Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Skripsi adalah suatu karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai
syarat akhir untuk menyelesaikan pendidikan akademik Program Sarjana Muda atau
Sarjana (Yulianto, 2008). Penulisan skripsi mempunyai tujuan untuk memberikan
pengalaman belajar ilmiah pada mahasiswa agar mampu berpikir dan bekerja secara
ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah, merencanakan penelitian, menuliskan karya ilmiah
hasil penelitian. Penyusunan tugas akhir merupakan salah satu stressor yang dialami oleh
mahasiswa sehingga mahasiswa tersebut dapat menimbulkan perubahan fisik maupun
psikologis dan berusaha untuk beradaptasi (Rosana, 2007).
Masalah yang sering timbul pada mahasiswa adalah menuangkan ide kedalam
bahasa ilmiah dan kesulitan dengan standar tata tulis ilmiah. Faktor - faktor yang menjadi
penghambat dalam penyusunan skripsi adalah buku-buku referensi tidak cukup tersedia di
perpustakaan, kesulitan menemui dosen pembimbing, tidak dapat mengatur waktu, dan
aktif berorganisasi (Kinans 2012). Menurut Abidin (2006) bagi mahasiswa, skripsi dianggap
sebagai momok yang menakutkan dan beban yang berat serta penghambat kelulusan
(menjadi sarjana). Dalam kenyataannya, tidak sedikit pada mahasiswa yang dapat
menyelesaikan sekitar 140 SKS dalam 4 tahun, tetapi ketika harus mengerjakan skripsi
yang berbobot 4 SKS, ternyata, ada yang sampai dengan 4 semester baru selesai.
Mahasiswa wajib melakukan penelitian dan menuliskannya dalam bentuk skripsi
sebagai syarat kelulusan. Skripsi merupakan pembelajaran bagi mahasiwa untuk
mengasah kemampuan analisisnya dalam mengkaji, menganalilis, memecahkan dan
menyimpulkan masalah yang ditelitinya. Banyak mahasiswa yang mengalami gelisah dan
bahkan menjadi cemas akibat tuntutan mengerjakan skripsi. Penyusunan skripsi atau bisa
disebut tudas akhir dimaksudkan agar mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan
kemampuan sesuai dengan kenyataan yang dihadapi oleh mahasiswa (Etty, 2006)
Masalah-masalah yang sering timbul pada mahasiswa yang mengalami gangguan
psikologis seperti stress, rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi, menunda dalam
penyusunan skripsi hingga ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya.
Menurut hasil penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Kasmonah (2010) tentang
tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi menunjukkan tingkat
kecemasan mahasiswa S1 reguler yang mengalami kecemasan berat 18,7%, kecemasan
sedang 48%, dan kecemasan ringan 24%, tidak cemas 9,3%, dan untuk mahasiswa S1
lintas jalur mengalami kecemasan berat 3,3%, kecemasan sedang 13,3%, kecemasan
ringan :30%, tidak cemas 53,3%.
Kecemasan sebagai respon emosional yang negatif mempengaruhi persepsi yang
akan berpengaruh juga pada kinerja yang dapat mengakibatkan penurunan performance
(Weinberg & Gould, 2011). Kecemasan adalah salah satu gangguan mental emosional
berupa kekhawatiran atau ketakutan yang obyeknya atau sumbernya tidak jelas dan tidak
diketahui terhadap ancaman yang akan datang (Nanda, 2015). Hal tersebut menjadi
isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman menurut (Keliat & Wiyono,
2011). Kecemasan yang dialami oleh setiap individu biasanya disebabkan oleh beberapa
hal seperti perasaan takut tidak diterima dalam lingkungan tertentu, rasa frustasi akibat
kegagalan dalam mencapai tujuan, pengalaman traumatis, kehilangan, ancaman diri.
Mahasiswa yang sering mengalami ansietas dalam menghadapi ujian skripsi
sebesar 80% (Zulkifli 2012). Ansietas yang berat meliputi gangguan ansietas yang
menyeluruh, gangguan panik, gangguan pobia, dan gangguan obsesikompulsif (Hawari
2008). Ansietas mempunyai beberapa tingkatan yaitu ansietas ringan, ansietas sedang,
ansietas berat dan panik. Ansietas ringan juga dapat berpengaruh dengan ketegangan
dalam kehidupan sehari-hari, individu menjadi lebih waspada. Ansietas ini dapat
memotivasi individu untuk belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
Ansietas sedang dapat berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
Kecemasan yang sering muncul pada mahasiswa dapat mengakibatkan kesulitan pola
tidur, serta dapat mempengaruhi konsentrasi dan kesiagaan, dan juga meningkatkan
resiko-resiko kesehatan, serta dapat merusak fungsi imun. Kekurangan pola tidur pada
mahasiswa dapat berpengaruh terhadap fisik, kemampuan kognetif dan juga kualitas hidup
(Sunaryanti, 2009)
Kualitas tidur merupakan suatu keadaan yang dialami seorang atau individu
menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun..Kualitas tidur adalah kemampuan
seseorang untuk mempertahankan keadaan tidurnya dan untuk mendapatkan tahap tidur
REM dan NREM yang pantas menurut Ilham (2014). Setiap orang membutuhkan kualitas
tidur yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan istrahat tidurnya (Guyton & Hall
2007). Perubahan pola tidur juga dapat disebabkan oleh tuntutan kuliah, kegiatan sosial
setelah kulia, dan pekerjaan paruh waktu yang menekan untuk tidur, sehingga
menyebabkan dewasa mudah akan tidur lebih larut dan bangun lebih cepat pada waktu
kuliah. Akibat adanya tuntutan gaya hidup tersebut, maka akan memperpendek waktu yang
tersedia untuk tidur (Potter & Perry, 2005).
Gangguan tidur (insomnia) mengakibatkan perubahan kognitif, persepsi, perhatian,
suasana hati dan peningkatan resiko kecelakaan (Cabrera & schub, 2011). Gangguan
tidur juga berdampak terhadap proses belajar, seperti penurunan konsentrasi, motivasi
belajar, kesehatan fisik, kemampuan berfikir kritis, kemampuan berinteraksi dengan
individu atau lingkungan di kampus dan penurunan menyelesaikan tugas. Orang yang
mengalami insomnia dapat menyebabkan peradangan, meningkatkan tekanan darah dan
degerulasi metabolisme sehingga mempengaruhi kesehatan jantung. Namun tidak
semuanya manusia menyadari bahwa insomnia kronis akan berdampak pada penyakit
strok (Gaultney, 2010).
Hambatan yang sering dialami mahasiswa dalam penyusunan skripsi disebabkan
karena adanya kesulitan mahasiswa dalam mencari judul skripsi kesulitan mahasiswa
dalam mencari literature dan sumber bahan bacaan, dana yang terbatas, serta adanya
kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing (Riewanto, 2003). Kecemasan dapat
menyebabkan seseorang mencoba untuk tidur, namun selama siklus tidurnya mahasiswa
sering terbangun tengah malam atau terlalu banyak tidur. Cemas yang berlanjut dapat
mempengaruhi kebiasaan tidur yang buruk. (Potter dan Perry, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan di Stikes Widyagama Husada Malang didapatkan
bahwa mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir sejumlah 76 mahasiswa. Dari hasil
wawancara pada 10 orang semester akhir di Stikes Widyagama Husada Malang
didapatkan pengakuan bahwa mereka cemas menghadapi tugas akhir, kuliah menjadi tidak
konsentrasi karena memikirkan tugas akhir, takut akan kegagalan skripsi dan takut kalau
skripsinya tidak selesai tepat waktu, pusing karena judul yang tidak kunjung mendapat
persetujuan dari dosen pembimbing, lelah karena revisi yang terus menerus dan bolak balik
konsul dengan dosen pembimbing. Dalam penyusunan tugas akhir mahasiswa juga
merasa bermasalah dengan tidurnya, seperti susah untuk memejamkan mata saat di
tempat tidur, sering terbangun ditengah malam dan sulit untuk tidur kembali. Kualitas tidur
yang buruk dapat menyebabkan seseorang absen dari belajar dan meningkatkan resiko
untuk gangguan kejiwaan termasuk depresi. Berdasarkan latar belakang, maka peneliti
akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Hubungan tingkat kecemasan dengan
kualitas tidur pada mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir di Stikes Widyagama
Husada Malang”

Anda mungkin juga menyukai