Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Afiks
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata—entah di awal, di
akhir, di tengah, atau gabungan di antara tiga imbuhan itu—untuk membentuk kata baru yang
artinya berhubungan dengan kata yang pertama.
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi).
Imbuhan atau afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk
membentuk kata. Hasil dari proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata
turunan.
Daftar isi
1 Jenis-jenis Imbuhan
2 Fungsi Imbuhan
3 Awalan pen-
4 Awalan ber-
5 Awalan men-
6 Awalan di-
7 Awalan ter-
8 Awalan se-
9 Awalan per-
10 Akhiran –an
11 Akhiran –kan dan –i
o 11.1 Perbedaan-perbedaan
12 Konfiks ke-an
13 Konfiks pe(n)-an
14 Konfiks per-an
15 Konfiks se-nya
16 Klitika –ku, –mu, –nya
17 Lihat pula
Jenis-jenis Imbuhan
Awalan atau prefiks, Contoh: meN-, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-.
Sisipan atau infiks, Contoh: -el-, -em-, -er-, -e-, dan -in-.
Akhiran atau sufiks, Contoh: -kan, -an, -i, dan -nya.
Konfiks atau simulfiks : berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya sekaligus.
Contoh: ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.
Di samping itu, terdapat pula imbuhan yang merupakan serapan dari bahasa asing, yaitu: -I ; -
man ; -wan ; -wati ; -iyah ; - is ; -sasi ; -isme.
Dari bahasa Arab: -ah, -i. Fungsinya sebagai pembentuk atau penanda kata sifat.
Contoh: manusiawi, alamiah, alami.
Dari bahasa Sanskerta: -man, -wan, -wati. Fungsinya sebagai pembentuk kata benda.
Contoh: budiman, wartawan, pragawati.
Dari bahasa Inggris: -an, -en, -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.
Contoh: imigran, presiden, egois, deskriptif, formal.
Fungsi Imbuhan
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi
imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.
Contoh:
Membentuk kata benda, yakni peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an,
pe-an, per-an, dan ke-an. Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.
Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i.
Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.
Membentuk kata sifat, yakni –I, -wi, -iah, dan –is. Contohnya: manusiawi, duniawi,
ilmiah, agamis.
Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-. Contohnya: sepuluh dan kedua.
Membentuk kata keterangan, se-nya ; -nya ; -an, Contoh: sepertinya, habis-habisan,
seindah-indahnya, dll.
Awalan pen-
Imbuhan pen- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif. Makna
yang dikandung awalan peN- bermacam-macam antara lain:
Awalan ber-
Awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut:
Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar
yang suku pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-. Contoh: beramal,
bekerja.
Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-. Contoh: bel + ajar = belajar.
Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap tanpa
perubahan. Contoh: ber + balik = berbalik.
Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat yang
tidak baku. Hal tersebut antara lain merupkan unsur pengaruh dari bahasa daerah. Kalimat-
kalimat tersebut seharusnya diucapkan:
Awalan men-
Apabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar (bahasa Inggris: word stem,root word)
dengan fonem awal tertentu, terjadi variasi bentuk, yakni me-, mem-, men, meng-, dan meny-
.
Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, /k/, /h/, /g/, /kh/
berubah menjadi meng- Contoh:
Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/, /ng/, /ny/,
/r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /c/ , /d/, /j/ , /sy/ atau /t/
bentuknya berubah menjadi men-
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/, atau /f/, bentuknya berubah
menjadi mem-
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /s/ bentuknya berubah menjadi meny-
.
Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah menjadi
menge-.
Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari bahasa asing tidak
berlaku. Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses penggabungan mengikuti kaidah
yang umum.
Fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/. Namun, peluluhan tidak terjadi jika fonem /p/
adalah permulaan dari prefiks per- atau kata dasarnya mulai dengan per- atau pe- tertentu.
Penulisan yang benar untuk makna ‘membuat jadi lebih tinggi’ adalah mempertinggi atau
meninggikan bukan mempertinggikan.
Awalan di-
Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan (me-(N))
yang bermakna aktif. Contoh: di- + baca -> dibaca ; di- + ambil = diambil ; di- + jual = dijual
Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisannya dipisah.
Awalan ter-
Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:
Awalan se-
Awalan se- mengalami variasi-variasi makna, yakni sebagai berikut:
Awalan per-
Awalan per- berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang diawali huruf /r/
Awalan per- juga berubah menjadi pe- apabila ditambahkan pada kata dasar yang tersusun
atas huruf-huruf berikut:
Contoh:
Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar
Akhiran –an
Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan, satuan,
ratusan. Makna akhiran –an adalah sebagi berikut:
Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan atau tanpa
awalan merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –i itu merupakan kata
kerja bentuk imperatif. Contoh:
o Panas (kata sifat)
o Panaskan (kata kerja)
o Panasi (kata kerja)
Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif. Contoh:
o Didi duduk di kursi (taktransitif)
o Didi menduduki kursi (transitif)
o Didi mendudukkan Adik di kursi (transitif)
Mengintensifkan arti. Contoh:
o Polisi menangkap penjahat.
o Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang karena
objeknya lebih dari satu).
Perbedaan-perbedaan
Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek itu
merupakan alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i tetap tempatnya, tidak
berpindah, dan objek itu merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu: Contoh:
o Petani itu menanamkan benih di sawahnya.
o Petani itu menanami sawahnya.
Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja
berakhiran –i diikuti objek penyerta. Contoh:
o Dia menawarkan pekerjaan kepada saya.
o Dia menawari saya pekerjaan.
Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakaiannya seolah-
olah sama saja dan dapat saling menggantikan. Contoh:
o Dia menamai anaknya Alam. (menamai = memberi nama)
o Dia menamakan anaknya Alam. (menamakan = menyebabkan bernama)
Konfiks ke-an
Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian,
kecepatan, keindahan, kesehatan. Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:
Konfiks pe(n)-an
Konfiks pe(n) –an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an. Makna
konfiks pe(N)-an adalah sebagai berikut:
Konfiks per-an
Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut:
Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan.
Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan.
Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan.
Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman.
Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh: peralatan, persyaratan.
Konfiks se-nya
Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata
keterangan. Contoh: se-nya + putih -> seputih-putihnya ; se-nya + pintar -> sepintar-
pintarnya
Konfiks se-nya menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai. Contoh:
seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar mungkin.
Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi sebagai
imbuhan.
Pemakaian –nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya sudah
dinyatakan langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini:
a) Rumah paman bertingkat dua. ; b) Rumahnya bertingkat dua.
a) Sepeda adiknya yang baru dibeli bercat merah. ; b) Sepedanya bercat merah.
Pengertian Imbuhan
Imbuhan berasal dari kata dasar imbuh, yang berarti tambahan yang tidak banyak. Imbuhan
mendapat sufiks atau akhiran –an. Imbuhan adalah bubuhan yang berupa awalan, sisipan dan
akhiran pada kata dasar untuk membentuk sebuah kata baru.
Dalam Bahasa Indonesia, imbuhan, disebut juga sebagai afiks, menjadi unsur penting yang
dapat mengubah bentuk kata, jenis kata dan makna kata. Perhatikan contoh perubahan bentuk
kata, jenis kata dan makna kata di bawah ini :
Jenis kata diatas mengalami perubahan “makan” merupakan jenis kata kerja, “makanan”
merupakan jenis kata benda. Makna katanya pun juga berubah “makan” bermakna proses,
“makanan” bermakna sesuatu benda/barang. Sedangkan dilihat dari bentuk katanya, “makan”
merupakan kata dasar, lain halnya “makanan” yang merupakan kata jadian.
Oleh karena itu, imbuhan atau afiks memiliki peran dalam pembentukan kata dasar (tanpa
imbuhan) menjadi kata jadian (disertai imbuhan).
Jenis-Jenis Imbuhan
Berikut jenis jenis imbuhan yang dikelompokkan berdasarkan tempat atau posisi atau
letaknya, berdasarkan frekuensi penggunaannya, dan berdasarkan asal muasalnya.
Kaidah Alomorf
Alomorf merupakan variasi bentuk dari morfem yang perubahannya dipengaruhi oleh kata
yang menyertainya.
Misalnya : morfem ber- dalam implementasinya bisa berubah menjadi ber-, bel-, be- dalam
kata dasar tertentu.
ber-layar
ber-sepatu
ber-gerilya
morferm be- jika memasuki kata dasar yang awal hurufnya r / k atau yang suku kata pertama
mengandung er seperti:
be- rasa
be- kerja
bel- ajar
Makna proses afiksasi atau pengimbuhan berhubungan dengan fungsi semantik pada suatu
bentuk yang kompleks. Hal tersebut dapat kita lihat pada beberapa contoh makna
pengimbuhan (afiksasi) pada imbuhan berikut ini:
1. makna – makna prefiks meng-
Prefik me- dan ber- fungsinya sebagai pembentuk kata kerja aktif, baik kata kerja aktif
transitif maupun kata kerja aktif intransitif.
Contoh pembentukan kata kerja aktif transitif dengan menggunakan prefiks me- :
memukul, memberi, membaca
Contoh pembentukan kata kerja aktif intransitif dengan menggunakan prefiks ber- :
berbagi, berbohong, berbaring
Prefiks ter- dan di- berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif dan pembentuk kata sifat.
Contoh pembentukan kata kerja pasif dengan menggunakan prefiks di- : dibeli,
dibaca, dicerca, dipuja
Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan prefiks ter-: terbeli, tercantik,
tertinggi, terpandang
Prefiks ke- berfungsi sebagai pembentuk kata bilangan tingkat dan pembentuk kata bilangan
kumpulan.
Contoh pembentukan kata bilangan tingkat dengan menggunakan prefiks ke- : kedua,
ketiga, keempat dan seterusnya
Contoh pembentukan kata bilangan kumpulan dengan menggunakan prefiks ke- :
ketiga, keempat, kelima dan seterusnya
Contoh pembentukan kata benda dengan menggunakan prefiks pe- : pelaut, pedagang,
pembeli
Prefiks peN- berfungsi sebagai pembentuk kata benda dan kata sifat.
Contoh pembentukan kata kerja dengan menggunakan prefiks ter- : tercium, terbeli,
terbawa, terangkat.
Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan sufiks –is : agamis, ateis,
hedonis, heliosentris.
Contoh pembentukan kata sifat dengan menggunakan sufiks –iah : ilmiah, alamiah,
harfiah.
Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda, kata sifat dan kata kerja pasif.
Contoh pembentukan kata kerja pasif dengan menggunakan konfiks di-i : disakiti,
dilukai, dikaruniai
Preposisi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Preposisi (Bahasa Latin: prae, "sebelum" dan ponere, "menempatkan, tempat") atau kata
depan adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat dan biasanya diikuti
oleh nomina atau pronomina. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya di dan untuk, atau
gabungan kata, misalnya bersama atau sampai dengan.
Daftar isi
1 Penggolongan
o 1.1 Di, ke, dari
o 1.2 Di mana, yang mana
2 Referensi
3 Catatan kaki
Penggolongan
Cara penggolongan preposisi bervariasi tergantung dari rujukan yang digunakan. Berikut
salah satu cara penggolongan yang dapat digunakan:
Penulisan preposisi ini ditulis terpisah, contoh: di rumah, ke kantor, dan dari Surabaya.
Kesalahan yang paling umum adalah penulisan kata seperti "dimana", "disana", "disini",
"ditempat", dibawah", "diatas", "ditengah", "kemana", "kesana", "kesini", "keatas",
"kebawah" yang seharusnya ditulis "di mana", "di sana", "di sini", "di tempat", di bawah", "di
atas", "di tengah", "ke mana", "ke sana", "ke sini", "ke atas", "ke bawah".
kepada
keluar (sebagai lawan kata "masuk", untuk lawan kata "ke dalam", penulisan harus
dipisah, "ke luar")
kemari
daripada
Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia "Kata depan di, ke, dan dari ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada."
Untuk menghubungkan dua klausa tidak sederajat, bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk
"di mana" (padanan dalam bahasa Inggris adalah who, whom, which, atau where) atau
variasinya ("dalam mana", "dengan mana", "yang mana", dan sebagainya)[1].
Penggunaan "di mana", "yang mana", dll. sebagai kata penghubung sangat sering terjadi pada
penerjemahan naskah dari bahasa-bahasa Indo-Eropa ke bahasa Indonesia. Pada dasarnya,
bahasa Indonesia hanya mengenal kata "yang" sebagai kata penghubung untuk kepentingan
itu, dan penggunaannya pun terbatas. Dengan demikian, penggunaan bentuk "di mana"
maupun "yang mana" harus dihindari[1], termasuk dalam penulisan keterangan rumus
matematika. Kaidah tata bahasa Indonesia memiliki kosakata yang cukup untuk
menerjemahkan who, where, which, atau whom tanpa menggunakan kata "di mana".
Contohnya seperti:[2]:
di mana → tempat
1. Kami ke restoran di mana teman merayakan pesta ulang tahunnya.
(seharusnya) Kami ke restoran tempat teman merayakan pesta ulang tahunnya.
di mana → dengan
1. Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” di mana Kris Aria sebagai
presenternya. (seharusnya) Acara berikutnya adalah “Kuis Remaja” dengan
Kris Aria sebagai presenternya.
di mana → yang
1. Pemerintah memberi bantuan kepada korban di mana mereka tertimpa
bencana alam. (seharusnya) Pemerintah memberi bantuan kepada korban yang
tertimpa bencana alam.
di mana → (subklausa)
1. Perusahaan itu mengadakan pelatihan di mana karyawan dibina untuk menjadi
tenaga terampil. (seharusnya) Perusahaan itu mengadakan pelatihan; dalam
pelatihan itu karyawan dibina untuk menjadi tenaga terampil.
yang mana → yang
1. Penanggung jawab surat kabar itu akan dituntut untuk berita yang mana
dianggap melecehkan artis itu. (seharusnya) Penanggung jawab surat kabar itu
akan dituntut untuk berita yang dianggap melecehkan artis itu.
yang mana → sehingga/dan
1. Koperasi itu harus berjalan dengan baik yang mana kebutuhan setiap anggota
dapat dipenuhi dari sini. (seharusnya) Koperasi itu harus berjalan dengan baik
sehingga kebutuhan setiap anggota dapat dipenuhi dari sini.
2. Wisatawan mancanegara meningkat terus yang mana negara tujuan wisata pun
bertambah. (seharusnya) Wisatawan mancanegara meningkat terus dan negara
tujuan wisata pun makin bertambah.
Kekisruhan ini mungkin disebabkan pengaruh oleh Ejaan Soewandi (1947) yang
mengharuskan penulisan diserangkai dengan kata yang mengikutinya, baik sebagai kata
depan maupun sebagai awalan.
Penggunaan "di mana" (selalu ditulis terpisah) yang tepat hanyalah dalam sebagai kata tanya
dalam kalimat tanya, sebagai kata penghubung yang menyatakan tempat, dan dalam bentuk
"di mana-mana". Contoh
Di mana ia menginap?
Kami akan berunding tentang di mana ia akan menginap.
Di mana ia menginap, di situ keluarganya menginap.
Ia dapat menginap di mana-mana.
Kata depan atau disebut juga dengan preposisi adalah kata yang secara sintaksis (tata/susunan
kalimat) terletak di depan kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), dan kata keterangan
(adverbia). Sedangkan secara semantis (makna), kata depan menandai berbagai hubungan
makna antara konstituen yang terletak di depan dan di belakang kata depan tersebut.
Jika dijabarkan per kata dalam bahasa latin, maka pengertian dari kata depan atau preposisi
adalah :
prae : sebelum
ponere : menempatkan, tempat
Kata depan merupakan kata yang merangkaikan kata-kata atau bagian kalimat. Kata depan
dapat berupa kata (seperti : di dan untuk) ataupun gabungan kata (seperti : bersama dan
sampai dengan).
1. Kata depan (di, ke, dari) jika ia menyatakan tempat, maka penulisannya harus dipisah
dari kata yang berada di belakangnya atau tempat yang dimaksudkan.
Contoh :
o Aku lahir dan besar di Jakarta.
o Ayah akan berangkat ke kantor.
o Nenek pulang dari Bandung esok hari.
2. Kata depan (di, ke, dari) jika ia merupakan imbuhan dari suatu kata, maka
penulisannya digabung dengan kata yang mengikuti.
Contoh :
o Baju itu dibeli saat kami liburan akhir tahun lalu.
o Ia sudah mencoba yang kesekian kalinya, namun usahanya masih belum
membuahkan hasil.
o Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
3. Jika kata depan digunakan dalam kalimat sebagai judul, maka penulisannya harus
menggunakan huruf kecil.
Contoh : Laskar pelangi di pulau Belitung.
Berdasarkan fungsinya kata depan (preposisi) dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut :
Menurut undang-undang yang berlaku, dia dapat dijatuhi hukuman 5 tahun penjara.
Menurut wali kelas, saya pantas menjadi ketua kelas.