Abstract
Wet coffee peeler machine with a capacity of 10 kg / hour is made to peel the skin from fresh coffee fruit. This
machine is expected to improve the production process in processing coffee for farmers. The purpose of the rotor design
in the wet coffee peeler is to design and make detail drawing, calculate the machine elements used, and calculate the
estimated time of rotor production on a wet coffee peeler machine. To make the rotor on this machine, the author uses
the design method VDI 2222 approach. By using the methods, the results are the use at AC 0,5 HP electric motor, 700
rpm speed, engine transmission system using two pulleys with a diameter 4 inches and 8 inches and a belt length of –V
1676 mm, 1 solid shaft with diameter of 17 mm, bearing age of 1,4 years, axis spacy of 596,57 mm; therefore the total
production needed is 11,92 hours.
Keywords: Coffee peeler machine, VDI 2222 method, machine element, production time.
I. PENDAHULUAN kentang dimasukkan kedalam tabung. Kemudian
Peningkatan luas areal dan produksi kopi kentang itu akan ikut berputar dan mengenai sikat
Indonesia didominasi oleh kopi robusta dari pembersih dan pengupas. Mesin pembersih dan
perkebunan rakyat, yang merupakan suatu potensi pengupas kentang telah berhasil dibuat, mesin tersebut
besar bagi kesejahteraan petani Indonesia. Di Cilacap terdiri dari beberapa komponen yaitu: tabung, sikat,
khususnya Dayaehluhur dan Majenang merupakan unit transmisi dan rangka, kapasitas dari mesin tersebut
salah satu daerah penghasil kopi robusta. Pengolahan yaitu sebesar 60 kg/jam, dimensi tinggi keseluruhan
buah kopi yang berkualitas dapat mempengaruhi hasil yaitu 1000 mm, lebar, 400 mm dan panjang 400 mm.
dari citarasa buah kopi itu sendiri. Salah satu dalam Hasil pengujian diperoleh bahwa mesin dapat bekerja
pengolahan buah kopi adalah pengupasan kulit dari sesuai dengan tujuan awal yaitu dapat membersihkan
buah kopi itu sendiri. Pengupasan buah kopi adalah dan mengupas kentang seperti kriteria perancangan
proses pemisahan atau pelepasan bagian kulit terluar yang telah ditentukan sebelumnya, Wahyu K. Sugandi,
dari buah kopi. Pengupasan buah kopi dibagi menjadi dkk (2018).
dua, yaitu pengupasan buah kopi basah (pulping) dan Penerapan Teknologi Tepat Guna Pascapanen
pengupasan buah kopi kering (hulling). Pengupasan Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas Petani Kopi di
buah kopi (pulping) merupakan salah satu tahapan Kabupaten Bener Meriah, dengan tujuan untuk
proses pengolahan kopi yang membedakan antara meningkatkan produktifitas masyarakat mitra (petani
pengolahan kopi cara basah dan cara kering. Mesin kopi) di Desa Petukel Blang Jorong melalui penerapan
pengupas buah kopi basah (pulper) digunakan untuk mesin teknologi tepat guna pasca panen kopi. Mesin ini
memisahkan atau melepaskan komponen kulit buah bersifat mobile, dapat digunakan dimana saja dan dapat
dari bagian kopi berkulit cangkang. dengan mudah dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi
Petani kopi skala kecil di Indonesia masih lain. Mesin pengupas dengan kapasitas 80 – 100 kg/jam
menggunakan cara tradisional pada proses pengupasan yang digerakan motor bakar bensin 5,5 HP dapat
kulit buah kopi. Keadaan tersebut menjadikan menghemat waktu proses produksi. Selain itu mesin ini
pengupasan tidak bisa dilakukan dengan cepat, dapat menekan biaya proses penurunan buah kopi dari
sehingga menyebabkan petani kopi skala kecil di kebun ke lokasi pengupasan, Indra Mawardi, dkk
Indonesia kurang berkembang. Maka dilakukan suatu (2019).
rancang bangun rotor pada mesin pengupas buah kopi Pembuatan Mesin Pengelupas Kedelai Untuk
basah untuk meningkatkan produktifitas petani kopi. Meningkatkan Produksi, dengan tujuan pemberdayaan
pada usaha kecil tempe. Adapun mesin yang dihasilkan
II. TINJAUAN PUSTAKA mempunyai tinggi sekitar 1000 mm, panjang 900 mm,
Rancang Bangun Mesin Pembersih dan lebar 500 mm, dengan kapasitas mesin 150 kg/jam,
Pengupas Kentang, dengan tujuan melakukan putaran mesin 710 rpm, daya motor bensin 5,5 PK dan
penelitian terhadap kinerja mesin yang dapat putaran motor bensin sekitar 1400 rpm. Dengan adanya
membersihkan dan mengupas kentang dengan mesin pengelupas kedelai ini, waktu yang digunakan
kapasitas lebih besar. Metode yang digunakan yaitu untuk mengupas lebih cepat dibandingkan dengan cara
tradisional. Selain itu juga dapat meningkatkan kualitas Pembagian dari desain keseluruhan
dan kuantitas tempe, Muhammad Khumaedi, dkk untuk memudahkan dalam proses
(2018). pembuatan mesin.
III. METODOLOGI d. Penyelesaian
Alat dan bahan Tahap penyelesaian yaitu tahap terakhir,
Alat dan bahan yang digunakan dalam dimana pada tahap ini dilakukan finishing
membuat alat atau mesin merupakan hal yang harus terhadap rancangan desain
diperhitungkan, karena mempengaruhi hasil dan Diagram alir perhitungan elemen mesin
kualitas mesin/alat yang dibuat. Langkah – langkah dalam proses perhitungan
Diagram alir proses perancangan elemen mesin dijelaskan dalam bentuk diagram alir
Langkah – langkah dalam proses perancangan sebagai berikut :
dijelaskan dalam bentuk diagram alir sebagai Start
berikut :
Start
Identifikasi Gambar
Merencana
Tidak
Studi Literatur
Mengkonsep
Ya
Selesai
Penyelesaian