Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

AGAMA ISLAM
“MASYARAKAT MADANI DAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA”

KELOMPOK 7

1. Ahmad Rifqi Dinosa 195070300111022


2. Khaldea Rawa Dianti 195070301111013
3. Fina Khusnu Fitriana 195070300111014
4. Radiah Putri Rasdina 195070307111004
5. Fania Nur Aini 195070301111006
6. Galuh Vanya Myrilla R. S. 195070307111011

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Segalapujibagi Allah SWT yang telahmemberikan kami kemudahansehingga
kami dapatmenyelesaikanmakalahinidengantepatwaktu.Tanpapertolongan-Nya
tentunya kami tidakakansanggupuntukmenyelesaikanmakalahinidenganbaik.
ShalawatsertasalamsemogaterlimpahcurahkankepadabagindatercintakitayaituNabi
Muhammad SAW yang kitananti-natikansyafa’atnya di akhiratnanti.
Kami mengucapkansyukurkepada Allah SWT ataslimpahannikmatsehat-Nya,
baikituberupasehatfisikmaupunakalpikiran, sehingga kami
mampuuntukmenyelesaikanpembuatanmakalahtugasAgama Islam denganjudul
“Masyarakat Madani dan Kerukunan Umat Beragama”.
Kami tentumenyadaribahwamakalahinimasihjauhdari kata
sempurnadanmasihbanyakterdapatkesalahansertakekurangan di dalamnya.Namun,
kami mengharapkanagar makalahinimemberikanilmusertamanfaat.
Semogamakalahininantinyadapatmenjadimakalah yang
lebihbaiklagi.Kemudianapabilaterdapatbanyakkesalahanpadamakalahini kami
mohonmaaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkanterimakasihkepada Bapak Drs. Syamsul Arifin,
M,Ag.SelakupengampumatakuliahAgama Islam dansemuapihak yang
terkaitdalampembuatanmakalahini.
Demikian, semogamakalahinidapatbermanfaat.Terimakasih.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Malang, 5Desember 2019

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN................................................................................................. 4
A. Latar Belakang......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 5
C. Tujuan....................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.................................................................................................... 9
A. Karakterisik Masyarakat Madani.............................................................10
B. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani..................10
C. Perwujudan Misi Perdamaian Dan Kerahmatan Islam Bagi Seluruh
Alam.........................................................................................................
D. Makna Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah..............................
E. Kebersamaan Dalam Pluralitas Agama....................................................

KESIMPULAN.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya jaman, problematika kehidupan menjadi semakin


kompleks. Berbagai upaya penyesuaian terhadap kompleksnya problematika
kehidupan tengah diperhitungkan untuk realisasiannya. Salah satu upaya tersebut
adalah penerapan konsep masyarakat madani dalam menjalani kehidupan.Konsep
masyarakat madani sudah tentu tidak langsung terbentuk dalam format seperti yang
dikenal sekarang ini. Bahkan pemikiran ini pun masih akan berkembang terus akibat
dari proses pengaktualisasian yang dinamis dari konsep tersebut di lapangan.
Konstruksi wacana masyarakat madani memiliki rentang waktu pembentukan yang
sangat panjang sebagai hasil dariakumulasi pemikiran yang akhirnya membentuk pola
seperti yang dikenal sekarang ini.
Munculnya konsep masyarakat madani menunjukkan dinamika intelektual
muslim dalam memaknai ajaran Islam terkait kehidupan modern, terutama problem
politik, ketuhanan dan kebangsaan. Konsep masyarakat madani juga sering disebut
sebagai alternatif untuk mewujudkan good government. Konsep ini mengandung
unsur-unsur pemikiran dan kerangka baru yang telah berkembang secara global, tidak
saja di negara-negara sedang berkembang, melainkan juga di negara-negara maju
sendiri yang sudah lama mengenal dan mengembangkan konsep ini. Inilah harapan
masyarakat madani (civil society) yaitu menjadi masyarakat yang maju, mandiri,
sejahtera dalam suasana berkeadilan dilandasi oleh iman dan taqwa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dari masyarakat madani ?
2. Bagaimana peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani ?
3. Bagaimana dengan perwujudan dari misi perdamaian dan kerahmatan islam bagi
seluruh alam ?
4. Bagaimana penjelasan makna ukhuwah islamiiyah dan ukhuwah insaniyah ?
5. Bagaimanaperwujudan dari kebersamaan dalam pluralitas agama ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan karakteristik dari masyarakat madani
2. Menjelaskan peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani
3. Menjelaskan perwujudan dari misi perdamaian dan kerahmatan islam bagi seluruh
alam
4. Menjelaskan makna ukhuwah islamiiyah dan ukhuwah insaniyah
5. Menjelaskan perwujudan dari kebersamaan dalam pluralitas agama

4
PEMBAHASAN

Masyarakat “Madani” adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai


kemanusiaan, maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata madani
merupakan penyifatan terhadap kota Madinah, yaitu sifat yang ditunjukkan oleh kondisi dan
sistem kehidupan yang berlaku di kota Madinah. Mengenai penyifatan tersebut, kondisi dan
sistem kehidupan masyarakat madani dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang
islami sekalipun masyarakatnya beragam kepercayaan dan keyakinannya. Landasan dari tata
laksana sistem kehidupan masyarakat madani di antara penduduk kota Madinah adalah Al-
Qur’an. Sehingga mereka dapat hidup dengan rukun, saling membantu, taat hukum, percaya
terhadap pemimpinnya, serta menyelesaikan persoalan hidup dengan arif dan bijak.
Dalam sejarah, terdapat dua masyarakat yang terdokumentasi sebagai masyarakat madani,
yaitu masyarakat negeri Saba’ di masa Nabi Sulaiman AS dan masyarakat kota Yastrib di
masa Rasulullah SAW setelah terjadinya traktat perjanjian Madinah anatara Rasulullah SAW
beserta umat Islam dengan penduduk Yastrib yang non-Islam. Sedangkan, di Indonesia
sendiri konsep masyarakat madani baru populer sekitar awal tahun 90-an.

A. Karakterisik Masyarakat Madani


1. Bertuhan
Masyarakat tersebut mengakui keberadaan tuhan dan memiliki keimanan didalam
dirinya terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta menempatkan hukum Tuhan
sebagai landasan mengatur kehidupan sosial. Landasan hukum Tuhan dalam
kehidupan sosial itu lebih objektif dan adil, karena tidak ada kepentingan
kelompok tertentu yang diutamakan maupun yang diabaikan.
2. Damai
Setiap elemen masyarakat yang hidup berdampingan saling menghormati dan
menghargai terhadap perbedaan diantaranya secara adil. Kelompok mayoritas dan
minoritas hidup berdampingan tanpa timbul kecemburuan sosial. Keduanya
saling melindungi dan membangun masyarakat yang bertoleransi tinggi.
3. Tolong-menolong
Prinsip tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal dalam kehiduan
didasarkan pada aspek kemanusiaan. Kesulitan hidup yang dihadapi sebagian
anggota masyarakat akan dibantu oleh anggota masyarakat lain yang memiliki
kemampuan meringankan kesulitan hidup tersebut.
4. Toleran
Salah satu masalah yang menonjol dari sikap toleran adalah sikap keagamaan.
Keyakinan beragama tidak bisa dipaksakan. Akal dan pengalaman hidup
seseoranglah yang mampu menentukan sendiri agama yang dianggapnya paling
benar. Namun, toleransi disini adalah bagaimana kita memberikan kesempakan
umat lain untuk menjalankan kewajiban keagamaannya, bukan berarti kita harus
ikut mengimani kepada apa yang diyakini oleh orang-orang disekitar kita untuk
mewujudkan toleransi tersebut, itu merupakn satu pengecualian.
5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

5
Setiap anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang seimbang untuk
menciptakan kedamaian, kesejahteraan dan keutuhan masyarakat sesuai dengan
kondisi masing-masing. Sehingga tata sosial kehidupan masyarakat madani
mampu berjalan dengan seimbang dan sesuai kaidah yang ada.
6. Berperadaban tinggi
Masyarakat memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan hidup manusia. Dengan begitu
akan diperoleh kemudahan dan peningkatan harkat martabat manusia dalam
kehidupan bermasyarakt yang penuh dengan keberagaman.
7. Berakhlak mulia
Konsep akhlak dan nilai-nilai ketuhaan merupakan komponen yang tidak
sepatutnya dipisahkan. Tujuannya adalah agar tidak terjadi penyimpanan dalam
pengaplikasiannya maupun substansinya mengingat bahwa aspek ketuhanan
dalam aplikasi akhlak mampu menuntut dan memotivasi manusia untuk berbuat
tanpa menggantungkan reaksi serupa dari pihak lain. (Akram,1999).

B. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani


Masyarakat madani memerlukan adanya pribadi-pribadi yang tulus
mengikatkan jiwanya kepada wawasan keadilan. Ketulusan tersebut hanya terwujud
jika orang yang bersangkutan memiliki iman dan ketaqwaan yang kuat kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Memahami bahwa dalam menjalani kehidupan setiap individu pasti
akan hidup berdampingan dengan individu yang lainnya dengan segala perbedaan
yang terbentuk, tentunya setiap individu perlu memiliki kesediaan untuk memandang
individu lain dengan penuh penghargaan walaupun besarnya perbedaan yang ada
tidak lantas membuat individu saling memaksakan kehendak, pendapat, maupun
pandangannya masing-masing.
Aktivitas menyusun masyarakat madani dilakukan dengan menyusun tiga pilar
utama yang menyokong tegaknya sebuah daulah, yaitu pertama, program perjuangan
iqamatul masjid. Makna dari pilar pertama tersebut adalah bahwa setiap muslim yang
bercita-cita hendak memperjuangkan tegaknya Islam haruslah menegakkan
peribadatannya kepada Allah. Kedua, program perjuangan ukhuwah islamiah, yaitu
dengan membangun struktur komunitas masyarakat muslim yang tangguh, menyususn
tata sosial ekonomi yang merata dan adil, menerapkan asas kekeluargaan, sosialisme
dan kolektivitas dengan rasa kesetiakawanan dalam satu aqidah. Ketiga adalah
membina sebuah daulah islamiah, sebuah tatanan kenegaraan yang ditegakkan di atas
hukum abadi (hukum Allah) dan sunnah Rasulullah.
Sebagai umat muslim usaha yang dilakukan sebagai bentuk peran dalam
mewujudkan masyarakat madani antara lain dengan memahami dan menghayati
tanggung jawab kemanusiaan bersama, bersikap proaktif dalam memperjuangkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai ujung dari peradaban manusia, dan
memupuk jiwa toleransi terhadap keanekaragaman sehingga dapat meminimalisir
kemungkinan terjadinya benturan-benturan kepentingan, baik karena perbedaan

6
budaya, agama, dan suku, serta mampu menjembatani agar tidak ada kelompok
masyarakat tertentu yang merasa dirugikan.

C. Perwujudan Misi Perdamaian Dan Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam

Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat, dan patuh. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk
menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan bagi umatnya. Ajaran islam
memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Inti ajarannya adalah “Tauhidullah” dan seluruh ajarannya mencerminkan ketauhidan


Allah tersebut
2. Sesuai dengan fitrah hidup manusia, artinya a) ajaran islam mengandung petunjuk
yang sesuai dengan sifat dasar manusia baik dari aspek keyakinan, perasaan, maupun
pemikiran, b) sesuai dengan kebutuhan hidup manusia, c) memberikan manfaat tanpa
menimbulkan komplikasi, dan d) menempatkan manusia dalam posisi yang benar.
3. Ajarannya sempurna, artinya materi ajaran islam berisi petunjuk-petunjuk pada
seluruh kehidupan manusia, baik secara ekplisit maupun implicit.
4. Kebenarannya mutlak, artinya kebenaran itu dapat dipahami karena ajaran islam
berasal dari Allah Yang Maha Benar
5. Mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.
6. Berlaku secara universal, artinya ajaran islam berlaku untuk seluruh umat manusia di
dunia sampai hari akhir.
7. Sesuai dengan akal pikiran dan motivasi manusia untuk menggunakan akal pikirannya
sebagaimana dijelaskan pada QS. Al-Mujadalah:11
8. Fleksibel dan ringan, artinya ajaran islam memperhatikan dan menghargai kondisi
masing-masing individu dalam menjalankan ajaran-ajaranNya.
9. Menciptakan rahmat, kasih sayang Allah terhadap Makhluk-Nya.
Ketika islam mulai disampaikan oleh Rasulullah Saw kepada masyarakat Arab,
tanggapan yang mereka sampaikan kepada Rasulullah adalah sikap heran, aneh, dan ganjil.
Islam dianggap sebagai agama yang menyimpang dari ajaran leluhur mereka. Hal tersebut
dijelaskan pada Qs. Al-Baqarah:170 sebagai berikut:

(tolong kasih dalil dan artinya, mau tak kasih microsoftku gabisa)

Fungsi Islam sebagai rahmat Allah tidak bergantung pada penerimaan atau penilaian
manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran tersebut, dan fungsi itu baru akan
dirasakan, baik oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk yang lain. Bentuk-bentuk
kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah sebagai berikut:
1. Islam menunjukkan manusia jalan hidup benar.
2. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang
diberikan oleh Allah secara bertanggung jawab seperti yang terkandung dalam
Yunus:99

7
3. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah, baik
mereka muslim maupun non-muslim seperti yang terkandung dalam Al-Furqan:19
4. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional.
5. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan
yang spesifik pula.

D. Makna Ukhuwah Islamiiyah Dan Ukhuwah Insaniyah


Kata Ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan simpati dan empati
antara dua orang atau lebih. Masing masing pihak memiliki satu kondisi atau perasaan
yang sama, baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Ukhuwah atau
persaudaraan berlaku sesama umat islam, yaitu disebut Ukhuwah Islamiyah, dan
berlaku juga pada semua umat islam secara universal tanpa membedakan agama,
suku, dan aspek-aspek kekhususan lainnya, yang disebut Ukhuwah Insaniyah.
Agama islam memberikan petunjuk yang jelas untuk menjaga agar
persaudaraan sesame muslim itu dapat terjalin dengan kokoh sebagaimana disebutkan
dalam QS Al-Hujurat:10-12. Sedangkan konsep persaudaraan sesame manusia
(Ukhuwah Insaniyah) dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah
makhluk Allah. Allah memberikan kebebasan pada umatnya untuk memilih jalan
hidup berdasarkan pertimbangan rasionya. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam QS
Al-Maidah:48:
(tolong kasih dalil dan artinya, mau tak kasih microsoftku gabisa)

Dalam praktek, ketegangan yang sering muncul intern umat beragama, antar
umat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah disebabkan antara lain
oleh:
1. Sifat masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau missi
2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama
pihak lain.
3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati
bahkan memandang rendah agama lain.
4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi
dalam kehidupan masyarakat.
5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama,
antar umat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintahan.
6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
Dalam pembinaan umat beragama, para pemimpin dan tokoh agama
mempunyai peranan yang besar, yaitu:
1. Menerjemahkan nilai-nilai dan norma-norma agama dalam kehidupan
masyarakat.
2. Menerjemahkan gagasan-gagasan pembangunan kedalam bahasa yang dimengerti
oleh rakyat.
3. Memberikan pendapat, saran, dan kritik yang sehat terhadap ide-ide dan cara-cara
yang dilakukan untuk suksesnya pembangunan.

8
4. Mendorong dan membimbing masyarakat dan umat beragam untuk ikut serta
dalam usaha pembangunan (Taher,1997).
Dari segi akidah, setiap orang yang tidak mau menerima Islam sebagai
agamanya disebut kafir atau non muslim. Kata kafir berarti orang yang menolak,yang
tidak mau menerima atau menaati aturan Allah SWT yang diwujudkan kepada
manusia melalui ajaran islam. Orang kafir yang mengganggu, yang menyakiti, dan
memusuhi orang islam disebut kafir harbi, dan orang kafir yang hidup rukun dengan
orang islam disebut kafir dzimmi. Kafir harbi adalah orang yang memerangi orang
islam dan boleh diperangi oleh orang islam. Kafir dzimmi adalah orang kafir yang
mengikat perjanjian atau menjadi tanggungan orang islam untuk menjaga keselamatan
atau keamanannya. Kebersamaan hidup antara muslim dan non muslim telah
dicontohkan oleh Rasulullah ketika beliau dengan sahabat mengawali hidup di
Madinah. Rasulullah mengikat perjanjian dengan penduduk Madinah yang terdiri dari
orang-orang kafir dan muslim untuk saling membantu dan menjaga kota Madinah.

E. Kebersamaan Dalam Pluralitas Agama


Pluralitas agama adalah fenomena nyata yang ada dalam kehidupan. Pluralitas
merupakan hukum alam ( sunnatullah) yang tidak mungkin terelakkan. Surat Al-
Hujarat ayat 13 yang menggambarkan adanya pluralitas sudah cukup kuat
mengindikasi semangat pluralitas itu. Namun, pluralitas tidak semata menunjukkan
pada kenyataan tentang adanya kemajemukan, tetapi lebih dari itu, perlu adanya
keterlibatan aktif terhadap kenyataan adanya pluralitas tersebut.
Dalam mewujudkan kerukunan dan kebersamaan dalam pluralitas agama,
Surat Al-Nahl ayat 125 menganjurkan dialog dengan baik. Dalam dialog, seorang
muslim hendaknya menghindari mengklaim dirinya sebagai orang yang berada dalam
pihak yang benar, tapi dengan menunjukkan bukti sehingga orang lain bisa melihat
kenyataan akan kebenaran islam. Dialog tersebut dimaksud untuk saling mengenal
dan saling menimba pengetahuan tentang agama. Kerukunan dan kebersamaan yang
didambakan dalam islam bukanlah yang bersifat semu, tetapi yang memberi rasa
aman pada jiwa setiap manusia. Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukan
adalah mewujudkannya dalam setiap individu, setelah itu keluarga, masyarakat luas,
seterusnya kepada seluruh bangsa. Itulah ajaran konsep ideal pluralitas dalam islam.
Kalau pun pada kenyataannya berbeda dengan konsep ideal tersebut, bukan brarti
konsep ajarannya salah, tetapi pelaku atau manusianyalah yang dipersalahkan.

9
KESIMPULAN

10
DAFTAR PUSTAKA

L. Thohir, H. Hafid, R. Abdul Halim, F. Khusnul, dkk. Buku Daras PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA. 2012. Pusat Pembinaan Agama UB.
Wrihatnolo Rendy. Masyarakat Madani dan Pembangunan Ekonomi. 2001.Majalah
Perencaan Pembangunan Edisi 24.
MuslihMohammad. Wacana Masyarakat Madani: Dialektika Islam dengan Problem
Kebangsaan. Jurnal TSAQAFAHVol. 6, No. 1, April 2010.

11

Anda mungkin juga menyukai