Anda di halaman 1dari 11

`SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DEPRESI PADA LANSIA

Disusun oleh :
Devi Kumala Santi
(P27220017010)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2019
Satuan Acara Penyuluhan

Mata Ajaran : Keperawatan Gerontik


Pokok Bahasan : Depresi pada lansia
Sub Pokok Bahasan : Konsep lansia dan depresi
Sasaran : Pasien lansia dengan depresi
Hari/tanggal : 31 Oktober 2019
Waktu : 1 x 45 menit ( 09.00 s/d 09.45 wib )
Pelaksana : Devi Kumala Santi

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan, pengunjung mampu memahami tentang konsep
lansia dan depresi.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan, pengunjung mampu menyebutkan tentang :
1. Pengertian lansia dan depresi.
2. Penyebab depresi pada lansia.
3. Gejala depresi pada lansia.
4. Upaya untuk mengurangi depresi .

III. Materi
1. Pengertian lansia dan depresi.
2. Penyebab depresi pada lansia.
3. Macam-macam depresi.
4. Gejala-gejala depresi.
5. Upaya untuk mengurangi depresi.
IV. Kegiatan Penyuluhan
3 10 menit Penutup
N Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Menyimpulkan materi Mendengarkan dan
o
1 5 menit penyuluhan
Pembukaan memperhatikan
Melakukan evaluasi
 Memberi salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengar dan
Menutup penyuluhan
 Menjelaskan dan Menjawab
kontrak waktu pertanyaan
Memperhatikan
memberi salam
topik dan tujuanpenyuluhan Menjawab Salam

2 30 menit Pelaksanaan Beberapa orang


Review pengetahuan tentang pengunjung berusaha
konsep lansia dan depresi dan menjawab sesuai
reinforcement positif pada kemampuan
pengunjung

Menjelaskan tentang :
1. Konsep lansia dan Mendengar dan
depresi memperhatikan.
2. Pengertian lansia dan
depresi.
3. Penyebab timbul
depresi pada lansia.
4. Macam-macam
depresi.
5. Gejala-gejala depresi.
6. Upaya mengurangi
depresi.
Memberikan kesempatan pada Beberapa pengunjung
pengunjung untuk bertanya mengajukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan yang Mendengarkan dan
diajukan pengunjung memperhatikan
V. Evaluasi hasil
1. Evaluasi struktur
Pengunjung menyepakati kontrak yang telah disepakati dan tersedianya
media penyuluhan
2. Evaluasi Proses
Pengunjung berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan, lingkungan tidak
bising dan pelaksanaan sesuai dengan rencana
3. Evaluasi hasil ( secara lisan )
Peserta mampu menyebutkan :
a. Pengertian lansia dan depresi dengan bahasa sendiri
b. Penyebab depresi pada lansia
c. Gejala-gejala depresi
d. Upaya untuk mengurangi stress

VI. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VII. MEDIA
1. LCD
2. Leaflet

DAFTAR PUSTAKA

Assil, S. M & Zeidan (2011), Prevalence of Depression And Associated Faktor


Among Elderly sudanese : A. Hausehold Survey in khartoum State:
http://proquest.com diunduh 29 Oktober 2019.
Blazer (2009). Depression in late life: Rivew and comentary. The journal of
gerontology http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/uu/1998/13-98pdf.
Diperoleh 29 Oktober 2019.

Carol A. Miller. 2012. Nursing for Wellness in Older Adults. Library of Congress
Cataloging-in-Publication Data : China.

Fadilah, (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik . bengkulu : Medical Book.

Irawan H. (2013) Gangguan Depresi pada lanjut usia, CDK,Vol 40.

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. PENGERTIAN
Usia Lanjut atau disebut lansia di Indonesia adalah orang-orang yang
sudah mencapai usia di atas 60 tahun. Menurut WHO ada 3 kriteria dari Llansia
ini, yaitu: elderly dengan usia 64-74 tahun, older dengan usia 75-90 tahun, dan
very old yaitu lansia yang berusia lebih dari 90 tahun. Inilah saatnya seseorang
menikmati masa tua dengan tenang. Namun ada kalanya masa lansia justru
membuat lansia mengalami depresi. Bahkan, kebanyakan depresi menghinggapi
para lansia di masa tuanya.

Depresi merupakan gangguan emosional yang sifatnya berupa perasaan


tertekan, tidak merasa bahagia, sedih, merasa tidak berharga, tidak mempunyai
semangat, tidak berarti, dan pesimis terhadap hidup. Depresi pada Lansia dapat
disebabkan oleh banyak hal. Misalnya kehidupan ekonomi mereka yang tidak
dijamin oleh keluarganya sehingga mereka tetap harus bekerja, ketakutan mereka
untuk diasingkan dari keluarga, ketakutan tidak dipedulikan oleh anak-anaknya,
dan lain sebagainya.

Depresi merupakan gangguan perasaan dengan ciri-ciri antara lain:


semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan
tidur, dan makan. Pada depresi terdapat gejala psikologik dan gejala somatik.
Gejala psikologik antara lain adalah: menjadi pendiam, rasa sedih, pesimistik,
putus asa, nafsu bekerja dan bergaul kurang, tidak dapat mengambil keputusan,
mudah lupa dan timbul pikiran-pikiran bunuh diri. Gejala somatik antara lain:
penderita kelihatan tidak senang, lelah, tidak bersemangat, apatis, bicara dan
gerak geriknya pelan, terdapat anoreksia, isomnia, dan konstipasi (Zeidan, 2011).

B. PENYEBAB DEPRESI PADA LANSIA.


Etiologi dari depresi pada lansia terdiri dari: faktor psikologik, biologik, dan
sosio-budaya. Pada sebagian besar kasus, ketiga faktor ini saling berinteraksi.
1. Faktor Psikososial
Menurut teori psikoanalitik dan psikodinamik Freud (1917) cit Kaplan
dan Sadock (1997) mengungkapkan bahwa depresi disebabkan karena
kehilangan obyek cinta kemudian individu mengadakan introyeksi yang
ambivalen dari aspek cinta tersebut. Menurut model Cognitif Behavioural
Beck (1974) cit Kaplan dan Sadock (1997), depresi terjadi karena
pandangan yang negatif terhadap diri sendiri, interprestasi yang negatif
terhadap pengalaman hidup dan harapan pengalaman hidup dan harapan
yang negatif untuk masa depan
2. Faktor Biologik
a. Disregulasi biogenik amin
Beberapa peneliti melaporkan bahwa pada penderita depresi terdapat
abnormalitas metabolitas biogenik amin (5- hydroxy indolacetic acid,
homouanilic acid, 3-methoxy-4 hydroxy phenylglycol). Hal ini
menunjukkan adanya disregulasi biogenic amin, serotonin, dan
norepineprin yang merupakan nurotransmiter paling terkait dengan
patofisiologi depresi
b. Disreguloasi Neuroendokrin
Hipotalamus merupakan pusat pengatur aksis neuroendokrin. Organ
ini menerima input neuron yang mengandung neurotransmister
biologik amin. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi
neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron
yang mengandung biogenik ami (Blazer, 2009).
3. Faktor Genetik
Faktor genetik memiliki kontribusi dalam terjadinya depresi. Berdasarkan studi
lapangan, studi anak kembar, dan anak angkat, serta studi linkage terbukti
adanya faktor genetik dan depresi

C. MACAM-MACAM DEPRESI.
Tingkat Depresi
1. Depresi Ringan
a. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresif seperti
tersebut diatas.
b. Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya.
c. Tidak boleh ada gejala beratnya diantaranya.
d. Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2
minggu.
e. Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukan.
2. Depresi Sedang
a. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti
pada episode depresi ringan.
b. Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaliknya 4) dari gejala
lainnya.
c. Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.
d. Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga.
3. Depresi Berat
a. Semua 3 gejala depresi harus ada.
b. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat.
c. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor)
yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian,
penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih
dapat dibenarkan.
d. Episode depresif biasanya berlangsung sekurang-kuarangnya 2
minggu, akan tetapi jika gejalanya aman berat dan beronset sangat
cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam
kurun waktu kurang dari 2 minggu.
e. Sangat tidak mungkin pasien untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.
D. GEJALA-GEJALA DEPRESI.
Untuk menangani depresi pada lansia, kita harus mengetahui terlebih dahulu
gejala-gejala depresi pada lansia yaitu sebagai berikut :
1. Bad mood hampir sepanjang hari.
2. Insomnia atau hipersomnia.
3. Hilangnya minat dan rasa senang dalam aktivitas mereka.

4. Berat badan merosot atau bertambah drastis.

5. Kelelahan dan tidak memiliki tenaga.

6. Agitasi atau retardasi psikomotor.

7. Sulit untuk berkonsentrasi.

8. Menurunnya harga diri.

9. Adanya perasaan bersalah pada diri mereka.

10. Perasaan pesimis dalam memandang masa depan.

11. Adanya perubahan pada pola tidur.

12. Berkurangnya nafsu makan.

13. Perasaan tidak berguna atau rasa bersalah yang berlebihan.

14. Pikiran yang berulang tentang kematian.

15. Adanya tindakan percobaan bunuh diri.

E. UPAYA UNTUK MENGURANGI DEPRESI.


1. Penanganan Depresi pada Lansia.
Bila ditangani dengan baik dan cepat, para lansia yang terkena depresi ini
tetap dapat sembuh dan bisa kembali seperti sedia kala. Penanganan depresi
pada lansia ini ada 2 jenis:
a. Penyembuhan dari dalam diri lansia itu sendiri.
Ini adalah penanganan yang terpenting karena penyembuhan ini berasal dari
kemauan dan pengertian dari dirinya sendiri. Biasanya, proses
penyembuhannya akan lebih cepat berhasil. Caranya bisa dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu:
1) Mengadakan pertemuan atau aktivitas berkumpul dengan banyak orang
sehingga dapat melakukan pertukaran informasi dengan orang lain
sehingga dapat membangkitkan semangat hidup.
2) Kontak sosial dilakukan dengan cara menulis surat, mengirim email,
menulis pesan lewat media elektronik atau media publikasi tertulis.
3) Mengisi waktu dengan aktivitas ringan seperti seperti menonton televisi,
menyiram bunga, olahraga, mendengarkan radio, atau hobi lainnya untuk
mengisi waktu dan menghilangkan kebosanan sehingga dapat
menimbulkan perasaan senang.
4) Menanamkan pikiran untuk berani beradaptasi dengan perubahan yang
ada. Menggap masa tua adalah kesempatan untuk melakukan hal-hal yang
sebelumnya ketika masih muda tidak dapat dilakukan karena kesibukan
pekerjaan dan lain sebagainya.
5) Selalu berusaha untuk berpikir positif, karena segala hal yang dilakukan
akan menjadi lebih menyenangkan dan membahagiakan jika segala
sesuatunya dilihat dari sisi positifnya. Dengan begitu, pada akhirnya
dapat memberikan kepuasan bagi dirinya sendiri.
b. Penyembuhan dari keluarga dekat hingga keluarga yang jauh, tetangga,
teman,dan lingkungan sekitar.Dukungan dari orang-orang terdekat juga
sangat penting untuk penyembuhan depresi pada lansia. Caranya yaitu:

1) Menjenguk lansia sesekali agar ia tidak merasa dilupakan.

2) Luangkan waktu untuk menikmati kebersamaan dengan mereka agar


mereka bahagia.

3) Temani mereka dalam aktivitasnya agar mereka tidak bosan.

4) Rawatlah mereka dengan ketulusan dan sepenuh hati untuk


menumbuhkan semangatnya kembali.
5) Berikanlah yang terbaik untuk mereka

Anda mungkin juga menyukai