Makalah Psikologi Pendidikan
Makalah Psikologi Pendidikan
Makalah Psikologi Pendidikan
Disusun Oleh :
Budi Setiawan
Martoko
Nina Kurniasih
Nuraeni
Rudi Salam
Ujang Supendi
Yoyo Suryadi
tentang teori belajar kognitivisme . Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
membantu sehingga makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
semua.
Penyusun
COVER
2.4 Contoh Penerapan Teori Belajar Kognitivisme (dengan strategi CTL) dalam
Proses Pembelajaran.................................................................................... 10
PENDAHULUAN
pelik, namun pendidikan merupakan tugas Negara yang amat penting. Namun, di
untuk berkembang. Cara dan sistem pendidikannya sering menjadi kritik dan
kecaman.
Salah satu permasalahan yang menjadi sebab kenapa setiap sistem yang
pendidik terhadap teori belajar dan juga proses belajar yang diabaikan karena
lebih mengedepankan hasil (nilai). Banyaknya teori belajar yang telah tercipta
oleh para ahli pendidikan yang menjadi sumber rujukan dalam proses
menginginkan hasil yang maksimal (dalam hal ini berupa pencapaian nilai). Dan
hal inilah yang menjadi akar permasalahan suksesnya tujuan pendidikan tercapai.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya
atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa
merupakan sebuah proses menuju tercapainya tujuan pendidikan. Dalam hal ini,
tujuan yang ideal. Karena proses pembelajaran merupakan bagian yang integral
dari pendidikan.
Secara umum di kenal ada 3 rumpun besar teori belajar menurut pandangan
Humanisme. kita bisa memahami teori apa yang akan kita gunakan apakah dengan
lainnya. Hal itu tergantung dari pemilihan materi yang akan kita berikan kepada
siswa.
Pada makalah ini akan dikaji tentang pandangan kognitif dalam kegiatan
satu model dan strategi yang diterapkan adalah strategi pembelajaran konstektual
(CTL). Dalam hal ini strategi CTL memfungsikan kelas sebagai tempat bediskusi
atas temuan-temuan yang telah didapatkan dilapangan. Dalam strategi ini belajar
tidak hanya mendengar dan mencatat tetapi peserta didik secara langsung terlibat
PEMBAHASAN
Istilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition yang padanan katanya
menjadi populer sebagai salah satu dominan atau ranah psikologi manusia yang
berpusat pada otak berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan)
kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus
yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses
internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi. Teori belajar kognitif lebih
menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran
manusia. Seperti juga diungkapkan oleh Winkel (1996: 53) bahwa “Belajar adalah
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan
berbekas”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu
laku, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
maksimal. Faktor kognitif bagi teori belajar kognitif merupakan faktor pertama
dan utama yang perlu dikembangkan oleh para guru dalam membelajarkan peserta
didik, karena kemampuan belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh sejauh
mana fungsi kognitif peserta didik dapat berkembang secara maksimal dan
mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik. Jika potensi
yang ada pada setiap peserta didik telah dapat berfungsi dan menjadi aktual oleh
proses pendidikan di sekolah, maka peserta akan mengetahui dan memahami serta
mengajar di kelas.
oleh para calon guru dan para guru demi untuk menyukseskan proses
akan mengalami kesulitan dalam membelajarkan peserta didik di kelas yang pada
didik.
1. JEAN PIAGIET
logika, berfikir dari bayi sampai dewasa. Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas
kata lain, daya berpikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan
Menurut Jean Piagiet, bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan,
yaitu :
kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Contoh, bagi siswa yang sudah
maka proses pengintegrasian antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada dalam
benak siswa), dengan prinsip perkalian (sebagai informasi baru) itu yang disebut
asimilasi.
Contoh, jika siswa diberi soal perkalian, maka berarti pemakaian (aplikasi) prinsip
perkalian tersebut dalam situasi yang baru dan spesifik itu yang disebut
akomodasi.
asimilasi dan akomodasi. Contoh, agar siswa tersebut dapat terus berkembang dan
dirinya yang memerlukan proses penyeimbangan antara “dunia dalam” dan “dunia
luar”.
2. AUSUBEL
Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika “pengatur kemajuan
dan tepat kepada siswa. Pengatur kemajuan belajar adalah konsep atau informasi
umum yang mewadahi (mencakup) semua isi pelajaran yang akan diajarkan
kepada siswa.
David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang
dengan penemuan yang bermakna, (2) belajar dengan ceramah yang bermakna,
(3) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan (4) belajar dengan
dengan bermakna, karena belajar dengan menghafal, peserta didik tidak dapat
dimilikinya. Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika materi
3. BRUNER
didik dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk
menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang khas baginya. Dari sudut
Dalam teori belajar, Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan
berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau
kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap.
(1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau
pengalaman baru,
Selain itu,tidak hanya itu saja namun juga ada empat tema pendidikan yaitu: (1)
siswa untuk belajar, (3) nilai intuisi dalam proses pendidikan dengan intuisi, (4)
motivasi atau keinginan untuk belajar siswa, dan curu untuk memotivasinya.
akhirnya informasi tersebut disimpan dalam memori jangka panjang, yang pada
suatu ketika informasi tersebut dapat dipanggil kembali jika diperlukan. Hal
berikut yang perlu diperhatikan oleh guru agar membantu melatih siswa
dalam praktik.
a. Memusatkan perhatian anak kepada cara berpikir atau proses mental anak,
pernah diberikan.
d. Guru memotivasi peserta didik agar merasa bahwa balajar merupakan suatu
abstrak, dari hal yang sederhana ke hal-hal yang kompleks untuk membantu
yang membangun sesuatu itu. Belajar bukan merupakan proses menghapal tetapi
tidak diberikan atau ditransferkan oleh orang lain atau guru tetapi hasil dari proses
peran aktif subjek, maka dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada
aliran psikologis kognitif. Menurut aliran ini pemahaman sesorang atau individu
Maka dari itu pembelajaran yang melakukan pendekatan strategi CTL biasanya
antara materi yang diajarkan dengan realitas dunia nyata murid, dan mendorong
Dalam kaitan ini siswa dapat menyadari sepenuhnya apa makna belajar,
Sehingga mereka akan memposisikan diri sebagai diri mereka sendiri yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu aspek kepribadian itu misalnya keterbukaan, yaitu sikap terbuka
terhadap dunia luar, sikap mau memahami perasaan orang lain, sikap mudah
menerima pendapat orang lain dan sikap ini bersifat menetap dan menjadi ciri
B. Saran
Penulis menyadari banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini, maka penulis
meminta maaf atas kekurangan yang penulis lakukan. Maka penulis meminta
kritik dan sarannya dari rekan-rekan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semuanya.
www.google.com