Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN LAB

PENGUKURAN DAN RANGKAIAN LISTRIK


SEMESTER II

NO JOB : 03
NAMA JOB : TAHANAN DALAM ALAT UKUR
KELAS : TL 2C
GROUP :4
NAMA PRAKTIKAN : FAHRI NOVALDI (1803311073)
NAMA PARTNER : 1. DAISY FEBILA (1803311068)
2. MEGA KRISTINA (1803311025)
TANGGAL PRAKTIK : 15 MARET 2019
TANGGAL LAPORAN : 22 MARET 2019
NILAI :

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
I. Tujuan
1. Menjelaskan tahanan dalam Voltmeter dan Amperemeter
2. Menentukan nilai perluasan Alat Ukur

II. Teori Dasar


1. Arus searah (DC)
Arus searah (DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya
tinggi ke titik yang lebih rendah. Pada umumnya sumber arus listrik searah adalah
baterai seperti aki dan elemen volta dan juga panel surya. Selain dari aki sumber arus
searah didapat juga melalui arus bolak balik yang yang dirubah menjadi arus searah
yaitu dengan menggunakan penyearah (Rectifier).
Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor. Dahulunya arus listrik
searah dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung sumber positif ke ujung
sumber negatif. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa
sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub
negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang
bermuatan positif, yang “tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Arus
listrik searah banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga, hal ini karena komponen
elelktonika sebagian besar adalah menggunakan arus searah. Contoh peralatan yang
menggunakan arus listrik searah yaitu kalkulator, remote control, jam, dan lampu
senter, dll.
Kuat arus didefinisikan sebagai jumlah muatan yang mengalir melalui
penampang suatu kawat penghantar persatuan waktu. Secara sistematisnya kuat arus
dituliskan sebagai berikut :
i = kuat arus listrik (A)
Q = jumlah muatan yang mengalir (C)
t = waktu (s)
1 A = 1 C/s

2. VOLTMETER
Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda
potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika.
Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada
ampere meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt
resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet
moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).
Tahanan Pengali (Multiplier Resistor)
Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan
d’arsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus
kealat ukur agar tidak melebihi arus sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah
mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan
dengan demikian dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber tegangan atau
komponen rangkaian. Biasanya terminal-termianal alat ukur ini diberi tanda positif dan
negatif karena polaritas harus ditetapkan. Nilai tahanan pengali yang diperlukan untuk
memperbesar batas ukur tegangan ditentukan dari gambar berikut, dimana :
V = Im (Rs + Rm)
Dengan :
Im = arus defleksi dari alat ukur
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan pengali
V = tegangan rangkuman maksimum dari instrumen
Biasanya untuk batas ukur sampai 500 V pengali dipasang didalam kotak
voltmeter. Untuk tegangan yang lebih tinggi, pengali tersebut dipasang pada sepasang
probe kutub diluar kotak yakni untuk mencegah kelebihan panas dibagian dalam
voltmeter.
Voltmeter Rangkuman Ganda
Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman membuat
instrumen mampu digunakan bagi sejumlah rangkuman tegangan. Sebuah voltmeter
rangkuman ganda yang menggunakan sebuah sakelar empat posisi (V1, V2, V3, dan
V4 ) dan empat pengali (R1, R2, R3, dan R4). Nilai dari pada tahanan-tahanan pengali
dapat ditentukan dengan metoda sebelumnya, atau dengan metoda sensitivitas.
Sensitivitas voltmeter Sensitivitas (S) adalah kebalikan dari defleksi skala
penuh alat ukur yaitu: S = 1 / Idp Sensitivitas (S) dapat digunakan pada metode
sensitivitas untuk menentukan tahanan pengali voltmeter arus searah. R = (S x V) – Rm
Dimana : S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
V = rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi sakelar
Rm= tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri)
Rs = tahanan pengali

3. AMPEREMETER
Ampere meter arus searah atau sering disebut ampere meter DC adalaha alat
ukur yang berfungsi untuk mengetahui besarnya arus listrik (DC) yang mengalir pada
suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Ampere meter menggunakan gerak
d’Arsonval yaitu gerakan dasar PMMC (permanent magnet moving coil) atau sering
juga dikenal dengan galvanometer PMMC.
Tahanan Shunt (Shunt resistor)
Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah adalah galvanometer
PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan
dia hanya dapat mengalirrkan arus yang kecil. Bila yang akan diukur adalah arus besar,
sebagian besar dari arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut shunt.
alat ukur arus dc,merawat ampere meter,ampere meter,ampere meter dc,dc
ammeter,teori ampere meter,rangkaian ampere meter,ampere meter shunt,shunt
ayrton,tahanan ayrton,teori shunt ayrton,pengertian shunt ayrton,rumus resistansi
ayrton,formula tahanan ayrton,rumus arus ayrton,rumus tahanan ayrton.
Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensional
terhadap gambar diatas
dimana :
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan shunt
Im = arus defleksi skala penuh dari alat ukur
Is = arus shunt
I = arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt.
Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter), penurunan
tegangan pada tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan
Vshunt = Valat ukur
IsRs = ImRm
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat dari
sebuah kawat tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan di dalam instrumen atau
sebuah shunt luar yang memiliki tahanan yang sangat rendah.
Shunt Ayrton Batas ukur sebuah ampermeter arus searah (dc) masih dapt
diperbesar dengan menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui sakelar
rangkuman. Alat ukur seperti ini disebut ampermeter rangkuman ganda. Alat ini
ditunjukkan pada berikut.
Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang dihubungkan
paralel terhadap alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur yang berbeda. Saklar S
adalah sebuah sakelar posisi ganda dari jenis menyambung sebelum memutuskan
(make-before break), sehingga alat pencatat tidak akan rusak, oleh karena tidak
terlindungnya rangkaian tanpa sebuah shunt sewaktu pengubahan batas ukur.
Shunt universal atau shunt ayrton dalam gambar diatas mencegah kemungkinan
pemakaian alat ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang diperoleh adalah nilai
tahanan total yang sedikit lebih besar. Shunt Ayrton ini memberikan kemungkinan yang
sangat baik untuk menerapkan teori dasar rangkaian listrik dalam sebuah rangkaian
praktis.

Penerapan Arus Searah Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali pemanfaatan listrik AC dan DC
diantaranya adalah:
a. Dari pembangkit listrik menuju ke pelanggan yaitu rumah tinggal, pertokoan,
industri maupun instansi. Arus AC juga dapat diubah menjadi arus DC dengan memakai
Trafo. Arus listrik DC dikirim/ditransmisikan melalui sistem jaringan bertegangan
tinggi. Sistem tegangan tinggi dipilih dan bukan sistem arus tinggi sebab berkaitan
dengan luas penampang penghantar.
b. Pemakaian listrik DC (arus searah) sebagai sumber tegangan banyak dipakai
pada berbagai peralatan elektronik atau otomotif. Lap top, televisi, radio, tape recorder,
kamera,dan peralatan lain sering menggunakan listrik DC sebagai power supplynya.

Cara Menyusun Rangkaian Arus Searah Dengan Amperemeter dan Voltmeter


1. Penggunaan Amperemeter
Rangkaian yang akan ditest diatur dalam keadaan “OFF” (putuskan rangkaian
dengan batterei atau pada hubungan dalam rangkaiannya). Atur saklar (knob) putar pada
skala tertinggi. Hubungkan jarum penduga/probe positif + (merah) pada pada input
+supply (sisi baterai) dan jarum penduga negatif - (hitam) pada sambungan input
komponen. Nyalakan rangkaian beban dan perhatikan penyimpangan yang ditunjukkan
oleh jarum meter. Jika pembacaan meter berada di bawah range, matikan rangkaian dan
pindahkan saklar putar pada tingkat yang lebih kecil. Dengan demikian akan diperoleh
hasil pembacaan yang lebih akurat. Hitung pembacaan meter dengan membaca skala
range dan pembagian skala. Cara penyusunannya seperti pada gambar berikut:

Keterangan:
E = sumber arus (V)
A = Amperemeter (A)
R = hambatan (Ω)
Rb = Hambatan geser (Ω)
2. Penggunaan Voltmeter
Voltmeter harus dipasang secara paralel dengan sumber tegangan atau peralatan
listrik yang akan diukur beda potensialnya (teganganya). Maksudnya, kutub positif
voltmeter harus dihubunqkan dengan kurub positif sumber tegangan atau alat listrik dan
kutub negatif voltmeter harus dihubungkan dengan kutub negatif sumber tegangan atau
alat listrik. Cara penyusunannya seperti pada gambar berikut:

Keterangan:
E = Sumber arus
V = Voltmeter
R = Hambatan (Ω)
Rb = Hambatan geser (Ω)
4. Perluasan Batas Ukur
Perluasan Batas Ukur adalah menambahkan kemampuan alat ukur agar dapat
digunakan untuk mengukur dari batas yang ada. PBU Ampermeter yaitu dengan
menambah resistor shunt(paralel) terhadap ampermeter, seperti gambar :
I Im
```````````
AA Beban
A Rm
Ish
A
A
RshA

Nilai resistansinya
Rm I
Rsh =n−1 → n = I I = Arus yang akan diukur (I>IBU )
BU
PBU Voltmeter yaitu dengan menambah resistor seri terhadap voltmeter, seperti
gambar
Vs
Nilai resistansinya
V Rs
Rs = Rv. (n-1) → n = V
BU

V = tegangan yang akan diukur ( V>VBU )


V Rv

III. Daftar Peralatan


1. Power Supply DC
2. Multimeter
3. Resistor 100 Ω, 1k Ω, 100k Ω
4. Protoboard
5. Lead

IV. Diagram Rangkaian

+ A -

100kΩ
+ -
+ + R
V R 1kΩ V1
- -
V2

Gambar 1 Gambar 2

V. Prosedur Percobaan
1. Kami membuat rangkaian seperti gambar 1
2. Kami mengatur tegangan sumber dari 2V, 4V, 6V dan memasukkan hasilnya dalam
tabel 1.
3. Kami atur arus sampai 15mA, kami mencatat tegangan ampermeter
4. Dari langkah 3, kami pasang resistor 100 Ω, paralel dengan Amperemeter, kami
mencatat tegangan ampermeter, dan kami menghitung tahanan dalam Amperemeter
5. Kami membuat rangkaian seperti gambar 2.
6. Kami mengatur tegangan sumber dari 2V, 4V, 6V dan memaskkan hasilnya dalam
tabel 2,dan hitung tahanan dalam Voltmeter.
VI. Tabel Percobaan
Tabel 1
NO Tegangan I (mA) VRD (mV)
(V)
Batas V Batas Hitung Ukur Batas Hitung Ukur Rd Keterangan
Ukur Ukur (mA) (mA) Ukur (mV) (mV) (Ω)
(V) (mA) (mV)
1. 3 2 3 2 1,8 120 77,94 78 43,3
2. 12 4 30 4 4 120 18 18 4,5
3. 12 6 30 6 6 120 24,96 25 4,16
4. 15 15 30 15 15 120 60,9 61 4,06 Langkah 3
5. 15 15 30 14 14 120 59,92 60 4,28 Langkah 4

Tabel 2
NO Tegangan (V) V2
Batas V Batas Hitung Ukur Rd
Ukur Ukur (mV) (mV) (Ω)
(V)
1. 3 2 120 mV 1980 78 4230,11
2. 12 4 12 V 3960 3600 909090,9
3. 12 6 12 V 5940 5200 666666,66

Anda mungkin juga menyukai