ETIOLOGI
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran
atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah
kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
a. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-
otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga
sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan
desakan janin yang semakin besar.
b. Peninggian tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
1. Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis.
2. Gemelli
3. Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan neonatus dan 4000 gram kehamilan dengan makrosomia
menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan
pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput
- Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat
mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah
tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu
beberapa
hari saja
disproporsi).
e. Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaranorganism vagina ke
atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan
persalinan lama.
f. Penyakit Infeksi
j. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
LAPORAN PENDAHULUAN
B. DEFINISI
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum tanda-tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak
ketuban pecah sampi terjadinya kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah
dini” periode laten.
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban
sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun
jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia
kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari
12 jam sebelum waktunya melahirkan.
C. ETIOLOGI
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran
atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah
kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
c. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-
otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga
sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan
desakan janin yang semakin besar.
d. Peninggian tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
4. Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis.
5. Gemelli
6. Makrosomia
7. Hidramnion
E. PATOFISILGI
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan
retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen
dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin.
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin,
menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada
selaput korion / amnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah
pecah spontan.
G. PENGARUH KPD
a. Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin
sudah terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi
(amnionitis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan
meninggikan morrtalitas danmorbiditas perinatal.
b. Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila
terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi
puerpuralis atau nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan
merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka
suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya.
H. PENATALAKSANAAN KPD
a. Pertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas paru
sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang yang sehat
b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu
sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas
c. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan
berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga
kematangan paru janin dapat terjamin.
d. Pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat
janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan,
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
e. Menghadapi ketuba pecah dini, diperlukan KIM terhadap ibu dan keluarga
sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan
dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus
mengorbankan janinnya.
f. Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia
biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan
pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S
g. Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai
24 jam, bila tidak terjadi his spontan.
I. KOMPLIKASI KPD
Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia
kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah.
Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada
kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
a. Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi
korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih
sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi
asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat,
kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal
9. PENANGANAN
a. Konservatif
Jika ada tanda-tanda infeksi (demam dan cairan vagina berbau), berikanantibiotika sama
- Ampisilin 4x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250mg per oral 3x perhari
selama 7
hari.
Jika usia kehamilan 32 - 37 mg, belum inpartu, tidak ada infeksi, beridexametason,
dosisnya
Jika usia kehamilan sudah 32 - 37 mg dan sudah inpartu, tidak ada infeksi maka berikan
b. Aktif
Bila gagal Seksio Caesaria dapat pula diberikan misoprostol 25 mikrogram – 50 mikrogram
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Indikasi melakukan induksi pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut :
- Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38°c, dengan
pengukuran per
air ketuban
c. Penatalaksanaan lanjutan
- Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali didahului kondisi
ibu
yang menggigil.
- Lakukan pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum persalinan adalah
tindakan
yang adekuat sepanjang DJJ dalam batas normal. Pemantauan DJJ ketat dengan alat
pemantau janin elektronik secara kontinu dilakukan selama induksi oksitosin untuk melihat
tanda gawat janin akibat kompresi tali pusat atau induksi. Takikardia dapat
mengindikasikan
infeksiuteri.
berikut:
- Beri perhatian lebih seksama terhadap hidrasi agar dapat diperoleh gambaranjelas
dari setiap
POHON MASALAH
Kehamilan
Faktor Predisposisi:
- Infeksi genetalia
- Servik incompetent
- Gemeli
- Hidranion
- Kehamilan Praterm
Patosiologi selaput
Ketuban ≠ kuat
TM I
TM II
TM I
Keluar air ketuban Janin mudah Ada Air ketuban Deman
- Jernih ketuban
- Kuning
- Hijau
Komplikasi
kepala
CPD Infertil
Gagal Berhasil
Memanjang
SC
-distres janin
-CPD
INTERVENSI
Tujuan :
KH :
Intervensi
R : penentuan usia kehamilan digunakan untuk menetukan tindakan yang tepat pada KPD
R : pengantian pengeluaran cairan tubuh ibu yang berlebihan untuk mencegah dehidrasi
R : menilai cairan yang keluar ( jumlah, warna, bau dan membedakan dengan urine)
8. Posisi knne cheat / sujud bila janin hidup dan terdapat prolops tali pusat
Masalah
A. Cemas
Intervensi
R : pemberian motivasi dan semagat pada ibu dan keluarga dapat menimbulkan kemauan,
dan
R : pasien dapat lebih kooperatif / bekerjasama dengan tindakan yang akan dilakukan
B. Nyeri
Intervensi
5. Lakukan kolaborasi
C. Trauma
KH : KU ibu baik
Intevensi
6. Lakukan kolaborasi
Kebutuhan
Tujuan : Ibu tetap semangat dan tidak trauma pada saat melahirkan
Intervensi
KH : KU ibu bauk
Kesadaran Composmentis
Intervensi
KH : ibu tenang
Intervensi
R : mengurangi kelelahan
3. Jelaskan pada ibu pentingnya kebutuhan istirhat tidur
D. Pemberian antibiotik
Intervensi
2. Berikan antibiotik
3. Observasi TTV
IMPLEMENTASI
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk