Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang terjadi karena mycobacterium
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana definisi pemasaran?


2. Bagaimana konsep pemasaran?
3. Bagaimana tujuan pemasaran?
4. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran?
5. Bagaimanakah peranan pemasaran sosial?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi pemasaran.
2. Bagaimana konsep pemasaran.
3. Bagaimana tujuan pemasaran.
4. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tuberculosis Paru (TB paru)


1. Pengertian
TB paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi dari penularan
Mycobacterium tuberculosis.Tuberculosis merupakan suatu penyakit saluran pernapasan
yang disebabkan karena adanya infeksi pulmonary.
Bakteri ini sangat mudah berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain
melalui udara (batuk atau bersin)
2. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh inhalasi Mycobacterium tuberculosis yang
disebabkan reaksi granuloma paru. Sebanyak 90% infeksi bersifat laten dan pada
penurunan status imunologik menjadi aktif.
3. Gejala
Gejala klinik infeksi tuberculosis adalah batuk dengan sputum minimal (warna
kuning) kadang ada darah,hemoptisis,subfebris, penurunan berat badan, berkeringat
malam, nafsu makan berkurang hingga rasa lemah, keluhan panas yang tidak terlalu
tinggi setiap hari utamanya pada sore hari dan malam hari, rasa sakit pada dada dan pada
pemeriksaan foto toraks ditemukan gambaran infiltrat, kavitas, dan limfadenopati
mediastinum
4. Diagnosis
a. Dalam anamnesa ibu mengatakan pernah berobat/ sedang berobat penyakit paru
b. keluhan dan gejala batuk seperti: batuk menahun, hamaptoe (batuk darah), dan keadaan
kurus kering
c. pemeriksaan fisik diagnostik pada paru-paru dijumpai adanya kelainan bunyi
pernapasan
d. foto rontgen paru-paru
e. uji mantoux

2
B. Penyakit TB Paru Yang Menyertai Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
1. pengaruh kehamilan terhadap TB paru
Tidak selalu mudah untuk mengenali ibu hamil dengan Tuberkulosis paru, apalagi
penderita tidak menunjukkan gejala-gejala yang khas seperti badan kurus, batuk menahun
atau hemaptoe. Tuberkulosis aktif tidak membaik atau memburuk dengan adanya
kehamilan, tetapi kehamilan bisa meningkat risiko tuberkulosis inaktif terutama pada post
partum. Reaktifasi tuberculosis paru yang inaktif juga tidak mengalami peningkatan
selama kehamilan. Angka reaktifikasi tuberculosis paru-paru kira-kira 5-10% tidak ada
perbedaan antara mereka yang hamil maupun tidak hamil.
Jika kuman TB hanya menyerang paru, maka akan ada sedikit risiko terhadap
janin. Untuk meminimalisasi resiko, biasanya diberikan obat-obatan TB yang aman bagi
kehamilan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol, kasusnya akan berbeda jika TB juga
menginvasi organ lain diluar paru dan jaringan limfa, dimana wanita tersebut
memerlukan perawatan di rumah sakit sebelum melahirkan. Sebab kemungkinan bayinya
akan mengalami masalah setelah lahir.
Jika bidan menemukan tanda dan gejala TB paru pada ibu hamil, berikan rujukan
pada ibu untuk memeriksakan diri ke dokter penyakit dalam untuk menegakkan diagnosis
tersebut. Penegakkan diagnosis dengan foto toraks tidak dianjurkan, melainkan dengan
pemeriksaan sputum. Terapi pada trimester 1 dianjurkan dengan pemberian INH dan
Etambutol saja. Kemudian mulai terapi 6 bulan penuh dengan Pirazinamid, Rifampisin,
dan INH.

a. Penanganan dalam kehamilan


1. ibu hamil dalam proses aktif hendaknya jangan dicampukan dengan wanita hamil
lainnya pada pemeriksaan ANC
2. unuk diagnosis pasti dan pengobatan selalu berkerjasama dengan ahli paru-paru
3. penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk dara, sebaiknya dirawat
dirumah sakit, dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah penularan, untuk
menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan
teratur

3
3. Obat-obatan : INH, PAS, Rifadin, dan Streptomisin, (bekerja sama dengan ahli
paru)
4. TB paru tidak merupakan indikasi untuk abortus buatan dan terminasi kehamilan.

2. pengaruh TB paru pada persalinan


Setengah dari jumlah kasus yang dilaporkan selama proses persalinan terjadi
infeksi pada bayi yang disebabkan karena teraspirasi sekret vagina yang terinfeksi

a. penanganan dalam persalinan


1. bila proses tenang, persalinan akan berjalan seperti biasa dan tidak perlu tindakan
apa-apa
2. bila proses aktif, kala I dan II di usahakan seringan mungkin. Pada kala I, ibu hamil
diberi obat-obatan penenangan dan analgetika dosis rendah. Kala II diperpendek
dengan ekstraksi vakum/ forsep. (bekerjasama dengan ahli kandungan)
Bila ada indikasi obstetrik untuk seksio sesaria, hal ini dilakukan bekerjasama dengan
ahli anastesi mana yang terbaik

3. Pengaruh TB paru pada saat nifas


Usahakan jangan terjadi perdarahan banyak, cegah dengan pemberian uteritonika.
Untuk mencegah terjadiya infeksi tambhan dapat diberikan antibiotika yang cukup. Bila
terdapat anemia sebaiknya diberikan transfusi darah (kolaborasi) agar daya tahan ibu
lebih kuat terhadap infeksi sekunder.
Kuman TB tidak dikeluarkan melalui ASI karena ukurannya relatif besar sehingga
bayi boleh menyusu pada ibunya. Namun, ibu tetap perlu diobatkan dan diajarkan cara
pencegahan penularan TB pada bayidengan menggunakan masker. Bayi diberikan INH
untuk profilasksis. Setelah 3 bulan pengobatan adekuat pada ibu biasanya sudah tidak
menular lagi dan bayi disarankan uji mantoux. Bila hasil negatif bayi diberi vaksin BCG.
a. penanganan dalam masa nifas
1. usahakan jangan terjadi pendarahan yang banyak,
2. usahakan mencegah terjadinya infeksi tambahan dengan memberikan antibiotik
yang cukup

4
3. bila ada anemia sebaiknya berikan transfusi darah, agar daya tahan ibu lebih kuat
terhadap infeksi sekunder.
4. ibu dianjurkan supaya segara memakai kontrasepsi/ bila jumlah anak sudah cukup,
segara dilakukan tubektomi

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai