Kontrol
Kontrol
Tujuan Utama :
Mendapatkan alat pemadam, dan sistem pengaman Pengertian Alat Pemadam dan Fire Alarm :
kebakaran terbaik untuk mengidentifikasi api kebakaran
dengan cepat dan tepat sehingga dapat mengatasi api Sistem pengindera api kebakaran atau yang umum dikenal dengan fire alarm system
kebakaran dengan cepat.
adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi
adanya gejala api kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem
Penggunaan Komputer sebagai sistem alarm evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan menggunakan alat
pemadam api kebakaran atau dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (fire fighting
Dengan menggunakan komputer sebagai master control api system).
kebakaran dan sistem fire alarm kita langsung dapat
mengetahui lokasi titik api kebakaran berada tanpa harus
berlari-lari mencari zone yang ada ( seperti jika
Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm
menggunakan type sebelumnya ). Sistem alarm ini banyak (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan
diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan monitoring alarm (input signal) semua detektor dan komponen pendeteksi lainnya, untuk kemudian
pada unit-unit mesin ataupun sistem berikut : memberikan sinyal keluaran (output signal) melalui komponen keluaran sesuai dengan
setting yang telah diterap kan.
Air - Conditioning
Fire Alarm Control Panel 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :
Automated Power Management
Air - Chiller HVAC 1. Non addressable system :
Water Coller Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada sistem ini MCFA menerima sinyal
Chemical Tank api kebakaran, asap kebakaran, atau kebocoran gas langsung dari semua detektor
Colling Water Pump (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan’
Pumping Control transponder, transmitter, atau adaptor module untuk merespon force alarm, tanda
Remote Power Control kebakaran tersebut. Sistem pemadam api ini umumnya digunakan pada bangunan/area
supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu
Perlu sekali untuk mengetahui prinsip kerja beberapa pada suatu bangunan yang diamankan.
smoke / heat detector karena sumber api kebakaran
dan bagaimana api kebakaran timbul mempunyai 2. Semi addressable system :
beberapa karakteristik. Penentuan jenis smoke / heat Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada detektor berdasarkan area
detector yang dipakai yang paling tepat adalah saat pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona ini dikendalikan (baik input maupun
bangunan tersebut dibangun dan diketahui output) oleh zone controller yang mempunyai alamat/address yg spesifik. Pada saat
peruntukannya. Misalnya pemakaian smoke / heat detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan
detector akan sangat berbeda antara bangunan yang meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller yg mengumpankannya. Dalam
dipakai untuk gudang, gedung perkantoran ataupun konstruksinya tiap zona dapat terdiri dari :
sebagai hotel
satu lantai dalam sebuah bangunan / gedung
Ada beberapa tipe detector yaitu smoke ( yang beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah bangunan / gedung
terdiri dari ionization smoke detector dan beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tai di sebuah bangunan / gedung
photoelectric detector ), heat detector dan gas
Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga
detector. Apabila suatu detector merupakan dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.
kombinasi dari semua sensor diatas maka disebut
multi criteria detector ( Notifier menyediakan ) 3. Full addressable system :
Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada sistem ini semua detector
Sensor gas, api dan asap kebakaran dan module transponder mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses identifikasi
sinyal api kebakaran, atau asap kebakaran atau kebocoran gas dapat diketahui secera
addressable dengan alamat ID tertentu. Proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan
langsung pada titik yang diperkirakan mengalami gejaka kebakara atau kebocoran gas. .
Sistem ini mempunyai kemampuan mengontrol lebih dibanding hanya sebagai sistem
control fire alarm, sebagai contoh bisa dipakai untuk HVAC Chiller, keamanan, pintu
elektronis untuk semua tipe alarm atau kondisi gangguan yang sedang terjadi.
Panel kontrol alarm kebakaran type addressable menerima satu atau lebih signal, tergantung dari
jenis protocol yang dipergunakan, dan dapat dipergunakan untuk mengontrol dan memonitor lebih
dari seratus peralatan. Beberapa protocol dapat menerima setiap tipe detektor dan module input
output, sementara protocol jenis lain mempunyai hanya 50% kapasitas channel dari berbagai
detektor dan sensor, dan 50% dari module input dan output.
Penggunaan teknologi informasi dan jaringan komputer serta internet merupakan teknologi yang
Sensor ( Chamber ) pada detector ion terdiri sudah berkembang beberapa tahun lalu dalam bidang automation. Melalui komunikasi berbasis
TCP/IP sistem fire alarm cenderung lebih cepat dalam menginformasikan kejadian serta memperbaiki
dari dua buah Plat yang bermuatan listrik dan kelemahan sistem management fire alarm dan sistem hydrantsebelumnya.
bahan radioactive diantara plat positive dan
negative. Tumbukan antar molekul,
menyebabkan terjadinya ion positif dan
negative. Ion tersebut akan tertarik kearah
kedua plat dan menyebabkan arus dengan
suatu nilai tertentu. Apabila chamber terkena
asap maka partikel ion akan berubah sesuai
asap yang masuk, masuknya asap sampai
suatu nilai tertentu akan detector bekerja.
Photoelectric Sensor
Beberapa teknologi smartphone ( iPhone ) mendukung sistem informasi secara cepat dan mampu
dikombinasikan dengan sistem jaringan komputer sehingga menciptakan perbaikan performance
sistem fire alarm dan sistem hydrant yang cenderung mengalami kegagalam karena lemahnya sistem
monitoring. Model sistem monitoring fire alarm dan hydrant dapat dibuat secara terinterkoneksi
Photoelectric sensor secara terus menerus melalui internet.
memancarkan cahaya ke sebuah diode
penerima, apabila kekuatan cahaya Setting Awal Pengalamatan ( Adressing )
berkurang sampai nilai tertentu karena
Setiap peralatan sensor atau detektor mempunyai alamat tersendiri dalam kontrol panel alarm
terhalang oleh banyaknya asap yang masuk kebakaran, sehingga setiap status yang terjadi dari setiap peralatan sensor dan detektor dapat
kedalam detector akan terjadi alarm. Selain diketahui. Untuk proses setting initialisasi peralatan input adalah terbagi untuk beberapa peralatan
cara tersebut ada photo smoke yang
memakai system pemantulan, apabila ada Smoke detectors
asap yang masuk maka asap tersebut akan Heat Detectors (Rate of Rise and Fixed Temperature)
memantulkan cahaya ke penerima.Apabila Manual call points or manual pull stations
Notification appliances (Simplex systems with TrueAlert signals only)
cahaya yang diterima mencapai nilai tertentu Transponders
maka akan terjadi Alarm. Photo electric Fire sprinkler system inputs
sangat cepat bekerja pada partikel smoke Switches
antara 0,3 sampai dengan 10 micron. Photo o Flow control
o Pressure
smoke detector sangat peka pada smoke o Isolate
yang berwarna putih. Pada asap yang o Standard switches
berwarna hitam photosmoke mudah terjadi
alarm palsu (false alarm). Perangkat output diperlengkapi dengan relai dan beberapa perangkat lain
Self Contained Smoke Detector Fire Alarm Panel Konvensional produk Hong Chang memiliki beberapa varian untuk Zone sesuai dengan
Type : HC - 208 kebutuhan di lapangan. Zone yang tersedia : 1, 2, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 40, dan....
Supply Voltage : 9 VDC
Brand : HONG CHANG ( Taiwan)
Keterangan :
Self Contained Smoke Detector merupakan Smoke Detector yang....
PEMROGRAMAN PLC
Monitoring dan Kontrol Mesin Industri Analog Input 4-20 mA PLC Module
Unit mesin industri merupakan gabungan perangkat mechanical dan electrical serta
integrasi software hardware dalam satu fungsi untuk menjalankan mesin seperti yang
dikehendaki. Perangkat mesin tidak bisa bekerja tanpa kontrol panel dan pemrograman
panel ( dalam hal ini Inverter, kontrol tekanan, kontrol temperatur, dsb ) serta unit PLC
yang berpengaruh besar pada kerja operasi mesin bersangkutan.
Fungsi PLC ;
Meskipun ada banyak fungsi PLC, namun pada dasarnya PLC melakukan pekerjaan
pembacaan data dan mengolah sinyal analog selain sinyal digital. Untuk melakukan ini,
PLC harus memiliki modul Analog Input. Modul ini biasanya didesain untuk membaca
sinyal-sinyal standard industri yakni 0 – 5 V, ±10 V, atau 4 – 20 mA. Sinyal analog ini
biasanya diambil dari output perangkat sensor seperti sensor tekanan / pressure sensor /
pressure transmitter atau sensor aliran / flowmeter / flow transmitter ataupun berupa
sensor gas dengan output ke PLC sebesar 0-10 Vdc atau 4-20 mA.
Setelah itu PLC akan menampilkan data hasil pengolahan dan menampilkannya kedalam
bentuk data visual yang akan dipakai sebagai acuan proses pengendalian yang
dikehendaki. PLC juga mengendalikan sistem secara keseluruhan termasuk menerima Osmosis Automation System merupakan solusi total bagi pemenuhan
data, dan mengatifkan perangkat kontrol yang terhubung melalui perintah digital output
kebutuhan akan air bersih dan higienis baik untuk komsumsi air minum
ataupun analog output module.
maupun penjernihan air. Dengan modul data akuisisi yang menerima input
arus, tegangan ataupun tekanan dan temperatur maka sistem
1. Kontrol Tekanan (Pressure Transmitter ). otomatisasi dalam fungsi-fungsi pengendalian valve, kecepatan motor
tekanan, tekanan filtrasi serta kadar osmosis dapat dimonitor dan
PLC terdiri dari beberapa jenis modul diantaranya adalah module analog. Modul analog dikendalikan secara langsung dari komputer atau PLC secara terintegrasi.
akan menerima besar tekanan terukur sebesar 4-20 mA dari mesin. Tekanan yang terukur Dengan beberapa teknis pemrograman komputer maka unit-unit modul
akan dibandingkan dengan tekanan setting pada program untuk kemudian perbedaan control temperatur, tekanan, valve positioner, dan kadar osmosis serta
tekanan keduanya akan dipakai sebagai sinyal High Pressure dan Low Pressure sebagai
kecepatan motor dapat dikonfigurasi sesuai dengan sistem yang
indikasi alarm atau untuk perintah program PLC selanjutnya.
diinginkan.
Hasil pengukuran tekanan juga bisa dipakai untuk mengendalikan kerja pompa secara
bertahap atau bergantian sesuai dengan pemrograman dalam PLC yang banyak dipakai Osmosis System adalah program dan perangkat PLC yang mengatur dan
dalam prinsip pengendalian kerja pompa hydrant dan pengendalian multitasking pada memonitor seluruh mesin dan perangkat listrik seperti motor pompa, valve
pompa. Sebagai contoh, Indikasi Low Pressure akan mengaktifkan pompa 1, Indikasi positioner, sensor osmosis, level tangki, serta beberapa perangkat panel kontrol
Medium Pressure akan dipakai untuk mengaktifkan pompa 2, dan indikasi High Pressure dll. Pengontrolan dilakukan secara otomatis dalam beberapa kontrol fungsi antara
akan dipakai untuk mengaktifkan pompa 3. lain :
Inverter (dalam hal ini, yang dimaksud adalah pengendali motor AC) bisa dikendalikan
dengan menggunakan PLC. Pengendaliannya bisa menggunakan hubungan serial atau
perintah digital dan analog. Cara mengendalikan inverter bisa dilakukan sederhana dengan
menggunakan PLC melalui I/O digital dan analog PLC.
Tahapan proses dilakukan secara otomatis dalam beberapa kontrol fungsi antara
lain :
Program PLC akan bekerja sesuai perintah yang diberikan padanya. Kecepatan conveyor b. Aerasi. proses dilakukan dengan mengontakkan udara dengan air baku agar
bisa dibuat dengan kecepatan motor yang sebanding dengan jumlah material di conveyor. kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan
Dan kecepatan pompa pengisian tangki bisa dibuat disesuaikan dengan pencapaian oksigen yang ada dalam udara membentuk senyawa besi dan senyawa mangan
volume dalam tangki. Sedangkan kecepatan motor blending tank akan disesuaikan dengan yang dapat diendapkan. Proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas
jumlah material atau kekentalan material dalam tangki. beracun yang tak diinginkan. Misalnya gas H2S, CH4, CO2 dan gas-gas racun
lainnya.
Pada proses ozonisasi, kecepatan booster pump disesuaikan dengan tekanan pada
media filter saat proses filterisasi dilakukan. Saat kondisi filter sedikit kotoran, maka c. Koagulasi (Coagulation)
kecepatan booster pump oleh inverter sedikit pelan, sedangkan saat filter kotor, maka Proses koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan bahan kimia
dibutuhkan kecepatan yang lebih untuk menekan air pada filter. Sensor tekanan saat seperti bahan koagulan ( Hipoklorite / PAC dengan rumus kimia Al2O3), juga
filtrasi ini akan memberitahukan pengaturan otomatis pada kecepatan booster pump. proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamela plate. Pada tahap
ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan menambahkan zat
kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau
Hubungi kami untuk demo produk : 0276-324189 atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing).
087805401860 atau 081218127854
d. Flokulasi (Flocculation)
3. Kontrol Kadar Ozone. Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel
Flok). Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air
Ozone adalah Sterilizer anti Bakteri dan Virus yang sangat cocok digabungkan dengan UV.
digumpalkan menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih besar (Flok) sehingga
Sistim kerja Ozone dalam air minum adalah dengan Membunuh Bakteri dengan
dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses berikutnya. Di
Membelah, sehingga semua Bakteri dan Virus adalah Pasti Mati terkana Ozone, tentunya
proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).
hal ini harus disertai spesifikasi yang sesuai untuk ukuran yang tepat.
Satuan kekuatan dalam Ozone adalah nm, Untuk dapat membunuh Kuman serta e. Filtrasi. Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran air yang
sejenisnya dengan sempurna, adalah Minimal pada ukuran 185 nm Ozone Radiation. masih terkandung dalam air. Yaitu dengan melakukan filtrasi berdasarkan tekanan
booster pump. Biasanya proses ini menggunakan bahan sand filter yang
disesuaikan dengan kebutuhan baik debit maupun kualitas air dengan media filter
(silica sand/quarsa, zeolite, dll) · Proses filtrasi (carbon actived), proses ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan tidak
mengandung bakteri (sterile)dan rasa serta aroma air ·
Proses ini merupakan proses utama ( Untuk technologi baru dalam proses water
treatment system) dengan hasil qualitas jauh lebih baik dari air mineral. Proses ini
melalui alat yang disebut Holo Membrane semipermiable, membrane ini
mempunyai lubang air 0,01 – 0,001 micron dimana air yang melewati lubang
tersebut sudah merupakan air bebas polutan meniral terlarut bactery, virus dan
logam-logam berat lainnya.
f. Ozonisasi. Proses sterilisasi harus dilakukan secara baik dan benar, agar
kualitas air yang dihasilkan benar–benar steril dan dijamin tidak merugikan
kesehatan.
4. Kontrol Volume dan Tangki Adapun proses ini dilakukan setelah proses perlakuan water treatment dengan
menggunakan proses OZONISASI. Yaitu proses pencampuran gas ozone
Sistem kontrol volume pada tangki bisa melalui transfer pompa tanpa program PLC kedalam air umpan yang telah diproses melalui water treatment system, yang
ataupun dengan menggunakan program PLC. Sistem transfer pompa tanpa program PLC mana ozone ini berfungsi sebagai / membunuh kuman, bactery serta virus–virus
dilakukan dengan menggunakan panel kontrol yang menggunakan magnetic contactor dan yang kemungkinan masih ada dalam air, serta sebagai pengawet yang food grade
beberapa tombol ON/OFF, potensiometer untuk operasi manual. yang tidak ada efek samping terhadap tubuh manusia.
Prinsip pengontrolan dengan program PLC secara otomatis terintegrasi dengan unit
komputer akan menjaga performa kerja dari awal proses filtrasi sampai ozonisasi sesuai
setting yang diharapkan. Untuk itu diperlukan panel kontrol yang terdiri atas beberapa
peralatan kontrol yang berfungsi sebagai sensor, pengendali dan actuator antara lain :
Dan beberapa kontrol penting untuk yang perlu dipersiapkan melalui penggunaan sistem
komputer dan program PLC diantaranya adalah :
Pemrograman PLC
- software untuk personal computer Agar proses pengolahan berjalan dengan benar maka dibuatkan alur proses kerja
- Converter RS232/485 atau ethernet QJ71E71-100 sistem yang disusun dalam bentuk program PLC. Pemrograman Osmosis dibagi
- control unit - jumlahnya tergantung permintaan atau desain untuk beberapa bagian proses yang meliputi :
Dengan sistem pemrograman komputer pekerjaan telah digantikan secara Automatic Filtration Process
otomatis. Beberapa pemrograman otomatis dilakukan untuk menurangi kesalahan yang Automatic RO Process
muncul dari unit unit dalam beberapa hal tentang : Automatic Back Washing Process
Produced water control dengan electric conductivity
Pemberosan waktu, tenaga dan energi listrik saat akan mematikan ( 0FF Under Water Pump Control
) dan menghidupkan ( ON ) mesin di beberapa tempat sekaligus di Raw Water Valve Control
tempat yang berjauhan. Feed Pump Control
Tidak diketahuinya secara pasti waktu ( hari, jam, menit ), atau saat High Pressure Pump Control
kondisi mesin akan dimatikan.kerusakan setelah sistem kontrol motor listrik
tidak bekerja secara baik.
1. Pemrograman Inverter / Variabel Speed Drive pada Booster Pump.
Jumlah downtime tinggi.
Tidak adanya sistem alarm
Inverter bekerja dengan cara mengatur tekanan pada proses filter isasi yaitu
Tidak tersedianya data yang secara akurat, yang menggambarkan dengan cara mengatur kecepatan putaran booster pump.
kondisi mesin, jumlah downtime, jenis kerusakan dan waktu perbaikan.
Kontrol valve proses osmosis terdiri beberapa bagian dan penerapan yaitu Unit
Washing dan Back Washing yang terdiri dari 3 way control valve dan electric linier
actuator, dan 2 way control ball valve dan electric rotary actuator. Control Valve ini
digerakkan melalui perintah program PLC.
Salah satu performance genset yang penting dalam pengoperasian genset adalah ketersediaan starting dan stoping yang baik dengan tersedianya sistem wiring panel
yang memadai untuk beropereasinya genset secara maksimal tanpa gangguan. Dengan wiring panel sederhana dengan menggunakan timer, perangkat sensor dan relay,
maka sistem starting genset sudah bisa dilakukan meski ada beberapa kekurangan. Sistem wiring sederhana tersebut belum mampu menyediakan informasi gangguan
ataupun kondisi terkini mengenai catatan gangguan dan gejala abnormal generator secara lengkap. Tentunya sistem wiring sederhana kurang berguna karena
banyak kendala diesel engine dan generator yang akan muncul seperti :
Remote Management. Salah satu metoda monitoring kerusakan generator tersebut adalah dengan membuat sistem monitoring yang mempunyai fungsi
monitoring sekaligus sebagai data logging. Dimana setiap gejala dan kerusakan yang terjadi secara periodik didata dan dilaporkan secara automatic ke sistem data
logger untuk ditindaklanjuti. Sistem yang dibuat bisa dikonfigurasi secara local dengan PC melalui RS 232 maupun jarak jauh atau telemetry dengan menggunakan
internet. Dengan sistem yang dibuat, maka akan mengurangi kerusakan yang berdampak fatal sehingga dapat meningkatkan performa mesin. Hal penting dari
pembuatan sistem ini adalah :
Monitoring performance dan kesiapan mesin. Diantaranya meliputi ; tekanan oil pressure, engine temperature, battery voltage, power output, diesel levels,
engine run time dan engine RPM.
Remote operation dan control. Yaitu kontrol start stop jarak jauh dari setiap lokasi. Kendali otomatis akan menghaslkan alarm dan akan mengurangi biaya
kunjungan ke lokasi.
Alarm management. Sistem akan mengirimkan sinyal alarm ke kantor pusat saat level bahan bakar mencapai level tertentu dengan mengirimkan SMS, atau
email.
Management persewaan genset. Sistem remote akan secara otomatis memberitahukan posisi genset , melacak posisi terakhir secara real time.
Konfigurasi genset dari jarak jauh. Merupakan gabungan tampilan layar dan kontrol jarak jauh dengan perangkat software. Atau sebagai analisa dan
management lapangan.
Alfa Perkasa Engineering mensupport anda dengan berbagai produk yang dipakai dalam pekerjaan desain, konstruksi, dan otomatisasi genset. Beberapa diantaranya
meliputi bidang bidang :
Features:
Features:
Large Image
Features:
No IT expertise required
No firewall issues
No VPN required
No static IP needed
No programming
No hassles
easy wiring, program and test
Large Image
Metoda Autostarting Genset untuk aplikasi sungai, waduk, bendungan, pompa pengendalian banjir, dan aplikasi listrik
cadangan untuk gedung atau pabrik dengan menggunakan sistem monitoring sudah menjadi keharusan. Ketika lokasi
menjadi kendali operasional dan biaya tinggi, maka penggunakan gelombang radio atau internet telah mendesak
pengguna untuk memanfaatkan sistem monitoring telemetry dengan produk GSM GPRS Modem.
Kombinasi sistem kontrol Deepsea sebagai kontrol autostart dan modul GPS GPRS bisa menjadi solusi tepat bagi
pengguna bisnis rental genset, stasiun telekomunikasi, stasiun kontrol pengendali banjir, pengontrol level dan debit
sungai / waduk. Dengan modifikasi wiring dan program serta konfigurasi TCP/IP untuk komunikasi data, maka sistem
monitoring jarak jauh ini bisa diaplikasikan juga pada modul deepsea sebagai pengontrol start dan stop diesel pump
atau motor induksi water treatment hotel, rumah sakit, mall, apartemen, gedung tinggi, dan lainnya. Pengembangan
sistem kontrol jarak jauh / telemetry telah dipakai untuk monitoring tangki, sungai atau waduk di daerah yang sangat
sulit dijangkau. Pemakaian sistem telemetry menjadi kebutuhan sehari-hari lainnya termasuk sistem pompa,
monitoring lingkungan ( suhu, kelembaman, pencemaran udara, dan kondisi lingkungan ).
Specification
Features: Features:
Start and stop the genset automatically,High power relay output, energize compact all in 1 module, I/O flexibility, internal logic sequence, programmable by equation,
to stop control, reliable and simple, monitor falut condition and new multi function graphic display, serial port : RS 485, CAN Bus, ethernet.
shutdown, EMC and Low voltage test passed.
Graphical user interface that is easy to work with, support for 4-15 series connected cell per unit, single cell
GSM/GPRS modems as well as analogue (PSTN) modems, internal resistance measurement, overt
Support for sending log-files via email, Auto detection of temperature protection, under temperature
attached Modbus slave devices charger protection, shunt current measurement,
programmable relay, PS setting and data
logging.
Battery charger with fault output relay,iswitching frekwensi wide range of input voltage, output current from 5A to 10
architecture, protection short circuit, wide range of input A, voltage output from 12 Vdc to 24Vdc, permanent short
voltage, output current from 5A to 20 A, voltage output from circuit protection, short circuit protection, overload protection,
12 Vdc to 24Vdc overload protection, overtemperatur protection.
Capacity 12V 3A (3,5 A max ) upto 100 Ah, 3 Stage battery charger with boost Fast and easy deployment
function, full charger 11,6 Volt +-1%, boost / equalize 12,2 +- 1%, over charge EasyConnect gateways
protection, reverse battery connection, overvoltage protection. mobile GSM/GPRS based communication
The plug-andplay feature
Modbus-RTU, ASCII
Single voltage 12 V/24 Volt Up to 250Ahx2 - 5Amp, Dual Voltage 12V/24V Up to 150 Ahx2 , universal GSM-GPRS engine, Analog input, Digital Input, PC
10Amp 1 phase, Preoteksi Reverse Polarity, Short circuit, Overcharge, For Engine Starter and configurator via usb or port, support Modbus RTU as Master.
Engine running, Internal Memory 4MB
Pada saat dunia industri dan komersial mencari solusi pencegahan kebakaranyang mampu mendeteksi dini
gejala kebakaran, banyak organisasi yang memilih sistem / unit kontrol yang dengan segera membantu
mencari titik letak kebakaran terjadi. Alternatif dengan sebuah " flash lamp" atau lampu indikator dipanel
control ( MCFA )telah menjadi pilihan. Dengan bantuan sebuah sinyal lampu pada panel otomatis operator,
tenaga lapangan, teknisi, atau karyawan bisa mengetahui dimana letak zona kebakaran. Sebuah indikasi
lampu telah menunjukkan zona kebakaran yang sedang terjadi.
Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire
Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor dan
komponen pendeteksi lainnya, Cara kerja MCFA yaitu jika detektor mendeteksi adanya kebakaran
ataupun sprinkler, automatic fire extinguisher, dan hydrantbekerja maka sinyal itu akan dikirimkan ke control
panel MCFA sebagai data masukan (input data). Kemudian control panel akan mengolah, menyeleksi, dan
mengevaluasi data tersebut yang hasilnya merupakan data keluaran (output data) yang berisi informasi tentang
lokasi zona kebakaran yang ditampilkan pada announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan atau membunyikan bel/alarm.
Untuk merencanakan dan membuat sistem fire alarm, maka pertimbangan lokasi, sifat dengan luas dan besar area yang harus
dideteksi / dipasang detector maka system pendeteksian kebakaran harus dibagi dalam beberapa zona atau loop. Dengan masing-
masing loop terdiri atas 5 atau 10 bahkan lebih 50 detektor yang dipasang secara parallel. Sistem instalasi zona detektor haruslah
mampu mempertahankan kepekaan detektor terhadap lonjakan listrik ( current transient ) yang terjadi. Sebab banyak permasalahan
akan timbul jika instalasi tidak dilengkapi dengan sistem proteksi yang baik terhadap arus transient. Arus transient / lonjakan listrik
sering merusak smoke detektor dan MCFA. Sistem instalasi harus dipastikan bebas dari arus transient. langkah mudah untuk itu
adalah dengan memberikan sebuah relay pengaman yang berfungsi membatasi arus transient akibat lonjakan listrik PLN atau Genset.
Dampak luas akan mengancam announciator dan MCFA sebagai akibat tidak adanya sistem proteksi arus lebih bahkan saat
terjadi short circuit akibat lonjakan listrik atau terbakarnya tahanan pada end off line( EOL ) zona detektor. Sistem instalasi
juga harus terlindungi dari arus ground akibat kesalahan sistem looping yang bersentuhan dengan besi atau bahan konduktor
lain. Kesalahan atau munculnya ground short circuit dapat merusak ke tingkat MCFA. Sistem instalasi juga harus mampu
melindungi modul dari short circuit dan overcurrent baik pada terminal power supplay module ataupun terminal input looping.
Jika tidak modul anda akan rusak dan berdampak besar pada kerusakan sistem MCFA.
Pada saat MCFA menerima sinyal dari detector, control panel tidak bisamenginformasikan secara visual baik
visual gambar lokasi kejadian daridetector mana yang mendeteksi titik api, sebab kontrol hanya memberikan
sinyal flash / lampu pada panel kontrol bahkan terkadang lebih sehingga petugas pemadam kebakaran sulit
untuk menemukan lokasi titik api secara cepat di bangunan dan lokasi secara visual. Artinya sebagian orang
mengalami kesulitan selama proses pencarian titik kebakaran yang terjadi :
1. Panel MCFA saya tidak bisa memberikan lokasi kebakaran dimana persis lokasinya. Saya hanya bisa
melihat lampu flash berkedip / menyala saja dan hanya kode alamat kebakaran. Lalu dimana posisi ruang dan
lantai berapa ? Tidak ada gambar bangunan yang bisa mempermudah mencari lokasi sebenarnya.
2. Sebagai petugas ruang kontrol saya mengalami kesulitan saat mengarahkan titik evakuasi dan
memberikan informasi titik kebakaran karena saya tidak tahu letak ruangannya. Hanya kode dan lampu di
panel yang kurang jelas.
3. Sulit bagi saya untuk menguasai evakuasi dan memahami kerja alarm dan saya juga mengalami kesulitan menangani
permasalahan kebakaran. Panel Alarm tidak melibatkan saya untuk cepat menguasai permasalahan fire alarm.
Pemilihan perangkat dimulai dari pemilihan detektor, sifat dan karakteristik ruang, jumlah zona, dan pemilihan kontrol utama. Pada
ruang dengan tingkat kepulan asap tinggi maka dipasang smoke detektor seperti ruangan-ruangan konveksi, gudang kain, atau dimana
terdapat ruangan yang atapnya tinggi. Pada ruangan dengan tingkat panas yang tinggi seperti ruang trafo, power panel room, atau
ruang genset sebaiknya dipasang kombinasi antara smoke detektor ( sebagai pendeteksi kebakaran kabel listrik ) dan sensor panas heat
detektor ( sebagai pendeteksi panas ruangan trafo ). Namun kadangkala menyesuaikan dengan design ruangan yang akan dipasang
sistem fire alarm. Sebagai contoh jika dalam ruang trafo, power room sistem instalasi udaranya baik, maka dianjurkan untuk untuk
memasang detektor temperatur ( temperatur controller / temperatur transmitter ) sehingga temperatur ruangan bisa diatur sesuai
dengan standart operasi trafo atau panel room atau genset room. Jadi yang mana anda pilih tergantung bagaimana sifat dan
karakteristik ruangan yang akan dimonitor.
Perangkat sistem fire alarm terdiri atas perangkat hardware dan software. Namun faktor keamanan dan kemudahan dan kemudahan
operasional serta monitoring dan controlling tetap akan menjadi pilihan utama dalam pembuatan sistem fire alarm. Sistem fire alarm
tidak saja hanya memberikan sinyal dini kebakaran berupa bell alarm kepada petugas, namun hendaknya juga kemudahan
monitoring kondisi sebenarnya kejadian kebakaran di lapangan .
Penggunaan modul analog dan digital telah menjadikan sistem yang lebih sederhana dan mudah dalam
sistem monitoring baik pengkabelan maupun pemrograman telah menjadi pilihan banyak industri dan
komersial untuk mendapatkan fleksibilitas dan kemampuan sistem kontrol dan monitoring. Beberapa
produk controller terakhir didesain dan dibuat untuk beberapa channel input dan atau output dalam satu
modulnya. Maka dalam hal sistem instalasi akan lebih effisien baik biaya dan pengkabelannya.
Dengan menggunakan beberapa module digital dan komputer sebagai pengganti dari master control fire
alarm yang sudah ada sebelumnya, dan dengan tambahan software berbasis komputer maka didapatkan
sistem dengan kelebihan yang tidak didapat pada sistem control panel fire alarm sebelumnya. Kelebihan
pembuatan sistem tersebut adalah sebagai berikut :
1. penggunaan sistem komputer relatif lebih mudah dan menjadi lebih fleksibel untuk berbagai
aplikasi pengontrolan.
2. Memungkinkan dilakukannya integrasi berbagai macam aplikasi dalam satu komputer. Bahkan
memungkinkannya dilakukan komunikasi antar komputer atau controler yang lain.
3. Mempermudah kemungkinan pengolahan, penambahan dan pengaturan data informasi sehingga
diperoleh sistem monitoring dan kontrol fire alarm yang aplikatif dan informatif dalam bentuk
gambar visual animasi, grafic, dan berbagai menu kontrol visual sesuai dengan kondisi nyata di
lapangan.
Sedangkan penggunaan modul controller untuk sistem ini mempunyai kelebihan dalam beberapa hal
berikut :
1. Dapat diaplikasikan untuk sistem lain dengan protocol komunikasi modbus / RTU Protocol.
2. Mampu menerima sinyal input detektor lebih dari 8 channel. Dimana untuk 1 channel mewakili
satu input detektor atau satu zona detektor. Sehingga lebih effisien dalam sistem pengkabelan
dan harga.
3. Memungkinkan untuk memonitor aliran komunikasi data secara remote
4. Memiliki kemampuan menerima data digital maupun analog yang bisa dikontrol lewat komputer.
5. Dapat dihubungkan lewat jaringan Ethernet sehingga memungkinkan dilakukan integrasi
komunikasi data dengan unit lain melalui modem, hub, atau controller lain.
Instalasi dengan sistem semi-addressable pada awalnya merupakan pilihan yang mendekati untuk mencari dimana sebenarnya zona
kebakaran terjadi. Namun perkembangan teknologi sistem semi-addressable telah digantikan oleh tuntutan sistem fire alarm yang
transparan, real time, dan kemudahan lain dalam hal monitoring data kejadian serta kemudahan kontrol dalam tampilan layar
komputer.
Beberapa kelemahan yang dijumpai saat akan menggunakan sistem Addressable telah diantisipasi dengan sistem dan produk yang
lebih baik yaitu bahwa :
Jumlah modul dan instalasi kabel yang lebih banyak karena satu detektor alan memiliki satu address tersendiri. Sehingga
biaya akan lebih besar.
Kesulitan dalam menentukan secara pasti dimana lokasi ruangan dan posisi di lapangan yang sebenarnya. Indikasi lampu
alarm pada panel announciator tidak sepenuhnya bisa mewakili posisi sebenarnya tentang titik kejadian kebakaran di
lapangan.
Pada sistem addressable setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik
kebakaran sudah diketahui dengan pasti dengan melihat lampu flash pada panel annunciator, karena panel bisa
menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi
berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5
bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih.
------------------------------------------------------------
Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka diperlukan sebuah module yang disebut dengan Monitor Module. Ketentuannya
adalah bagaimana menentukan modul yang tepat dan murah. Sebab beberapa tahun yang lalu modul dengan kemampuan
addressable agak sulit ditemukan. Namun sekarang ini tidak lagi seiring dengan perkembangan teknologi elektronika.
Artinya sekarang dengan satu Monitor Module benar-benar bisa dipakai untuk beberapa alamat addressable. Tidak seperti produk
lama dimana satu monitor modul hanya bisa menampung satu alamat addressable. Sehingga sekarang dengan Monitor Modul
addressable diperoleh sistem yang benar-benar addressable (istilahnya fully addressable).
Sistem komputer merupakan sistem baru kontrol monitoring fire alarm dimana Main Control Fire Alarm ( MCFA ) digantikan oleh sebuah
perangkat komputer. Dalam hal ini komputer bertindak sebagai pusat pengolahan data kejadian kebakaran dan mengolah serta
memerintahkan unit anounciator atau modul controller untuk mengaktifkan lampu flash dan alarm bell atau sekedar menghidupkan
pompa kebakaran.
3 Module Controller
- Digital Input/ Output for status
- Control Relay Module for output
- Converter RS232/482
4. Power Supply 24 Vdc dan UPS
2 KABEL DISTRIBUSI
1 Kabel dari MCFP ke :
- TBFA - Zone A
Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm²
FRC 3 x 2,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm²
- TBFA - Zone B
Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm²
FRC 3 x 2,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm²
- TBFA - Zone C
Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm²
FRC 3 x 2,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm²
2. Langkah kerja berikutnya adalah penentuan lokasi Hydrant Box dan Panel Announciator / Junction Box. Penentuan lokasi Hidrant
Box ini didasarkan atas tingkat kepadatan pengunjung atau luasnya bangunan yang akan dipasang. Hal ini penting mengingat faktor
kekerasan bunyi alarm bell dan tingkat cahaya yang ditimbulkan oleh nyala flashing dari lampu flash. Pilih flash lamp dengan cahaya
berkedip ( bukan sekedar menyala ) agar pada saat lampu ruangan dimatikan nyala lampu flash begitu jelas. Panel announciator
berfungsi sebagai panel penerima sinyal lapangan dari detektor. Hendaknya panel announciator terletak dalam ruang yang
bertemperatur cukup dingin (seperti diruang AHU) untuk ketahanan modul elektronik. Juga dibutuhkan sistem wiring yang rapi dan
simple untuk memudahkan troubleshooting dan perbaikan. Panel announciator berisi modul kontrol yang menerima sinyal kebakaran
dari detektor, push button dan flow switch atau tamper switch yang aktif saat sprinkler pecah.
3. Langkah selanjutnya adalah penentuan lokasi pemasangan detektor dan pembagian zona detektor.Pertanyaan yang sering
diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smoke Detector dan di area mana kita menempatkan Heat Detector. Secara umum
patokannya adalah:
Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan hawa panas ketimbang kepulan asap, maka
tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang trafo, power room atau ruang genset. Namun kombinasi smoke detector dan heat
detector juga dimungkinkan mengingat ruang trafo atau power room terdapat kabel-kabel yang sewaktu-waktu bisa terbakar,
sehingga penempatan smoke detektor bersamaan dengan heat detector bisa juga dilakukan. Untuk ruangan Trafo dengan Blower
Fan yang baik, maka pemasangan smoke detektor tidak akan effektif, sehingga bisa dikombinasikan antara fixed heat detector dan
sensor temperatur ( temperatur transmitter ). Temperatur transmiter dipergunakan sebagai kontrol temperatur ruangan trafo yang
akan mengatur kerja on/off fan secara terpadu untuk effisiensi energi listrik.
Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar
hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-minuman (mamin) dan sejenisnya.
4. Penarikan Kabel FRC ( Fire Resistance Cable ) atau kabel khusus untuk instalasi kebakaran. Penarikan kabel haruslah dilakukan
secara baik yaitu dengan memberikan code jalur penarikan. Hal ini untuk memudahkan pengecekan dan perbaikan kabel di suatu hari
saat kesalahan input detektor ke alamat modul controller. Lakukan penarikan kabel data ( kabel komunikasi mondul controller dengan
sistem komputer ) bersamaan dengan penarikan kabel FRC berdasar route penarikan yang sudah ditentukan.
5. Pengetesan jalur kabel dan alamat program detektor. Pada saat melakukan penarikan kabel FRC, secara bersamaan hendaknnya
dilakukan pengetesan sinyal input detektor yang ada pada modul controller. Hal ini harus dilakukan bersamaan dengan penarikan
kabel FRC agar dapat dilakukan perbaikan secepatnya apabila ditemukan kesalahan jalur penarikan atau penyambungan kabel FRC ke
semua detektor. Hidupkan power 24 Vdc dan setting alamat input detektor akan segera diketahui benar tidaknya ke terminal modul
controller lewat program komputer.
Pembuatan sistem monitoring dilakukan dengan menggunakan sistem animasi gambar dimana pada layar komputer akan tampak
gambar asli bangunan, ruang atau bagian gedung yang akan dimonitor. Dengan menggunakan software aplikasi maka setiap kejadian
/ event dapat dibuat animasi gambar seperti gambar animasi api, fan, atau pompa atau junction box atau detektor yang
menggambarkan kondisi sebenarnya.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan sistem
komputerisasi fire alarm adalah :
6. Membuat sistem integrasi dimana sistem fire alarm akan menjadi bagian dari
building management yang terintegrasi dengan sistem monitoring dan controlling
lainnya secara otomatis.
Sedangkan sistem konfigurasi yang dipilih sebagai desain pembuatan fire alarm adalah
seperti digambarkan berikut :
Dengan pemilihan beberapa module controller yang ada di pasaran maka setiap detektor akan berfungsi sebagai sinyal digital yang mengaktifkan input
module yang kemudian akan ditampilkan pada layar komputer. Beberapa informasi penting dan urgent yang bisa ditampilkan di layar komputer
dipilih sebagai indikasi alarm tentang status, kejadian dari semua aktifitas kejadian atau aktivitas gedung, mall, pabrik atau apartemen
dapat dibuat sesuai dengan keinginan. Yang dapat dibuat seperti beberapa model berikut :
OverTemperatur
98 Celcius
Apabila pada zona tertentu terindikasi ada sinyal detector aktif maka system otomatis akan memberitahukan adanya sinyal tersebut
dengan informasi berupa perubahan status non-aktif menjadi aktif dengan ditandai oleh “ bunyi bell alarm” serta perubahan warna
status bar dari warna hijau menjadi merah pada layar komputer. seperti gambar berikut.
Kelebihan lain dalam pembuatan sistem fire alarm dengan menggunakan komputer adalah kemampuan integrasi dari beberapa
kontrol fasilitas / utility dalam satu pengolahan data secara menyeluruh dengan bentuk manajemen gedung. Sistem terintegrasi
menjadi pilihan dari sentraliasasi kegiatan yang memadukan aktivitas unit utility ( seperti fire pump, compressor, genset, boiler ),
unit administrasi, unit pembelajaan dan unit maintenance secara menyeluruh. Meskipun pada awalnya hanya sebagai sistem kontrol
fire alarm, maka sistem komputerisasi dari fire alarm bisa diupgrade dalam sistem yang lebih luas melalui penggunaan software dan
utility ketingkat yang lebih luas seperti digambarkan dalam gambar.
Fire Alarm Building management merupakan tindakan integrasi sistem informasi yang dipilih untuk mendapatkan sistem
penataan keamanan gedung yang berdampak dalam peningkatan efektifivitas operasional, transparansi informasi, dan
kemudahan maintenance. Operator bisa dengan mudah mengoperasikan dan mengendalikan sistem fire alarm dalam bentuk
dan kondisi sebenarnya ( real time ) dalam bentuk gambar kejadian alarm di layar komputer. Operator dengan cepat
memahami secara visual tentang lokasi kebakaran yang sesungguhnya.
Oleh karena kemudahan visual dalam melihat kejadian dan lokasi kebakaran dengan layar komputer tersebut, maka pemakaian Fire
Alarm secara visual sekarang telah menjadi pilihan dengan pertimbangan kecepatan dan kemudahan pencarian titik kebakaran.
Kelebihan lain dari system visual ini adalah kemampuan untuk menggabungkan sistem fire alarm dengan banyak utility lain dalam
gedung secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Salah satu bentuk integrasi tersebut adalah termasuk monitoring dan controlling seluruh aset gedung baik perangkat lunak
berupa data maupun perangkat keras berupa komponen bangunan gedung seperti kontrol jockey pump, electric pump, diesel
pump, dan sistem lainnya seperti power room, genset room, dan trafo room. Seperti digambarkan sebagai berikut
Atau dikenal dengan sistem integrasi. Perancangan fire alarm terintegrasi meliputi tahapan berikut :
1. Perencanaan perangkat lapangan seperti detektor, kabel data, kabel instalasi detektor, dan lain-lain
2. Perancangan tampilan visualisasi pada layar komputer dipilih untuk program IBIS (Integrated Building Information
System) yang dirancang dengan pemrograman Visual Basic.
3. Pemilihan perangkat Komputer dan Modul Controller sebagai perangkat komunikasi data lapangan dengan unit komputer
sehingga membentuk sistem monitoring dan kontrol yang terintegrasi.
4. Pembuatan sistem monitoring dan kontrol fire pump room
Implementasi dari Integrated Building System yang dirancang antara lain dapat digunakan untuk memonitor kegiatan
operasional fire alarm dan pemeliharaan sejumlah perangkat alarm, maintenance, serta perbaikan sistem secara menyeluruh.
Sistem Fire Alarm dengan komputer dikembangkan dengan beberapa tampilan sesuai dengan hak akses yang diberikan
kepada masing masing pengguna yakni user, admin, eksekutor dan engineer, yang didalamnya terdapat database hak akses
untuk editing program, operasi, atau setting parameter. Integrated Building System telah mampu mengurangi terjadinya
human error pada proses manajemen kebakaran secara real time, transparansi kejadian, aktivitas secara fleksibel.
Kemampuan menginventarisir data dan gambar yang terintegrasi, didukung oleh teknologi pengelolaan database yang
berbasiskan web, bermanfaat untuk user dalam mengetahui informasi melalui hasil cetak kejadian, letak detektor dan zona
yang aktif. Bagi staff dan engineering sistem ini digunakan dalam memonitoring dan mengontrol sistem secara fleksibel,
mudah dalam monitor lokasi kebakaran dan mendeteksi secara visual posisi zona detektor yang aktif. Pihak-pihak terkait
seperti security, staff maintenance dan engineer dapat bertindak dalam menanggulangi kerusakan yang terjadi untuk
memberikan layanan terbaik dalam pengelolaan bangunan gedung.
Unit Fire Pump merupakan unit vital yang berperanan dalam proses pemadaman kebakaran yang terjadi. Unit Fire Pump yang adalah
gabungan dari jockey pump, main electric pump dan Fire Diesel bekerja secara terintegrasi setelah menerima perintah aktif dari fire
alarm MCFA sebagai pusat pengendali penanganan kebakaran. Fungsi dari tiap-tiap unit tersebut dapat dijelaskan berikut :
Pipa Hydrant
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box ,
hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.
Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta
indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.
Siemense Conection
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal
bekerja maka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan
fungsi peralatan yang ada dalam keadaan emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.
Sistem monitoring dan kontrol fire pump juga menjadi pertimbangan utama pembuatan sistem fire alarm. Hal ini menjadi penting
ketika sistem pemadaman kebakaran menjadi salah satu tindakan proteksi kebakaran. Sistem monitoring fire pump secara dasar dapat
dibuat untuk memonitor status beban fire pump diantaranya elektric pump trip, disel engine trip, water pressure, level water tank,
batteray voltage, valve status dan oil temperatur. Tujuan utama pembuatan sistem monitoring dan kontrol fire pump adalah untuk
mendapatkan kondisi sistem fire pump yang handal kapanpun fire pump dijalankan. Tujuan lainnya adalah juga untuk menjaga kondisi
semua pompa dan sistem bekerja dengan baik kapanpun dibutuhkan dengan pengendalian dan monitoring secara otomatis.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pembuatan sistem yang akan berfungsi sebagai inspection tool, testing tool dan
maintenance tool.
1. Inspection : merupakan langkah pengecekan secara visual sehingga diperoleh kondisi operasi yang baik, serta terhindarnya
kerusakan phisik.
2. Testing : merupakan tindakan pengetesan sistem, dan bagiannya, untuk meyakinkan dan membuktikan sistem atau bagian
bekerja secara baik dan sesuai dengan standart operasi.
3. Maintenance : pekerjaan yang terorganisasi untuk menjaga dan memperbaiki peralatan pada kondisi operasi yang
direncanakan.
Berpedoman pada 3 hal tersebut maka dibuatlah beberapa prosedure inspeksi berikut testing terhadap sistem dengan
melakukan pengukuran dan pengetesan dalam hal :
1. Melakukan pengetesan dan pengukuran tekanan pada jockey pump, electric pump dan diesel pump pada saat start dan stop
dalam rentang waktu pengetesan secara manual. Hal ini dilakukan melalui panel lokal maupun dari kontrol komputer. Pada test ini
diharapkan diketahui setting atau kalibrasi tekanan tiap pompa pada saat nanti beroperasi.
contoh :
Tes mingguan terdiri dari kondisi churn (tanpa aliran air) dan observasi visual yang bersangkutan. Tes harus dilakukan dengan
menjalankan pompa secara otomatik selama minimum 10 menit untuk pompa berpenggerak motor listrik dan minimum 30 menit untuk
pompa berpenggerak mesin diesel. Tes tahunan harus dilakukan dengan aliran minimum, nominal (rated) dan maksimum.
2. Melakukan pengetesan kerja valve dari sistem secara keseluruhan bekerja dengan baik saat kondisi normal, ataupun saat
kondisi beroperasi.
3. Memastikan semua sistem kelistrikan bekerja optimal seluruh pompa untuk mengetahui kondisi overload dan overcurrent serta
kepastian sistem bekerja baik saat peak load.
contoh :
3.1. Prosedure tekanan sistem untuk menjalankan pompa joki secara otomatik,
3.2. Prosedure operasi valve saat kebakaran terjadi saat start, pengaturan tekanan saat terjadinya kebakaran, sampai proses mematikan pompa
secara manual.
Dari beberapa kontrol yang dibutuhkan tersebut maka dibuatlah sistem monitoring dan kontrol pada layar komputer seperti
digambarkan berikut :
Sedangkan sistem monitoring terintegrasi untuk Fire Pum dan Fire Alarm terbagi atas beberapa kontrol yang menggabungkan
fungsi-fungsi berikut :
1. Fungsi Signalling. Yaitu peralatan detektor maupun sensor yang akan berfungsi sebagai sinyal input yang memicu perangkat
bell / alarm dan fire pump. Sinyal ini digerakkan dari modul controller berupa sinyal digital dari detektor, flow switch, tekanan
pompa yang terintegrasi dalam layar monitor.
2. Fungsi Monitoring. Yaitu perangkat software yang menampilkan sinyal input dalam bentuk animasi gambar, graphic, atau tabel
data kejadian setiap waktu.
3. Fungsi Controlling. Yaitu peralatan yang berguna sebagai kontrol beberapa fungsi otomatis yang mengendalikan kerja sistem
secara keseluruhan. Control ini menggunakan beberapa modul Controller Analog yang mengukur parameter-parameter tekanan,
suhu yang sering berubah yang mempengaruhi sistem.
Seperti Apakah Model Sistem Monitoring Anda ?
Masukkan alamat E-mail Anda untuk Informasi
Perencanaan Fire Alarm !!
Subscribe
Powered by Aardvark Mailing List
Sistem monitoring dan kontrol fire alarm fan fire pump secara umum mempunyai Main Control sebagai pusat pengendali. Banyak hal
terjadi dalam sistem fire alarm anda dan fire pump saat ini. Semua bisa diringkas dalam berbagai permasalahan berikut :
Panel MCFA saya bermasalah dan sulit untuk memperbaikinya. Biaya Mahal dan Berkali-kali rusak.
Smoke detektor saya seringkali bermasalah. Terlalu peka. Sangat menggangu. padahal saya sering membersihkan debu, kotoran
dan melakukan pengecekan lapangan .
Sulit memperbaiki kerusakan komponen karena produk sudah sulit dicari. Saya harus melakukan perombakan dengan sistem baru
.
Saya menginginkan perubahan sistem kontrol dengan sistem lain selain MCFA. Dengan sistem baru yang lebih dipantau secara
program dengan perangkat Modul atau Komputer.
masalah yang biasanya sering terjadi trouble pada instalasi atau system mapping pada system fire alarm
Saya benar-benar mengalami kesulitan untuk memperbaiki kerusakan sistem alarm. Saya tidak memahami sistem kerjanya.
Saya tidak mempunyai pengalaman fire alarm, saya sering mematikan power alarm jika alarm bell gedung berbunyi untuk
antisipasi. Saya sulit menemukan detektor mana yang aktif dan di ruang mana.
Saya ingin membuat kontrol dan monitoring sistem pompa kebakaran yang terintegrasi dengan fire alarm. Dimana saya bisa
mendapatkannya . Sistem Pompa kebakaran saya kadang mengalami gangguan operasi. Adakah cara untuk melakukan
memperbaiki performance pompa kebakaran saya.
Apakah benar, ada sistem lain yang lebih mudah. Cepat dalam menemukan letak ruang, lantai dan posisi dalam gedung melalui
gambar visual atau animasi dalam layar komputer, saya rasa sangat menarik.
Apapun yang Anda lakukan dan sedang Anda alami, Anda bisa menentukan sendiri bagaimana bentuk management monitoring dan
kontrol yang Anda inginkan.