PROSEDUR K3
Kebijakan K3
1. Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga Kerja dan orang lain
2. Memenuhi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan Kese
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen dan Kinerja K3 guna meningkatkan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Dan Program K3
Tabel 1
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Sasaran K3 Proyek Pengendalian
1 2 3 4 5
1 Mobilisasi Alat Berat Kendaraan pengangkut alat berat Tidak terjadi tabrakan ●
tabrakan saat mobilisasi dan
demobilisasi
2 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Tabrakan antar kendaraan Tidak terjadi tabrakan ●
●
●
3 Penyiapan Badan Jalan, Galian Biasa dan Pengguna jalan jatuh ke lubang Pengguna Jalan tidak ●
Galian Perkerasan Beton galian terjatuh
●
●
4 Lapis Pondasi Agregat Kelas B Tertabrak Dump Truck, Tandem Tidak tertabrak Dump Truck, ●
Roller dan Vibro Roller Tandem Roller dan Vibro
Roller
●
5 Lapis Pondasi Agregat Kelas S (untuk Tertabrak dump truck Tidak tertabrak dump truck ●
Bahu)
6 Lapis Pondasi bawah Beton Kurus dan Tertabrak Truck Mixer Tidak tertabrak Truck Mixer ●
Perkerasan Beton Semen (FS 45 Fast
Track)
●
7 Baja tulangan U24 Polos dan Anyaman Tertusuk kawat bendrat Tidak tertusuk kawat bendrat ●
Tulangan yang dilas (welded wired mesh) ●
9 Galian untuk pondasi TPT Pengguna jalan jatuh ke lubang Pengguna Jalan tidak ●
galian terjatuh
●
●
11 Marka Jalan Termoplastik Tertabrak dump truck Tidak tertabrak dump truck ●
C. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Pengendalian operasional merupakan jenis kegiatan yang bahayanya telah diidentifikasi, dan pada pelaksanaannya d
mengelola risiko K3.
1. Upaya pengendalian resiko berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5)
Terlampir pada Tabel 2 kolom (6)
Setelah seluruh bahaya K3 di tempat kerja telah diidentifikasi dan dipahami, Perusahaan menerapkan pengendalian
bahaya K3 di tempat kerja serta untuk memenuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya terka
operasi bertujuan untuk mengelola resiko-resiko K3 untuk memenuhi Kebijakan K3 Perusahaan.
Prioritas pengendalian operasi ditujukan pada pilihan pengendalian yang memiliki tingkat kehandalan yang paling ti
kerja. Pengendalian operasi akan diterapkan dan dievaluasi secara bersamaan untuk mengetahui tingkat keefekti
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan secara keseluruhan.
Tabel 2
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Sasaran K3 Proyek Pengendalian
1 2 3 4 5
1 Mobilisasi Alat Berat Kendaraan pengangkut alat berat Tidak terjadi tabrakan ●
tabrakan saat mobilisasi dan
demobilisasi
2 Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Tabrakan antar kendaraan Tidak terjadi tabrakan ●
Lintas
3 Galian Tanah untuk Pelebaran Pengguna jalan jatuh ke lubang Pengguna Jalan tidak ●
galian terjatuh
●
●
4 Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan Kelas Tertabrak Dump Truck, Tandem Tidak tertabrak Dump Truck, ●
B Roller dan Vibro Roller Tandem Roller dan Vibro
Roller
●
●
5 Timbunan bahu jalan (Agregat Kelas B) Tertabrak dump truck Tidak tertabrak dump truck ●
6 Lapis Pondasi bawah Beton Kurus dan Tertabrak Truck Mixer Tidak tertabrak Truck Mixer ●
Perkerasan Beton Semen (K-400)
●
●
7 Baja tulangan untuk perkerasan beton Tertusuk kawat bendrat Tidak tertusuk kawat bendrat ●
●
●
9 Galian untuk pondasi TPT Pengguna jalan jatuh ke lubang Pengguna Jalan tidak ●
galian terjatuh
●
●
11 Plesteran untuk TPT Tangan dan kaki terkena adukan Tidak terkena adukan ●
plesteran dalam waktu lama plesteran
12 Timbunan untuk TPT Terpeleset ke lubang yang akan Tidak terpeleset ke lubang ●
ditimbun yang akan ditimbun
●
●
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab Kegiatan SMK3.
2.1 Sumber Daya Manusia, Sarana dan Dana
a. Menyediakan sumber daya yang memadai sesuai dengan ukuran dan kebutuhan dan memiliki kompetensi
K3 yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang, surat ijin kerja/operasi atau surat penunjukan dari instan
b. Melakukan identifikasi kompetensi kerja yang diperlukan pada setiap tingkatan manajemen perusahaan dan
c. Membuat ketentuan untuk mengkomunikasikan informasi K3 secara efektif;
d. Membuat peraturan untuk memperoleh pendapat dan saran para ahli;
e. Membuat peraturan untuk pelaksanaan konsultasi dan keterlibatan tenaga kerja secara aktif.
2.2 Integrasi
Perusahaan dapat mengintegrasikan SMK3 ke dalam sistem manajemen perusahaan yang ada. Dalam hal p
tujuan dan prioritas perusahaan, maka :
a. Tujuan dan prioritas SMK3 harus diutamakan;
b. Penyatuan SMK3 dengan sistem manajemen perusahaan dilakukan secara selaras dan seimbang.
KETUA
Sekretaris
Tanggung Jawab
a. Ketua
- Menetapkan program kerja dan melaksanakan semua kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja diproyek/k
- Memberikan briefing dan pelatihan K3 di proyek/kantor;
- Melakukan supervise di pekerjaan/kantor;
- Mengesahkan instruksi kerja khusus proyek;
- Melaksanakan Safety induction; Safety inspection dan Safety talk secara periodic.
b. Sekretaris
- Menjamin dilaksanakan dan dipeliharanya proses yang dibutuhkan dari SMK3 di proyek/kantor;
- Melaksanakan sosialisasi terhadap persyaratan-persyaratan SMK3 kepada seluruh tingkat dalam organisasi p
- mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja;
- Melapor kepada Ketua atas kinerja SMK3;
- Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan K3 secara berkesinambungan di proyek/kantor;
- Meakili Ketua dalam berhubungan dengan pihak eksternal khususnya yang berkaitan dengan SMK3.
c. Emergency
- Melakukan pemantauan kebutuhan dan perawatan sarana dan prasarana tanggap darurat di proyek/kantor;
- Melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait yang berkaitan dengan tanggap darurat;
- Melaporkan adanya kecelakaan kerja ataupun terluka kepada Regu P3K.
d. P3K
- Melaksanakan tindakan P3K;
- Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana P3K di lingkungan proyek/kantor kepada Ke
- Melaporkan kepada Koordinator ataupun wakil Unit Tanggap Darurat bilamana terdapat korban yang meme
e. Kebakaran
- Melangsungkan pemadaman kebakaran menggunakan semua sarana pemadam api di proyek/kantor secara
- Melaporkan segala kekurangan/kerusakan sarana dan prasarana pemadam api di lingkungan proyek/kantor.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
Yang dimaksud keadaan (situasi/kondisi) darurat ialah situasi sulit yang tidak diinginkan yang memerlukan penangana
Perusahaan mengidentifikasi potensi keadaan darurat Perusahan sebagai berikut :
1 Kebakaran yang tidak dapat diatasi dalam waktu singkat oleh Unit Pemadam Kebakaran Perusahaan
2 Peledakan spontan pada tangki, bin, silo dan sejenisnya
3 Kebocoran gas/material/bahan skala besar yang tidak dapat segera diatasi dalam waktu singkat
4 Bencana Alam (banjir, angin ribut, gempa bumi, gunung meletus, dsb) di lingkungan Perusahaan
5 Terorisme (Ancaman bom, perampokan, dsb)
6 Demonstrasi/huru-hara/unjuk rasa di lingkungan Perusahaan
7 Kecelakaan/keracunan massal (skala besar/ keparahan tinggi)
8 Wabah penyakit menular
9 Pemadaman listrik secara mendadak
10 Kegagalan fungsi mesin/peralatan bahaya tinggi
11 Kecelakaan lalu lintas skala besar/keparahan tinggi di lingkungan Perusahaan
Perusahan menyediakan sarana-prasarana dan fasilitas-fasilitas keadaan darurat di tempat kerja seperti jalur evaku
serta sarana-sarana keselamatan lain yang diperlukan untuk menanggulangi keadaan darurat Perusahaan. Perusaha
memiliki tugas khusus untuk menanggulangi keadaan darurat perusahaan. Unit kerja tersebut ialah Unit Tanggap
Perusahaan.
Pelatihan (simulasi dan pengujian) penanganan keadaan darurat dilaksanakan minimal satu kali dalam satu tahu
darurat di tempat kerja.
Persiapan tanggap darurat dipelihara dan dinilai keefektifannya secara berkala serta apabila terdapat perubahan
(pertemuan) rutin minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan yang dipimpin oleh Panitia Pembina Keselamatan dan
darurat Perusahaan. Seluruh hasil pertemuan didokumentasikan oleh Sekretaris.
Prosedur k3 memiliki fungsi yang sama namun keadaannya berbeda beda karena kondisi dan keadaan yang berbed
berbeda-beda pula. Sehingga prosedur k3 tidak sembarangan ditetapkan dalam suatu pekerjaan, karena harus sesua
Prosedur kerja adalah Aturan-aturan atau cara kerja yang berlaku saat melakukan suatu pekerjaan dalam bidang p
yang akan memulai suatu pekerjaan.
Prosedur kerja yang lengkap dan benar akan dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sehingga akan menjamin
pekerja dimanapun dan jenis pekerjaan apapun wajib mentaati prosedur kerja yang ditetapkan. Resiko kerja akan a
oleh jenis pekerjaan, besar pekerjaan, pekerja yang telibat, fasilitas alat pelindung diri (APD) dan kompetensi pekerja
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada Tabel 1 kolom (5)
Program pelatihan sosialisasi ini sangat diperlukan, agar pekerja dapat memahami bagaimana dan pentingnya untuk
adalah untuk pekerja dengan tugas baru dan pelatihan penyegaran untuk pekerja lama. Materimateri yang biasa d
untuk melakukan pekerjaan, mengidentifikasi potensi bahaya yang ada dalam lingkungan kerja dan bagaimana car
apabila bahaya tersebut terjadi. Terlampir pada Tabel 3 kolom (6)
Program pelatihan sosialisasi ini sangat diperlukan, agar pekerja dapat memahami bagaimana dan pentingnya untuk
adalah untuk pekerja dengan tugas baru dan pelatihan penyegaran untuk pekerja lama. Materimateri yang biasa d
untuk melakukan pekerjaan, mengidentifikasi potensi bahaya yang ada dalam lingkungan kerja dan bagaimana car
apabila bahaya tersebut terjadi. Terlampir pada Tabel 3 kolom (6)
Tabel 3
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Sasaran K3 Proyek Pengendalian
1 2 3 4 5
1 Mobilisasi Alat Berat Kendaraan pengangkut alat berat Tidak terjadi tabrakan ●
tabrakan saat mobilisasi dan ●
demobilisasi
2 Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Tabrakan antar kendaraan Tidak terjadi tabrakan ●
Lintas ●
●
3 Galian Tanah untuk Pelebaran Pengguna jalan jatuh ke lubang Pengguna Jalan tidak ●
galian terjatuh ●
●
4 Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan Kelas Tertabrak Dump Truck, Tandem Tidak tertabrak Dump Truck, ●
B Roller dan Vibro Roller Tandem Roller dan Vibro ●
Roller
●
●
●
5 Timbunan bahu jalan (Agregat Kelas B) Tertabrak dump truck Tidak tertabrak dump truck ●
●
6 Lapis Pondasi bawah Beton Kurus dan Tertabrak Truck Mixer Tidak tertabrak Truck Mixer ●
Perkerasan Beton Semen (K-400) ●
●
●
●
7 Baja tulangan untuk perkerasan beton Tertusuk kawat bendrat Tidak tertusuk kawat bendrat ●
●
●
Terjepit baja tulangan Tidak terjepit baja tulangan ●
●
●
8 Acuan untuk Perkerasan Beton Tertimpa acuan Tidak tertimpa acuan ●
●
●
Terjepit acuan ketika merangkai Tidak terjepit ●
besi ●
●
9 Galian untuk pondasi TPT Pengguna jalan jatuh ke lubang Pengguna Jalan tidak ●
galian terjatuh ●
●
●
●
10 Pasangan Batu untuk TPT Tertimpa batu Tidak tertimpa batu ●
●
11 Plesteran untuk TPT Tangan dan kaki terkena adukan Tidak terkena adukan ●
plesteran dalam waktu lama plesteran ●
12 Timbunan untuk TPT Terpeleset ke lubang yang akan Tidak terpeleset ke lubang ●
ditimbun yang akan ditimbun ●
Tujuan dari P3K adalah memberi perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberi
korban, meringankan penderitaan korban, mencegah penyakit/cidera menjadi lebih parah dan mempertahankan da
lain:
1. Adanya
Sumber sumber bahaya
bahaya yang di tempat
disadari tapi kerja
tidak dimengerti cara pengendaliannya
2.
3. Dapat mengakibatkan cidera pada pekerja
4. Adanya kecelakaan kerja dan kematian akibat kerja
5. Belum diselenggarakannya P3K di tempat kerja
Berikut ini beberapa contoh kecelakaan yang sering terjadi dalam pekerjaan :
- Jatuh dari ketinggian
- Tergelincir
- Tertabrak kendaraan/alat berat
- Kejatuhan Benda
- Tersandung, Tergelincir
- Terjepit
- Tertusuk benda
- Terpotong
- Terkilir
- Terbakar akibat/berhubungan dengan suhu tinggi/korosif/radiasi
- Tersengat arus listrik
- dan lain-lain
Mentaati peraturan lalu lintas - Dokumen (UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan)
- Instruktur
Mentaati tata cara pengangkutan
alat berat - Materi / Modul
- Dokumen (Kep. Dirjen. Perhubungan Darat No.
SK.726/AJ.307/DRJD/2004 tanggal 30 April 2004
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan
Alat Berat Di Jalan)
Memasang perlengkapan jalan dan - Perlengkapan jalan (Rambu tidak tetap, papan
Pengaturan lalu lintas tambahan, kerucut lalu lintas, brikade, lampu kedip
dan lampu penerangan sementara dan bendera)
Memasang perlengkapan jalan dan - Perlengkapan jalan (Rambu tidak tetap, papan
Pengaturan lalu lintas tambahan, kerucut lalu lintas, brikade, lampu kedip
dan lampu penerangan sementara dan bendera)
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Menyusun instruksi kerja - Safety induction
- Safety inspection
- Safety talk SDM menyusun instruksi kerja
- Sosialisasi instruksi kerja
Memasang perlengkapan jalan dan - Perlengkapan jalan (Rambu tidak tetap, papan
Pengaturan lalu lintas tambahan, kerucut lalu lintas, brikade, lampu kedip
dan lampu penerangan sementara dan bendera)
Bila penggalian dilakukan pada
malam hari harus menggunakan
lampu penerangan yang cukup
- Bekerja sama dan berkoordinasi dengan petugas
kepolisian/perhubungan daerah setempat
Pengoperasian dump truck harus
dilakukan oleh tenaga terampil dan - SDM dengan kualifikasi pengatur lalu lintas
berpengalaman, dan dijaga agar
tidak ada orang lain yang - Generator dan lampu untuk penerangan di malam
berkepentingan berada di dekat hari
dump truck
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Menyusun instruksi kerja - Safety induction
Besi tulangan yang menjorok ke - Safety inspection
luar dari lantai atau dinding harus - Safety talk SDM menyusun instruksi kerja
diberi pelindung
- Sosialisasi instruksi kerja
Fabrikasi besi tulangan harus
dilakukan oleh pekerja yang sudah
berpengalaman dibidangnya
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
ggal 30 April 2004 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Alat Berat di Jalan
diidentifikasi, dan pada pelaksanaannya dianggap perlu untuk melakukan pengendalian operasional untuk
i, Perusahaan menerapkan pengendalian operasi yang diperlukan untuk mengelola resiko-resiko terkait bahaya-
-undangan dan persyaratan lainnya terkait dengan penerapan K3 di tempat kerja. Keseluruhan pengendalian
akan K3 Perusahaan.
memiliki tingkat kehandalan yang paling tinggi selaras dengan hierarki pengendalian resiko/bahaya K3 di tempat
maan untuk mengetahui tingkat keefektifan dari pengendalian operasi serta terintegrasi (tergabung) dengan
eseluruhan.
Mentaati peraturan lalu lintas - Dokumen (UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas Dan Angkutan Jalan)
- Instruktur
Mentaati tata cara pengangkutan
alat berat - Materi / Modul
- Dokumen (Kep. Dirjen. Perhubungan Darat No.
SK.726/AJ.307/DRJD/2004 tanggal 30 April 2004
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan
Alat Berat Di Jalan)
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
Penggunaan APD yang sesuai - Perlengkapan APD (helm, rompi/baju kerja reflektor,
sarung tangan, kaca mata pengaman dan sepatu
yang sesuai dengan standar
dan kebutuhan dan memiliki kompetensi kerja dan kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan melalui sertifikat
operasi atau surat penunjukan dari instansi yang berwenang;
ap tingkatan manajemen perusahaan dan menyelenggarakan setiap pelatihan yang dibutuhkan;
men perusahaan yang ada. Dalam hal pengintegrasian tersebut terdapat kemungkinan pertentangan dengan
didorong untuk berperan serta dalam penerapan dan pengembangan SMK3, serta memiliki budaya perusahaan
itu perusahaan harus;
kasikan tanggung jawab dan tanggung gugat di bidang K3 dan wewenang untuk bertindak dan menjelaskan
buruh, kontraktor, subkontraktor, dan pengunjung;
an setiap perubahan tanggung jawab dan tanggung gugat yang berpengaruh terhadap sistem dan program
stikan bahwa SMK3 telah diterapkan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan oleh setiap lokasi dan jenis
mber daya yang berharga yang dapat ditunjuk untuk menerima pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
selamatan dan kesehatan kerja diproyek/kantor;
erkesinambungan di proyek/kantor;
nya yang berkaitan dengan SMK3.
arurat di tempat kerja seperti jalur evakuasi, sarana pemadam api, tempat aman berkumpul keadaan darurat
gi keadaan darurat Perusahaan. Perusahaan membentuk unit kerja khusus dalam manajemen perusahaan yang
n. Unit kerja tersebut ialah Unit Tanggap Darurat Perusahaan. Di bawah adalah susunan Unit Tanggap Darurat
engan
ma fungsi
seluruh masing-masing
tenaga regu/anggota
kerja di tempat kerja dalam menanggulangi keadaan darurat Perusahaan
nakan minimal satu kali dalam satu tahun mencakup simulasi pemadaman kebakaran serta simulasi evakuasi
berkala serta apabila terdapat perubahan manajemen Perusahaan. Unit Tanggap Darurat mengadakan rapat
oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna membahas pemeliharaan persiapan tanggap
kretaris.
karena kondisi dan keadaan yang berbeda beda, oleh karena itu setiap jenis pekerjaan memiliki prosedur yang
alam suatu pekerjaan, karena harus sesuai prosedur di lapangan.
lakukan suatu pekerjaan dalam bidang pekerjaan tertentu. Biasanya prosedur kerja ditunjukan kepada pekerja
ecelakaan kerja, sehingga akan menjamin keefektifan dan evisiensi dalam suatu pekerjaan. Oleh karena itu para
kerja yang ditetapkan. Resiko kerja akan ada disetiap pekerjaan, hanya dibedakan besar kecil resiko ditentukan
ndung diri (APD) dan kompetensi pekerja.
mahami bagaimana dan pentingnya untuk melakukan pekerjaannya dengan aman. Program pelatihan/sosialisasi
pekerja lama. Materimateri yang biasa disampaikan dalam pelatihan ini adalah membuat tata cara yang aman
alam lingkungan kerja dan bagaimana cara pencegahan dan tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari
Pengendalian Resiko K3 Rencana Program Pelatihan/Sosialisasi
5 6
Menyusun instruksi kerja - Safety induction
Mentaati peraturan lalu lintas - Safety inspection
- Safety talk
- SDM menyusun instruksi kerja
- Sosialisasi instruksi kerja
- Sosialisasi Dokumen (UU No. 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan)
n dan kesehatan kerja (SMK3) adalah sistem Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) pada ingkungan kerja.
ebagai kesadaran perusahaan dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban yang mendapatkan
an dibawa ke tempat rujukan.
m pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya, nyelamatkan nyawa
adi lebih parah dan mempertahankan daya tahan korban. Hal-hal yang melatar belakangi perlunya (P3K) antara