Anda di halaman 1dari 3

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan
kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah
dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan
sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan
dengan pembanguanan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembanguanan tidak akan berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorentasi pada “catur warga” atau zero population
growth (pertumbuhan seimbang). Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur
panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka
kelahiran dengan bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis teknis
keluarga berencana yang direncanakan oleh pemerintah.
Menurut data SDKI tahun 2017, Cakupan peserta KB aktif Nasional 63,22%, Capaian KB Nasional

adalah IUD 3,5%, PIL 8,7%, MOW 2,8%, Suntik 20,9% dan Implant 3,4%, dan untuk kunjungan wanita

peserta KB ada 49.627. Cakupan peserta KB aktif pada tahun 2018 di Kabupaten Halmahera Timur

adalah sebesar 6.679 atau 80,4% dari jumlah 8.310 PUS (Pasangan Usia Subur), sedangkan peserta

KB baru berjumlah 1.631 atau 19,6% dari jumlah PUS.

Data yang diambil dari register KB yang ada di Puskesmas Perawatan Nusa Jaya Kecamatan

Wasile selatan Kabupaten Halmahera Timur Tahun 2019 Jumlah PUS 1.245, capaian akseptor KB

aktif 817 (65,6%) terdiri dari IUD 2 (0,24%), Implant 219 (26,8%), Suntik 397 (48,6%), Pil 199 (24,3%),

Dari Data 10 Kecamatan yang berada di Kabupaten Halmahera Timur, Kecamatan Wasile Selatan

masuk no urut 2 dengan jumlah keluarga terbanyak sebesar 2.896 jiwa, (BKKBN Kabupaten

Halmahera Timur, 2019), Apabila tidak dikendalikan maka akan terjadi ledakan penduduk yang cukup

tinggi pada beberapa tahun mendatang. Ledakan penduduk tersebut tentu dapat menimbulkan

ancaman seperti kemiskinan dan kelaparan. Ledakan penduduk tersebut merupakan salah satu faktor

pemicu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) disebabkan karena kemisikinan

dan minimnya pendidikan ibu hamil untuk mengandung dan melahirkan bayi yang sehat (Suryani dan

Tiurna 2014).

Pemerintah Indonesia sudah membuat suatu kebijakan untuk menekan angka pertumbuhan

penduduk seperti melalui program Keluarga Berencana (KB). Badan Kependudukan dan KB Nasional

(BKKBN) bekerja sama dengan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PRSI) menggelar suatu proyek

yaitu untuk meningkatkan peran rumah sakit pemerintah maupun swasta dalam pelayanan KB

khususnya KB pasca persalinan dan pasca keguguran terutama KB MKJP (BKKBN Nasional, 2016).

Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri tercantum dalam rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2016-2021 yaitu peningkatan pelayanan KB dengan

penggunaan metode kontrasepsi jangka Panjang (MKJP). MKJP mempunyai kontribusi penting dalam
upaya untuk menekan presentase laju pertumbuhan penduduk 1,38% tahun 2015 menjadi 1,21% tahun

2021, menurunkan angka kelahiran total (Total Fertility Rate) per perempuan usia reproduksi dari 4,3%

tahun 2016 menjadi 3,9% tahun 2021, presentase KB dari 30% tahun 2016 menjadi 33 tahun 2021

(Renstra BKKBN, 2016)

Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB dalam bidang Keluarga berencana di indonesia

antara lain kerja sama lintas program dengan BKKBN untuk pengadaan alat kontrasepsi gratis serta

pemasangan KB gratis dan pengadaan bantuan pemerintah berupa BPJS Kesehatan. Pemerintah juga

berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan mencanangkan program Keluarga

Berencana (KB) untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.

Tujuan utamanya untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga

serta masyarakat pada umumnya (Fatimah, 2013).

Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Asuhan

kebidanan pada Ny. W. L Akseptor Baru Implan di Puskesmas Perawatan Nusa Jaya Kecamatan

Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana

penerapan Asuhan kebidanan pada Ny. W. L Akseptor Baru KB Implant di Puskesmas Perawatan

Nusa Jaya Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur? ”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Menerapkan Asuhan Kebidanan pada Ny. W. L Akseptor Baru KB Implant di Puskesmas

Perawatan Nusa Jaya Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengumpulan Data Subyektif pada Ny. W. L Akseptor Baru KB Implant di

Puskesmas Perawatan Nusa Jaya Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur.

b. Melakukan pengumplan data Obyektif pada Ny. W. L Akseptor Baru KB Implant di

Puskesmas Perawatan Nusa Jaya Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur.

c. Melakukan Analisa data pada Ny. W. L Akseptor Baru KB Implant di Puskesmas Perawatan

Nusa Jaya Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur.

d. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan Ny. W. L Akseptor Baru KB Implant di

Puskesmas Perawatan Nusa Jaya Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur.
D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari pembelajaran untuk mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian Asuhan Kebidanan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi pendidikan

Sebagai masukan untuk dijadikan bahan bacaan di perpustakaan

b. Bagi tempat penelitian

Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan pada umumnya dan

khususnya dalam penerapan Asuhan Kebidanan KB.

c. Bagi Responden

Hasil ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman dan mempengaruhi sikap dan

perilaku ibu dan keluarga dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat bagi ibu.

Anda mungkin juga menyukai