Anda di halaman 1dari 7

SGD LBM 3 FAD

STEP 1

- Fibrous hyperplasia :

STEP 2

1. Apa yang menyebabkan GTL mudah sekali lepas ?


2. Apa saja yang termasuk pembedahan kuratif dan preventif ?
3. Apa tujuan dilakukannya tindakan pembedahan ?
4. Bagaimana indikasi dan kntraindikasi dilakukan pembedahan ?
5. Bagiamana Karakteristik jaringan pendukung yang baik untuk gigi tiruan?
6. Bagaimana hubungan tindakan pembedahan dengan keberhasilan perawatan GTL ?
7. Apa saja komplikasi yg dpt terjadi ?
8. Bagaimana tahapan bedah preprostetik tsb ?
9. Bagaimana klasifikasi dari bedah preprostetik ?

STEP 3
1. Apa yang menyebabkan GTL mudah sekali lepas ?
Karena terjadi penurunan alv ridge dan terdapat fibrus hyperplasia pada gingiva yang
menyebabkna penurunan retensi dari GTL
2. Apa saja yang termasuk pembedahan kuratif dan preventif ?
Tindakan bedah kuratifyaitu tindakan bedah yang bertujuan untuk menyembuhkan
suatu penyakit.
Tindkana bedah preventif yaitu tindkana bedah yang dapat mencegah timbulnya suatu
penyakit
3. Apa tujuan dilakukannya tindakan pembedahan ?
Mengembalikan fungsi rahang (seperti fungsi pengunyahan, berbicara, menelan)
Memelihara atau memperbaiki struktur rahang
Memperbaiki rasa kenyamanan pasien
Memperbaiki estetis wajah
Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul dari pemasangan
protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah pada daerah yang
mendukung prothesa
Memulihkan daerah yang mendukung prothesa pada pasien dimana terdapat
kehilangan tulang alveolar yang banyak.

4. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi dilakukan pembedahan ?


 mm Adanya eksostosis
 Adanya torus
 Adanya frenulum tinggi
 Memperoleh keadaan linggir alveolar yang baik
 Tidak ada kondisi patologis pada keadaan intra oral dan ekstra oral
 Nyeri akibat pemasangan gigi tiruan
 Karena ulcer yang berulang pada sekitar gigi tiruan
 Atrofi rahang karena proses fisiologis
 Disfungsi yang tidak berkurang dengan perbaikan konvensional, misalnya
disfungsi mastikasi, disfungsi fonetik, dan disfungsi temporo-mandibular joint
 Bentuk proc. alveolaris yang tidak baik
 Terdapat tonjolan tulang atau jaringan lunak atau undercut
 Mukosa yang tidak baik pada daerah gigi tiruan
 Kedalaman vertibular yang tidak cukup

Kontraindikasi

 Pasien usia lanjut karena tulang mengalami resorbsi. Bila dilakukan pembedahan
harus hati – hati.
 Kelainan psikologis: depresi, bingung, dan belum siap menggunakan gigi palsu.
 Pasien dengan resorbsi tulang akut
 Penderita dengan kelainan sistemik yang tidak terkontrol, contoh diabetes
mellitus
 Penyakit atrofi
 Pada pasien dengan kelainan darah

5. Bagiamana Karakteristik jaringan pendukung yang baik untuk gigi tiruan?


Tidak ada kondisi patologis pada intra oral dan ekstra oral.
Adanya hubungan/relasi rahang yang baik secara antero posterior, transversal
dan dimensi vertikal.
Bentuk prosesus alveolar yang baik (bentuk yang ideal dari prosesus alveolar
adalah bentuk daerah U yang luas, dengan komponen vertikal yang sejajar).
Tidak ada tonjolan tulang atau jaringan lunak atau undercut.
Mukosa yang baik pada daerah dukungan gigi tiruan.
Kedalaman vestibular yang cukup.
Bentuk alveolar dan jaringan lunak yang cukup untuk penempatan implant.

6. Bagaimana hubungan tindakan pembedahan dengan keberhasilan perawatan GTL ?

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan gigi tiruan lengkap
yaitu linggirnya yang tajam dilakukan alveolektomi terlebih dahulu, tidak ada flabby
karena flabby berpengaruh terhadap kestabilan gigi tiruan, dilakukan vestibuloplasti
untuk kestabilan gigi tiruan, dan frenulum yang terlalu tinggi dilakukan frenektomi
agar retensi baik.
7. Apa saja komplikasi yg dpt terjadi ?
a. Perdarahan
Perdarahan ini dapat terjadi selama operasi ( perdarahan primer ) atau beberapa jam
sampai beberapa hari setelah pembedahan (perdarahan sekunder). Perdarahan ini
dapat terjadi oleh sebab lokal atau sistemik. Penyebab lokal biasanya meliputi
lepasnya bekuan darah, luka yang terinfeksi, trauma pada luka atau lepasnya jahitan.
Sedangkan penyebab sistemik dapat berupa kelainan darah.Penanggulangan dengan
melakukan pembersihan daerah luka serta penekanan dengan kasa dibasahi
vasokonstriktor lokal, kompres dingin dan penjahitan atau pemberian coagulation
promoting agent seperti gelatin sponge, thrombin, dan lain-lain. Bila tindakan
tersebut tidak dapat mengatasi perdarahan sebaiknya dikonsulkan ke bagian penyakit
dalam.
b. Pembengkakan
Biasanya terjadi karena trauma yang berlebihan atau karena infeksi.
Penanggulangannya dapat dikontrol dengan kompres dingin yaitu dengan kantung es
atau kain dingin.
c. Infeksi
Untuk mencegah infeksi dianjurkan untuk memelihara kebersihan mulut dan diberi
obat kumur antiseptik. Apabila infeksi telah terjadi, tindakan lokal yang perlu
dilakukan adalah mengirigasi luka dengan NaCl fisiologis hangat serta pengulasan
antiseptik pada tepi luka, diberikan pula obat antibiotik.
d. Rasa sakit yang berlebihan.
Keadaan ini biasanya timbul karena pergerakan bibir, pipi, atau lidah pada saat
berbicara atau pada waktu mengunyah. Penanggulangannya diberikan obat analgetik,
obat kumur antiseptik yang hangat.

8. Bagaimana tahapan awal sebelum dilakukan bedah preprostetik tsb ?

Riwayat Penyakit
Riwayat pasien akan mengindikasikan harapan dan perhatian pasien pada
perawatan. Umur dan kesehatan pasien akan mempengaruhi rencana perawatan,
seperti pasien usia muda dengan resorbsi tulang alveolar yang berat dapat sabar
terhadap perawatan bedah yang kompleks dibandingkan pasien usia tua dengan
morfologi tulang yang sama.
Riwayat penyakit mencakup informasi penting seperti status resiko pasien
terhadap tindakan bedah, dengan perhatian khusus kepada penyakit sistemik
pasien yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka jaringan lunak dan jaringan
keras.
Pemeriksaan Klinis
Hal ini mencakup penilaian intra oral dan ekstra oral secara umum dari
jaringan lunak dan jaringan keras dan analisa khusus dari daerah yang akan
ditempati gigi tiruan. Penilaian tinggi, lebar dan bentuk tulang alveolar secara
umum, dan memperhatikan apakah terdapat undercut tulang dan posisi dari struktur
anatomi jaringan sekitar seperti mental neuro-vascular bundle. Juga dinilai kedalaman
dari sulkus bukal,posisi dan ukuran frenulum, perlekatan otot dan kondisi dari tulang
alveolar.
Kebersihan rongga mulut pasien harus baik sehingga dapat dilakukan tindakan bedah
dan untuk menghindari komplikasi atau hasil pembedahan yang buruk.

Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan radiografi berguna untuk menilai kondisi dari tulang rahang.
Panoramik foto berguna untuk mengetahui kualitas keseluruhan dari tulang alveolar
dan untuk melihat adanya sisa akar gigi atau kelainan patologi yang lain (seperti
kista rahang). Lateral cephalostat atau cephalogram photo dapat digunakan untuk
melihat hubungan skeletal antero-posterior dan tinggi tulang alveolar bagian
anterior. Periapikal photo berguna bila akan dilakukan pengambilan sisa akar
sebelum pembuatan gigi tiruan.
Studi model cetakan berguna memudahkan rencana perawatan (terutama
bila terdapat ketidak sesuaian secara skeletal) dan membantu menjelaskan rencana
prosedur bedah kepada pasien.
Model wax-up dari gigi tiruan membantu untuk memperlihatkan hasil akhir
secara estetis.
Penatalaksanaan sebelum operasi(Stephens, 1997)
1. Evaluasi yang seksama terhadap pasien adalah yang terpenting dalam
menentukan apakah seseorang diindikasikan untuk pembedahan dan
prosedur perawatan apa yang paling tepat.
2. Kemampuan fisik dan psikologi pasien untuk bertoleransi terhadap protesa
konvensional harus ditentukan sejak awal dalam proses evaluasi. Beberapa
pasien tidak dapat beradaptasi dengan protesa konvensional
bagaimanapun baiknya dan cekatnya protesa tersebut.
3. Konsultasi dengan seorang prostodonsia sangat penting dalam menentukan
prosedur yang tepat menghadapi kebutuhan perawatan protetik bagi setiap
pasien.
4. Pertimbangan lainnya adalah usia pasien, fisik, status kesehatan mental,
keterbatasan keuangan, kondisi jaringan keras dan lunak dari tulang alveolar.

10. Bagaimana klasifikasi dari bedah preprostetik ?

Bedah preprostetik diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mayor dan minor. Mayor dan
minor di bagi lagi menjadi bermacam – macam, diantaranya:
a. Mayor, untuk lesi besar. Contoh augmentasi alveolaris relatif, vestibuloplasti,
implan, dan augmentasi alveolaris absolut. Vestibuloplasti adalah
meninggikan vestibular dengan cara reposisi mukosa, dapat dilakukan pada
maksila dan mandibula, maksud dari bedah ini agar diperoleh retensi dan
stabilitas yang baik.
Vestibuloplasty suatu tindakan memperdalam sulkus vestibulum. Prosedur
memperdalam sulkus untuk rahang atas atau bawah biasanya dibutuhkan oleh
sulkus yang sangat rendah sehinggga protesa tidak stabil.
b. Minor , diantaranya pembedahan pada jaringan lunak dan jaringan keras.
 Jaringan lunak:
Gingivoplasty. Mereka dilakukan untuk menghapus atau membentuk
kembali jaringan gusi untuk memberikan permukaan yang lebih dapat
diterima untuk gigi tiruan removable. Kadang-kadang jaringan lunak
kelebihan atau berlebihan memerlukan penghapusan (Fortin, 2000).
Frenektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk
menghilangkan jaringan fibrosa (frenulum). Pembedahan jaringan
lunak ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan kestabilan
protesa. (Pedersen, 1997)
 Jaringan keras:
Torektomi, merupakan pengambilan torus, pengambilan satu atau lebih
jaringan tulang.
Torus removal adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk
menghilangkan satu atau lebih tonjolan ekstra tulang baik pada rahang
atas maupun rahang bawah. Meskipun segmen seperti tulang tambahan
tidak berbahaya, kehadiran tulang ini dapat menjadikan masalah bagi
pasien yang memerlukan beberapa jenis protesa gigi, seperti gigi tiruan
lengkap ataupun sebagian. (Neville, et all., 2002)
Alveolektomi adalah suatu tindakan pembedahan yang radikal untuk
mengambil prosessus alveolaris sehingga bisa dilakukan aposisi
mukosa untuk mempersiapkan lingir sebelum dilakukan terapi radiasi.
Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kontur yang tidak diinginkan,
pegunungan, maupun tajam untuk memberikan landasan yang lebih
halus yang nyaman untuk gigi tiruan sebuah. (Pedersen, 1997)
Alveolektomi dibagi dalam beberapa klasifikasi:
 Simple alveolektomi. Dilakukan setelah multiple ekstraksi, apabila ada
tulang yang tajam di periksa dulu kemudian di alveolektomi
 Radical alveolektomi. Merupakan pembentukan kontur tulang radiks dari
tulang alveolar yang diindikasikan karena adanya undercut yang sangat
menonjol

Anda mungkin juga menyukai