PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh
manusia. Semua itu dapat dicapai antara lain dengan meningkatkan sarana prasarana
Sakit sesuai dengan standar. Menurut Kemeskes RI, 2009 rumah sakit harus
Sebagai pintu terdepan rumah sakit, IGD harus bisa memberikan pertolongan
dengan respon time yang cepat dan penanganan tepat untuk keselamatan pasien.
Respons time merupakan waktu permulaan suatu permintaan ditanggapi dengan kata
lain dapat disebut waktu tanggap. Waktu tanggap dilakukan kepada pasien saat
pasien tiba sampai mendapat tanggapan atau respon dari petugas Instalasi Gawat
Darurat. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah
sampai di IGD. Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien
yang datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) memerlukan standar sesuai dengan
kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat
darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat
manajemen IGD rumah sakit sesuai standar. Standar yang baku dalam pelayanan
gawat darurat yang dapat menjadi acuan bagi daerah dalam mengembangkan
Kemeskes RI Tahun 2009, dimana setiap rumah sakit wajib berusaha untuk
Level IV sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit Kelas A, Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk Rumah Sakit Kelas B,
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas C, Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal
tanggap (response time) untuk kelangsungan hidup pasien lebih baik. Mekanisme
Response time merupakan salah satu indikator dari mutu pelayanan yang
adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah
harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa, bila sesuai harapan, maka pelanggan
akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas. Di
samping itu harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau,
komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan
yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi
komentar yang baik tentang hal tersebut. Menurut Tomsal Siboro, 2014 kualitas
pelayanan rumah sakit dapat diketahui dari penampilan profesional personil rumah
sakit, efisiensi dan efektivitas pelayanan serta kepuasan pasien. Kepuasan pasien
makanan, obat-obatan, sarana dan peralatan, fasilitas dan lingkungan fisik rumah
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes, pada tahun
2007 jumlah rumah sakit di Indonesia sebanyak 1.319 yang terdiri atas 1.033 RSU
ke IGD sebanyak 4.402.205 (13,3 % dari total seluruh kunjungan di RSU), dari
jumlah seluruh kunjungan IGD terdapat 12,0% berasal dari pasien rujukan.
pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu. (KEMENKES RI,
2009).
Amerika Serikat pada tahun 2007 tentang kepuasan pelayanan pasien di UGD. Hasil
diberikan tidak sesuai dengan harapan, waktu tunggu yang relatif lama dan
fasilitas/alat yang ada serta pegawai yang masih kurang. Sementara empat orang
lainnya (40%) mengatakan ketidakpuasannya mengenai obat yang diberikan relatif
lama dan memiliki proses yang rumit. Kemudian diketahui pula pegawai yang
pelayanan perawat di UGD salah satu rumah sakit di Indonesia yang dilakukan pada
wawancara dari 10 orang pasien yang berobat di Triase UGD dua orang pasien
menyatakan kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan yaitu dari pengkajian
empat orang pasien kurang puas dari interaksi/perhatian antara perawat dengan
pasien yang kurang, dua orang pasien menyatakan kurang puas dari waktu dalam
pasien untuk bertanya tentang penyakitnya, dan satu orang pasien tidak puas dari
yang vital dalam pembangunan, yaitu sebagai penyedia jasa bidang kesehatan.
spesialistik yang paripurna, bermutu prima menekankan pada pelayanan yang cepat,
tepat, akurat terpercaya dan professional dengan harga yang terjangkau serta
BRSU Tabanan telah melakukan pengukuran kinerja pada mutu pelayanan yang
sesuai standar, namun hasil penelitian I Nyoman Nurcaya 2007 tentang Analisis
merasa jasa pelayanan yang diberikan oleh tim medis BRSU Tabanan tidak sesuai
dengan tingkat haparan pasien. Kualitas jasa, kesediaan staf rumah sakit dalam
tentang Hubungan Respon Time dengan Kepuasan Keluarga Pasien di IGD BRSU
Tabanan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Apakah ada hubungan respon time dengan kepuasan keluarga pasien di
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
di BRSU Tabanan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
selanjutnya.
c. Bagi Peneliti
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang berguna untuk