Anda di halaman 1dari 25

1.

Jenis jenis imbuhan

Afiks
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata—entah di awal, di
akhir, di tengah, atau gabungan di antara tiga imbuhan itu—untuk membentuk kata baru yang
artinya berhubungan dengan kata yang pertama.

Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi).
Imbuhan atau afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk
membentuk kata. Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata
turunan.

Daftar isi
 1 Jenis-jenis Imbuhan
 2 Fungsi Imbuhan
 3 Awalan pen-
 4 Awalan ber-
 5 Awalan men-
 6 Awalan di-
 7 Awalan ter-
 8 Awalan se-
 9 Awalan per-
 10 Akhiran –an
 11 Akhiran –kan dan –i
o 11.1 Perbedaan-perbedaan
 12 Konfiks ke-an
 13 Konfiks pe(n)-an
 14 Konfiks per-an
 15 Konfiks se-nya
 16 Klitika –ku, –mu, –nya
 17 Lihat pula

Jenis-jenis Imbuhan

Imbuhan menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk

 Awalan atau prefiks, Contoh: meN-, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-.
 Sisipan atau infiks, Contoh: -el-, -em-, -er-, -e-, dan -in-.
 Akhiran atau sufiks, Contoh: -kan, -an, -i, dan -nya.
 Konfiks atau simulfiks : berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya sekaligus.
Contoh: ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.

Di samping itu, terdapat pula imbuhan yang merupakan serapan dari bahasa asing, yaitu: -I ; -
man ; -wan ; -wati ; -iyah ; - is ; -sasi ; -isme.

Imbuhan tersebut di antaranya sebagai berikut:

 Dari bahasa Arab: -ah, -i. Fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata sifat.
Contoh: manusiawi, alamiah, alami.
 Dari bahasa Sanskerta: -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai pembentuk kata benda.
Contoh: budiman, wartawan, pragawati.
 Dari bahasa Inggris: -an, -en, -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.
Contoh: imigran, presiden, egois, deskriptif, formal.

Fungsi Imbuhan
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.

Contoh:

 batu (benda) -> membatu (sifat),


 indah (sifat) -> seindah-indahnya (keterangan),
 mandi (kerja) -> pemandian (benda).

Fungsi imbuhan adalah:

 Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an,
pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
 Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
 Membentuk kata sifat, yakni –I, -wi, -iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi,
ilmiah, agamis.
 Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
 Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,
seindah-indahnya, dll.

Awalan pen-
Imbuhan pen- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif. Makna
yang dikandung awalan peN- bermacam-macam antara lain:

 Menyatakan yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, & pembaca.


 Menyatakan pekerjaan. Contoh: pengusaha, pedagang.
 Menyatakan alat. Contoh: pengerat, penggaris.
 Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, penggembira.
 Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih.

Awalan ber-
Awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut:

 Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar
yang suku pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-. Contoh: beramal,
bekerja.
 Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh: bel + ajar = belajar.
 Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap tanpa
perubahan. Contoh: ber + balik = berbalik.

Makna yang terkandung oleh awalan ber-, antara lain:

 Mempunyai, contoh: beratap, beranak, berhasil.


 Menggunakan, contoh: bersepeda, bersepatu.
 Mengeluarkan, contoh: bertelur, berbau, berkata.
 Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia, berhati-hati.
 Dalam jumlah, contoh: berdua, bertiga.

Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai pelesapan-pelesapan


imbuhan ber-. Perhatikan kalimat berikut:

 Usahanya belum hasil.


 Pendapat kita memang beda.
 Murid-murid sudah kumpul di muka kelas.

Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat yang
tidak baku. Hal tersebut antara lain merupkan unsur pengaruh dari bahasa daerah. Kalimat-
kalimat tersebut seharusnya diucapkan:

 Usahanya belum berhasil.


 Pendapat kita memang berbeda.
 Murid-murid sudah berkumpul di muka kelas.

Awalan men-
Apabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar (bahasa Inggris: word stem,root word)
dengan fonem awal tertentu, terjadi variasi bentuk, yakni me-, mem-, men, meng-, dan meny-
.

Kaidah imbuhan men-

Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, /k/, /h/, /g/, /kh/
berubah menjadi meng- Contoh:

 meN- + ambil = mengambil,


 meN- + elak = mengelak,
 meN- + kalah = mengalah,
 meN- + harap = mengharap,
 meN- + khawatirkan = mengkhawatirkan,

Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/, /ng/, /ny/,
/r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-

 meN- + lamar = melamar,


 meN- + makan = memakan,
 meN- + nikah = menikah,
 meN- + nganga = menganga,
 meN- + nyanyi = menyanyi,
 meN- + raih = meraih,
 meN- + yakini = meyakini,
 meN- + wajibkan = mewajibkan,

Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /c/ , /d/, /j/ , /sy/ atau /t/
bentuknya berubah menjadi men-

 meN- + datang = mendatang,


 meN- + tanam = menanam,
 meN- + cari = mencari,
 meN- + jadi = menjadi,
 meN- + syukuri = mensyukuri,

Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/, atau /f/, bentuknya berubah
menjadi mem-

 meN- + babat = membabat,


 meN- + pukul = memukul,
 meN- + fokuskan = memfokuskan,

Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /s/ bentuknya berubah menjadi meny-
.

 meN- + satu = menyatu,

Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah menjadi
menge-.

 meN- + bom = mengebom,


 meN- + cek = mengecek,

Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari bahasa asing tidak
berlaku. Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses penggabungan mengikuti kaidah
yang umum.

 meN- + produksi = memproduksi


Jika kata kerja berkata dasar tunggal direduplikasi, kata dasarnya diulangi dengan
mempertahankan peluluhan konsonan pertamanya.

 tulis = menulis-nulis; tulis-menulis.


 karang = mengarang-ngarang; karang-mengarang.
 cek = mengecek-ngecek.
 ulangi = mengulang-ulangi.

Makna awalan meN- adalah sebagai berikut:

 Melakukan perbuatan, tindakan; Contoh: mengambil, menjual.


 Melakukan perbuatan dengan alat: Contoh: mengambil, menyabit.
 Menjadi atau dalam keadaan; contoh: menurun, meluap.
 Membuat kesan; contoh: mengalah, membisu.
 Menuju ke; contoh: mendarat, menepi.
 Mencari; contoh: mendamar.

Fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/. Namun, peluluhan tidak terjadi jika fonem /p/
adalah permulaan dari prefiks per- atau kata dasarnya mulai dengan per- atau pe- tertentu.

 meN- + pertinggi = mempertinggi.


 meN- + pertaruhkan = mempertaruhkan.

Penulisan yang benar untuk makna ‘membuat jadi lebih tinggi’ adalah mempertinggi atau
meninggikan bukan mempertinggikan.

Awalan di-
Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan (me-(N))
yang bermakna aktif. Contoh: di- + baca -> dibaca ; di- + ambil = diambil ; di- + jual = dijual
Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisannya dipisah.

Awalan ter-
Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:

 Sudah di- atau dapat di-; contoh: tertutup, terbuka.


 Ketidaksengajaan; contoh: terbawa, terambil.
 Tiba-tiba; contoh: teringat, terjatuh.
 Paling/superlatif; contoh: terindah, terbagus.

Awalan se-
Awalan se- mengalami variasi-variasi makna, yakni sebagai berikut:

 Satu; contoh: seekor, sebutir.


 Seluruh, seisi; contoh: serumah, sekampung.
 Sama-sama; contoh: sepermainan, seperjuangan.
 Sama dengan, seperti; contoh: seperti, selebar, seenaknya, semaumu.
 Menyatakan waktu; contoh: sesudah, selagi.

Awalan per-
Awalan per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang diawali huruf /r/

 per- + ringan = peringan

Awalan per- juga berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang tersusun
atas huruf-huruf berikut:

 huruf ke-1 adalah konsonan,


 huruf ke-2 dan ke-3 adalah /er/, dan
 huruf ke-4 adalah konsonan

Contoh:

 per- + kerja + -an = pekerjaan


 per- + ternak + -an = peternakan

Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar

 per- + ajar = pelajar

Akhiran –an
Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan, satuan,
ratusan. Makna akhiran –an adalah sebagi berikut:

 Menyatakan tempat, contoh: pangkalan, kubangan.


 Menyatakan alat, contoh: timbangan, ayunan.
 Menyatakan hal atau cara, contoh: didikan, pimpinan.
 Menyatakan akibat, hasil perbuatan, contoh: hukuman, balasan.
 Menyatakan sesuatu yang di, contoh: catatan, suruhan.
 Menyatakan seluruh, kumpulan, contoh: lautan, sayuran.

Akhiran –kan dan –i


Fungsi

 Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan atau tanpa
awalan merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –i itu merupakan kata
kerja bentuk imperatif. Contoh:
o Panas (kata sifat)
o Panaskan (kata kerja)
o Panasi (kata kerja)
 Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif. Contoh:
o Didi duduk di kursi (taktransitif)
o Didi menduduki kursi (transitif)
o Didi mendudukkan Adik di kursi (transitif)
 Mengintensifkan arti. Contoh:
o Polisi menangkap penjahat.
o Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang karena
objeknya lebih dari satu).

Perbedaan-perbedaan

 Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek itu
merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i tetap tempatnya, tidak
berpindah, dan objek itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu: Contoh:
o Petani itu menanamkan benih di sawahnya.
o Petani itu menanami sawahnya.
 Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja
berakhiran –i diikuti objek penyerta. Contoh:
o Dia menawarkan pekerjaan kepada saya.
o Dia menawari saya pekerjaan.
 Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakaiannya seolah-
olah sama saja dan dapat saling menggantikan. Contoh:
o Dia menamai anaknya Alam. (menamai = memberi nama)
o Dia menamakan anaknya Alam. (menamakan = menyebabkan bernama)

Konfiks ke-an
Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian,
kecepatan, keindahan, kesehatan. Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:

 Menyatakan keadaaan: contoh; kedinginan, kesakitan.


 Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran, kemahalan.
 Menyatakan agak, menyerupai: contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.

Konfiks pe(n)-an
Konfiks pe(n) –an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an. Makna
konfiks pe(N)-an adalah sebagai berikut:

 Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman,


pendidikan.
 Menyatakan proses/perbuatan. Contoh: pemberontakan, pendaftaran.
 Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.
 Menyatakan alat. Contoh: penciuman.
 Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.

Konfiks per-an
Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut:
 Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan.
 Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan.
 Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan.
 Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman.
 Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh: peralatan, persyaratan.

Konfiks se-nya
Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata
keterangan. Contoh: se-nya + putih -> seputih-putihnya ; se-nya + pintar -> sepintar-
pintarnya

Konfiks se-nya menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai. Contoh:
seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar mungkin.

Klitika –ku, –mu, –nya


Fungsi

 Sebagai penunjuk kepunyaan. Contoh:


o rumahku, rumahmu, rumahnya
 Sebagai alat pembentuk kata benda. Contoh:
o salah (kata sifat) = salahmu (kata benda),
o duduk (kata benda) = duduknya(kata benda),
 Sebagai objek penderita Contoh:
o Sudah beberapa kali ia membujukku.
o Ia memandangnya tajam-tajam.
 Sebagai objek penyerta. Contoh:
o Surat itu telah kukirimkan kepadanya.
o Barang-barang ini sengaja dia bel untukmu.

Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi sebagai
imbuhan.

Fungsi imbuhan –nya adalah sebagai berikut:

 Sebagai pembentuk kata keterangan. Contoh:


o Agaknya akan turun hujan hari ini.
o Tidak selamanya orang menderita.
 Sebagai penunjuk. Contoh:
o Penyakit seperti ini sukar dicari obatnya.
o Rumah kami besar, kamar-kamarnya luas.
 Bersama-sama dengan awalan se- menyatakan superlatif. Contoh:
o Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali gagal juga.
o Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah.

Pemakaian –nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya sudah
dinyatakan langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini:
 a) Rumah paman bertingkat dua. ; b) Rumahnya bertingkat dua.
 a) Sepeda adiknya yang baru dibeli bercat merah. ; b) Sepedanya bercat merah.

Pengertian Imbuhan

Imbuhan berasal dari kata dasar imbuh, yang berarti tambahan yang tidak banyak. Imbuhan
mendapat sufiks atau akhiran –an. Imbuhan adalah bubuhan yang berupa awalan, sisipan dan
akhiran pada kata dasar untuk membentuk sebuah kata baru.

Dalam Bahasa Indonesia, imbuhan, disebut juga sebagai afiks, menjadi unsur penting yang
dapat mengubah bentuk kata, jenis kata dan makna kata. Perhatikan contoh perubahan bentuk
kata, jenis kata dan makna kata di bawah ini :

Contoh Kata “makan” mendapat imbuhan –an berubah menjadi “makanan”.

Jenis kata diatas mengalami perubahan “makan” merupakan jenis kata kerja, “makanan”
merupakan jenis kata benda. Makna katanya pun juga berubah “makan” bermakna proses,
“makanan” bermakna sesuatu benda/barang. Sedangkan dilihat dari bentuk katanya, “makan”
merupakan kata dasar, lain halnya “makanan” yang merupakan kata jadian.

Oleh karena itu, imbuhan atau afiks memiliki peran dalam pembentukan kata dasar (tanpa
imbuhan) menjadi kata jadian (disertai imbuhan).

Jenis-Jenis Imbuhan

Berikut jenis jenis imbuhan yang dikelompokkan berdasarkan tempat atau posisi atau
letaknya, berdasarkan frekuensi penggunaannya, dan berdasarkan asal muasalnya.

1. Jenis afiks atau imbuhan menurut tempat atau


posisinya:
 Prefiks atau awalan merupakan afiks atau imbuhan yang terletak di awal kata dasar,
misalnya meng, ter, ber, ke, per, peng, se me, meng, memper- dan lainnya.
 Sufiks atau akhiran merupakan afiks atau imbuhan yang terletak di akhir kata dasar,
misalnya -an, -kan, -nya, -i
 Infiks atau sisipan merupakan afiks atau imbuhan yang disisipkan di tengah kata
dasar, misalnya : em, el, in, er, ah.
 Konfiks atau simulfiks merupakan afiks atau imbuhan yang terletak di awal dan akhir
kata dasar sekaligus, misalnya : ke-an, per-an, ber-an, di-i di-kan, peng-an, ke-an,
memper-i, memper-kan, me-kan.

2. Jenis afiks atau imbuhan menurut frekuensi


penggunaannya:
 Afiks produktif, yaitu afiks atau imbuhan yang mempunyai frekuensi penggunaan
yang tinggi. Contoh: se-, ber-, meng-, peng-, per-, dan seterusnya.
 Afiks tak produktif yaitu imbuhan atau afiks yang mempunyai frekuensi penggunaan
rendah. Contoh: -em, -el, -wati, -is, -er, dan seterusnya.

3. Jenis imbuhan atau afiks asing atau afiks serapan:


 Akhiran atau sufiks dari bahasa Sansekerta: -wan, -man, -wati.
 Akhiran atau sufiks dari bahasa Arab: -i, -wi, -at, -ah, -in.
 Akhiran atau sufiks dari bahasa Barat:-isme, -tas, -logi, -is, -ika, (asi), dsb (kata
benda), -al, -or, -if, -is, dsb.

Kaidah Alomorf

Alomorf merupakan variasi bentuk dari morfem yang perubahannya dipengaruhi oleh kata
yang menyertainya.

Misalnya : morfem ber- dalam implementasinya bisa berubah menjadi ber-, bel-, be- dalam
kata dasar tertentu.

Morfem ber- dipakai hampir seluruh kata dasar seperti:

 ber-layar
 ber-sepatu
 ber-gerilya

morferm be- jika memasuki kata dasar yang awal hurufnya r / k atau yang suku kata pertama
mengandung er seperti:

 be- rasa
 be- kerja

morferm bel- jika berdasarkan asas disimilasi seperti:

 bel- ajar

Alomorf imbuhan atau afiks meliputi :

 ber- : ber-, be-, dan bel-


 ter- : ter-, te-, tel
 per : per-, pe-, pel-
 meng : meny-, menge-, mem-, men-, me-
 peng : peny, penge-, pem-, pen-, pe-

Makna imbuhan (afiks):

Makna proses afiksasi atau pengimbuhan berhubungan dengan fungsi semantik pada suatu
bentuk yang kompleks. Hal tersebut dapat kita lihat pada beberapa contoh makna
pengimbuhan (afiksasi) pada imbuhan berikut ini:
1. makna – makna prefiks meng-

 Mengandung makna melakukan perbuatan. Contoh :


o Mengambil (berarti melakukan perbuatan ambil)
o Menjual (berarti melakukan perbuatan jual)

 Mengandung makna menjadi atau dalam keadaan. Contoh :


o Menurun (berarti menjadi turun)
o Melonjak (berarti dalam keadaan lonjak)

 mengandung makna membuat. Contoh :


o menyate (berarti membuat sate)
o menggambar (berarti membuat gambar)

 mengandung makna membuat dengan alat. Contoh :


o menyabit (berarti membuat dengan alat sabit)
o menyangkul (berarti membuat dengan alat cangkul)

 mengandung makna menuju ke. Contoh :


o melaut (berarti menuju ke laut)
o menepi (berarti menuju ku tepi)
o mendarat (berarti menuju ke darat)

 mengandung makna memberi. Contoh :


o menandai (berarti memberi tanda)
o menopang (berarti memberi topang)
o menomori (berarti memberi nomor)

 mengandung makna mengeluarkan. Contoh :


o membuih (berarti mengeluarkan buih)
o menyanyi (berarti mengeluarkan nyanyian)

 mengandung makna membuat kesan. Contoh :


o mengalah (berarti membuat kesan salah)
o membisu (berarti membuat kesan bisu)

 mengandung makna berlaku seperti. Contoh :


o merajalela (berarti berlaku seperti raja)
o membabi buta (berarti berlaku seperti babi)

2. Makna-makna prefiks ber-:

 mengandung makna mempunyai. Contoh :


o beratap (berarti mempunyai atap)
o beranak (berarti mempunyai anak)
o berhasil (berarti mempunyai hasil)

 mengandung makna mengeluarkan. Contoh :


o bertelur (berarti mengeluarkan telur)
o berbau (berarti mengeluarkan bau)
o berkata (berarti mengeluarkan kata)

 menyatakan sikap mental atau mengandung makna dalam keadaan. Contoh :


o berbahagia (berarti dalam keadaan bahagia)
o bersedih (berarti dalam keadaan sedih)
o bernostalgia (berarti dalam keadaan nostalgia)

 mengandung makna berjumlah. Contoh :


o bertiga (berarti berjumlah tiga)
o berempat (berarti berjumlah empat)

 mengandung makna menggunakan. Contoh :


o berbaju (berarti menggunakan baju)
o bersepeda (berarti menggunakan sepeda)

 mengandung makna menjadi. Contoh :


o bertamu (berarti menjadi tamu)
o berpisah (berarti menjadi pisah)

3. makna-makna prefiks ter-

 mengandung makna superlatif (paling). Contoh :


o tercantik (berarti yang paling cantik)
o tertinggi (berarti yang paling tinggi)

 mengandung makna tidak sengaja. Contoh :


o tertidur (berarti tidak sengaja tidur)
o tertunduk (berarti tidak sengaja tunduk)

 mengandung makna dapat di-. Contoh :


o tercium (berarti dapat dicium)
o tercapai (berarti dapat dicapai)

 mengandung hasil tindakan. Contoh :


o tersebar (berarti hasil tindakan sebar)
o terpecah (berarti hasil tindakan pecah)

4. makna-makna prefiks peng-

 menyatakan sasaran atau mempunyai makna orang yang di-. Contoh :


o petatar (berarti orang yang ditatar)
o pesuruh (berarti orang yang disuruh)

 menyatakan pekerjaan atau mempunyai makna orang yang berprofesi. Contoh :


o pengajar (berarti orang yang berprofesi dalam hal mengajar)
o perawat (berarti orang yang berprofesi dalam hal merawat)
o pelaut (berarti orang yang berprofesi dalam hal kelautan)
 menyatakan sifat atau mengandung makna orang yang bersifat. Contoh :
o pemarah (berarti orang yang bersifat marah)
o pemalas (berarti orang yang bersifat malas)
o pemaklum (berarti orang yang bersifat maklum)
o penggembira (orang yang bersifat gembira)

 menyatakan alat. Contoh :


o pemukul (berarti alat pukul)
o penggaris (berarti alat untuk mengaris)

 menyatakan penyebab. Contoh :


o pemanis (berarti sesuatu yang menyebabkan manis)
o pemutih (berarti sesuatu yang menyebabkan putih)

 mengandung makna pelaku tindakan. Contoh :


o pencopet (berarti pelaku tindakan copet)
o penjual (berarti pelaku tindakan jual)
o perampok (berarti pelaku tindakan rampok)

5. makna – makna prefiks se-

 mengandung makna satu. Contoh:


o seeekor (berarti satu ekor)
o sebutir (berarti satu butir)

 Mengandung makna seluruh, seisi. Contoh:


o serumah (berarti seluruh rumah)
o sekampung (berarti seluruh kampung)

 Mengandung makna sama-sama. Contoh:


o sepermainan (berarti sama – sama bermain)
o seperjuangan (berarti sama – sama berjuang)

 Mengandung makna sama dengan. Contoh :


o Setinggi (berarti sama tinggi dengan)
o Selebar (berarti sama lebar dengan)
o Seenaknya (berarti sama enaknya dengan)
o Semaumu (berarti sama maunya dengan)

 Mengandung makna menyatakan waktu. Contoh :


o Sesudah (berarti waktunya setelah)
o Selagi (berarti waktunya saat itu juga)

6. Makna – makna sufiks –an

(baca : macam macam imbuhan sufiks)

 Mengandung makna tempat. Contoh :


o Pangkalan (berarti tempat pangkal)
o Kubangan (berarti tempat kubang)
 Mengandung makna alat. Contoh :
o Timbangan (berarti alat timbang)
o Ayunan (berarti alat ayun)

 Mengandung makna cara. Contoh :


o Didikan (berarti cara mendidik)
o Pimpinan (berarti cara memimpin)

 Mengandung makna akibat atau hasil perbuatan. Contoh :


o Hukuman (berarti akibat dari hukum)
o Balasan (berarti akibat dari balas)

 Mengandung makna sesuatu yang di. Contoh :


o Catatan (berarti sesuatu yang dicatat)
o Suruhan (berarti sesuatu yang disuruh)

 Mengandung makna seluruh atau kumpulan. Contoh :


o Lautan (berarti selurah laut)
o Sayuran (berarti kumpulan sayur)

Fungsi imbuhan (afiks) :

(baca : macam macam imbuhan prefiks)

1. Fungsi prefiks me-, dan ber-

Prefik me- dan ber- fungsinya sebagai pembentuk kata kerja aktif, baik kata kerja aktif
transitif maupun kata kerja aktif intransitif.

 Contoh pembentukan kata kerja aktif transitif dengan menggunakan prefiks me- :
memukul, memberi, membaca
 Contoh pembentukan kata kerja aktif intransitif dengan menggunakan prefiks ber- :
berbagi, berbohong, berbaring

2. Fungsi prefiks ter- dan di-

Prefiks ter- dan di- berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif dan pembentuk kata sifat.

 Contoh pembentukan kata kerja pasif dengan menggunakan prefiks di- : dibeli,
dibaca, dicerca, dipuja
 Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan prefiks ter-: terbeli, tercantik,
tertinggi, terpandang

3. Fungsi prefiks ke-

Prefiks ke- berfungsi sebagai pembentuk kata bilangan tingkat dan pembentuk kata bilangan
kumpulan.

 Contoh pembentukan kata bilangan tingkat dengan menggunakan prefiks ke- : kedua,
ketiga, keempat dan seterusnya
 Contoh pembentukan kata bilangan kumpulan dengan menggunakan prefiks ke- :
ketiga, keempat, kelima dan seterusnya

4. Fungsi prefiks pe-

Prefiks pe- berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan prefiks pe- : pelaut, pedagang,
pembeli

5. Fungsi prefiks peN-

Prefiks peN- berfungsi sebagai pembentuk kata benda dan kata sifat.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan prefiks peN- : penyanyi,


penyapu, penyair
 Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan prefiks peN- : pemaklum,
penggembira.

6. Fungsi prefiks per-

Prefiks per- berfungsi sebagai pembentuk kata benda, kata kerja.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan prefiks per- : Perkilogram,


perdetik, perjam
 Contoh pembentukan kata kerja dengan menggunakan prefiks per- : perbuatan,
perebutan, pergerakan.

7. Fungsi prefiks se-

Prefiks se- berfungsi sebagai pembentuk kata bilangan.

 Contoh pembentukan kata bilangan dengan menggunakan prefiks se- : sepuluh,


seratus, seribu.

8. Fungai prefiks ter-

Prefiks ter- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif.

 Contoh pembentukan kata kerja dengan menggunakan prefiks ter- : tercium, terbeli,
terbawa, terangkat.

9. Fungsi infiks -er-

Infiks -er- berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan infiks -er- : gerigi

10. Fungsi infiks -em-


Infiks -em- berfungsi sebagai pembentuk kata sifat.

 Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan infiks -em- : gemetar

11. Fungsi infiks -el-

Infiks -el- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja

 Contoh pembentukan kata kerja dengan menggunakan infiks -el- : selidik

12. Fungsi infiks -in-

Infiks -in- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja.

 Contoh pembentukan kata kerja dengan menggunakan infiks -in- : sinambung

13. Fungsi sufiks –i

Sufiks –i berfungsi sebagai pembentuk kata kerja

 Contoh pembentukan kata kerja dengan menggunakan sufiks –i : lempari, jauhi,


lompati, kurungi

14. Fungsi sufiks –kan

Sufiks –kan berfungsi sebagai pembentuk kata kerja.

 Contoh pembentukan kata kerja dengan menggunakan sufiks –kan : ambilkan,


bawakan, matikan, nyalakan, dengarkan.

15. Fungsi sufiks –isme

Sufiks –isme berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan sufiks –isme : monoteisme,


radikalisme, mutualisme

16. Fungsi sufiks –wan

Sufiks –wan berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan sufiks –wan : pustakawan,


wirausahawan, dermawan, wartawan.

17. Fungsi sufiks –wati

Fungsi sufiks –wati berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan sufiks –wati : biarawati,


pragawati, karyawati.
18. Fungsi sufiks –wi

Fungsi sufiks –wi berfungsi sebagai pembentuk kata sifat.

 Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan sufiks –wi : manusiawi,


duniawi, kimiawi.

19. Fungsi sufiks –sasi

Sufiks –sasi berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan sufiks –sasi :


organisasi, biroktatisasi, urbanisasi

20. Fungsi sufiks –is

Sufiks –is berfungsi sebagai pembentuk kata sifat.

 Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan sufiks –is : agamis, ateis,
hedonis, heliosentris.

21. Fungsi sufiks –iah

Sufiks –iah berfungsi sebagai pembentuk kata sifat.

 Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan sufiks –iah : ilmiah, alamiah,
harfiah.

22. Fungsi sufiks –tas

Sufiks –tas berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan sufiks –tas : pubertas,


sensitivitas, mobilitas, imunitas.

23. Fungsi konfiks me-i

Konfiks me-i berfungsi sebagai pembentuk kata kerja

 Contoh pembentukan kata kerja dengan menggunakan konfiks me-i : menaiki,


menjauhi, mematuhi.

24. Fungsi konfiks ke-an

Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda, kata sifat dan kata kerja pasif.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan konfiks ke-an: keramaian,


kedamaian
 Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan konfiks ke-an: kecantikan,
kekecilan
 Contoh pembentukan kata kerja pasif dengan menggunakan konfiks ke-an:
kedinginan, kehujanan, kepanasan

25. Fungsi konfiks ter-kan

Konfiks ter-kan berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif.

 Contoh pembentukan kata kerja pasif dengan menggunakan konfiks ter-kan :


terabaikan, tersakiti, terlampaui.

26. Fungsi konfiks di-i

Konfiks ter-kan berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif.

 Contoh pembentukan kata kerja pasif dengan menggunakan konfiks di-i : disakiti,
dilukai, dikaruniai

27. Fungsi konfiks peN-an

Konfiks peN-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan konfiks peN-an : penyatuan,


pendapatan, penempatan, penyentuhan.

28. Fungsi konfiks pe-an

Konfiks pe-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan konfiks pe-an : pelayaran,


pelarian, pelajaran.

29. Fungsi konfiks per-an

Konfiks per-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda.

 Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan konfiks per-an : persatuan,


perserikatan, perpaduan, perseroan, pernyataan.
2. Kata depan

Preposisi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian

Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau kata
depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya diikuti
oleh nomina atau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk, atau
gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.

Daftar isi
 1 Penggolongan
o 1.1 Di, ke, dari
o 1.2 Di mana, yang mana
 2 Referensi
 3 Catatan kaki

Penggolongan
Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan. Berikut
salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan:

1. Preposisi yang menandai tempat. Misalnya di, ke, dari.


2. Preposisi yang menandai maksud dan tujuan. Misalnya untuk, guna.
3. Preposisi yang menandai waktu. Misalnya hingga, hampir.
4. Preposisi yang menandai sebab. Misalnya demi, atas.

Di, ke, dari

Penulisan preposisi ini ditulis terpisah, contoh: di rumah, ke kantor, dan dari Surabaya.
Kesalahan yang paling umum adalah penulisan kata seperti "dimana", "disana", "disini",
"ditempat", dibawah", "diatas", "ditengah", "kemana", "kesana", "kesini", "keatas",
"kebawah" yang seharusnya ditulis "di mana", "di sana", "di sini", "di tempat", di bawah", "di
atas", "di tengah", "ke mana", "ke sana", "ke sini", "ke atas", "ke bawah".

Perkecualian untuk hal ini adalah:

 kepada
 keluar (sebagai lawan kata "masuk", untuk lawan kata "ke dalam", penulisan harus
dipisah, "ke luar")
 kemari
 daripada

Di mana, yang mana

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia "Kata depan di, ke, dan dari ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada."

Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk
"di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah who, whom, which, atau where) atau
variasinya ("dalam mana", "dengan mana", "yang mana", dan sebagainya)[1].

Penggunaan "di mana", "yang mana", dll. sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada
penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada dasarnya,
bahasa Indonesia hanya mengenal kata "yang" sebagai kata penghubung untuk kepentingan
itu, dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, penggunaan bentuk "di mana"
maupun "yang mana" harus dihindari[1], termasuk dalam penulisan keterangan rumus
matematika. Kaidah tata bahasa Indonesia memiliki kosakata yang cukup untuk
menerjemahkan who, where, which, atau whom tanpa menggunakan kata "di mana".
Contohnya seperti:[2]:

 di mana → tempat
1. Kami ke restoran di mana teman merayakan pesta ulang tahunnya.
(seharusnya) Kami ke restoran tempat teman merayakan pesta ulang tahunnya.
 di mana → dengan
1. Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” di mana Kris Aria sebagai
presenternya. (seharusnya) Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” dengan
Kris Aria sebagai presenternya.
 di mana → yang
1. Pemerintah memberi bantuan kepada korban di mana mereka tertimpa
bencana alam. (seharusnya) Pemerintah memberi bantuan kepada korban yang
tertimpa bencana alam.
 di mana → (subklausa)
1. Perusahaan itu mengadakan pelatihan di mana karyawan dibina untuk menjadi
tenaga terampil. (seharusnya) Perusahaan itu mengadakan pelatihan; dalam
pelatihan itu karyawan dibina untuk menjadi tenaga terampil.
 yang mana → yang
1. Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang mana
dianggap melecehkan artis itu. (seharusnya) Penanggung jawab surat kabar itu
akan dituntut untuk berita yang dianggap melecehkan artis itu.
 yang mana → sehingga/dan
1. Koperasi itu harus berjalan dengan baik yang mana kebutuhan setiap anggota
dapat dipenuhi dari sini. (seharusnya) Koperasi itu harus berjalan dengan baik
sehingga kebutuhan setiap anggota dapat dipenuhi dari sini.
2. Wisatawan mancanegara meningkat terus yang mana negara tujuan wisata pun
bertambah. (seharusnya) Wisatawan mancanegara meningkat terus dan negara
tujuan wisata pun makin bertambah.
Kekisruhan ini mungkin disebabkan pengaruh oleh Ejaan Soewandi (1947) yang
mengharuskan penulisan diserangkai dengan kata yang mengikutinya, baik sebagai kata
depan maupun sebagai awalan.

Penggunaan "di mana" (selalu ditulis terpisah) yang tepat hanyalah dalam sebagai kata tanya
dalam kalimat tanya, sebagai kata penghubung yang menyatakan tempat, dan dalam bentuk
"di mana-mana". Contoh

 Di mana ia menginap?
 Kami akan berunding tentang di mana ia akan menginap.
 Di mana ia menginap, di situ keluarganya menginap.
 Ia dapat menginap di mana-mana.

Jenis Jenis Kata Depan dan


Penggunaannya dalam Bahasa Indonesia
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, jenis jenis kata terbagi dalam beberapa jenis,
diantaranya, jenis jenis kata sifat, jenis jenis kata kerja, jenis jenis kata bilangan, jenis jenis
kata keterangan, jenis jenis kata benda, jenis jenis kata ganti, jenis jenis kata ulang dan jenis
jenis kata depan. Beberapa jenis jenis kata tersebut di atas sudah kita bahas dalam artikel
sebelumnya. Pada artikel kali ini kita akan membahas secara detail mengenai jenis jenis kata
depan termasuk didalamnya pengertian, fungsi, dan aturan penulisannya.

Pengertian Kata Depan

Kata depan atau disebut juga dengan preposisi adalah kata yang secara sintaksis (tata/susunan
kalimat) terletak di depan kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), dan kata keterangan
(adverbia). Sedangkan secara semantis (makna), kata depan menandai berbagai hubungan
makna antara konstituen yang terletak di depan dan di belakang kata depan tersebut.

Jika dijabarkan per kata dalam bahasa latin, maka pengertian dari kata depan atau preposisi
adalah :

 prae : sebelum
 ponere : menempatkan, tempat

Kata depan merupakan kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat. Kata depan
dapat berupa kata (seperti : di dan untuk) ataupun gabungan kata (seperti : bersama dan
sampai dengan).

Aturan Penulisan Kata Depan

1. Kata depan (di, ke, dari) jika ia menyatakan tempat, maka penulisannya harus dipisah
dari kata yang berada di belakangnya atau tempat yang dimaksudkan.
Contoh :
o Aku lahir dan besar di Jakarta.
o Ayah akan berangkat ke kantor.
o Nenek pulang dari Bandung esok hari.
2. Kata depan (di, ke, dari) jika ia merupakan imbuhan dari suatu kata, maka
penulisannya digabung dengan kata yang mengikuti.
Contoh :
o Baju itu dibeli saat kami liburan akhir tahun lalu.
o Ia sudah mencoba yang kesekian kalinya, namun usahanya masih belum
membuahkan hasil.
o Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
3. Jika kata depan digunakan dalam kalimat sebagai judul, maka penulisannya harus
menggunakan huruf kecil.
Contoh : Laskar pelangi di pulau Belitung.

Fungsi Kata Depan

1. untuk menyatakan tempat berada/berlangsung


2. untuk menyatakan arah asal
3. untuk menyatakan arah tujuan
4. untuk menyatakan pelaku
5. untuk menyatakan alat
6. untuk menyatakan perbandingan
7. untuk menyatakan hal atau masalah
8. untuk menyatakan sebab-akibat
9. untuk menyatakan maksud atau tujuan

Jenis Jenis Kata Depan

Berdasarkan fungsinya kata depan (preposisi) dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut :

1. Kata depan “dalam”


Kata depan “dalam” digunakan sebagai berikut :

 untuk menyatakan tempat berada/berlangsung


Contoh : Seragam sekolah adik disimpan dalam lemari.
 untuk menyatakan berada dalam situasi atau peristiwa
Contoh : Dalam bencana banjir bandang yang terjadi bulan lalu 40 orang dinyatakan
hilang.
 untuk menyatakan jangka waktu
Contoh : Dalam kurun waktu kurang dari 5 menit tiket konser salah satu band
kenamaan tanah air itu telah habis terjual.

2. Kata depan “atas”


Kata depan “atas” digunakan sebagai berikut :

 untuk menyatakan tempat


Contoh : Berbagai peraturan itu dibuat atas izinnya.
 untuk menghubungkan predikat intransif dengan pelengkapnya
Contoh : Saya turut berduka cita atas meninggalnya orang tuamu.
 kata depan “atas” juga digunakan dalam beberapa ungkapan yang sudah tetap
Contoh : atas nama, atas kehendak

3. Kata depan “antara”


Kata depan “antara” digunakan sebagai berikut :

 untuk menyatakan jarak


Contoh : Antara rumahku dan sekolah hanya ditempuh 10 menit saja.
 untuk menyatakan adanya dua pihak
Contoh : Peperangan antara Palestina dan Israel tidak pernah berakhir.
 untuk menyatakan suatu tempat, saat/waktu, keadaan/hal
Contoh : Gadis kecil penjual gorengan itu selalu melintas di jalan ini antara pukul 3
sampai pukul 5 sore.

4. Kata depan “kepada”


Kata depan “kepada” digunakan sebagai berikut :

 untuk menyatakan tempat yang dituju


Contoh : Pencuri helm yang sering beroperasi di gedung perkantoran ini telah
diserahkan kepada pihak kepolisian.
 untuk menyatakan arah yang dituju
Contoh : Dia selalu rindu kepada ibunya yang bekerja di luar kota.

5. Kata depan “akan”


Kata depan “akan” digunakan sebagai berikut :

 untuk menunjukkan objek


Contoh : Dia masih ingat akan tragedi yang merenggut kedua orang tuanya 10 tahun
lalu.
 untuk menguatkan kata yang berada di belakangnya
Contoh : Aku tidak akan pernah bisa lupa akan budi baikmu pada keluarga kami

6. Kata depan “terhadap”


Kata depan “terhadap” digunakan sebagai berikut :

 untuk menyatakan sasaran perbuatan


Contoh : Saya tidak pernah takut terhadap apapun.
 untuk menyatakan perihal
Contoh : Kami tidak pernah ragu terhadap niat tulus dan kejujurannya.
7. Kata depan “oleh”
Kata depan “oleh” digunakan sebagai berikut:

 untuk menyatakan pelaku perbuatan


Contoh : Jembatan yang menghubungkan dua kabupaten itu dulunya diresmikan oleh
Presiden SBY.
 untuk menyatakan sebab
Contoh : Kemejaku basah oleh keringat.

8. Kata depan “dengan”


Kata depan “dengan” digunakan sebagai berikut :

 untuk menyatakan alat


Contoh : Hasil ujian nasional tahun ini 100% akan diperiksa dengan komputer.
 untuk menyatakan beserta
Contoh : Rumah tua itu dijual lengkap dengan segala isinya.
 untuk menyatakan cara atau sifat perbuatan
Contoh : Kami menerima sumbangan itu dengan senang hati.
 kata depan “dengan” juga digunakan dalam beberapa ungkapan tetap.
Contoh : Dengan nama Allah, Dengan rahmat Tuhan, Dengan restu orang tua

9. Kata depan “berkat”


Kata depan “berkat” digunakan untuk menyatakan sebab yang memberi pengaruh sehingga
terjadinya sesuatu.
Contoh : Kemerdekaan negara Republik Indonesia dapat diraih berkat perjuangan para
pahlawan.

10. Kata depan “tentang”


Kata depan “tentang” digunakan untuk menyatakan perihal atau masalah.
Contoh : Ayah memberikan penjelasan tentang materi pelajaran yang tidak saya pahami.

11. Kata depan “sampai”


Kata depan “sampai” digunakan untuk menyatakan batas tempat atau batas waktu.
Contoh : Ibu guru menyuruh kami mengerjakan soal dari halam 90 sampai halaman 102.

12. Kata depan “guna”


Kata depan “guna” digunakan untuk menyatakan adanya pertalian perihal. Pemakaian kata
depan ini sering ditambahkan dengan imbuhan ke-an. Contoh :
 Kelas tambahan itu diadakan guna membantu para siswa kelas 3 melakukan persiapan
dalam menghadapi ujian nasional nantinya.
 Buah jeruk memiliki kegunaan yang sangat banyak untuk kesehatan dan kecantikan.

13. Kata depan “demi”


Kata depan “demi” digunakan sebagai berikut :

 untuk menyatakan tekad


Contoh : Ayah bekerja siang malam demi kelangsungan hidup dan pendidikan kami.
 untuk menyatakan berurutannya yang satu dari yang lain
Contoh : Balok kayu itu digergajinya satu demi satu.
 untuk menyatakan sumpah
Contoh : Demi Tuhan saya tidak terlibat dalam kejahatan itu.

14. Kata depan “untuk”


Kata depan untuk digunakan sebagai berikut :

 untuk menyatakan tujuan atau sasaran perbuatan


Contoh : Nenek membawakan oleh-oleh untuk kami.
 untuk menyatakan adanya pertalian perihal
Contoh : Jembatan itu dibangun untuk kepentingan umum.

15. Kata depan “bagi”


Kata depan “bagi” digunakan untuk menyatakan adanya pertalian perihal.
Contoh : Bagi saya tidak penting dia ikut atau tidak.

16. Kata depan “menurut”


Kata depan “menurut” digunakan untuk menyatakan sesuai dengan yang dikatakan.
Contoh :

 Menurut undang-undang yang berlaku, dia dapat dijatuhi hukuman 5 tahun penjara.
 Menurut wali kelas, saya pantas menjadi ketua kelas.

Anda mungkin juga menyukai