Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

T-TEST DEPENDENT

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah T-Test Dependent dengan Dosen
Pengampu Lestari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok VI
Tiara Indah Vitaningrum ( 1804314)
Ulfa Khoirun Nisa’ (1804315)
Uray Hilma Nadfifa M (1804345)
Wa Ode Rezki Amalia P.A ( 1804316)
Wahyu Fajriningrum ( 1804317)
Yakayum (1804318)
Yonasia Sarti Lawang (1804319)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel tersebut yang diambil. Seandainya
sampel yang diambil merupakan sampel yang saling berhubungan, maka akan timbul suatu
permasalahan bagaimana cara (metode) menganalisisnya dan uji statistik apa yang
digunakan. Salah satu uji statistik parametrik digunakan adalah uji T-test dependent.
T - test atau uji T adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol. Uji T pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada
tahun 1915. Uji T dapat dibagi menjadi 2 , yaitu uji T yang digunakan untuk pengujian
hipotesis 1 sampel dan uji T yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2 sempel. Bila
dihubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji T
dengan 2 sampel), maka uji T dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji T untuk sampel bebas
(independent) dan uji T untuk sampel berpasangan (paired).
Uji t - test dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan atau berkolerasi. Fungsi
dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling
berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek
yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran
sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Syarat jenis uji T – test dependent
adalah: (a) data berdistribusi normal, (b) kedua kelompok data adalah dependen (saling
berhubungan/berpasangan), dan (c) jenis data yang digunakan adalah numeric dan
kategorik (dua kelompok).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah uji T – test dependent?
2. Apakah fungsi dari penggunaan T – test dependent ?
3. Bagaimana syarat – syarat penggunaan uji T – test dependent?
4. Bagaimana konsep hipotesis dalam statistika?
5. Bagaimana langkah – langkah penggunaan uji T– test dependent?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mendiskusikan dan membahas pengertian uji T– test dependent.
2. Mendiskusikan dan membahas fungsi dari penggunaan uji T– test dependent.
3. Mendiskusikan dan membahas syarat – syarat penggunaan uji T – test dependent.
4. Mendiskusikan dan membahas konsep hipotesis dalam statistika.
5. Mendiskusikan dan membahas langkah – langkah penggunaan uji T – test dependent.

D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi
pembacanya dalam memahami dan mengimplementasikan konsep hipotesis dalam
perhitungan statistika yang berguna dalam melakukan penelitian.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Independent-Sample T Test
1. Pengertian
Independent-Sample T Test adalah pengujian yang mana tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang
berpasangan atau berkolerasi. Sampel berpasangan dapat berupa :
a. Satu sampel yang diukur dua kali misalnya sebelum sampel diberi iklan dan
sesudah diberi iklan. Yang diukur selanjutnya adalah apakah setelah diberi
iklan anggota sampel yang membeli barang lebih banyak daripada anggota
sampel sebelum diberi iklan atau tidak.
b. Dua sampel berpasangan diukur bersama, misalnya sampel yang satu diberi
iklan, sampel yang lain tidak. Yang diukur selanjutnya adalah apakah
anggota sampel yang diberi iklan memberi barang lebih banyak atau tidak
dari pada yang tidak diberi iklan.
2. Fungsi dari Uji T-test dependent
Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua grup
yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah
sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan
sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji efektifitas suatu perlakuan terhadap
suatu besaran variabel yang ingin ditentukan, misalnya untuk mengetahui
efektifitas metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dari
responden.
3. Syarat – Syarat Penggunaan Uji T - Test Dependent
Syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent, terdiri dari :
1. Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum
dan sesudah
2. Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut :
a. satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
b. merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
Data berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d
yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)

4. Jenis Hipotesis pada Uji T - Test Dependent


1. Uji dua arah. Pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata 1 dan rata-rata 2, sedangkan pada hipotesis alternatif
sebaliknya yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.

2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki
rata-rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2.
sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan
dengan rata-rata kelompok 2.

3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal
kelompok atau sampel
1. memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan rata-rata kelompok
2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
Hipotesis awal ditolak, bila:
|t hitung| > t tabel ( terdapat perbedaan / Ha)
atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| <= t tabel (tidak terdapat perbedaan / Ho)
5. Rumus
Menurut Sugiyono (2010), rumus uji t-test dependent, yaitu :
Statistik hitung (t hitung):

Dimana:

Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d.

6. Langkah Menggunakan Uji T – Test Dependent


Menurut Ratih (2014), Langkah-langkah pengujian signifikansi (hipotesis) dalam
Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:
1. Tetapkan H0 dan H1
2. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan 99 %)
yang terdapat pada tabel “t”.
3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.
4. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.
Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung dengan
“t” tabel.
BAB IV

TINJAUAN KASUS

Uji T-SAMPEL BERPASANGAN

 Dua sampel yang berpasangan  subyek sama namun mengalami 2 perlakuan


atau 2 x pengukuran  pre and post
 Tujuan : untuk menguji perbedaan mean antara 2 kelompok data yang
dependen/berpasangan
 Contoh : apakah ada perbedaan BB antara sebelum dan sesudah program diet
 Syarat :
1. Distribusi data normal
2. Kedua kelompok data dependen/pair
3. Jenis variabel : numerik dan kategorikal (dua kelompok)
Contoh kasus:
Seorang mahasiswa dalam penelitiannya ingin mengetahui apakah ada
perbedaan nilai ujian antara kelas A dan kelas B pada fakultas Psikologi di suatu
universitas. Penelitian dengan menggunakan sampel sebanyak 20 responden yang
diambil dari kelas A dan kelas B. Dalam uji ini jumlah kelompok responden yang
diambil tidak harus sama, misalnya kelas A sebanyak 8 orang dan kelas B sebanyak
12 orang. Data-data yang didapat sebagai berikut:

No Nilai ujian Kelas


1 32 A
2 35 A
3 41 A
4 39 A
5 45 A
6 43 A
7 42 A
8 47 A
9 42 A
10 37 A
11 35 B
12 36 B
13 30 B
14 28 B
15 26 B
16 27 B
17 32 B
18 35 B
19 38 B
20 41 B

Langkah-langkah pada program SPSS:


1. Masuk program SPSS
2. Klik variable view pada SPSS data editor

3. Pada kolom Name ketik nilaiujn, dan kolom Name pada baris kedua ketik kelas.
4. Pada kolom Decimals, ubah nilai menjadi 0 untuk semua variabel.
5. Pada kolom Label, untuk kolom pada baris pertama ketik Nilai Ujian, untuk kolom
pada baris kedua ketik Kelas.
6. Pada kolom Values, untuk kolom pada baris pertama biarkan kosong (None). Untuk
kolom pada baris kedua klik pada kotak kecil, pada value ketik 1, pada Value Label
ketik kelas A, lalu klik Add. Langkah selanjutnya pada Value ketik 2, pada Value
Label ketik kelas B, lalu klik Add. Kemudian klik OK.
7. Untuk kolom-kolom lainnya boleh dihiraukan (isian default)
8. Buka data view pada SPSS data editor, maka didapat kolom variabel nilaiujn dan
kelas.
9. Ketikkan data sesuai dengan variabelnya (pada variabel kelas ketik dengan angka 1
dan 2 (1 menunjukkan kelas A dan 2 menunjukkan kelas B)
10. Klik Analyze - Compare Means - Independent Sample T Test
11. Klik variabel Nilai Ujian dan masukkan ke kotak Test Variable,
kemudian klik variabel Kelas dan masukkan ke kotak Grouping Variable.
12. kemudian klik Define Groups, pada Group 1 ketik 1 dan pada Group 2 ketik 2, lalu
klik Continue.

13. klik OK, maka hasil output yang didapat adalah sebagai berikut:
Hasil Dari Independent-Sample T Test

Pengujian independen sample t test


Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas A dengan rata-rata nilai ujian
kelas B
Ha : Ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas A dengan rata-rata nilai ujian kelas B
2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi  = 5%.
Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam mengambil
keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau
0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian)
3. Menentukan t hitung
Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance assumed) adalah 3,490
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada  = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2
atau 20-2 = 18. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,101 (Lihat pada lampiran) atau dapat dicari di Ms Excel dengan cara pada cell
kosong ketik =tinv(0.05,18) lalu enter.
5. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Berdasar probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
6. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai t hitung > t tabel (3,490 > 2,101) dan P value (0,003 < 0,05) maka Ho ditolak.
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (3,490 > 2,101) dan P value (0,003 < 0,05) maka
Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai ujian kelas A dengan rata-rata
nilai ujian kelas B. Pada tabel Group Statistics terlihat rata-rata (mean) untuk kelas A adalah
40,30 dan untuk kelas B adalah 32,80, artinya bahwa rata-rata nilai ujian kelas A lebih tinggi
daripada rata-rata nilai ujian kelas B.
Nilai t hitung positif, berarti rata-rata group1 (kelas A) lebih tinggi dari pada group2
(kelas B) dan sebaliknya jika t hitung negatif berarti rata-rata group1 (kelas A) lebih rendah
dari pada rata-rata group2 (kelas B)
Perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar 7,50 (40,30-32,80), dan perbedaan berkisar
antara 2,98 sampai 12,02 (lihat pada lower dan upper).
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Independent-Sample T Test adalah pengujian yang mana tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan atau
berkolerasi.
Fungsi dari t-test dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua grup
yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel
dengan subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang
berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan.
Rata-rata nilai ujian kelas A dengan rata-rata nilai ujian kelas B. Pada tabel
Group Statistics terlihat rata-rata (mean) untuk kelas A adalah 40,30 dan untuk kelas
B adalah 32,80, artinya bahwa rata-rata nilai ujian kelas A lebih tinggi daripada rata-
rata nilai ujian kelas B.
Nilai t hitung positif, berarti rata-rata group1 (kelas A) lebih tinggi dari pada
group2 (kelas B) dan sebaliknya jika t hitung negatif berarti rata-rata group1 (kelas A)
lebih rendah dari pada rata-rata group2 (kelas B)

B. Saran
1. Sebaiknya bagi peneliti yang akan meneliti dengan tema yang sama, menambah
jumlah variabel bebas (Independent), agar hasil penelitian dapat lebih baik lagi
dalam membuktikan hipotesis.
2. Agar hasil penelitian ini dapat digeneralisasi, sebaiknya penelitian yang akan
datang meneliti semua jenis perusahaan yang terdaftar di Indonesia dengan periode
pengamatan yang lebih panjang.

Anda mungkin juga menyukai