhi kebutuhan nutrisinya
dengan baik di Desa Blado Kecamatan Blado Kabupaten Batang.

Terdapat ibu nifas yang proses penyembuhannya masih terganggu salah satu
faktor yang menyebabkan kareana adanya pola pantang makanan. Jika hal ini
tetap berlaku dalam masyarakat maka kemungkinkan Blado kebiasaan
berpantang makanan msih banyak dilakukan.

Pantang makanan pada masa nifas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, anjuran pantang makanan yang tanpa
disadari ibu nifas dapat menghambat kondisi pemulihan tubuh saat masa nifas.
Hal ini karena ibu masih percaya terhadap budaya masyarakat yang masih dianut
pada masyarakat sekitarnya.
Mayoritas ibu rumah tangga yang berada di rumah selalu menururti mertua
atau orang tuanya untuk berperilaku pantang makanan misalnya tidak boleh
makan sayur, ikan, daging, telur, karena dapat memperlambat penyembuhan
luka perineum dan lain seabagainya

C. Kerangka Teori

Sebenarnya bahan-bahan makanan yang dipantang mempunyai nilai nutrisi


yang baik untuk kondisi nifas yang bersangkutan. Adat berpantang makanan itu
diajarkan turun menurun dan cenderung ditaati walaupun individu yang
menjalankan tidak terlalu paham atau yakin akan tradisional dan alsan-alsan
berpantang makan tersebut dan hanya sekedar patuh akan tradisi setempat
( Meutia 1998 : 183 )
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis deskriptif kuantitatif. Metode ini digunakan


untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi
sekarang atau yang sedang terjadi. Penelitian ini menggambarkan tentang
pentingnya nutrisi yang harus, dipenuhi oleh ibu nifas selama masa nifasnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

a) Lokasi Penlitian

Penelitian ini dilakukan dirumah Ny. D di Desa Blado Kecamatan Blado


kabupate Batang

b) Waktu Penelitian

Penulisan ini dilakukan pada tanggal 17 September – 17 Oktober

C. Populasi, Sempel dan Tekhnik pengumpulan Sempel

a) Populasi

Populasi yang diteliti adalah ibu nifas yang perpantang makanan yaitu pada
Ny. D di Desa Blado Kecamatan Blado Kabupaten Batang

b) Tekhnik Pengumpulan Sempel

Penlitian ini menggunakan tekhnik pengambilan sempel dengan metode


accidental sampling yaitu mengambil responden sebagai sempel berdasarkan
kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penelitian
dapat digunakan sebagai sempel bila orang yang ditemui sesuai dengan kriteria
yang di butuhkan oleh penelitian sebagai sumber data (Sugiyono, 2010)
D. Cara pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Alat ukur yang di dalam penlitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dalah
suatu tekhnik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan kepada kepada responden untuk dijawabnya (Sulistyaningsih 2011:
122).

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari dat primer dan data sekunder. Data
primer meliputi pengetahuan, sikap, tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas, dan
bahaya berpantang makanan pada ibu nifas, semua data tersebut diperoleh dari
hasil pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder yaitu data penunjang dari
data primer.

Data yang dikumpulkan adalah:

1) Data primer

Data yang diambil secara langsung dari responden menggunakan kuesioner


dengan metode angket. Data primer dalam penelitian ini adalah tentang
kebutuhan nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan
masa nifas

2) Data sekunder

Data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian (Riwikiddo,
2010). Data sekunder bisa didapatkan dari rekam medik Ny. D
E. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah


pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010) adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari
kuesioner yang telat diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan
koreksi, apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan
dilapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera
dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberikan kode angka pada kuesioner terhadap tahap-


tahap, dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data
selanjutnya. Coding pada penelitian ini penelitian memberikan kode atau
tanda pada setiap jawaban untuk mempermudahkan dalam pengolahan dan
analisis data serta berpedoman pada definisi operasional.

c. Entry data

Kegiatan ini memasukan data dalam program komputer untuk dilakukan


analisis lanjutan.

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mnghitung data dari jawaban


kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukan kedalam
tabel.
F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapatkan rekomendasi STIKES


Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan yang tembus disampaikan ke Puskesmas
Blado. Setelah mendapatkan persetujuan baru melakukan penelitian dengan
menekankan masalah etika yang meliputi:

a. Informent consent

Informent consent atau lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang


akan di teliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan
dan dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.
Jika pengaruh kesehatan berpantang makanan bagi ibu nifas diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika Ny. D
menolak untuk dilakukan penelitian maka peniliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.

b. Anonimity ( tanpa nama )

Untuk mejaga kerahasian Ny. D penelitian tidak mencantumkan nama


responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor
pada masing-masing lembar tersebut.

c. Confidentiality

Kerahasian informasi Ny. D dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data


tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
KUESIONER PENELTIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT


KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
MAKASSAR

1. Identitas Responden

No. Responden :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada setiap jawaban.

A. Pertanyaan tentang masa nifas

1. Apa yang anda ketahui tentang masa nifas?

a. Iya

b. Tidak

c. Tidak tahu samasekali

2. Apa yang anda ketahui tentang masa nifas ?

a. Masa setelah melahirkan

b. Masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat


kandungan prahamil

c. Masa menyusui bayi

3. Bagaimana perasaan anda selama masa nifas?

a. Senang

b. Sedih

c. Marah
4. Apakah anda mengetahui tentang nutrisi ibu nifas?

a. Ya

b. Tidak

5. Apa saja kebutuhkan nutrisi pada ibu nifas?

a. Tahu dan tempe

b. Hanya nasi saja

c. Dimakan semua
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:


Buku Kedokteran EGC
Soleha , Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta:
Salemba Medika
Maryunani , Anik. 2013. Modul Kebidanan Nifas. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
Pakaryaningsih , Anik. 2004. Buku Saku Asuhan Pranatal & Pascapartum.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Kapoh P , Ramona. 2008. Senam Hamil & Nifas. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
Pitriani , Risa. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal.
Yogyakarta :http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-
indahmusti-329-1-indahmu-i.pdf
https://www.iik.ac.id/v3/home/images/journal/lppm_jurnal_78_19-
24_ERNAWATI.pdf.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/111717-ID-
hubungan-tingkat-pengetahuan-ibu-nifas-t.pdf
https://id.scribd.com/document/328688805/Gambaran-
Pengetahuan-Ibu-Nifas-Tentang-Bounding-Attachment-
Grogol-pdf

Anda mungkin juga menyukai